28 Februari 2021
Nim : 1905112204
SEKURITAS DILUTIF
Obligasi yang dapat dikonversikan yaitu surat utang obligasi yang dapat
dikonversikan menjadi saham biasa selama suatu periode waktu tertentu. Pada obligasi
yang dapat dikonversikan pencatatan saat dijual sama dengan surat obligasi biasa dan
selama kepemilikan dilakukan amortisasi premium/ diskonto dengan metode garis lurus/
bunga efektif.
Menentukan total nilai wajar dari utang konversi dengan komponen liabilitas
dan ekuitas
Menentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai sekarang netto dari
semua arus kas masa depan kontraktual yang didiskontokan pada suku bunga
pasar
Mengurangi estimasi komponen liabilitas dari nilai wajar utang konversi sampai
pada komponen ekuitas
Utang konversi ke efek ekuitas harus cepat dilakukan agar mengurangi biaya
atau untuk meningkatkan rasio utang terhadap ekuitas. Dengan demikian penerbit dapat
bentuk penilaian tambahan (kas/ saham biasa) untuk induk konfersi. Perusahaan
penerbit melaporkan penilaian tambahan sebagai beban periode berjalan. Jumlahnya
adalah nilai wajar dari efek tambahan/ penilaian lain yang diberikan. IASB mengatakan
bahwa ketika perusahaan penerbit melakukan pembayaran tambahan untuk mendorong
terjadinya konversi, pembayaran adalah untuk jasa (pemegang obligasi konversi pada
waktu tertentu) dan harus dilaporkan sebagai beban.
Waran, Opsi Dan Hak Saham. Waran saham adalah sertifikat yang
memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Waran jika dilaksanakan akan menjadi saham biasa
dan memiliki efek dilutif (mengurangi laba persaham) mirip dengan konversi pada
obligasi konversi. Perbedaan substansial efek konversi dan waran saham adalah setelah
pelaksanaan waran, pemegang harus membayar sejumlah uang tertentu untuk
mendapatkan saham. Penerbitan waran/ opsi untuk membeli saham tambahan biasanya
timbul dalam situsasi :
Opsi saham adalah pemberian waran oleh perusahaan keapad eksekuti dan karyawan
sebagai bentuk kompensasi. Program opsi saham melibatkan dua isu akuntansi utama,
yaitu
Sifat dan tingkat pengaturan pembayaran berbasis saham yang ada selama
periode tersebut
Bagaimana nilai wajar barang dan jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan selama periode tersebut telah ditentukan
Pengaruh transaksi pembayaran berbasis saham pada laba/rugi neto perusahaan
selama periode berjalan dan pada posisi keuangannya. Perdebatan Akuntansi
Perhitungan laba per saham dasar untuk struktur modal sederhana melibatkan
dua item :
Dividen saham preferen, Ketika perusahaan memiliki saham biasa dan saham
preferen yang beredar, maka akan mengurangi dividen saham preferen pada
tahun berjalan dari laba neto untuk mendapatkan laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa.
Rumus Laba Per Saham = Laba Netto-Dividen saham preferen
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
Perusahaan mengurangi dividen saham preferen dari laba operasi yang
dilanjutkan dan laba neto . Jika perusahaan mengumumkan dividen atas saham
preferen dan terjadi rugi neto, perusahaan akan menambahkan dividen saham
preferen terhadap kerugian untuk tujuan menghitung rugi per saham. Jika saham
preferen bersifat kumulatif dan perusahaan mengumumkan tidak ada dividen
pada tahun berjalan, maka perusahaan akan mengurangi atau menambahkan
jumlah yang sama dengan dividen yang seharusnya dinyatakan pada tahun
berjalan hanya dari laba neto atau kerugiannya.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, merupakan dasar untuk
melaporkan jumlah persaham. Saham yang diterbitkan atau dibeli selama
periode bersangkutan memengaruhi jumlah yang beredar. Perusahaan
memberikan bobot saham berdasarkan fraksi periode yang beredar. Tujuannya
untuk menemukan jumlah yang setara dengan seluruh saham yang beredar tahun
tersebut.
Masalah yang muncul dari perhitungan EPS dasar adalah tidak ada pengakuan
dampak potensial dari efek dilutif dalam perusahaan. Efek dilutif adalah efek yang
dapat dikonversi ke saham biasa. Setelah dikonversi atau dieksekusi oleh pemegang
saham, efek dilutif akan mengurangi laba per saham.
Struktur modal kompleks terjadi ketika perusahaan memiliki efek konversi, opsi,
waran, atau hak lain yang pada saat konversi atau eksekusi yang dapat mendilusi laba
per saham. Ketika perusahaan memiliki struktur modal kompleks, maka perusahaan
melaporkan laba per saham dasar dan laba per saham diluisan.
Pada saat konversi, perusahaan menukarkan efek konversi dengan saham biasa.
Perusahaan mengukur dampak dilutif dari konversi pada EPS potensial menggunakan
metode jika dikonversi. Metode ini untuk obligasi konversi dengan mengasumsikan :
Perusahaan memasukkan ke laba persaham dilusian untuk semua opsi saham dan
waran yang beredar (apakah dapat dieksekusi atau tidak), kecuali bersifat antidilutif.
Perusahaan menggunakan metode saham treasuri untuk memasukkan opsi, waran, dan
ekuivalennya ke dalam perhitungan EPS.
Saham ini didefinisikan sebagai saham biasa yang dapat diterbitkan berdasarkan
pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam perjanjian saham kontinjen tanpa atau dengan
sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun alat pembayaran lain.
Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam menghitung laba per saham
dasar dan dilusian, serta rekonsiliasi jumlah tersebut ke laba neto atau rugi neto.
Rekonsiliasi harus mencakup dampak individu dari setiap kelas instrumen yang
memengaruhi laba per saham.
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut
untuk menghitung laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut
ini antara satu sama lain. Rekonsiliasi harus mencakup dampak individu dari
setiap kelas instrumen yang memengaruhi laba per saham.
Instrumen (termasuk saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen) yang
berpotensi mendilusi laba persaham dasar dimasa depan, tetapi tidak
dimasukkan ke dalam perhitungan laba per saham dilusian karena bersifat
antidilutif selama periode sajian.
Penjelasan atas transaksi saham biasa atau transaksi saham biasa potensial yang
terjadi setelah periode pelaporan dan yang akan mengubah secara signifikan
jumlah saham biasa atau saham biasa potensial yang beredar pada akhir periode
jika transaksi tersebut telah terjadi sebelum akhir periode pelaporan.