A. ISTILAH DI PSAK 56
Antidilusi adalah kenaikan laba per saham atau penurunan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen dapat dikonversi telah dikonversi, opsi atau waran telah
dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan
tertentu.
Dilusi adalah penurunan laba per saham atau peningkatan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen dapat dikonversi telah dikonversi, opsi atau waran telah
dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan
tertentu.
Instrumen berpotensi saham biasa adalah instrument keuangan atau kontrak lain yang
memungkinkan pemegangnya memperoleh saham biasa.
Opsi jual atas saham biasa adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menjual saham biasa pada harga tertentu dan jangka waktu tertentu.
Opsi, waran, dan ekuivalennya adalah instrument keuangan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa.
Saham biasa adalah instrumen ekuitas yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok
instrumen ekuitas lain.
Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen adalah saham biasa yang dapat
diterbitkan pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam suatu perjanjian saham kontinjensi
tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun alat pembayaran lain.
B. UTANG YANG DAPAT DIKONVERSI
Dapat dikonversikan menjadi saham pada periode yang telah ditetapkan setelah
penerbitan
Ada dua alasan utama perusahaan menerbitkan Utang Dapat Dikonversi, yaitu:
PSAK 50: Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa
dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari sudut
pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen:
o Liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan
lain); dan
o Instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka
waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa dengan
jumlah yang telah ditetapkan).
Implementasi pendekatan with-and-without:
1. Menentukan jumlah nilai wajar utang yang dapat dikonversi menjadi komponen liabilitas
dan ekuitas.
2. Menentukan komponen liabilitas dengan menghitung net present value atas arus kas
masa depan pada tingkat suku bunga pasar.
3. Mengeluarkan komponen liabilitas dari nilai wajar utang yang dapat dikonversi untuk
mendapatkan komponen ekuitas.
Ilustrasi:
PT ABC menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai nominal
Rp 200.000 pada awal tahun 2013. Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun dengan
pembayaran bunga 7 persen setiap akhir Desember. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi
100 lembar saham dengan nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk obligasi sejenis adalah 9
persen.
Kas 200.000.000
Kas 200.000.000
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 dapat ditransfer ke akun agio
saham – biasa.
(Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 ditransfer ke akun agio
saham – biasa. )
Jurnal :
Roche harus menentukan nilai wajar dari komponen liabilitas yang ada pada
Obligasi Dapat Dikonversi pada tanggal pembelian (misalnya 31 Desember 2020) dan
kemudian mengurangkan nilai wajar Obligasi Dapat Dikonversi yang diterbitkan
(termasuk komponen ekuitas) tersebut untuk mendapatkan nilai ekuitasnya.
Ketentuan:
2. Jumlah komponen ekuitas yang ada, diakui sebagai ekuitas (dicatat sebagai unsur
pengurang)
Asumsikan:
a. Nilai wajar dari Obligasi Dapat Dikonversi (termasuk komponen liabilitas dan
komponen ekuitas), berdasarkan harga pasar pada tanggal 31 Desember 2020
sebesar €1,965,000.
b. Nilai wajar komponen liabilitas adalah sebesar €1,904,900. Nilai ini didasarkan
pada hasil penghitungan nilai kini (present value) dari obligasi nonkonversi
dengan tempo 2 tahun (yaitu tempo yang terkait dengan pemendekan waktu jatuh
tempo karena pembelian kembali obligasi)..
Cash 1,965,000
C. KONVERSI DIPAKSA
Kepada para pemilik (pemegang) surat utang, pihak penerbit surat utang berupaya untuk
mendorong dilakukannya konversi segera. Penerbit surat utang menawarkan nilai tambahan,
dikenal dengan sebutan: pemanis (“sweetener”), untuk “memaksa” dilakukannya konversi.
Pemanis ini diakui sebagai beban periode berjalan.
Contoh:
PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp 500 juta yang
dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1.500,- dan
mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua tahun kemudian, PT DEF
ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan insentif kepada pemegang obligasi
tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi
tersebut terjadi, maka PT DEF mencatat sebagai berikut:
Kas 85 juta
Merupakan sebuah opsi kepada pemegang saham preferen untuk dapat menukar saham
preferennya menjadi saham biasa pada jumlah tertentu yang telah ditetapkan.
Saham preferen dapat dikonversi disajikan sebagai bagian dari ekuitas, kecuali jika
itu merupakan saham preferen yang dapat ditebus.
Pada saat saham preferen ditukar atau dibeli kembali, maka tidak ada untung atau rugi
yang diakui.
Jumlah lebih yang dibayarkan di atas nilai buku sering didebit dari laba ditahan..
Contoh:
Morse AG menerbitkan 1,000 lembar Saham Preferen Dapat Dikonversi yang memiliki
nilai nominal €1 per lembar. Saham tersebut diterbitkan dengan harga €200 per lembar.
Kondisi 1: Apabila setiap lembar saham preferen kemudian ditukar menjadi 25 saham
biasa (nominal €2 per lembar) yang memiliki nilai wajar sebesar €410,000, maka jurnal
pencatatannya sbb.
Kondisi 2: Apabila Saham Preferen Dapat Dikonversi dibeli kembali pada nilai wajarnya
dan bukan ditukar (nilai wajar €410,000), maka Morse membuat jurnal berikut.
Cash 410,000
Kelebihan pembayaran apapun yang melebihi nilai buku Saham Preferen Dapat
Dikonversi didebit ke akun Saldo Laba.
E. WARAN SAHAM
Waran (Warrants) adalah suatu sertifikat yang memberikan suatu hak kepada
pemegangnya untuk mendapatkan saham biasa pada harga tertentu dalam suatu periode
waktu yang telah ditetapkan.
b. Bertujuan untuk menjadikan sekuritas yang dijual menjadi lebih atraktif (menarik).
c. Agar para pemegang saham lama yang memiliki hak mendahului (preemptive right)
berminat untuk ikut membeli saham biasa.
• Jika investor tidak menggunakan waran sampai melewati masa periode, maka
komponen ekuitas (akun agio saham – waran) didebit pada akun agio saham –
waran kadaluarsa yang menjadi hak pemegang saham awal.
Hak membeli saham tambahan saat penerbitan saham baru secara proporsional:
• Jika perusahaan menerima kas lebih besar dari nilai par saham, maka dikreditkan
pada akun agio saham – biasa, dan sebaliknya.
• Metode nilai wajar nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
Pada dasarnya waran yang diterbitkan bersama sekuritas lain merupakan opsi jangka
panjang untuk membeli saham biasa pada suatu harga tertentu.
Umumnya, jangka waktu waran adalah 5 tahun dan terkadang hingga 10 tahun.
G. HAK SAHAM
Hak Saham (Share Rights) – pemegang saham yang ada saat ini memiliki hak khusus
(preemptive privilege) untuk membeli lembar saham baru yang diterbitkan sesuai dengan
porsi (persentase) kepemilikan mereka.
Perusahaan hanya membuat catatan saja (memorandum) atas dikeluarkannya hak ini.
Perusahaan dengan satu atau lebih program pembayaran berbasis saham harus
mengungkapkan program ini di dalam laporan keuangannya, antara lain:
1. Hakikat dan lamanya pengaturan pembayaran berbasis saham yang sudah ada tersebut
dalam suatu periode.
2. Bagaimana nilai wajar barang dan jasa yang diterima atau nilai wajar instrumen ekuitas
yang diserahkan tersebut ditetapkan dalam suatu periode?
3. Dampak dari transaksi pembayaran berbasis saham ini terhadap laba (rugi) bersih
perusahaan selama suatu periode dan terhadap posisi keuangan perusahaan.
Perusahaan menghitung total beban kompensasi dengan berbasis pada harga wajar
opsi yang diharapkan untuk digunakan saat perusahaan menyerahkan opsi tersebut
kepada karyawan (disebut, tanggal penyerahan/ grant date).
1. Opsi Saham (Share Option) – memberikan suatu opsi kepada karyawan utama perusahaan
untuk dapat membeli saham biasa pada harga tertentu dalam suatu periode waktu.
c. Strategi perusahaan agar karyawan eksekutif tetap bertahan dan perusahaan berhasil
merekrut pegawai berbakat (talent) baru.
Contoh :
Pencatatan saat direksi menggunakan 40% hak opsi (4.000 lembar) tanggal 25
Februari 2015
Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal kadaluarsa
(1 Januari 2018)
• Karena kondisi pasar direfleksikan dari penentuan nilai wajar opsi saat tanggal
pemberian, maka tidak diperbolehkan adanya penyesuaian jika penyebabnya adalah
perubahan harga saham perusahaan.
Manfaat utama:
1. Saham ini merupakan sekuritas yang tidak pernah menjadi sesuatu yang tak berharga.
3. Saham ini memiliki kesesuaian antara program insentif karyawan dengan program
insentif perusahaan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2019, Ogden Company menerbitkan 1,000 lembar saham yang
dibatasi dan diberikan kepada CEO mereka, Christie DeGeorge. Pada tanggal tersebut
saham Ogden memiliki nilai wajar $20 per lembar. Informasi tambahan sbb.
Ogden membuat jurnal pencatatan pada saat tanggal penyerahan (1 Januari 2019) sbb.
Jurnal:
Pada umumnya program ini memberikan keleluasaan kepada seluruh karyawan untuk
dapat membeli saham dengan harga diskon dalam rentang waktu tertentu yang
singkat.
Diakui dengan kompensasi dan harus dicatat sebagai beban selama masa penawaran.
IASB dihadapkan pada pendapat yang berlawanan pada saat mengusulkan metode nilai
wajar untuk akuntansi opsi saham. Hal ini tidak mengejutkan mengingat metode nilai wajar
akan menghasilkan biaya kompensasi yang lebih besar dibandingkan dengan model nilai
intrinsik.
Pelaporan keuangan yang transparan, termasuk pengakuan saham berbasis beban, tidak
perlu dikritik karena perusahaan akan melaporkan laba yang lebih rendah.
Apabila IASB membuat standar hanya bertujuan pada aspek sosial, ekonomi, atau
kebijakan publik saja, maka pelaporan keuangan akan kehilangan kredibilitasnya.
J. LABA PER SAHAM
Laba Per Saham (Earnings per share) – laba yang diperoleh dari setiap lembar saham.
Apabila Laporan Laba Rugi berisi operasi yang dihentikan (discontinued operations),
maka perusahaan juga harus menyajikan laba per saham dari operasi yang dilanjutkan
(continuing operations) dan dari laba bersihnya di bagian depan Laporan Laba Rugi
tersebut.
Hanya terdiri dari saham biasa (dan mungkin saham preferen); tidak ada potensi
munculnya saham biasa yang berasal dari konversi ataupun pelaksanaan hak lainnya. LPS
dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham
biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
dalam satu periode.
Kurangkan laba bersih tahun berjalan dengan dividen saham preferen untuk
menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (income available to
ordinary shareholders).
1. Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi
periode bersangkutan.
2. Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
1. Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat
kas sudah bisa diterima (when cash is receivable).
2. Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa
atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen.
3. Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang
(misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi
berbunga (the date interest ceases accruing).
4. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen
keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date
interest ceases accruing).
5. Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang (settlement)
perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut.
6. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas
diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan
7. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan
diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.
Contoh :
“Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang tidak
mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk
seluruh periode sajian harus disesuaikan.” (par. 20)
1. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal
sebagai penerbitan saham bonus,
Dividen saham dan pemecahan saham dianggap telah beredar sejak awal
tahun, sehingga diperlukan penyesuaian atas transaksi saham sebelumnya.
Dividen saham atau pemecahan saham yang terjadi setelah akhir tahun tetapi
sebelum perusahaan menerbitkan laporan keuangan, tetap dilakukan
penyesuaian pada tahun tersebut (dan tahun sebelumnya jika ada informasi
pembanding)
Jawab :
2. Struktur Ekuitas Kompleks
Jika tarif konversi berubah selama periode sekuritas beredar, maka perusahaan
menggunakan tarif konversi yang paling mengurangi proporsi ekuitas (paling dilutif).
Perubahan pendapatan atau beban dari konversi efek berpotensi saham biasa yang
sifatnya dilutif.
Ditambah jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi
semua efek berpotensi saham biasa dikonversikan menjadi saham biasa.
Konversi tersebut diasumsikan terjadi pada awal periode, atau pada tanggal
penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir
Saham biasa dapat diterbitkan untuk mendapatkan sedikit uang tunai atau bahkan
tanpa uang tunai dengan mempertimbangkan pemenuhan kondisi khusus dalam
perjanjian saham bersyarat.
Jumlah per lembar untuk operasi dihentikan harus disajikan di bagian depan
Laporan Laba Rugi atau di dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Meliputi sekuritas yang dapat memberi dampak dilutive terhadap laba per saham
biasa (instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif *).
Opsi, waran, atau hak lainnya (ekuivalen). dimana pada saat konversi atau hak
tersebut dilaksanakan, maka akan mendilusi laba per saham.
Perusahaan menyajikan Laba Per Saham Dasar maupun Laba Per Saham
Dilusian.
LPS Dilusian meliputi dampak dari seluruh potensi pendilusi saham biasa yang
beredar dalam suatu periode. Catatan: Perusahaan tidak perlu melaporkan LPS Dilusian
apabila struktur ekuitas mereka bersifat antidilutif (antidilutive).
a. Sekuritas Dikonversi
Mengukur dampak dilutif dari potensi sekuritas dapat dikonversi terhadap LPS
dengan menggunakan metode jika-dikonversi (if-converted method). Pada obligasi
dapat dikonversi, metode ini menggunakan asumsi:
1. Konversi dilakukan pada awal periode (atau pada saat yang sama dengan
penerbitan sekuritas apabila diterbitkan dalam suatu periode), dan
Net income .
Weighted-average shares
Contoh :
Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata tertimbang
jumlah saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki 2 obligasi (A dan B)
yang dapat dikonversi beredar.
Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan memiliki
bunga 8 persen. Obligasi diterbitkan pada awal tahun dan dapat dikonversi menjadi
200.000 lembar saham.
Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai 40 juta dan memiliki bunga 7
persen. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat dikonversi menjadi 90.000
lembar saham.
Beban bunga tahun 2013 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi
A sebesar Rp 5 juta dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak efektif adalah 25
persen.
1. Perusahaan melaksanakan hak opsi dan waran pada awal tahun (atau tanggal
penerbitan, mana yang lebih dulu), dan
2. Perusahaan menggunakan uang hasil pelaksanaan opsi dan waran untuk membeli
saham biasa sebagai saham treasuri.
c. Sekuritas Antidilutif
Efek berpotensi saham biasa dianggap DILUTIF jika menurunkan laba bersih
per saham dari operasi normal berkelanjutan.
Untuk menentukan efek dilutif digunakan laba bersih dari operasi normal
dikurangi dividen saham preferen (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan
Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif
atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah,
bukan secara agregat atau keseluruhan.
Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri
penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling
dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya