Anda di halaman 1dari 9

PRODUK DAN MEKANISME TRANSAKSI PASAR MODAL

Anggota Kelompok 4 :

Fiki Dwi Agustin (21111009)

Revi Virna (21114001)

Mahardika Yuliana (21114002)

Gabriel stefano amahorseja (20211045)

Arrizaq lean baskara (20211004)

Leksi Ferdiansyah (20211017)

A. Instrumen Pasar Modal


Dalam pasar modal, banyak terdapat instrumen yang ditawarkan, antara lain saham,
obligasi, reksadana, hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), dan waran. Setiap
instrumen memiliki karak- teristik, keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Berikut
pembahasan tiap jenis dan karakteristik dari tiap instrumen pasar modal.

1. Saham
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memurus-
kan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham memberikan
tingkat keuntungan yang menarik. mampu

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Saham ada dua macam, yaitu saham biasa dan saham preferen.
a. Saham biasa memiliki karakteristik:
 Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaaan dilikuidasi
 Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang
ditetapkan pada rapat umum pemegang saham
 Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam rapat
umum pemegang saham
 Hak memesan efek terlebih dulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada
masyarakat

b. Saham preferen memiliki karakteristik:


 Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
 Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan
dilikuidasi
 Dapat dikonversikan menjadi saham biasa
2. Obligasi
Obligasi efek yang bersifat hutang jangka panjang. Surat berharga yang
menunjukkan bahwa penerbit obligasi (bond issuer) tersebut memperoleh
pinjaman dana dari pembeli obligasi (bond holder) dan memiliki kewajiban untuk
membayar kupon bunga secara berkala atas obligasi tersebut serta kewajiban
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi.
Jenis-jenis obligasi terdiri dari obligasi biasa maupun obligasi konversi. Obligasi
biasa merupakan suatu bentuk hutang jangka panjang yang dikeluar- kan oleh
perusahaan atau pihak lain dengan kewajiban membayar bunga setiap periode
tertentu dan pokok pinjaman pada akhir periode (jatuh tempo).
Obligasi konversi, obligasi yang dapat dikonversikan ke saham obligasi (bond)
adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam
sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar
bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang pada waktu sebuah
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
3. Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
Efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru dengan
harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Diterbitkan pada saat penawaran
umum terbatas (Right Issue)
5. Waran
Efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru dengan
harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Waran dapat diperdagangkan 6
bulan setelah diterbitkan dengan masa berlaku sekitar 3-5 tahun.
B. Kopsep Produk Turunan/Derivatif

C. Manfaat dan Proses Go Public atau IPO (Initial Public Offering)


Penawaran Umum Perdana (Intial Public Offering/IPO) atau disebut juga Go Public
didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu surat berharga (saham
atau obligasi) perusahaan ditawarkan/dijual kepada public/masyarakat (Robert Ang,
1997)
1. Manfaat Go Public
Perusahaan yang telah go public berarti telah menjual sebagian dari saham kepada
masyarakat akan memunculkan manfaat dan konsekuensi yang harus ditanggung
oleh emiten (perusahaan yang mengambil tindakan go publik). Bagi perusahaan
yang go publik maka kepemilikannya terdiversifikasi, sehingga operasi
perusahaaan bersangkutan banyak yang mengawasi dan mengevaluasi. Untuk itu,
profesionalisme manajemen perusahaan harus dijaga. Manafaat yang dapat dipetik
atas keputusan go public, antara lain:
a. Memperoleh sumber pendanaan baru
Perusahaan memperoleh dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan
modal kerja maupun untuk ekspansi usaha.
b. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usahan
Perusahan go public yang kepemilikannya terdeversifikasi memiliki
konsekuensi baik terkait akuntabilitas, responsibilitas, keterbukaan serta
jaminan melaksanakan good corporate governance. Di situ, terdapat
seperangkat prasyarat yang harus diikuti dan ditepati sehingga perusahaan
memiliki keunggulan baik yang muncul dari internal factors maupun eksternal
factors.
c. Melakukan marger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan mellui
penerbitan saham baru. Saham perusahaan public yang diperdagangkan
dibursa memiliki nilai pasar tertentu. Dengan demikian, bagi perusahan publik
yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, pembiayaan untuk merger atau
akuisisi mudah dilakukan yaitu melalui penertibatn saham baru sebagai alat
pembiayaan merger dn akuisisi tersebut.
d. Peningkatan kemampuan going concern
Going concern merupakan kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bertahan
(survive) dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat
mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan
pembayaran hutang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara para pemegang
saham pendiri, atau bahkan karena adanya perubahan dinamika pasar yang
dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bertahan di
bidang usahannya. Perusahaan yang telah go public, umumnya memiliki
kemampuan mempertahankan ke langsungan hidupnya akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan tertutup.
e. Meningkatkan citra perusahaan
Secara manajerial, terdapat persepsi bahwa perusahaan yang telah go public
lebih profesional dibandingkan dengan perusahaan private. Hal itu dapat
dilihat bahwa sebelum go public terdapat persyaratan menurut peraturan
perundangan, yang di dalamnya termasuk adalah tata kelola perusahaan yang
sehat (good corporate governance). Dengan demikian, perusahaan go public
selalu mendapat perhatian media dan komunitas keuangan. Perusahaan
tersebut mendapat publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan
citranya. Peningkatan citra bagi perusahaan publik tersebut memberikan
dampak positif bagi pengembangan usaha di masa depan.
f. Meningkatkan nilai perusahaan
Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkaan di bursa,
setiap dan dapat diperoleh evaluasi terhadap nilai perusahaan. Setiap
peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan
mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan
meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
2. Proses Go Public
Teori keuangan secara tegas menjelaskan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan
berbagai sumber pencarian dana dalam rangka pengembangan usaha. Sumber
dana dalam rangka untuk pembiayaan perusahaan dapat diperoleh dan pasar uang
lewat kredit bank misalnya, maupun dapat lewat Pasar Modal. Khusus untuk
sumber dana dari Pasar Modal perusahaan harus go publik (initial public offering).

Go publik (initial public offering) adalah kegiatan penjualan saham (sekuritas)


perusahaan terhadap publik (masyarakat luas) untuk yang pertama kali (di Pasar
Primer) (Robert Ang, 1997). Pola transaksi di Pasar Primer sistemnya dengan
menggunakan metode "pesanan dan penjatahan" yang dilakukan oleh Underwriter.

Dalam proses pengajuan go public, terdapat prosedur yang berlaku, sesuai dengan
standar dan aturan yang berlaku, tanpa sedikit pun manajemen Bursa Efek
Indonesia (BEI) terlibat di dalam- nya. Proses go public, pintu pertama yang harus
dilewati adalah Badan Pengawas Pasar Modal- Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK) yang sekarang perannya diambil oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Proses go public, secara sederhana dikatakan sebagai kegiatan penawaran saham


atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten untuk menjual saham atau efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UU Pasar Modal dan
Peraturan Pelaksanaannya. Oleh karena itu, penawaran umum merupakan sebuah
aktivitas dari sebuah perusahaan, setidaknya ada tahapan-tahapan yang mesti
dikerjakan oleh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum ini. Terlebih
lagi penawaran umum tersebut mencakup penjualan saham di Pasar Perdana,
penjatahan saham dan pencatatan di Bursa Efek.

Tahapan dalam proses go public meliputi:


1. Tahapa persiapan
2. Tahap pengajuan pernyataan pendaftaran
3. Tahap penjualan saham ( pemasaran dan penawaran umum)
4. Tahap pencatatn di Bursa Efek Indonesia (BEI)
D. Mekanisme Transaksi Saham dan Obligasi (Pasar Perdana dan Pasar Sekunder)
1. Pasar Perdana
Pasar Perdana merupakan pasar di mana untuk pertama kalinya efek baru dijual
kepada investor oleh perusahaan yang mengeluarkan efek tersebut (Husnan, Suad,
2000). Dijualnya efek di Pasar Perdana berarti perusahaan melakukan initial
publik offering yang berarti perusahaan (emiten) telah dinyatakan efektif
pendaftaran go publiknya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada pasar jenis
ini, efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya sebelum dicatatkan di Bursa
Efek Di sini, pen- jualan efek dilakukan dengan harga emisi, sehingga perusahaan
yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.
Saham pada Pasar Perdana ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi
(Underwriter) melalui Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang bertindak
sebagai Agen Penjual saham. Para Perantara Perdagangan Efek tersebut dibentuk
oleh Lead Underwriter yang berasal dari Underwriter anggotannya. Proses ini
biasa disebut dengan istilah Penawaran Umum Perdana (Initial Publik
Offering/IPO).
2. Pasar Sekunder
Pasar Sekunder merupakan pasar di mana perdagangan efek dilakukan antar
investor dengan investor melalui Wakil Perantara Perdagangan Efek anggota bursa
(setelah Pasar Perdana) sehingga tercipta likuiditas efek. Pada Pasar Sekunder,
harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek, yang mana, naik turunnya kurs suatu
efek ditentukan oleh daya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran efek.

Efek yang dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder adalah, efek yang memenuhi
syarat listing. Sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat
diperjual-belikan di luar Bursa Efek (over the counter).

Menurut tata aturan trading di berbagai negara, Pasar Sekunder difasilitasi oleh
Bursa Efek negara bersangkutan, atau paling tidak meskipun tidak secara fisik
harus bertemu di lantai bursa. Bursa Efek memberi fasilitas berupa penyediaan
mekanisme atau sistem untuk mempertemukan antara penawaran dan permintaan
efek dengan sistem lelang. Dengan kata lain, Pasar Sekunder merupakan pasar di
mana investor dapat melakukan jual-beli sekuritas setelah sekuritas tersebut
dicatatkan di lantai Bursa (Robert Ang, 1997).
Menurut UUPM No. 8 tahun 199 dinyatakan bahwa Bursa merupakan pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Di Indonesia saat ini hanya ada satu
bursa yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI)/Indonesian Stock Exchange (IDX)

E. Mekanisme Transaksi Reksadana


Referensi

Dr. Nor Hadi, M. Si., Akt. (2015). Pasar Modal, Edisi 2.


Martalena, S.E., M.M. & Maya Malinda, S.E., M.T., (2011). Pengantar Pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai