Anda di halaman 1dari 19

UAS FM 120 MENIT

1.

a. Secara konsepsual, kebijakan menerbitkan warrant disebut sebagai hybrid


financing. Apa maksudnya?

GPT Answer: (verified by Ineke Andrayani & Farah Salsabila)

Secara konseptual, kebijakan menerbitkan waran dapat disebut sebagai hybrid


financing karena kombinasi karakteristik utama dari waran sebagai instrumen
keuangan yang menggabungkan elemen utang dan ekuitas.

Dalam konteks keuangan, instrumen utang biasanya melibatkan pemberian


pinjaman kepada penerbit instrumen tersebut. Pada sisi lain, instrumen ekuitas
melibatkan kepemilikan saham atau bagian kepemilikan dalam suatu entitas.

Waran adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya


untuk membeli saham penerbit dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Waran ini diterbitkan oleh perusahaan sebagai bagian dari suatu penawaran umum
atau dalam rangka mendapatkan pendanaan tambahan. Ketika waran dijalankan,
pemegangnya memiliki hak untuk membeli saham dengan harga yang telah
ditentukan sebelumnya.

Dalam hal ini, waran memiliki karakteristik utang karena pada awalnya, pemegang
waran memberikan dana kepada perusahaan sebagai imbalan atas penerbitan
waran tersebut. Namun, ketika waran dijalankan dan pemegangnya membeli saham,
waran tersebut juga memiliki karakteristik ekuitas karena pemegangnya menjadi
pemilik saham dalam perusahaan.

Dengan demikian, kebijakan menerbitkan waran dianggap sebagai hybrid financing


karena menggabungkan elemen utang dan ekuitas. Penerbit waran memperoleh
pendanaan awal dari pemegang waran sebagai instrumen utang, sementara
pemegang waran memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan ekuitas dengan
menjalankan waran dan membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih
rendah.
b. Bila diperhatikan, terjadi 2 (kali) transfer of wealth, jika perusahaan
menerbitkan warrant. Uraikan kapan dan bagaimana terjadinya masing-masing
peristiwa tersebut.

GPT Answer: (verified by Ineke Andrayani & Farah Salsabila)

Anda benar, ketika sebuah perusahaan menerbitkan waran, terjadi dua transfer of
wealth yang terjadi pada tahap-tahap tertentu. Berikut ini adalah penjelasan tentang
kapan dan bagaimana terjadinya masing-masing peristiwa tersebut:

1. Transfer of Wealth Pertama: Pada saat Penerbitan Warrant

Pada tahap awal penerbitan waran, perusahaan menerima dana dari pemegang
waran sebagai imbalan atas penerbitan instrumen tersebut. Pemegang waran
membayar premi atau harga waran kepada perusahaan, yang kemudian digunakan
oleh perusahaan untuk keperluan bisnisnya. Pada titik ini, terjadi transfer wealth dari
pemegang waran ke perusahaan. Pemegang waran mengorbankan sejumlah dana
mereka untuk mendapatkan waran sebagai instrumen investasi potensial.

2. Transfer of Wealth Kedua: Saat Pelaksanaan atau Penjualan Warrant

Transfer of wealth kedua terjadi ketika pemegang waran memutuskan untuk


melaksanakan waran dan membeli saham perusahaan dengan harga yang telah
ditentukan. Saat waran dilaksanakan, pemegang waran memiliki hak untuk membeli
saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar saat itu. Jika harga
pasar saat itu lebih tinggi dari harga waran, pemegang waran dapat membeli saham
dengan diskon yang signifikan dan mendapatkan keuntungan jika mereka
memutuskan untuk menjual saham tersebut di pasar. Dalam hal ini, terjadi transfer of
wealth dari perusahaan ke pemegang waran, karena pemegang waran dapat
membeli saham dengan harga yang lebih rendah dan berpotensi mendapatkan
keuntungan ekuitas.

Perlu dicatat bahwa transfer of wealth kedua terjadi hanya ketika pemegang waran
memutuskan untuk melaksanakan waran dan membeli saham. Jika pemegang
waran tidak melaksanakan waran sebelum jangka waktu waran berakhir, tidak ada
transfer wealth kedua yang terjadi, dan waran tersebut menjadi tidak bernilai.

Dengan demikian, melalui kebijakan penerbitan waran, terjadi dua transfer of wealth
yang terjadi pada tahap penerbitan waran dan saat pelaksanaan atau penjualan
waran tersebut.
2.

a. Uraikan ide di balik metoda Altman yang biasa dipakai meramalkan


kebangkrutan perusahaan.

GPT Answer: (verified by Ineke Andrayani, Farah Salsabila, Ayu Dwi Sukmawati)

Metode Altman, yang dikenal sebagai Model Z-Score Altman, adalah sebuah model
yang dikembangkan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968. Ide di balik metode ini
adalah untuk mengidentifikasi indikator keuangan yang dapat meramalkan potensi
kebangkrutan atau kegagalan keuangan suatu perusahaan (dalam 2 tahun ke
depan). Model Altman menggunakan analisis multivarian dengan menggabungkan
beberapa rasio keuangan yang signifikan menjadi satu formula, seperti
mempertimbangkan rasio likuiditas (current asset ratio), solvabilitas (leverage: DAR
DER), profitabilitas (ROA ROE), aktivitas (Fix Asset turnover ratio (FATR)), dan
ukuran pasar (market ratio: EPS, PBV, DPS). Melalui pendekatan statistik dan
pengujian yang valid, model ini memberikan skor Z sebagai indikator potensi
kebangkrutan, dengan ambang batas tertentu untuk mengklasifikasikan perusahaan
ke dalam kategori risiko rendah (safe zone; Z score tinggi), risiko sedang (grey zong;
z score di antara batas atas dan bawah), dan risiko inggi (financial distress zone; Z
score rendah). Meskipun metode Altman telah digunakan secara luas dalam analisis
risiko kredit, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah prediktor yang sempurna dan
analisis mendalam tetap diperlukan untuk memahami kondisi dan prospek keuangan
perusahaan. (dalam perkembangannya pemilihan model Altman Z-Score dapat
dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan jenis perusahaan, ex: manufaktur, non
manufaktur, IPO, private dll)

b. Uraikan satu contoh komprehensif yang menggambarkan gejala financial


distress. Uraian harus mencakup sebab-musabab terjadinya financial distress,
informasi keuangan, alternatif langkah solusi, serta prediksi kondisi setelah
solusi dilaksanakan.

GPT Answer: (verified by Ineke Andrayani, Farah Salsabila, Ayu Dwi Sukmawati,
Achmad I. A.)

Gejala:

Sebab-musabab: tingginya hutang yang terakumulasi akibat ekspansi bisnis (teori


Thrade off : melewati titik optimum, penambahan utang akan mengakibatkan cost of
bankruptcy akan lebih besar dari tax benefit), penurunan penjualan yang signifikan,
efisiensi operasional yang buruk dan tata kelola perusahaan yang buruk (Struktur
organisasi, pengambilan keputusan).
Informasi keuangan: penurunan laba bersih, arus kas operasional negatif, dan rasio
utang terhadap ekuitas yang meningkat

Alternatif langkah solusi: internal liquidation (penjualan asset oleh perusahaan tanpa
bantuan pihak berwajib- sadara diri lu ga punya duit) dan internal reorganization
(restrukturisasi capital structure) restrukturisasi hutang, perbaikan efisiensi
operasional, dan diversifikasi produk dan pasar.

Prediksi kondisi setelah solusi dilaksanakan: Hutang yang lebih terkendali,


peningkatan likuiditas, dan efisiensi operasional yang ditingkatkan akan membawa
stabilitas dan keberlanjutan bagi perusahaan. Penjualan yang meningkat melalui
diversifikasi produk dan pasar baru akan memperkuat pendapatan dan marjin
keuntungan. Dalam jangka panjang, perusahaan ABC akan mendapatkan stabilitas
keuangan, membangun kembali kepercayaan kreditur dan investor, dan mengarah
pada pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah persaingan industri.

Perusahaan ABC, seorang produsen yang telah lama beroperasi, mengalami gejala
financial distress yang serius. Penyebabnya termasuk tingginya hutang yang
terakumulasi akibat ekspansi bisnis (teori Thrade off : melewati titik optimum,
penambahan utang akan mengakibatkan cost of bankruptcy akan lebih besar dari
tax benefit), penurunan penjualan yang signifikan, efisiensi operasional yang buruk
dan tata kelola perusahaan yang buruk (Struktur organisasi, pengambilan
keputusan). Informasi keuangan perusahaan menunjukkan penurunan laba bersih,
arus kas operasional negatif, dan rasio utang terhadap ekuitas yang meningkat.
Untuk mengatasi financial distress, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah
solusi seperti informal liquidation (penjualan asset oleh perusahaan tanpa bantuan
pihak berwajib- sadara diri lu ga punya duit) dan informal reorganization
(restrukturisasi capital structure) restrukturisasi hutang, perbaikan efisiensi
operasional, dan diversifikasi produk dan pasar. Jika solusi ini berhasil dilaksanakan
dengan sukses, perusahaan dapat mengharapkan pemulihan keuangan yang
bertahap. Hutang yang lebih terkendali, peningkatan likuiditas, dan efisiensi
operasional yang ditingkatkan akan membawa stabilitas dan keberlanjutan bagi
perusahaan. Penjualan yang meningkat melalui diversifikasi produk dan pasar baru
akan memperkuat pendapatan dan marjin keuntungan. Dalam jangka panjang,
perusahaan ABC akan mendapatkan stabilitas keuangan, membangun kembali
kepercayaan kreditur dan investor, dan mengarah pada pertumbuhan yang
berkelanjutan di tengah persaingan industri.

c. Meskipun ada alternatif lain yang mendatangkan biaya lebih sedikit,


seringkali orang memilih untuk meminta dinyatakan bangkrut oleh pengadilan.
Kalau kenyataan ini benar, mengapa demikian?

GPT Answer:

Meskipun ada alternatif lain yang biayanya lebih rendah (cth: informal liquidation &
informal reorganization), seringkali orang memilih untuk meminta dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan. Hal ini terjadi karena meminta dinyatakan bangkrut
memberikan perlindungan hukum yang kuat terhadap tuntutan dari kreditur. Proses
kepailitan memberikan perlindungan terhadap penagihan utang dan penarikan aset
oleh kreditur, memberikan kesempatan untuk merencanakan restrukturisasi
keuangan atau likuidasi yang terkontrol. Selain itu, proses kepailitan juga dapat
menyelesaikan kewajiban finansial secara komprehensif bagi semua kreditur yang
terlibat, dengan prinsip kesetaraan perlakuan kreditur diterapkan. Hal ini
memberikan keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat. Selain
itu, meminta dinyatakan bangkrut juga dapat membuka peluang untuk melakukan
reorganisasi dan menghindari tindakan eksekusi yang merugikan. Meskipun ada
biaya yang terkait dengan proses kepailitan, keputusan untuk meminta dinyatakan
bangkrut seringkali didasarkan pada pertimbangan perlindungan hukum,
penyelesaian yang komprehensif, kesetaraan perlakuan kreditur, peluang
reorganisasi, dan pencegahan tindakan eksekusi yang merugikan.

Likuidasi dilakukan jika nilai perusahaan lebih besar jika bangkrut dibandingkan
terus beroperasi. Perusahaan yang terus beroperasi akan menambah risiko bagi
para kreditur semakin besar kerugiannya (beban operasional yang terus bertambah,
utang semakin membengkak, sales menurun)

1. Jumlah dana yang lebih besar akan tersedia bagi para penggugat jika
perusahaan terus beroperasi daripada dilikuidasi. (ex: beban operasional
seperti gaji karyawan, padahal pemasukan untuk perusahaan juga mines,
bunga utang yang semakin lama semakin membengkak)
2. Kelanjutan operasi hanya mungkin terjadi jika tuntutan hukum dapat
diselesaikan.
3. Pihak penuntut dan perusahaan yang dituntut tidak menemukan solusi titik
temu
4. Memungkinkan debitur yang bangkrut untuk melepaskan semua kewajiban
mereka dan memulai bisnis baru tanpa terhalang oleh beban utang
sebelumnya.

UU No.37 2004: tentang PKPU

Chapter 7 of the federal Bankruptcy Reform Act of 1978 deals with liquidation. It

(1) provides safeguards against fraud by the debtor,

(2) provides for an equitable distribution of the debtor’s assets among the creditors,
and (3) allows insolvent debtors to discharge all their obligations and thus be able to
start new businesses unhampered by the burdens of prior debt.

3. Uraikan sebuah kasus hipotesis tentang sebuah perusahaan yang memilih


alternatif pendekatan modal kerja agresif. Uraian harus mencakup latar
belakang sehingga dipilihnya alternatif tersebut, beberapa informasi
keuangan, konsekuensi dipilihnya alternatif, dan sebagainya. (see Brigham p.
654)

BAB 16 654
aggressive approach (for short-term financing) Refers to a policy in which a firm finances all of its fixed
assets with long-term capital but part of its permanent current assets with short-term bank loans.
Kebijakan agresif (atau restrictive policy) adalah perencanaan pemenuhan
kebutuhan modal kerja dengan mengetatkan likuiditas perusahaan, sehingga
ketersediaan kas, sekuritas, dan persediaan barang ada dalam jumlah rendah. Juga
meliputi kebijakan kredit yang ketat bahkan cenderung tidak ada serta level utang
jangka pendek yang tinggi. Kebijakan yang sangat restriktif dan berisiko tinggi ini
sebagian kebutuhan modal kerja permanennya dipenuhi dengan pendanaan jangka
pendek. Kebijakan agresif menuntut perhitungan yang cermat karena masa
pembayaran sangat pendek, sementara permintaan pelanggan yang harus dilayani
dapat saja sangat tinggi. Kebijakan ini juga memungkinkan lebih banyak kehilangan
penjualan dan pelanggan. Penggunaan dana jangka pendek untuk kebutuhan aset
permanen mendorong tingkat pengembalian yang lebih tinggi yang disukai oleh
investor. Kelebihan lainnya adalah pengelolaan aset yang efisien karena tidak terjadi
penumpukan. Sesuai untuk situasi ekonomi yang stabil dan cenderung menurun.
Namun dapat bermasalah jika bisnis dalam keadaan ekspansif yang memerlukan
cadangan tambahan untuk permintaan konsumen. Perusahaan juga akan terkena
biaya order dan transaksi yang cukup tinggi.

1. Alasan menggunakan: Short term interest memiliki bunga yang lebih rendah
daripada hutang jangka panjang, sehingga perusahaan berani mengambil
risiko keamanan untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi
2. Resikonya: pengembalian (cash inflow) aset jangka panjang di tahun pertama
belum tentu cukup untuk membiayai utang jangka pendek, kreditur dapat
menuntut ke pengadilan untuk pailit
3. Informasi keuangan: karena perusahaan merasa cashflow lumayan tinggi
(CCC) sampai bisa ngebayarin short term debt meskipun perkiraan cash flow
aset tidak mencukupi untuk membayar short term debt

GPT Answer:

Dalam sebuah kasus hipotetis, perusahaan XYZ, sebuah perusahaan manufaktur,


memilih untuk mengadopsi pendekatan modal kerja agresif sebagai alternatif dalam
pengelolaan keuangan mereka. Latar belakang pemilihan alternatif ini adalah untuk
meningkatkan likuiditas perusahaan dan memanfaatkan potensi pertumbuhan yang
cepat dalam bisnis mereka. Namun, keputusan ini memiliki konsekuensi yang
penting dalam berbagai aspek perusahaan.

Perusahaan XYZ beroperasi dalam industri yang sangat kompetitif dengan siklus
produksi yang cepat dan persyaratan persediaan yang tinggi. Untuk mendukung
pertumbuhan dan memenuhi permintaan pelanggan yang tinggi, perusahaan XYZ
memilih pendekatan modal kerja agresif yang melibatkan penggunaan utang jangka
pendek dan penundaan pembayaran kepada pemasok untuk memperoleh lebih
banyak dana operasional.

Informasi keuangan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan XYZ memiliki


tingkat utang yang tinggi dalam bentuk pinjaman jangka pendek dan hutang dagang.
Rasio utang terhadap ekuitas perusahaan melebihi rata-rata industri, dan
perusahaan mengalami tekanan kas yang signifikan karena kewajiban pembayaran
yang besar.

Konsekuensi dipilihnya alternatif pendekatan modal kerja agresif ini adalah sebagai
berikut:

1. Beban Bunga yang Meningkat: Penggunaan utang jangka pendek untuk


mendanai kebutuhan operasional perusahaan XYZ meningkatkan beban bunga
perusahaan. Ini dapat menyebabkan penurunan laba bersih dan mengurangi
kemampuan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya untuk investasi jangka
panjang.

2. Risiko Likuiditas yang Tinggi: Dengan menunda pembayaran kepada pemasok


dan menggunakan utang jangka pendek, perusahaan XYZ menghadapi risiko
likuiditas yang tinggi. Jika arus kas masuk tidak sejalan dengan utang yang jatuh
tempo, perusahaan dapat menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban
pembayaran dan mempertahankan operasional yang lancar.

3. Hubungan dengan Pemasok yang Terganggu: Penundaan pembayaran kepada


pemasok dapat merusak hubungan bisnis jangka panjang dan reputasi perusahaan.
Pemasok dapat menaikkan harga atau mengurangi pemberian kredit, yang dapat
mengganggu rantai pasokan dan mempengaruhi kelancaran produksi.
4. Rentabilitas yang Terganggu: Konsekuensi dari pendekatan modal kerja agresif ini
adalah penurunan rentabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Beban bunga
yang meningkat, risiko likuiditas yang tinggi, dan potensi biaya tambahan akibat
hubungan yang terganggu dengan pemasok dapat mengurangi margin keuntungan
perusahaan.

Meskipun pendekatan modal kerja agresif dapat memberikan likuiditas segera dan
mendukung pertumbuhan, keputusan ini juga memiliki konsekuensi serius.
Perusahaan harus mempertimbangkan dengan hati-hati risiko dan dampak jangka
panjang dari pendekatan ini terhadap keuangan, reputasi, dan hubungan bisnis
mereka

. Menjaga keseimbangan antara likuiditas dan keberlanjutan keuangan adalah kunci


dalam mengelola modal kerja perusahaan dengan efektif.
4. Ketika mendengar tawaran (offer) yang disampaikan oleh perusahaan calon
pengakuisisi, Direktur Utama calon perusahaan target mengatakan bahwa
harga tersebut terlalu rendah. Lalu terjadilah proses tawar-menawar yang
cukup melelahkan. Uraikan proses ini (secara imajinatif tetapi konsepsual)
sejak saat dinyatakannya keinginan (intention) untuk mengakuisisi,
memprediksi harga /nilai target, sampai tercapainya kesepakatan.

GPT Answer:

Dalam sebuah skenario imajinatif, mari kita ikuti proses tawar-menawar yang
melelahkan antara perusahaan calon pengakuisisi (Perusahaan A) dan perusahaan
target (Perusahaan B).

1. Intention (Keinginan):

Perusahaan A menyatakan niatnya untuk mengakuisisi Perusahaan B. Mereka


melihat potensi sinergi antara kedua perusahaan dan ingin memperluas bisnis
mereka melalui akuisisi. Namun, Direktur Utama Perusahaan B menyatakan bahwa
harga yang diajukan oleh Perusahaan A terlalu rendah, mengungkapkan
kekecewaan mereka dengan penawaran awal.

2. Valuation (Penilaian Nilai):

Perusahaan A melakukan penilaian menyeluruh terhadap Perusahaan B. Mereka


menganalisis aset, kinerja keuangan, prospek pertumbuhan, dan faktor lain yang
relevan untuk menentukan nilai sebenarnya dari Perusahaan B. Berdasarkan
analisis ini, Perusahaan A membuat prediksi mengenai nilai target yang lebih
realistis.

3. Initial Counteroffer (Tawaran Balik Awal):


Perusahaan B, yang merasa undervalued, memberikan tawaran balik awal dengan
harga yang lebih tinggi daripada tawaran awal Perusahaan A. Mereka mendasarkan
tawaran ini pada performa keuangan yang kuat, pertumbuhan pasar yang solid, dan
potensi nilai jangka panjang Perusahaan B.

4. Negotiation (Negosiasi):

Perusahaan A dan Perusahaan B mulai terlibat dalam proses tawar-menawar yang


intens. Kedua belah pihak saling berdiskusi dan menyampaikan argumen mengenai
nilai perusahaan target. Mereka mengacu pada data keuangan, prospek bisnis,
kondisi pasar, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penilaian.

5. Revised Offers (Tawaran Direvisi):

Setelah beberapa putaran negosiasi, Perusahaan A dan Perusahaan B saling


mengajukan tawaran direvisi. Masing-masing pihak berusaha untuk mendapatkan
nilai yang lebih menguntungkan. Tawaran direvisi ini mencerminkan negosiasi dan
perubahan posisi masing-masing pihak seiring berjalannya waktu.

6. Concessions (Kompromi):

Seiring berlanjutnya proses tawar-menawar, Perusahaan A dan Perusahaan B mulai


membuat beberapa kompromi. Mereka mencoba menemukan titik temu yang saling
menguntungkan dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kompromi ini
melibatkan aspek finansial, persyaratan kontrak, dan perlindungan kepentingan
karyawan serta pemangku kepentingan lainnya.

7. Agreement (Kesepakatan):

Setelah melewati beberapa putaran tawar-menawar yang melelahkan, akhirnya


Perusahaan A dan Perusahaan B mencapai kesepakatan. Mereka mencapai titik di
mana nilai akuisisi diterima oleh Perusahaan B dan dianggap adil oleh Perusahaan
A. Kesepakatan ini mencakup berbagai persyaratan dan kondisi yang diatur dalam
dokumen kesepakatan akuisisi.

Proses ini mengilustrasikan dinamika dan kompleksitas dalam negosiasi akuisisi


antara perusahaan calon pengakuisisi dan perusahaan target. Perjalanan dari niat
awal hingga mencapai kesepakatan dapat melibatkan analisis, penawaran,
tawar-menawar, kompromi, dan evaluasi nilai yang cermat.

Kenapa perusahaan memilih untuk dipailitkan

1.Debitur tidak mampu membayar utang yang telah jatuh tempo sesuai perjanjian yang telah
disepakati bersama pihak kreditur, dimana sesuai kententuan UU PKPU no 37 tahun 2004
sedikitnya debitur telah mempunyai kewajiban kepada 2 kreditur.
2. Agar bunga utang nilainya tidak semakin naik atau membengkak yang berdampak pada
semakin bertambahnya kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan. Maka
perusahaan diputuskan untuk dipailitkan
3.

Tahapan akuisisi
1. Estimating a target’s value
Terdapat 2 metode yang digunakan unyuk merge evaluasi
1. DCF (discouted cash flow)
2. APV
Ada tiga metode DCF (Discounted Cash Flow) yang banyak digunakan:
(1) metode penilaian perusahaan dengan FCF,
(2) metode present value yang disesuaikan, dan
(3) metode FCF untuk ekuitas, yang juga disebut metode residu ekuitas.

2. Setting the bid price


a. Relative bargaining power
Untuk menggambarkan kekuatan tawar-menawar relatif antara target dan
pengakuisisi, asumsikan ada banyak perusahaan yang serupa dengan Tutwiler
(target) yang dapat diakuisisi oleh Caldwell, tetapi anggaplah tidak ada perusahaan
selain Caldwell yang dapat memperoleh sinergi dengan mengakuisisi Tutwiler. Dalam
hal ini, Caldwell mungkin akan membuat penawaran yang relatif rendah, ambil atau
tinggalkan, dan Tutwiler mungkin akan menerimanya karena beberapa keuntungan
lebih baik daripada tidak sama sekali.
Di sisi lain, jika Tutwiler memiliki teknologi unik atau aset lain yang diinginkan banyak
perusahaan, maka begitu Caldwell mengumumkan penawarannya, perusahaan lain
mungkin akan mengajukan penawaran yang bersaing, dan harga akhir mungkin akan
mendekati $189,4 juta. Jika ada perusahaan lain yang memiliki kecocokan sinergis
yang lebih baik atau tim manajemen yang lebih optimis, maka harga penawarannya
mungkin akan lebih tinggi dari harga maksimum $189,4 juta yang mungkin
dibayarkan oleh Tutwiler.
Caldwell tentu saja ingin merahasiakan tawaran maksimumnya, dan akan
merencanakan strategi penawarannya dengan hati-hati. Jika Caldwell berpikir bahwa
penawar lain akan muncul atau bahwa manajemen Tutwiler akan menolak untuk
mempertahankan pekerjaan mereka, Caldwell dapat mengajukan penawaran awal
yang tinggi dengan harapan dapat menakut-nakuti penawaran pesaing atau
perlawanan manajemen. Di sisi lain, ia mungkin mengajukan penawaran rendah
dengan harapan dapat "mencuri" perusahaan tersebut (penjelasan: misal caldwell
mempunyai target pembelian $190, tapi dia nawarinnya $100 biar kalo naik ga
banyak2 banget dan menaikkan harga penawarannya sedikit demi sedikit kalo bisa
di bawah target maksimum pembelian dia)
b. Cash offers/ stock offers
Stock offers: ga bayar pajak
Penawaran dalam bentuk cash atau dalam bentuk sejumlah saham dari post-merger
company

CCC semakin rendah semakin bagus


Logikanya semakin Inventory conversion period rendah (cepat) maka biaya penyimpanan
rendah dan efisien (barang cepat laku),
Inventory average collection days rendah (cepat) dimana customer semakin cepat
melunasi piutang
Payables deferal period semakin lama maka membayar utang kepada suplier terhadap
persedian cash flow maka akan mendatangkan oportunity dimana cash flow dapat
digunakan perusahaan untuk kegiatan lain. Dengan demikina NOWC yang digunakan untuk
membiaya kegiatan operasio
Soal Rey
1. Panjangnya cash conversion cycle (CCC) pada dasarnya sangat bervariasi.
Ada yang memiliki CCC sampai ratusan hari, tetapi ada pula yang hanya
beberapa hari (bahkan negatif)
a. Mengapa suatu perusahaan mempunyai CC yang negatif? Apa penjelasannya?
CCC = Inventory Conversion Period + Days Sales Outstanding - Payables Deferral
Period
Yang membuat CCC negatif, ketika ICP rendah (waktu untuk penjualan barang
cepat, ga lama2 jadi inventory/disimpan); DSO rendah (penerimaan dari hasil
purchase customer cepat, piutang rendah); PDP tinggi (waktu untuk bayar supplier
lama, utang tinggi)
Contoh perusahaan: Beberapa perusahaan dapat beroperasi dengan siklus konversi
kas nol atau bahkan negatif. Misalnya, ketika pelanggan memesan dari Amazon,
mereka harus memberikan nomor kartu kredit. Amazon menerima uang tunai pada
hari berikutnya, bahkan sebelum produk dikirim dan bahkan sebelum membayar
pemasok mereka sendiri. Hal ini menghasilkan CCC negatif, yang berarti modal kerja
menyediakan uang tunai daripada menggunakannya.
Apple adalah contoh lainnya. Apple membalikkan persediaannya dengan sangat
cepat dan membayar pemasoknya dengan sangat lambat, menghasilkan
CCC negatif. Sky West menagih piutangnya (terutama pembelian tiket) dalam
beberapa hari, sehingga memberikan CCC negatif.
Untuk tumbuh, perusahaan biasanya membutuhkan uang tunai untuk modal kerja.
Namun, jika CCC negatif, maka pertumbuhan penjualan akan menghasilkan uang
tunai dan bukan menggunakannya. Uang tunai ini dapat diinvestasikan dalam pabrik
dan peralatan, penelitian dan pengembangan, atau untuk tujuan perusahaan lainnya.
Para analis menyadari hal ini saat mereka menilai sebuah perusahaan, dan ini tentu
saja membantu harga saham mereka.

b. Ada yang berpendapat bahwa pada suatu sektor usaha (industri) yang sama,
perusahaan yang mempunyai CCC lebih pendek menunjukkan perusahaan
tersebut mempunyai posisi persaingan yang (lebih) kuat. Jelaskan pendapat
saudara.
CCC makin pendek makin baik
CC menunjukkan lama dana terikat dalam working kapital; jangka waktu kembalinya
kas jadi kas lagi.
CCC makin pendek makin baik, menunjukkan perusahaan mempunya persaingan
yang lebih kuat karena perusahaan memiliki likuiditas yang lebih baik (cepat dalam
penjualan, sedikit inventory dapat meningkatkan pendapatan perusahaan;
pengelolaan piutang yang baik sehingga cepat menerima pembayaran dari hasil
pembelian customer)
Chat GPT
Pendapat bahwa perusahaan yang memiliki Cash Conversion Cycle (CCC) lebih pendek
menunjukkan posisi persaingan yang lebih kuat dalam suatu sektor usaha bisa dikatakan
cukup beralasan. CCC merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi
perusahaan dalam mengelola siklus keuangan mereka.

CCC menggabungkan tiga metrik utama, yaitu periode persediaan (days inventory
outstanding), periode piutang (days sales outstanding), dan periode kewajiban (days
payable outstanding). CCC mencerminkan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk mengubah inventaris menjadi kas yang tersedia setelah mempertimbangkan
penjualan dan pembayaran hutang.

Jika sebuah perusahaan memiliki CCC yang lebih pendek, ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu mengelola inventaris dengan cepat, mengenai piutang dan pembayaran
hutang yang efisien. Hal ini bisa mengindikasikan beberapa hal berikut:

1. Likuiditas yang lebih baik: Perusahaan dengan CCC pendek biasanya memiliki
kemampuan untuk mengubah persediaan menjadi kas dengan cepat. Hal ini
menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih baik, yang dapat membantu perusahaan
dalam menghadapi tantangan keuangan yang mungkin timbul.
2. Siklus pendapatan yang cepat: Dengan CCC pendek, perusahaan mampu
mengumpulkan piutang dengan lebih cepat. Ini berarti perusahaan dapat
mengonversi penjualan menjadi kas secara lebih efisien, yang mempercepat siklus
pendapatan.
3. Pengelolaan risiko yang baik: CCC pendek juga menunjukkan bahwa perusahaan
dapat mengelola risiko kredit dengan baik. Mampu memperoleh pembayaran dari
pelanggan dan pada saat yang sama memanfaatkan periode pembayaran dari
pemasok dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan sumber daya
keuangan mereka.

Namun, perlu diingat bahwa CCC yang lebih pendek tidak selalu menjadi satu-satunya
indikator kekuatan persaingan perusahaan. Terdapat faktor-faktor lain yang perlu
diperhatikan seperti reputasi merek, strategi pemasaran, inovasi produk, dan keunggulan
operasional. CCC yang pendek mungkin menunjukkan efisiensi keuangan, tetapi tidak
memberikan gambaran lengkap mengenai posisi persaingan secara keseluruhan dalam
industri tertentu.

c. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, mana yang lebih tepat


dilakukan perusahaan, memperpendek atau memperpanjang CCC? Beri contoh
angka-angka untuk masing alternatif tersebut.
Memperpendek CCC cenderung meningkatkan profitabilitas. Cara menurunkan CCC antara
lain memepercepat Days inventory outstanding misal dari 10 hari jadi 8 hari, mempercepat
DSO dari 30 hari jadi 20 hari, atau memperpanjang Days Payables outstanding dari 15 hari
jadi 30 hari. Semuanya ini akan menurunkan inventory, menurunkan jumlah receivables dan
meningkatkan payables, yang mengakibatkan menurunnya NOWC perusahaan. NOWC
yang menurun mengakibatkan penurunan interest expense. Ini menambah profit
perusahaan. Selain itu menurunnya working capital juga menambah jumlah FCF
perusahaan (FCF= NOPAT-investment in total net operating capital). Meningkatnya FCF
akan meningkatkan valuasi perusahaan.
Chat GPT:
Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, strategi yang lebih tepat akan
tergantung pada kondisi dan karakteristik spesifik perusahaan serta industri di mana
perusahaan beroperasi. Namun, dalam banyak kasus, upaya untuk memperpendek
CCC cenderung lebih diinginkan untuk meningkatkan profitabilitas.
Memperpendek CCC berarti mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengubah
inventaris menjadi kas yang tersedia. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain:

1. Mengelola persediaan dengan lebih efisien: Perusahaan dapat mengurangi


persediaan yang tidak perlu atau mempercepat pergantian inventaris.
Misalnya, dengan memperkuat hubungan dengan pemasok, menggunakan
teknologi yang lebih efisien untuk manajemen persediaan, atau
mengoptimalkan rantai pasok secara keseluruhan.
2. Meningkatkan pengumpulan piutang: Perusahaan dapat mengambil
langkah-langkah untuk mempercepat pembayaran dari pelanggan, seperti
menawarkan insentif diskon untuk pembayaran tunai atau menggunakan
metode pembayaran elektronik yang mempercepat proses pembayaran.
3. Memperpanjang periode pembayaran hutang: Dalam batas yang wajar dan
sesuai dengan kesepakatan dengan pemasok, perusahaan dapat
memanfaatkan periode pembayaran hutang yang tersedia agar memiliki lebih
banyak kas yang tersedia untuk digunakan dalam operasional perusahaan.

Contoh angka-angka untuk masing-masing alternatif tersebut akan bergantung pada


karakteristik dan situasi perusahaan. Misalnya, jika perusahaan memiliki CCC saat
ini sebesar 60 hari, dan dengan mengimplementasikan strategi yang efektif, mereka
mampu memperpendek CCC menjadi 45 hari, hal ini dapat berdampak positif pada
profitabilitas perusahaan. Namun, contoh-contoh angka yang lebih spesifik akan
memerlukan informasi tambahan tentang perusahaan dan industri yang
bersangkutan.

2. PT Target akan diakuisisi oleh PT A.


a. PT Target, suatu perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa, dinilai telah
berada pada tahap steady state. Free Cash Flow tahun depan (FCF1) ditaksir
sebesar Rp400 miliar dan diharapkan akan tumbuh sebesar 7% per tahun
selamanya. Weighted Average Cost of Capital (WACC) PT Target sebesar 13%.
Berapakah taksiran nilai perusahaan PT Target?
Nilai perusahaan dari FCF berasal dari operasi, sehingga dinamakan Value of
Operation. Value of operation adalah cashflow yang akan diterima di masa yang
akan datang di discount dengan WACC perusahaan (present value of its future cash
flow).

Value of operation untuk g = t1 yang konstan sampai tak terhingga dan growth rate
dibawah WACC, rumusnya adalah FCF1 / WACC - g (400m / 0,13-0,07)
Sehingga Value of operation PT Target adalah 6,666 triliun

b. PT A bermaksud mengakuisisi PT Target. Diharapkan dari akuisisi tersebut


bisa menimbulkan synergy yang ditunjukkan dengan meningkatnya
pertumbuhan FCF PT Target dari 7% menjadi 9% per tahun selamanya, tetapi
WACC PT Target akan meningkat menjadi 14 persen. Berapakah taksiran
nilai perusahaan PT Target setelah akuisisi?
Menggunakan FCF1 pada soal sebelumnya, dan g = t1 = 9% dan WACC 14%
menggunakan rumus yang sama, nilai perusahaan PT Target setelah akuisisi adalah
8 triliun FCF1 / WACC - g (400m / 0,14-0,09)

3. Struktur modal yang optimal merupakan salah satu posisi yang dapat
membawa manfaat yang besar bagi penambahan nilai perusahaan.
a. Uraikan langkah yang perlu diambil manajemen mencapai posisi
tersebut
Struktur modal yang optimal adalah gabungan dari debt dan equity yang
memaksimalkan nilai perusahaan.
Chat GPT:
Untuk mencapai struktur modal yang optimal, yang mencakup gabungan dari hutang
(debt) dan ekuitas (equity) yang memaksimalkan nilai perusahaan, manajemen perlu
mengambil langkah-langkah berikut:

1. Analisis Keuangan: Manajemen harus melakukan analisis menyeluruh


terhadap keuangan perusahaan, termasuk mengidentifikasi tingkat hutang
yang ada, biaya modal rata-rata, dan kinerja keuangan saat ini. Hal ini akan
membantu dalam mengevaluasi struktur modal yang sedang berjalan dan
memahami bagaimana perubahan dalam komposisi hutang dan ekuitas dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Evaluasi Risiko: Manajemen perlu mempertimbangkan risiko yang terkait
dengan tingkat hutang dan ekuitas dalam struktur modal. Hutang membawa
risiko pembayaran bunga dan pembayaran utang, sementara ekuitas
membawa risiko pen dilusi kepemilikan saham. Dalam menentukan struktur
modal yang optimal, manajemen harus mempertimbangkan risiko-risiko ini
serta toleransi risiko perusahaan.
3. Pemilihan Sumber Dana: Manajemen harus mempertimbangkan berbagai
sumber dana yang tersedia untuk membangun struktur modal yang optimal.
Ini dapat mencakup penerbitan saham baru, penerbitan obligasi, pinjaman
bank, atau penggunaan dana internal. Pemilihan sumber dana harus
mempertimbangkan biaya modal, kebijakan dividen, dan ketersediaan dana di
pasar keuangan.
4. Analisis Biaya Modal: Manajemen perlu melakukan analisis biaya modal untuk
menghitung biaya ekuitas dan biaya hutang perusahaan. Biaya modal
rata-rata harus dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal yang
optimal. Biaya modal yang lebih rendah akan mengindikasikan efisiensi dan
potensi peningkatan nilai perusahaan.
5. Evaluasi Kebijakan Dividen: Kebijakan dividen perusahaan dapat
mempengaruhi struktur modal. Manajemen harus mempertimbangkan
bagaimana kebijakan dividen yang diterapkan akan mempengaruhi kebutuhan
dana perusahaan dan penggunaan hutang atau ekuitas.
6. Pengawasan dan Penyesuaian: Setelah struktur modal yang optimal dipilih,
manajemen perlu melakukan pengawasan secara terus-menerus untuk
memastikan bahwa struktur modal tetap relevan dan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi perusahaan. Jika ada perubahan signifikan dalam
situasi keuangan atau pasar, manajemen harus siap untuk menyesuaikan
struktur modal sesuai kebutuhan.

Perlu diingat bahwa mencapai struktur modal yang optimal adalah proses yang
kompleks dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi unik dari setiap
perusahaan. Dalam prakteknya, manajemen sering berkonsultasi dengan ahli
keuangan dan akuntansi untuk membantu dalam pengambilan keputusan terkait
struktur modal.

b. Uraikan teori yang melandasi pernyataan di atas.


Trade-off theory of capital structure; penggunaan debt sebagai sumber modal
menguntungkan perusahaan karena bunga yang dibayarkan dapat
mengurangi pajak atau perusahaan yang memiliki hutang rasio pajaknya lebih
rendah dari perusahaan yang hanya menggunakan equity. Disisi lain
perusahaan yang menggunakan hutang menghadapi potensi financial
distress dan kebangkrutan jika mereka tidak bisa membayar fix-payment dan
principal ketika hutangnya jatuh tempo. Sehingga perusahaan harus
menemukan kesimbagan yang optimal antara biaya dan manfaat tersebut.

Signaling theory of capital structure.

4. Uraikan ide di balik metoda Altman yang biasa dipakai meramalkan


kebangkrutan perusahaan.
Uraikan satu contoh komprehensif perusahaan yang mengalami gejala
fìnancial distress.
Uraian harus mencakup sebab-musabab terjadinya financial distress,
informasi keuangan, alternatif langkah solusi, serta prediksi kondisi
setelah solusi dilaksanakan.

5. Buka Kembali salah satu kasus yang dipresentasikan dan didiskusikan


di kelas (selain kasus yang dipresentasikan kelompok Saudara), lalu
kemukakan satu butir yang menurut Saudara penting, tetapi tidak
dikemukakan oleh kelompok yang mempresentasikannya. Uraikan.

Anda mungkin juga menyukai