Anda di halaman 1dari 3

Chapter 7

1.4 Isu Khusus Terkait Piutang


1.4.1 Opsi Nilai wajar
Piutang pada umumnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortasi.Tapi,
perusahaan memiliki opsi untuk mencatat nilai wajar pada sebagian besar akun asset
dan liabilitas keuangan,termasuk piutang.Pengukuran nilai wajar dipercaya IASB untuk
instrument keuangan dalam menyediakan informasi yang lebih relevan dan mudah
dipahami dibanding biaya historis.
1.4.1.1 Pengukuran Nilai wajar
Apabila suatu perusahaan memilih opsi nilai wajar (fair value option),piutang dicatat
pada nilai wajar,dengan keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum
direalisasi akan dilaporkan sebagai bagian dari laba neto.
1.4.1.2 Pengakuan Opsi Nilai Wajar
Apabila suatu perusahaan memilih untuk menggunakan opsi nilai wajar, maka harus
menilai piutang tersebut pada nilai wajar dalam periode berikutnya selama memiliki
piutang tersebut.Jika menggunakan opsi nilai wajar, keuntungan dan kerugian
akibat pemilikan yang belum direalisasi akan dilaporkan sebagai bagian dari laba
neto.
1.4.2 Penghentian Pengakuan Piutang
Penghentian pengakuan piutang dilakukan pada saat Ketika piutang tidak lagi memiliki
nilai – yaitu hak kontraktual atas arus kas piutang sudah tidak ada lagi.
Selain itu penhentian pengakuan piutang juga dapat terjadi ketika suatu perusahaan
mengalihkan (misalnya menjual) piutang ke perusahaan lain, sehingga mengalihkan
risiko dan manfaat kepemilikan kepada perusahaan lain.
1.4.2.1 Pengalihan Piutang
Ada berbagai alasan untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain. Misalnya, untuk
mempercepat penerimaan kas dari piutang, perusahaan dapat mengalihkan piutang
ke perusahaan lain dengan uang tunai.
Kedua, pemegang dapat menjual piutang karena mengalami kondisi keuangan yang
ketat dan akses ke kredit normal tidak tersedia atau terlalu mahal.perusahaan juga
dapat menjual piutang, dan bukan mengambil pinjaman, untuk menghindari
pelanggaran perjanjian terkait pinjaman yang ada.
Akhirnya, penagihan dan pelunasan piutang sering kali memakan waktu dan mahal.
Perusahaan kartu kredit di AS seperti MasterCard,Visa,American Express,Diners
Club, dan Discover mengambil alih proses penagihan dan menyediakan kas segera
kepada pedagang.
Sebaliknya, beberapa pembeli piutang membeli piutang tersebut untuk
mendapatkan perlindungan hukum dari hak kepemilihan yang diberikan pembeli
asset versus hak yang lebih rendah yang diberikan kreditor yang dijamin.

1.4.2.1.1 Pinjaman Dijamin


Perusahaan sering menggunakan piutang sebagai jaminan dalam transaksi
pinjaman. Bahkan, kreditor sering mengharuskan debitur untuk menunjuk
(menetapkan) atau menjaminkan?piutang sebagai jaminan atas pinjaman
tersebut. Jika pinjaman ini tidak dibayar saat jatuh tempo, kreditor dapat
mengonversi jaminan menjadi kas – yaitu menagih piutang.

1.4.2.1.2 Penjualan Piutang


Penjualan piutang telah meningkat secara substansial dalam beberapa
tahun terakhir. Jenis yang paling umum adalah penjualan kepada
faktor/anjak(factor). Faktor (anjak) adalah perusahaan pembiayaan atau
bank yang membeli piutang dari bisnis dengan mengenakan sejumlah fee
(penghasilan jasa) dan kemudian menagih pembayaran uang secara
langsung dari pelanggan. Anjak piutang (factoring receivables) secara
tradisional dikaitkan dengan industry tekstil,pakaian jadi,alas
kaki,furniture,dan home furnishing.
1.4.2.2 Penjualan Tanpa Dijamin
Pembeli pada umumnya menanggung risiko kolektebilitas dan menyerap kerugian
kredit pada saat membeli piutang.Pengalihan piutang dalam hal ini merupakan
penjualan langsung piutang dalam bentuk(pengalihan kepemilikan) dan substansi
(pengalihan risiko dan manfaat).
1.4.2.3 Penjualan Dengan Jaminan
Penjualan piutang dengan jaminan (with guarantee) atau dengan recourse
diilustrasikan terhadap kerugian kredit, Crest Textiles mengeluarkan jaminan kepada
Commercial Factors untuk mengompensasi Commericial Factors atas setiap
kerugian kredit pada piutang yang dialihkan.
1.4.2.4 Ringkasan Pengalihan
IASB menggunakan istilah pengentian pengakuan (derecognition) ketika mengacu
pada akuntansi untuk pengalihan piutang. Menurut IASB, penentuan apakah piutang
yang dialihkan; dapat dihentikan pengakuannya dan dicatat sebagai penjualan
didasarkan pada evaluasi atas apakah penjual telah mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan asset keuangan.
1.4.3 Penyajian dan Analisis
1.4.3.1 Penyajian Piutang
Aturan umum dalam mengklasifikasikan piutang adalah :
 Memisahkan dan melaporkan jumlah tercatat berbagai kategori piutang
 Menunjukkan piutang yang diklasifikasikan sebagai jangka pendek dan
jangka panjang dalam laporan posisi keuangan
 Menyaling hapus (offset) dengan tepat akun penilaian untuk piutang yang
mengalami penurunan nilai, termasuk pembahasan tentang penurunan nilai
yang ditentukan secara individu maupun kolektif.
 Mengungkapkan nilai wajar piutang sedemikian rupa yang
memungkinkannya untuk dibandingkan dengan jumlah tercatatnya
 Mengungkapkan informasi untuk menilai risiko kredit yang melekat pada
piutang dengan memberikan informasi tentang :
a) Piutang yang jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai
b) Jumlah tercatat piutang yang seharusnya telah jatuh tempo atau
mengalami penurunan nilai, yang terminnya telah dinegosiasi ulang.
c) Untuk piutang yang belum jatuh tempo atau mengalami penurunan
nilai, sampaikan analisis umur piutang yang telah jatuh tempo pada
akhir periode pelaporan
 Mengungkapkan piutang yang dijadikan jaminan
 Mengungkapkan semua konsentrasi risiko kredit yang signifikan yang timbul
dari piutang.

1.4.3.2 Analisis Piutang


Untuk menilai likuiditas piutang, analisi menggunakan rasio perputaran piutang
(recivebles turnover ratio). Rasio ini mengukur berapa kali rata – rata perusahaan
menagih piutang selama periode berjalan. Rasio ini dihitung dengan membagi
penjualan neto dengan jumlah rata – rata (neto) piutang yang beredar pada tahun
berjalan.
Perputaran piutang menunjukkan seberapa sukses perusahaan dalam menagih
piutang beredarnya.Perputaran piutang yang memuaskan dihasilkan karena
sejumlah piutang tertentu ditagih dengan cepat, meskipun piutang lain telah
beredar untuk jangka waktu yang relative lama.
1.9 Penurunan Nilai Piutang
Perusahaan memulai penilaian penurunan nilai dengan mempertimbangkan apakah terdapat bukti
objektif yang menunjukkan bahwa satu atau lebih peristiwa kerugian telah terjadi.Piutang dianggap
turun nilainya ketika peristiwa kerugian berdampak negatif pada arus kas masa depan yang akan
diterima dari pelanggan.

1.10 Rekonsiliasi Bank


Setiap akhir bulan kalender, bank mengirimkan laporan bank (Salinan rekening bank nasabah)
kepada setiap pelanggan bersama – sama dengan cek (atau gambar elektronik cek) yang dibayar
bank sepanjnag bulan.
Rekonsiliasi bank merupakan jadwal yang menjelaskan perbedaan antara catatan kas versi bank dan
versi perusahaan.Jika perbedaan dihasilkan hanya dari transaksi yang belum dicatat oleh bank,maka
catatan kas perusahaan dianggap benar.Tapi,jika beberapa bagian dari perbedaan tersebut muncul
dari item-item lainnya, baik bank atau perusahaan harus menyesuaikan catatannya.
Perusahaan dapat mempersiapkan dua bentuk rekonsiliasi bank. Salah satu bentuk melakukan
rekonsiliasi cari saldo laporan bank ke saldo buku atau sebaliknya. Bentuk lainnya merekonsiliasi
saldo bank dan saldo buku ke saldo kas yang benar.
Saldo kas yang benar adalah jumlah yang menjadi nilai tujuan dimana catatan buku harus
disesuaikan dan jumlah yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan. Perusahaan mempersiapkan
jurnal penyesuaian untuk semua item penambahan dan pengurangan yang muncul dalam bagian
“Saldo per buku deposan”.

Anda mungkin juga menyukai