Anda di halaman 1dari 40

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

EARNING PER SHARE (BASIC DAN DILUTED)


PT GUNUNG RAJA PAKSI TBK

KELOMPOK 2
KELAS B
Christopher Reynaldi - 3203018150
Erika Aprilia S - 3203018172
Dimietry Anastasia - 3203018180

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2021
BAB 1
TEORI SEKURITAS DILUTIF DAN LABA PER SAHAM

1.1 Pengertian Sekuritas Dilutif


Sekuritas dilutif atau dengan kata lain berarti “penurunan” merupakan sebuah
sekuritas yang dapat diubah menjadi saham biasa, dan perubahan tersebut mengakibatkan
pengurangan (dilution) laba per lembar saham. Tidak hanya berdasarkan saham biasa
beredar, perhitungan laba per lembar saham juga berdasarkan jumlah lembar saham yang
akan beredar, semakin banyaknya jumlah saham biasa yang beredar dikarenakan sekuritas
dilutif maka akan mengakibatkan penurunan pada laba per saham.
Laba per saham akan mengalami penurunan jika penyebab saham biasa diterbitkan
adalah pengkonversian sekuritas dan penggunaan opsi. Penurunan laba per saham tersebut
disebut laba per saham dilusian (Dilution Of Earnings). Namun terdapat hal yang akan
menyebabkan naiknya laba per saham yaitu penggunaan opsi atau konversi sekuritas, hal ini
disebut sebagai laba anti dilusian (Antidilution Of Earnings). Maka sekuritas atau surat
berharga yang akan mengakibatkan penurunan LPS disebut sekuritas dilutive (Dilutive
Securities), dan yang akan mengakibatkan kenaikan LPS disebut sebagai sekuritas antidilutif
(Antidilutive Securities).

1.2 Macam-Macam Sekuritas Konvertible


1.2.1 Obligasi Konvertibel
Obligasi yang dapat dikonversi menjadi sekuritas perusahaan lainnya selama
periode tertentu sesudah penerbitannya maka obligasi tersebut disebut sebagai
obligasi konvertibel , yang menggabungkan manfaat dari sebuah obligasi hak
istimewa untuk menukarnya dengan saham pada opsi pemegang saham ditambah
opsi berupa konversi jika nilai saham tersebut meningkat secara signifikan. Terdapat
dua alasan perusahaan menerbitkan sekuritas konvertibel yang pertama adalah adanya
keinginan untuk meningkatkan modal ekuitas tanpa memberikan pengendalian
kepemilikan yang berlebihan kecuali diperlukan. Sedangkan yang kedua adalah
memperoleh pembiayaan dengan saham biasa pada suku bunga yang rendah. Apabila
obligasi dikonversi menjadi saham biasa maka jumlah lembar saham yang beredar
akan bertambah sehingga EPS turun dan menyebabkan efek potensi dilutif saham
biasa.
Akuntansi pada Hutang Konvertibel. Untuk melaksanakan dengan dan tanpa
pendekatan, perusahaan melakukan hal berikut:
1. Pertama, menentukan nilai wajar total utang konversi dengan baik
kewajiban dan komponen ekuitas. Ini sangat mudah, karena jumlah ini adalah
yang diterima saat penerbitan.
2. Perusahaan kemudian menentukan komponen kewajiban dengan
menghitung nilai sekarang bersih dari semua arus kas masa depan kontrak
didiskontokan pada suku bunga pasar. Tingkat pasar ini adalah tingkat
perusahaan akan membayar pada sejenis non konversi.
3. Pada langkah terakhir, perusahaan mengurangi komponen kewajiban
diestimasi pada langkah kedua dari nilai wajar utang konversi (issue) untuk
sampai pada komponen ekuitas. Yaitu, komponen ekuitas adalah nilai wajar
utang konversi tanpa komponen kewajiban.

Metode Pencatatan Akuntansi


● Pada Saat Penerbitannya
Metode pencatatan obligasi pada tanggal penerbitannya mengikuti metode
yang digunakan untuk mencatat penerbitan hutang langsung. Tanpa mencatat hasilnya
sebagai ekuitas. Setiap diskonto atau premi yang dihasilkan dari penerbitan obligasi
konvertibel diamortisasi hingga tanggal jatuh temponya.
Cash xx
Bonds Payable xx
Share Premium—Conversion Equity xx
● Pembelian kembali pada saat jatuh tempo (Penyelesaian Obligasi
Konversi)
Pembelian kembali pada saat jatuh tempo. Jika obligasi tidak dikonversi pada
saat jatuh tempo, maka jurnalnya adalah sebagai berikut
Bonds Payable xx
Cash xx
● Konversi obligasi pada saat jatuh tempo.
Jika obligasi dikonversi pada saat jatuh tempo, maka jurnalnya adalah sebagai
berikut (dengan carrying amount sebesar nilai jatuh temponya)
Share Premium—Conversion Equity xx
Bonds Payable xx
Share Capital—Ordinary xx
Share Premium—Ordinary xx
● Konversi obligasi pada saat sebelum jatuh tempo.
Jika obligasi dikonversi pada saat sebelum jatuh tempo, maka jurnalnya adalah
sebagai berikut (dengan carrying amount sebesar nilai buku)
Share Premium—Conversion Equity xx
Bonds Payable xx
Share Capital—Ordinary xx
Share Premium—Ordinary xx
● Pembelian kembali pada saat sebelum jatuh tempo.
Pertama, tentukan untung atau rugi komponen kewajiban. Selanjutnya
menentukan penyesuaian apapun terhadap ekuitas. Setelah itu maka terbentuklah
jurnal sebagai berikut
Bonds Payable xx
Share Premium—Conversion Equity xx
Loss on Repurchase xx
Cash xx

1.2.2 Konversi yang Dipercepat (Induced Conversion)


Alasan digunakannya konversi yang dipercepat karena penerbit ingin
mengurangi beban bunga atau meningkatkan rasio hutang terhadap ekuitas. Akan
tetapi, FASB menunjukkan jika diperlukan tambahan biaya, maka pembayaran
tersebut adalah untuk jasa dan harus dilaporkan sebagai beban. Beban ini tidak boleh
dilaporkan perusahaan penerbit sebagai pos luar biasa.

1.2.3 Saham Preferen Konvertibel


Saham Preferen Konversi adalah sekuritas saham utama yang mana pemilik
saham preferen dapat mengonversi menjadi saham biasa dalam jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya. Berbeda dengan obligasi konvertibel yang mana dianggap
sebagai sekuritas utang, maka saham preferen konvertibel secara prinsipnya
merupakan sekuritas yang mana dianggap sebagai bagian dari ekuitas pemegang
saham. Oleh karena itu, perusahaan tetap memasukan kedua komponen tersebut
dalam ekuitas perusahaan. Apabila saham preferen dikonversi menjadi saham biasa
maka jumlah lembar saham yang beredar akan bertambah sehingga eps turun dan
menyebabkan efek potensi dilutif saham biasa.

