Anda di halaman 1dari 3

Ir.

Soekarno

Dr. Ir. H. Soekarno (nama lahir : Koesno


Sosrodihardjo) lahir pada 6 Juli 1901 di Soerabaja,
Hindia Belanda. Soekarno dilahirkan oleh seorang
ayah yang Bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman
Rai.
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya,
Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga
akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti
orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di
Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno
ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Kemudian pada Juni
1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk
memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS). Pada tahun
1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil
melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur.
Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, Soekarno melanjutkan ke
Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan
mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua bulan dia
meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat
pada tahun 1926. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25
Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia
diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya.
Soekarno adalah seorang tokoh perjuangan yang memainkan peranan
penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Soekarno mulai bergerak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada
4 Juli 1927. Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan
dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930,
Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Pada tahun 1938 hingga
tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru
benar-benar bebas saat masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Kesempatan merdeka akhirnya datang setelah Jepang kalah dari Sekutu
dan menyerah pada 15 Agustus 1945.
Soekarno mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di
antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar
pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi
Kemerdekaan. Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan perundingan
terkait penyusunan naskah proklamasi yang diselenggarakan di rumah
Laksamana Maeda. Penyusunan tersebut dilakukan oleh Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo.
Pembacaan teks proklamasi
kemudian diselenggarakan di
kediaman Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56.
Teks proklamasi secara langsung
dibacakan oleh Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1945, tepatnya
pada pukul 10.00 WIB.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno diangkat sebagai Presiden
Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai
perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan
kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya.
Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali
ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali
berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi
Presiden RI.
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965.
Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah
menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K.
Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar
ginjal kiri Soekarno diangkat, tetapi ia menolaknya dan lebih memilih
pengobatan tradisional. Ia bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya
meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan
politik.
Walaupun Soekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan
di Istana Batu Tulis, Bogor, namun pemerintahan Presiden Soeharto
memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno.
Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan
dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.
Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M.
Panggabean sebagai inspektur upacara.

Anda mungkin juga menyukai