1.3 Waran Saham


Waran saham atau surat jaminan merupakan opsi yang diberikan oleh perusahaan
kepada pemilik waran untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam periode tertentu.
Perbedaan utama waran saham dengan opsi saham adalah pihak yang mengeluarkannya dan
jenisnya. Waran dikeluarkan oleh perusahaan penerbit saham sedangkan opsi dikeluarkan
oleh investor.
Berdasarkan PSAK, ketentuan yang mendasari waran mensyaratkan bahwa hasil yang
diterima dari penerbitan waran adalah untuk melunasi utang atau instrument lain dari entitas.
Biasanya waran akan diterbitkan karena adanya salah satu kondisi sebagai berikut :
• Diterbitkan bersama sekuritas lainnya agar dapat membuat sekuritas lebih menarik.
• Pemilik saham lama akan memiliki HMETD (Hak Membeli atau Memesan Efek
Terlebih Dahulu).
• Sebagai bentuk kompensasi kepada manajemen atau karyawan.
Dalam proses pengukuran untuk opsi dan waran yang telah beredar dan bersifat
dilutive perusahaan menggunakan metode saham treasuri untuk memasukkan opsi dan waran
dan setaranya ke dalam perhitungan EPS. Metode ini mengasumsikan bahwa waran akan
dilaksanakan pada saat awal periode dan perusahaan menggunakan itu untuk membeli saham
biasa untuk tujuan menjadi saham treasuri. Jika harga penerbitan dibawah harga pasar, maka
proses dari penerbitan tersebut tidak akan cukup untuk membeli semua saham yang ada.
Maka dari itu perusahaan akan menambahkan saham incremental yang tersisa ke weighted
average outstanding shares dengan tujuan untuk menghitung EPS dilutive. Waran sendiri
akan dikatakan bersifat dilutive apabila efek dari diterbitkannya waran akan menambah
jumlah saham yang beredar atau dapat menurunkan EPS dari perusahaan itu sendiri.

1.4 Opsi Saham


Opsi saham merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor kepada investor
lainnya/penerimanya untuk menjual/membeli suatu saham perusahaan sesuai pada harga yang
telah ditetapkan dan berlaku dalam periode tertentu, hal tersebut terkadang menjadi bagian
dari program kompensasi. Opsi saham dibagi menjadi dua jenis yaitu opsi beli (call option)
dan opsi jual (put option). Opsi saham menyebabkan jumlah saham beredar menjadi
bertambah sehingga EPS mengalami penurunan dan menyebabkan efek dilusi saham biasa,
hal ini dikarenakan opsi saham telah dieksekusi.

1.5 Kompensasi Saham


Kompensasi saham merupakan imbalan yang diberikan perusahaan pemasok barang
atau jasa yang diberikan kepada pihak karyawan dan non karyawan yang mana kompensasi
tersebut berbentuk saham. Saham dapat dibeli sesuai jumlah yang ditentukan berdasarkan
pada harga saham selama periode waktu tertentu. Program kompensasi ini bertujuan untuk
memperkuat loyalitas eksekutif perusahaan. Pada dasarnya program ini juga memberikan
kepada eksekutif perusahaan untuk menerima saham jika kinerja perusahaan khusus perfokus
pada perbaikan jangka panjang yang dapat diukur dan manfaat kepada perusahaan secara
keseluruhan seperti kenaikan laba per saham, penetapan harga saham atau pangsa pasar.
Pedoman IASB mengharuskan perusahaan untuk mengakui biaya kompensasi menggunakan
metode nilai wajar. Di bawah metode nilai wajar, perusahaan menggunakan model penetapan
harga opsi yang dapat diterima untuk menilai opsi pada tanggal pemberian.
Akuntansi pada Kompensasi Saham. Program opsi saham melibatkan dua masalah
akuntansi yang utama :
1. Menentukan Biaya. Perusahaan menghitung total biaya kompensasi berdasarkan nilai
wajar dari opsi yang diharapkan untuk diberikan pada tanggal mereka memberikan
opsi kepada karyawan (yaitu, tanggal pemberian).
2. Mengalokasikan Beban Kompensasi. Kenali biaya kompensasi pada periode di mana
karyawan melakukan layanan/periode layanan. Pada umumnya, beban kompensasi
diakui dalam periode di mana karyawan melakukan jasa. Kecuali, dalam hal-hal
spesifik, periode jasa adalah periode hasil waktu antara tanggal hibah dan tanggal
hasil. Jadi, total beban kompensasi ditentukan pada tanggal hibah dan dialokasikan ke
periode yang menerima manfaat jasa karyawan.
Keuntungan Utama dari kompensasi saham adalah:
1. Saham tidak pernah menjadi sama sekali tidak berharga.
2. Saham umumnya menghasilkan lebih sedikit dilusi kepada pemegang saham yang
ada.
3. Saham yang lebih baik menyelaraskan insentif karyawan dengan insentif perusahaan.
Pengungkapan Program Kompensasi. Bagi perusahaan yang mempunyai satu atau lebih
pengaturan pembayaran berdasarkan saham harus mengungkapkan informasi berikut agar
pengguna laporan keuangan mampu memahaminya:
1. Syarat-syarat pembayaran semacam itu yang berlaku selama periode tersebut dan
akibat potensial dari pengaturan semacam itu bagi para pemegang saham
2. Pengaruh biaya kompensasi yang timbul karena pengaturan pembayaran berdasarkan
saham terhadap laporan laba rugi
3. Metode estimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar
instrument ekuitas yang dihibahkan selama periode tersebut
4. Pengaruh arus kas yang berasal dari pengaturan pembayaran berdasarkan saham.

1.6 Earnings Per Share Dasar


Salah satu data yang perlu dilaporkan secara rutin oleh perusahaan adalah EPS
(Earnings Per Share), hal ini dikarenakan EPS digunakan oleh investor dan pemegang saham
sebagai informasi untuk melihat keuntungan dari perusahaan. EPS mengindikasikan jumlah
uang yang akan diterima oleh para pemegang saham atas setiap lembar saham yang
dimilikinya saat pembagian keuntungan saham yang beredar pada akhir tahun. Biasanya
perusahaan melaporkan EPS hanya untuk saham biasa. Pentingnya informasi EPS
menyebabkan perusahaan harus melaporkan ini di awal laporan laba rugi. Informasi tentang
nilai earning per share suatu perusahaan juga menjadi indikator yang dapat digunakan para
investor dalam membeli saham berkenaan dengan pemilihan investasi yang tepat dan
menguntungkan.
Perusahaan juga harus melaporkan EPS dari operasi yang dihentikan (jika terdapat
operasi yang dihentikan) dan dari laba bersih di laporan laba rugi. Informasi tersebut akan
membantu pengguna dalam membandingkan dan mengukur kinerja laporan keuangan antar
perusahaan yang berbeda dalam periode pelaporan yang sama maupun perusahaan yang sama
dalam periode yang berbeda.
Semakin banyak jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi tingkat atau besar
laba per lembarnya. Hal ini dikarenakan keuntungan perusahaan akan dibagikan ke seluruh
lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingginya laba per lembar saham pada suatu perusahaan tidak selalu
menunjukkan kinerja yang lebih baik karena tinggi rendahnya tingkat laba per lembar saham
dipengaruhi oleh jumlah saham yang beredar. Namun, prinsip pada umumnya adalah semakin
tinggi earning per share perusahaan, maka semakin menguntungkan untuk berinvestasi di
dalamnya.
1.7 Earnings Per Share - Struktur Saham Sederhana
Struktur saham perusahaan akan dikatakan sederhana jika hanya terdapat saham biasa
atau tidak adanya potensi saham biasa yang nantinya akan dikonversi atau diexercise yang
bisa mendilusi laba per saham biasa. Sedangkan struktur saham akan dikatakan kompleks
ketika meliputi sekuritas yang dapat mengakibatkan efek dilusi pada laba per saham. Dalam
situasi ini, perusahaan melaporkan EPS dasar dan juga EPS dilusi. Perhitungan laba per
saham dasar terdiri dari 2 item lainnya selain laba bersih, yaitu: dividen saham preferen dan
rata-rata tertimbang saham yang beredar dengan rumus :
Earnings per Share = (Net Income – Dividen Saham Preferen) / Rata-Rata Tertimbang
Saham Biasa Yang Beredar
Dimana :
1. Dividen Saham Preferen : Ketika perusahaan mempunyai saham biasa dan saham
preferen yang beredar, ini mengurangi dividen saham preferen tahun ini dari laba
bersih hingga mencapai laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa. Apabila
perusahaan membagikan dividen saham preferen dan terjadi rugi, maka dividen
preferen ditambahkan ke rugi untuk perhitungan rugi per saham. Apabila saham
preferen kumulatif dan perusahaan memutuskan untuk mengumumkan tidak ada
dividen pada tahun tersebut, ini mengurangi (bisa juga menambah) jumlah dividen
yang seharusnya diumumkan hanya pada tahun tersebut dari laba bersih.
2. Rata-rata Tertimbang Saham Biasa Yang Beredar : Dalam semua perhitungan EPS,
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar merupakan dasar dari jumlah saham
yang dilaporkan. Saham yang diterbitkan atau dibeli mempengaruhi jumlah saham
yang beredar. Perusahaan membebankan saham dengan mengalikan fraksi dari
periode saham beredar. Pendekatan ini digunakan untuk menemukan jumlah yang
sesuai untuk saham biasa yang beredar dalam periode tersebut.

1.8 Earnings Per Share - Struktur Modal Kompleks


Struktur saham akan dikatakan kompleks ketika meliputi sekuritas yang dapat
mengakibatkan efek dilusi pada laba per saham. Struktur modal kompleks (Complex Capital
Structure) memerlukan penyajian ganda mengenai data per lembar saham pada laporan laba
rugi :
1. Laba per saham dasar ( Basic EPS )
2. Laba per saham dilusian (Diluted EPS ) yang berarti penyajian yang didasarkan pada
asumsi bahwa seluruh penerbitan yang direncanakan atas saham biasa, yang masing-
masing dapat mengurangi jumlah LPS, benar-benar telah berlangsung.

1.9 Share Deviden dan Share Splits


Ketika terjadi share dividend dan share splits, maka perusahaan harus menyatakan
kembali saham yang beredar sebelum terjadi share dividend atau share splits, untuk
menghitung jumlah rata-rata tertimbang dari saham biasa. Namun perusahaan cukup
menyatakan kembali penerbitan share dividend atau share splits tapi tidak menyatakan
kembali pada penerbitan atau pembelian kembali dari saham untuk kas. Hal ini dikarenakan
share dividends dan share splits tidak mempengaruhi atau meningkatkan aset bersih dari
perusahaan.
Selain itu menyatakan kembali akan mengakibatkan perbandingan yang valid dari
EPS antara periode sebelum dan sesudah share dividends atau share splits. Begitu juga
sebaliknya, penerbitan atau pembelian saham menggunakan kas akan mengubah jumlah dari
aset bersih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa share dividend maupun share splits tidak
mengubah jumlah total saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Jika share dividend atau
share splits terjadi setelah periode berakhir tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan,
maka perusahaan harus menyatakan kembali rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
pada tahun tersebut.
*Contoh : Diaz SA mempunyai laba dari operasi sebesar R$580.000 dan juga untung dari
operasi yang dihentikan, bersih dari pajak sebesar R$240.000. Diaz SA juga mengumumkan
dividen preferen sebesar R$1 untuk 100.000 lembar saham preferen. Berapakah EPS nya?
Pertama, kita harus menghitung rata-rata tertimbang saham yang beredar. Kita bisa melihat
saham yang beredar di perusahaan selama 1 tahun. Saham yang beredar tersebut dikali
dengan fraksi di tahun tersebut. Pada 1 Juli, Diaz SA mengadakan share split 3 for 1 maka
dari itu saham beredar sebelumnya harus dinyatakan kembali dengan dikali 3.

Setelah rata-rata tertimbang sudah ketemu, kita menghitung laba bersih untuk EPS yaitu
R$480.000 didapat dari laba operasi dikurangi dengan dividen saham preferen (R$580.000 –
R$100.000). Lalu, laba bersih dan keuntungan operasi yang dihentikan masing-masing kita
bagi dengan rata-rata saham biasa yang beredar. Laba bersih (R$480.000 : 600.000 = R$0,80)
dan Keuntungan dari operasi yang dihentikan (R$240.000 : 600.000 = R$0,40) maka, EPS
dari laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa adalah R$1,20.

1.10 EPS Dilusi (Laba Per Saham Dilusi)


EPS dilusi merupakan laba per saham hasil dari jika semua efek dilutif dikonversi
menjadi saham biasa. Contoh efek yang dapat dikonversi menjadi saham biasa (convertible
securities) adalah semua saham preferen yang dapat dikonversi, obligasi konversi, opsi
saham, dan waran. Jika dikonversi, efek dilutif secara efektif meningkatkan jumlah
tertimbang saham yang beredar, yang menurunkan EPS. Ketika struktur saham yang
kompleks terjadi, maka perusahaan harus melaporkan baik EPS dasar maupun EPS dilusi.
Cara perhitungan EPS dilusi hampir sama dengan EPS dasar, bedanya EPS dilusi harus
dikurangi dengan sekuritas konvertibel atau opsi dan waran atau hal-hal dilutif lainnya,
sehingga rumusnya adalah :
EPS dilusian = (Laba bersih – Dividen saham preferen + Dividen saham preferen konversi)/
(Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar + Saham biasa baru dikeluarkan
setelah konversi)
Perusahaan dengan struktur saham yang kompleks tidak akan melaporkan EPS dilusi
jika sekuritas di struktur sahamnya mengalami anti-dilusi. Tujuan dari melaporkan EPS dasar
dan EPS dilusi adalah untuk menginformasikan pengguna laporan keuangan terhadap situasi
yang akan terjadi dan juga menyediakan “kasus terburuk” yang dapat terjadi pada situasi
dilutif.

1.11 EPS Dilusi - Sekuritas Konvertibel


1.11.1 EPS Dilusi - Obligasi Konvertibel
Obligasi konvertibel merupakan suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan
menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dan biasanya pada rasio pertukaran
yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Pada saat
konversi, perusahaan menukar obligasi konvertibel menjadi saham biasa. Perusahaan
mengukur efek dilusi dari potensi konversi pada EPS menggunakan metode if-
converted. Metode ini untuk mengasumsi obligasi konvertibel (1) konversi dari
sekuritas konvertibel pada saat awal periode atau pada saat penerbitan sekuritas, jika
sekuritas diterbitkan pada periode tersebut, (2) eliminasi dari bunga yang
berhubungan dan sudah dikurangi pajak. Saham yang ditambahkan akan
meningkatkan penyebut (rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar) dan jumlah
beban bunga, bersih dari pajak, meningkatkan pembilang (laba bersih).

1.11.2 Faktor Lain


Faktor lainnya berkaitan dengan saham preferen. Jika perusahaan mempunyai
saham preferen konvertibel sebagai potensi saham yang berubah menjadi saham biasa
karena ini juga termasuk dalam perhitungan EPS dilusi sebagai saham yang beredar.
Misalnya, asumsikan bahwa 6 persen debenture konversi Chenflied adalah 6 persen
saham preferen konversi. Chenfield menganggap bahwa saham preferen konversi
sebagai saham biasa potensial. Dengan demikian, saham preferen konversi termasuk
ke dalam perhitungan EPS dilusian sebagai saham yang beredar. Apabila ada kasus
seperti ini, perusahaan harus mempertimbangkan saham preferen konvertibel.
Perusahaan tidak mengurangi dividen perferen dari laba bersih dalam menghitung
pembilang karena tujuan untuk menghitung EPS adalah untuk mengasumsi konversi
saham preferen konvertibel ke dalam saham biasa yang beredar. Perusahaan
menggunakan laba bersih sebagai pembilang, dan menghitung tidak ada efek pajak
karena dividen preferen biasanya non-deductible tax atau pajak yang tidak bisa
dikurangi.

1.11.3 EPS Dilusi - Opsi Dan Waran


Perusahaan memasukkan semua opsi saham dan waran yang beredar ke dalam
perhitungan EPS dilusi, kecuali jika mereka anti-dilusi. Perusahaan menggunakan
metode saham treasuri atau metode treasury share untuk menghitung keseteraan opsi
dan waran dalam perhitungan EPS. Metode saham treasuri mengasumsi bahwa opsi
atau waran di-exercise pada awal tahun dan perusahaan menggunakan proses tersebut
untuk membeli saham biasa. Apabila saham di harga exercise lebih rendah dari harga
pasar, maka proses exercise adalah tidak cukup untuk membeli kembali semua saham.
Perusahaan kemudian menambah saham inkremental yang tersisa ke dalam rata-rata
tertimbang saham yang beredar untuk tujuan perhitungan EPS dilusi.

1.12 Saham Biasa yang Diterbitkan Secara Kontingen


Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen diperlakukan sebagai saham
yang beredar dan diperhitungkan dalam penghitungan laba per saham dilusian jika
ketentuannya terpenuhi (yaitu peristiwa telah terjadi). Saham yang dapat diterbitkan secara
kontinjen diperhitungkan sejak awal periode (atau sejak tanggal perjanjian saham kontinjen,
jika tanggal perjanjian lebih akhir). Jika ketentuannya tidak terpenuhi, maka jumlah saham
biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen masuk dalam penghitungan laba per saham
dilusian yang didasarkan pada jumlah saham yang seolah-olah akan diterbitkan jika saat akhir
periode merupakan akhir periode kontinjensi. Sebagai contoh dalam kombinasi bisnis,
pengakuisisi bisa setuju untuk menerbitkan saham tambahan dalam keadaan tertentu.
Perusahaan biasanya menerbitkan saham kontingen ini berdasarkan pengukuran, seperti
pencapaian atas laba tertentu atau tingkat harga pasar.
lnstrumen berpotensi saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen (selain dari
yang telah ditentukan pada suatu perjanjian saham kontinjen, seperti instrumen dapat
dikonversi yang dapat diterbitkan secara kontinjen) termasuk dalam penghitungan laba per
saham dilusian sebagai berikut:
1. Entitas menentukan apakah instrumen berpotensi saham biasa dapat
diasumsikan untuk diterbitkan berdasarkan ketentuan tertentu sesuai dengan
ketentuan saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen; dan
2. Jika instrumen berpotensi saham biasa tersebut tercermin pada laba per saham
dilusian, maka entitas menentukan dampaknya terhadap penghitungan laba per
saham dilusian dengan mengikuti ketentuan untuk opsi dan waran. Akan
tetapi, pelaksanaan atau konversi tidak diasumsikan untuk tujuan
penghitungan laba per saham dilusian kecuali diasumsikan bahwa pelaksanaan
atau konversi instrumen berpotensi saham biasa beredar yang sejenis tidak
dapat diterbitkan secara kontinjen.

1.13 Mengenai Sekuritas Antidilusi


Dalam perhitungan EPS dilusi, perusahaan harus mempertimbangkan keseluruhan
dari semua sekuritas dilutif. Tahap awal perusahaan harus menentukan terlebih dahulu
sekuritas dilutif mana yang berpotensi yang pada kenyataannya bisa saja dilutif maupun anti-
dilutif. Lalu perusahaan harus mengecualikan sekuritas yang anti-dilutif, atau bisa saja
perusahaan menggunakan sekuritas tersebut untuk mengimbangi sekuritas dilutif. Dalam
perhitungan EPS sekuritas dilutif meningkatkan EPS. Opsi atau waran yang harga exercise-
nya lebih besar dari harga pasar merupakan sekuritas anti-dilutif. Utang konvertibel juga anti-
dilutif ketika penambahan pada pendapatan bunga menyebabkan presentase yang lebih besar
terhadap peningkatan laba (pembilang) daripada konversi utang yang menyebabkan
peningkatan presentase pada saham biasa yang berpotensi dilutif. Dalam kata lain, utang
konvertibel adalah anti-dilutif jika konversi ke sekuritas menyebabkan laba saham biasa
meningkat dengan jumlah yang lebih besar per tambahan saham biasa daripada EPS sebelum
dikonversi. Perusahaan harus mengabaikan sekuritas anti-dilutif dalam semua perhitungan
dan dalam menghitung EPS dilusi. Pendekatan ini beralasan, tujuan dari profesi akuntan
adalah untuk menginformasikan kepada investor tentang kemungkinan dilusi yang akan
terjadi dalam laporan laba per saham dan untuk tidak gelisah dengan sekuritas, karena jika di
exercise atau di konversi akan menghasilkan peningkatan pada laba per saham.

1.14 Penyajian dan Pengungkapan EPS


Ketika laba pada periode berjalan terdapat rugi dari operasi yang dihentikan,
perusahaan harus menunjukkan jumlah per saham dari laba setelah operasi, operasi yang
dihentikan, dan juga laba bersih. Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan harus
menyajikan jumlah per saham untuk akun-akun tersebut pada laporan laba rugi atau pada
catatan atas laporan keuangan.
Informasi-informasi ini juga harus diungkapkan:
1. Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam perhitungan laba per saham dasar
dan dilusi, dan rekonsiliasi dari jumlah laba atau rugi bersih. Rekonsiliasi harus
meliputi efek individu dari masing-masing instrument yang berdampak pada laba per
saham.
2. Rata-rata tertimbang saham biasa digunakan sebagai penyebut untuk perhitungan
laba per saham dasar dan dilusi, dan rekonsiliasi dari masing-masing penyebut ini.
Rekonsiliasi harus meliputi efek individu dari masing-masing instrument yang
berdampak pada laba per saham.
3. Instrumen yang bisa berpotensi mendilusi laba per saham dasar di masa depan
tetapi tidak termasuk dalam perhitungan laba per saham dilusi karena mereka anti-
dilusi pada periode penyajian.
4. Deskripsi dari transaksi saham biasa atau potensi transaksi saham biasa yang terjadi
setelah periode pelaporan dan seharusnya mengubah secara signifikan jumlah saham
biasa atau potensi saham biasa yang beredar pada akhir periode apabila transaksi
tersebut terjadi sebelum akhir periode pelaporan.

1.15 Kesimpulan dari Perhitungan EPS


Dapat disimpulkan bahwa perhitungan laba per saham dasar terdiri dari laba bersih
yang dikurangi dengan dividen preferen lalu dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar. Sedangkan perhitungan laba per saham dilusi terdiri dari laba bersih yang
dikurangi dividen preferen, lalu dikurangi dengan opsi dan waran, lalu dikurangi dengan
sekuritas konvertibel, lalu dikurangi dengan perjanjian penerbitan saham kontingen lalu baru
dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar yang sudah ditambah dengan
saham biasa yang beredar yang berasal dari konversi sekuritas, opsi dan waran, atau yang
lainnya yang menyebabkan laba per saham dilusi.

1.16 Akuntansi pada Hak Apresiasi Saham


Harus membayar pajak penghasilan jika ada perbedaan antara harga pasar dan harga
opsi pada tanggal exercise merupakan kerugian utama dari banyaknya opsi saham. Untuk
menangani masalah ini maka dibuatlah hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham merupakan
hak memperoleh pembayaran uang tunai berdasarkan peningkatan nilai saham perusahaan
dari tanggal pemberian penghargaan sampai dengan waktu yang ditetapkan di masa yang
akan datang. Atau singkatnya adalah kelebihan dari harga pasar saham pada saat tanggal
exercise sebelum penetapan harga. Keuntungan utama dari hak apresiasi saham ini adalah
eksekutif sering tidak mempunyai kas pada tanggal exercise tetapi menerima pembayaran
untuk apresiasi saham. Perusahaan memberi eksekutif berupa kas atau saham yang
mempunyai nilai pasar setara dengan penghargaannya.
1.16.1 Hak Apresiasi Saham – Penghargaan Ekuitas Berbasis Saham
Perusahaan mengklasifikasikan hak apresiasi saham sebagai penghargaan
ekuitas jika pada tanggal exercise, pemegang menerima saham dari perusahaan.
Dalam hal ini, hak apresiasi saham setara dengan opsi saham. Bedanya, pada opsi
saham, pemegang opsi membayar harga exercise dan menerima saham. Sedangkan,
pada hak apresiasi saham, pemegang hak menerima saham yang jumlahnya setara
dengan harga apresiasi saham.

1.16.2 Hak Apresiasi Saham – Penghargaan Kewajiban Berbasis Saham


Perusahaan mengklasifikasikan hak apresiasi saham sebagai penghargaan
kewajiban jika pada tanggal exercise pemegang hak menerima kas dari perusahaan.
Pemegang hak tidak mendapatkan saham biasa, melainkan mendapat kas yang
jumlahnya setara dengan harga apresiasi saham. Beban kompensasi perusahaan
mengubah nilai dari perubahan kewajiban.
Untuk mencatat penghargaan ekuitas berbasis kewajiban perusahaan
menggunakan pendekatan berikut :
1. Pengukuran nilai wajar dari penghargaan pada tanggal penerbitan dan mengakui
kompensasi setelah periode jasa.
2. Mengukur kembali nilai wajar masing-masing periode pelaporan sampai
penghargaan selesai; menyesuaikan kos kompensasi masing-masing periode pada
perubahan dalam nilai wajar untuk porsi di periode jasa yang telah selesai.
3. Ketika periode jasa sudah selesai, beban kompensasi ditentukan masing-masing
setelah periode pelaporan dan melaporkan perubahan penuh pada harga pasar sebagai
penyesuaian untuk beban kompensasi.
*Jurnal untuk perusahaan mencatat beban kompensasi di periode tertentu:
Beban Kompensasi xxxx
Kewajiban di bawah Rencana Apresiasi Saham xxxx
*Jurnal untuk mencatat kerugian yang terjadi jika harga pasar mengalami
penurunan:
Kewajiban di bawah Rencana Apresiasi Saham xxxx
Beban Kompensasi xxxx
*Jurnal untuk mencatat pembayaran apresiasi saham:
Kewajiban di bawah Rencana Apresiasi Saham xxxx
Kas xxxx

1.17 Bisnis Merger


Bisnis merger merupakan kesepakatan antara perusahaan untuk bersatu menjadi suatu
bisnis yang baru, dan biasanya dilakukan dengan cara transfer kepemilikan dengan cara
bertukar saham atau pembayaran tunai. Atau kesimpulannya adalah kedua perusahaan
merelakan saham mereka dan menerbitkan saham lain sebagai perusahaan baru. Keuntungan
melakukan merger antara lain :
1. Sinergi
Ada 2 jenis sinergi yaitu sinergi pendapatan dan sinergi biaya. Sinergi
pendapatan adalah sinergi yang meningkatkan pendapatan perusahaan berkat
ekspansi pasar, diversifikasi produksi, aktivitas litbang, dan lain-lain.
Sedangkan sinergi biaya adalah terwujudnya struktur biaya yang lebih rendah
berkat merger yang meningkatkan skala ekonomi, membuka akses pada
teknologi baru, dan eliminasi biaya-biaya tertentu.
2. Diversifikasi
Diversifikasi yang berarti melakukan perluasan bisnis dengan perluasan
produk maupun perluasan perusahaan dengan membuka cabang yang tentunya
memperkecil risiko kerugian pada perusahaan.
3. Akuisisi Aset
Merger juga dapat dilakukan dengan tujuan mendapatkan aset tertentu yang
sulit diperoleh dengan metode lain.
4. Meningkatkan kapasitas finansial
Jika kapasitas finansial sebuah perusahaan kurang baik untuk mendukung
operasi bisnis, merger adalah jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasinya
dikarenakan dengan adanya merger maka perusahaan mendapatkan partner
untuk melakukan bisnis.
5. Pajak
Merger dapat memperkecil pajak yang harus dibayar. Dengan cara jika
perusahaan memperoleh pendapatan kena pajak yang besar melakukan merger
dengan perusahaan yang memiliki kompensasi atas kerugian pajak yang cukup
besar maka total kewajiban pajak perusahaan yang dikonsolidasi menjadi lebih
rendah dibanding kewajiban pajak perusahaan saat berdiri secara independen.
Merger juga memiliki beberapa jenis, antara lain: merger horizontal, merger vertikal,
merger perluasan pasar, merger perluasan produk, dan merger konglomerat.
BAB 2
KASUS PT GUNUNG RAJA PAKSI TBK

2.1 Profile Perusahaan


2.1.1 Profil Perusahaan
Nama perusahaan : PT Gunung Raja Paksi Tbk
Tanggal pendirian : 20 Agustus 1990
Kode saham : GGRP
Alamat : Jalan Perjuangan Nomor 8 Kp Tangsi RT004/RW006
Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi
Jawa Barat.
Telepon : (021) 8900111
Email : gsg@gunungsteel.com
Website : www.gunungrajapaksi.com

2.1.2 Visi Misi Perusahaan


Visi : Menjadi produsen baja terintegrasi kelas dunia yang tumbuh bersama
dalam kemitraan untuk berkontribusi positif bagi pembangunan di
Indonesia dan dunia.
Misi : Memastikan kepuasan pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan
melalui inovasi, efisiensi, produktivitas, kualitas produk dan layanan,
serta tanggung jawab sosial perusahaan yang menjadi aspek penting
untuk keberlanjutan perusahaan.

2.1.3 Sejarah Perusahaan


Sebelum berganti nama menjadi PT Gunung Raja Paksi Tbk, pada tahun 1990
nama perusahaan adalah PT Gunung Naga Mas dan berganti nama menjadi PT
Gunung Raja Paksi (GRP) pada tahun 1991. PT Gunung Raja Paksi Tbk merupakan
perusahaan industri baja di kota Medan, Sumatera Utara yang memproduksi gulungan
baja panas hingga berlanjut memproduksi beam lembaran baja di awal tahun 2000,
serta memproduksi berbagai macam gulungan baja panas dan pelat baja (sheet).
Kemampuan untuk menghasilkan 2.800.000 ton baja pertahun, yang dihasilkan dari
produk lembaran baja panas dalam skala luas menjadikan perusahaan semakin dikenal
dunia.
2.1.4 Kegiatan Usaha
1. Bidang industri:
- Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making) mencakup usaha
pembuatan besi dan baja dalam bentuk dasar, seperti Pellet Bijih Besi, Besi
Spons, Besi Kasar (Pig Iron) dan pembuatan besi dan baja dalam bentuk baja
kasar seperti Ingot Baja, Billet Baja, Baja Bloom dan Baja Slab.
- Industri Penggilingan Baja (Steel Rolling) mencakup usaha penggilingan
baja, baik penggilingan panas maupun dingin, yang membuat produk-produk
Gilingan Batang Kawat Baja, Baja Tulangan, Baja Profil (H-Beam, I-Beam
dan sejenisnya), Baja Strip, Baja Rel, Pelat Baja, Baja Lembaran hasil gilingan
dingin (Cold Rolled Sheet) dilapisi atau tidak dilapisi dengan logam atau non
logam lainnya termasuk penggilingan baja Scrap.
- Industri Pipa dan Sambungan Pipa dari Baja dan Besi mencakup usaha
pembuatan Tabung, Pipa dan Sambungan Pipa dari besi dan baja.
2. Bidang perdagangan:
- Perdagangan Besar Logam dan Bijih Logam. Mencakup usaha perdagangan
besar bijih logam dan logam dasar, seperti bijih besi dan bijih bukan besi
dalam bentuk dasar, seperti Bijih Nikel, Bijih Tembaga, Alumunium, Besi,
Baja dan perdagangan besar produk logam besi dan bukan besi setengah jadi.
dan lain-lainnya. Termasuk perdagangan besar emas dan logam mulia lain
(Perak, Platina).
- Perdagangan Besar Barang Logam Untuk Bahan Konstruksi. Mencakup
usaha perdagangan besar berbagai macam baja/besi untuk bahan konstruksi
seperti Baja Tulangan, Baja Profil, Pelat Baja dan Baja Lembaran, Pipa
Besi/Baja, Kawat Tali, Kawat Nyamuk, Paku, Mur/Baut, Engsel, Gerendel,
Kunci, Anak Kunci, Tangki Air, Menara Air, Rolling Door, Awning Dan Seng
Lembaran.
2.1.5 Struktur Organisasi

2.2 Kasus Earning Per Share PT Gunung Raja Paksi Tbk


Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode 31
Desember 2019 dapat diketahui bahwa perusahaan melaporkan Laba (rugi) per saham dasar
dan Laba (rugi) per saham dilusian dimana masing – masing sebesar ($ 0,0013). Dalam hal
ini perusahaan memiliki struktur modal yang kompleks dimana di dalamnya perusahaan
memiliki instrumen keuangan yang berpotensi untuk menjadi saham biasa konvertibel yang
akan menyebabkan terjadinya Laba (rugi) per saham (EPS) dilusian.
2.3 Penjelasan detail mengenai Earning Per Share
Komponen dalam menghitung EPS dasar dan EPS dilusian :
2.3.1 Laba bersih
Dalam periode 31 Desember 2019 PT Gunung Raja Paksi Tbk melaporkan
laba bersih tahun berjalan sebesar ($ 12.533.759) yang mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu sebesar $ 23.634.755.
2.3.2 Dividen saham preferen
Dalam periode 31 Desember 2019 PT Gunung Raja Paksi Tbk tidak memiliki
modal saham preferen sehingga tidak didapati perusahaan membagikan dividen
saham preferen perusahaan. Oleh karena itu dalam perhitungan EPS dasar dan EPS
dilusian tidak terdapat komponen dividen saham preferen.

2.3.3 Weighted Average Shares Outstanding


Dalam periode 31 Desember 2019 PT Gunung Raja Paksi Tbk memiliki rata-
rata tertimbang total saham yang beredar sebesar 9.970.158.203 dan rata-rata
tertimbang total saham yang beredar setelah efek dilusi sebesar 9.970.158.203.
Berdasarkan data yang diatas maka dilakukan perhitungan EPS dasar dan EPS dilusian PT
Gunung Raja Paksi Tbk periode 31 Desember 2019 :
EPS dasar = (Laba bersih - dividen saham preferen) / Rata-rata tertimbang
jumlah saham biasa beredar
= (12.533.759) / 9.970.158.203
= (0,0012571274)
= (0,0013)
EPS dilusian = (Laba bersih – Dividen saham preferen + Dividen saham preferen
konversi) / (Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar + Saham biasa
baru dikeluarkan setelah konversi)
= (12.533.759) / 9.970.158.203
= (0,0012571274)
= (0,0013)
Berdasarkan perhitungan yang ada diperoleh hasil bahwa perusahaan memiliki EPS
EPS dasar dan EPS dilusian sebesar (0,0013). Hal ini menandakan pemegang saham akan
memperoleh rugi sebesar $0,0013 per lembar saham yang dimilikinya.

2.4 Kebijakan Akuntansi EPS basic dan dilutive PT Gunung Raja Paksi Tbk.
Pada bulan Juni 2018, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham yang
mengakibatkan kenaikan jumlah saham beredar. Earning per share perusahaan baik basic
maupun dilutive akan disajikan dalam laporan keuangan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lainnya pada periode 31 Desember 2019. Sesuai dengan PSAK 56: Laba per
Saham, perhitungan laba per saham dasar untuk seluruh periode telah disajikan secara
retrospektif. EPS dasar dan EPS dilutive disajikan kembali jika terjadi perubahan kebijakan
akuntansi dan error. Perusahaan menyajikan kembali laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain karena adanya salah satu atau lebih alasan diterbitkan restatement atas
laporan keuangan. Namun pada catatan atas laporan keuangan tahun 31 Desember 2019 tidak
ada laporan penyajian kembali atas pemecahan nilai nominal saham yang mengakibatkan
kenaikkan jumlah saham beredar.
2.5 Dampak ke Laporan Keuangan akibat adanya EPS basic dan dilutive PT
Gunung Raja Paksi Tbk.
Dikarenakan adanya pemecahan nilai nominal saham yang mengakibatkan kenaikan
jumlah saham beredar, nilai Earning per share dasar sebelum adanya merging business pada
31 Desember 2019 sebesar -$0,0013 dan pada 31 Desember 2018 sebesar $0,0015. Untuk
Earning per share dilutive sebelum adanya merging busines tahun 2019 disajikan sebesar -
$0,0013 dan pada tahun 2018 sebesar $0,0012. Sedangkan, nilai Earning per share saham
dasar setelah adanya merging business pada tahun 2019 disajikan sebesar -$0,0013 dan pada
tahun 2018 disajikan sebesar $0,0025. Untuk saham dilutive pada tahun 2019 setelah adanya
merging business disajikan sebesar -$0,0013 dan pada tahun 2018 disajikan sebesar $0,0021.
2.6 Analisis Laporan Keuangan (Ratio)
Untuk menghitung ratio yang berkaitan dengan laba diperlukan beberapa informasi
untuk membantu dalam menghitungnya. Informasi yang diperlukan antara lain adalah harga
pasar per saham serta laba per saham, berikut dibawah ini merupakan harga pasar per saham
dan laba per saham PT Gunung Raja Paksi Tbk.:

Dan berikut dibawah ini merupakan rasio keuangan yang memiliki hubungan dengan
EPS baik EPS basic maupun EPS dilutive:
2.6.1. EPS Basic

a. Harga terhadap laba.


Harga terhadap laba atau Price to earnings ratio adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk mengevaluasi investasi prospektif suatu perusahaan. Rasio
PER yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar bersedia untuk membayar
lebih pendapatan atau laba suatu perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio
PER maka mengindikasikan bahwa pasar tidak memiliki kepercayaan yang
cukup terhadap masa depan dari suatu perusahaan sehingga tidak bersedia
membayar lebih untuk pendapatan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap
laba atau price to earnings ratio pada tahun 2019 sebelum terjadinya merging
business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/(-$0,0013 x Rp.13901)
= -Rp. 27,67
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap laba atau
price to earnings ratio pada tahun 2019 setelah terjadinya merging business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/(-$0,0013 x Rp.13901)
= -Rp. 27,67
Pada tahun 2019, baik sebelum dan setelah terjadinya merging
business tidak terjadi perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa merging
business tidak berpengaruh terhadap perhitungan price to earning ratio (eps
basic) pada tahun 2019. adanya merging business pada tahun 2018 dibulan
juni ini kemungkinan hanya berdampak pada perhitungan price to earning
ratio(eps basic) tahun 2018 dan pada tahun 2019 sudah tidak terlihat adanya
perubahan dari sebelum dan sesudah terjadinya kejadian tersebut.
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap laba atau
price to earnings ratio pada tahun 2018 sebelum terjadinya merging business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/($0,0015 x Rp.14481)
= Rp. 23,01
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap laba atau
price to earnings ratio pada tahun 2018 setelah terjadinya merging business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/(-$0,0025 x Rp.14481)
= Rp. 13,81
Pada tahun 2018, perhitungan price to earning ratio (eps basic)
memiliki selisih sebesar Rp.9,2 dari sebelum terjadinya merging business
hingga terjadinya merging business. Perubahan yang terjadi pada juni tahun
2018 mengakibatkan perhitungan price earning to ratio mengalami penurunan
pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa setelah terjadinya perubahan
tersebut, perusahaan tidak memiliki kepercayaan yang cukup terhadap masa
depan dari suatu perusahaan.

b. Laba yield.
Laba (earning) yield adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
persentase keuntungan dari investasi saham di perusahaan tersebut. Berikut
merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning yield pada
tahun 2019 sebelum terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= (-$0,0013 x Rp. 13901)/500
= -3,61%
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning
yield pada tahun 2019 setelah terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= (-$0,0013 x Rp. 13901)/500
= -3,61%
Pada tahun 2019, baik sebelum dan setelah terjadinya merging
business tidak terjadi perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa merging
business tidak berpengaruh terhadap perhitungan earning yield (eps basic)
pada tahun 2019. adanya merging business pada tahun 2018 dibulan juni ini
kemungkinan hanya berdampak pada perhitungan earning yield (eps basic)
tahun 2018 dan pada tahun 2019 sudah tidak terlihat adanya perubahan dari
sebelum dan sesudah terjadinya kejadian tersebut.
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning
yield pada tahun 2018 sebelum terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= ($0,0015 x Rp. 14481)/500
= 4,34%
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning
yield pada tahun 2018 setelah terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= ($0,0025 x Rp. 14481)/500
= 7,24%
Pada tahun 2018, perhitungan earning yield (eps basic) memiliki
selisih sebesar Rp.2,9 dari sebelum terjadinya merging business hingga
terjadinya merging business. Perubahan yang terjadi pada juni tahun 2018
mengakibatkan perhitungan earning yield mengalami peningkatan pada tahun
2018. Hal ini menunjukkan bahwa persentase keuntungan dari investasi saham
di perusahaan mengalami peningkatan setelah terjadinya merging business.

c. Dividen yield.
Digunakan untuk menunjukkan dividen yang diterima oleh pemegang saham
atas harga pasar saham. Semakin tinggi dividen yield maka semakin tinggi
juga dividen tunai yang dibagikan ke pemegang saham. Dalam hal ini
perusahaan tidak menunjukkan berapa dividen tunai per saham yang diberikan
kepada pemegang saham, dan hanya mengetahui jumlah saham yang dimiliki
masing-masing pemegang saham.
d. Tingkat pembayaran dividen.
Tingkat pembayaran dividen atau Dividend payout ratio adalah rasio keuangan
yang digunakan untuk mengukur besarnya dividen yang dibagikan perusahaan
terhadap total laba per lembar saham perusahaan. Selain itu, rasio keuangan ini
juga digunakan untuk mengukur besarnya dividen yang dibagikan perusahaan
kepada pemegang sahamnya.

2.6.2 EPS Dilutive


a. Harga terhadap laba.
Harga terhadap laba atau Price to earnings ratio adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk mengevaluasi investasi prospektif suatu perusahaan. Rasio
PER yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar bersedia untuk membayar
lebih pendapatan atau laba suatu perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio
PER maka mengindikasikan bahwa pasar tidak memiliki kepercayaan yang
cukup terhadap masa depan dari suatu perusahaan sehingga tidak bersedia
membayar lebih untuk pendapatan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap
laba atau price to earnings ratio pada tahun 2019 sebelum terjadinya merging
business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/(-$0,0013 x Rp.13901)
= -Rp. 27,67
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap laba atau
price to earnings ratio pada tahun 2019 setelah terjadinya merging business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/(-$0,0013 x Rp.13901)
= -Rp. 27,67
Pada tahun 2019, baik sebelum dan setelah terjadinya merging
business tidak terjadi perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa merging
business tidak berpengaruh terhadap perhitungan price to earning ratio (eps
dilutive) pada tahun 2019. adanya merging business pada tahun 2018 dibulan
juni ini kemungkinan hanya berdampak pada perhitungan price to earning
ratio (eps dilutive) tahun 2018 dan pada tahun 2019 sudah tidak terlihat
adanya perubahan dari sebelum dan sesudah terjadinya kejadian tersebut.
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap laba atau
price to earnings ratio pada tahun 2018 sebelum terjadinya merging business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/($0,0012 x Rp.14481)
= Rp. 28,77
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan harga terhadap laba atau
price to earnings ratio pada tahun 2018 setelah terjadinya merging business:
Price to earning ratio = Market price per share/Earning per share
= Rp. 500/(-$0,0021 x Rp.14481)
= Rp. 16,44
Pada tahun 2018, perhitungan price to earning ratio (eps dilutive)
memiliki selisih sebesar Rp.12,33 dari sebelum terjadinya merging business
hingga terjadinya merging business. Perubahan yang terjadi pada juni tahun
2018 mengakibatkan perhitungan price earning to ratio mengalami penurunan
pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa setelah terjadinya perubahan
teserbut, perusahaan tidak memiliki kepercayaan yang cukup terhadap masa
depan dari suatu perusahaan.

b. Laba yield.
Laba (earning) yield adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
presentase keuntungan dari investasi saham di perusahaan tersebut. Berikut
merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning yield pada
tahun 2019 sebelum terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= (-$0,0013 x Rp. 13901)/500
= -3,61%
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning
yield pada tahun 2019 setelah terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= (-$0,0013 x Rp. 13901)/500
= -3,61%
Pada tahun 2019, baik sebelum dan setelah terjadinya merging
business tidak terjadi perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa merging
business tidak berpengaruh terhadap perhitungan earning yield (eps dilutive)
pada tahun 2019. adanya merging business pada tahun 2018 dibulan juni ini
kemungkinan hanya berdampak pada perhitungan earning yield (eps dilutive)
tahun 2018 dan pada tahun 2019 sudah tidak terlihat adanya perubahan dari
sebelum dan sesudah terjadinya kejadian tersebut.
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning
yield pada tahun 2018 sebelum terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= ($0,0012 x Rp. 14481)/500
= 3,48%
Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan laba yield atau earning
yield pada tahun 2018 setelah terjadinya merging business:
Earning yield = Earning per share/Market price per share
= ($0,0021 x Rp. 14481)/500
= 6,08%
Pada tahun 2018, perhitungan earning yield (eps dilutive) memiliki
selisih sebesar Rp.2,6 dari sebelum terjadinya merging business hingga
terjadinya merging business. Perubahan yang terjadi pada juni tahun 2018
mengakibatkan perhitungan earning yield mengalami peningkatan pada tahun
2018. Hal ini menunjukkan bahwa persentase keuntungan dari investasi saham
di perusahaan mengalami peningkatan setelah terjadinya merging business.

c. Dividen yield.
Digunakan untuk menunjukkan dividen yang diterima oleh pemegang saham
atas harga pasar saham. Semakin tinggi dividen yield maka semakin tinggi
juga dividen tunai yang dibagikan ke pemegang saham. Dalam hal ini
perusahaan tidak menunjukkan berapa dividen tunai per saham yang diberikan
kepada pemegang saham, dan hanya mengetahui jumlah saham yang dimiliki
masing-masing pemegang saham.
d. Tingkat pembayaran dividen.
Tingkat pembayaran dividen atau Dividend payout ratio adalah rasio keuangan
yang digunakan untuk mengukur besarnya dividen yang dibagikan perusahaan
terhadap total laba per lembar saham perusahaan. Selain itu, rasio keuangan ini
juga digunakan untuk mengukur besarnya dividen yang dibagikan perusahaan
kepada pemegang sahamnya.
LAMPIRAN
1. Kebijakan Akuntansi mengenai EPS Basic dan EPS Dilutive
2. Rincian Laba (Rugi) per saham PT Gunung Raja Paksi Tbk. tahun 2019

3. Jumlah saham beredar yang dimiliki para pemegang saham (2019)


4. Jumlah saham beredar yang dimiliki para pemegang saham (2018)

5. Jumlah modal saham pada tahun 2019 dan 2018

6. Laporan perubahan ekuitas PT Gunung Raja Paksi Tbk. tahun 2019


7. Jumlah Laba (rugi) tahun berjalan PT Gunung Raja Paksi Tbk. tahun 2019
8. Laba (rugi) per saham dasar dan Laba (rugi) per saham dilusian

9. Laporan posisi keuangan PT Gunung Raja Paksi Tbk. tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai