Anda di halaman 1dari 2

BIOGRAFI SOEKARNO

SANG PROKLAMATOR INDONESIA

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 identik dengan


nama Soekarno. Biografi Soekarno juga menjadi hal wajib yang kita pelajari
semasa sekolah. Kisahnya sejak kecil hingga dewasa menjadi cerita yang layak
untuk diteladani.
Tepat 120 tahun lalu, yakni pada 6 Juni 1901 dilahirkan di Surabaya, Jawa
Timur. Meski sosok Soekarno begitu dikenal di masyarakat, kita tak pernah bosan
mengenang jasa-jasa beliau.

A. Masa Muda Soekarno


Memahami biografi Soekarno bisa dimulai dengan cerita awal kehidupannya.
Soekarno lahir di Surabaya, tepatnya di Jalan Peneleh Gang Pandean IV Kelurahan
Peneleh Kecamatan Genteng. Warga kampung menamainya sebagai Kampung
Bung Karno.
Soekarno merupakan anak kedua dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida
Ayu Nyoman Rai. Beliau memiliki satu orang kakak perempuan yang bernama
Raden Soekarmini. Semula, Soekarno diberi nama Koesno Sosrodihardjo oleh
orang tuanya. Namun, karena semasa kecil sering sakit-sakitan, namanya diubah
menjadi Soekarno.
Soekarno mulai mengenal bangku sekolah pada 1907. Dia bersekolah di
Hollandsche Inlandsche School atau setara dengan sekolah dasar bagi kaum
pribumi dan timur asing. Soekarno kemudian melanjutkan ke Europeesche Lagere
School (ELS) di Mojokerto pada tahun 1913. Ayahnya mendidik Soekarno dengan
disiplin tinggi sehingga Soekarno dituntut untuk terus belajar, membaca, dan
menulis.
Kebiasaan itu membuat Soekarno termasuk murid unggul. Lulus dari ELS,
Soekarno melanjutkan pendidikannya di Hogere Burger School (HBS) di Surabaya
pada 1916.Di periode ini Soekarno bertemu dengan Tokoh Sarekat Islam, H.O.S
Tjokroaminoto. Soekarno bahkan juga pernah tinggal di rumah indekos milik
Tjokroaminoto.
Tahun 1921, Soekarno menyelesaikan sekolahnya di HBS. Ia kemudian
melanjutkan sekolahnya di Technische hoge School (THS) atau kini lebih dikenal
sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB). Soekarno berhasil memperoleh gelar
insinyur di tahun 1926.

B. Menumbuhkan Rasa Nasionalisme


Fase penting dalam biografi Soekarno yang tetap relevan dengan masa kini
adalah tentang memiliki sifat nasionalisme. Nasionalisme inilah yang kelak
membawa Soekarno memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sekaligus menjadi
presiden pertama.
Rasa nasionalisme Soekarno mulai tumbuh ketika bersekolah di Surabaya dan
tinggal di rumah Tjokroaminoto. Di sana Soekarno mulai berkenalan dengan paham
dan konsep pemikiran seperti pemikiran barat dan pemikiran Islam.
Tahun 1926 Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung.
Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan
Soekarno pada 4 Juli 1927. Saying, aktivitas di PNI justru membuat Soekarno harus
diasingkan oleh Pemerintah Belanda di penjara Sukamiskin.
Namun, usaha untuk memupuk rasa nasionalisme tak pernah berhenti. Dia
terus bergabung dengan gerakan politik yang membuatnya berkali-kali diasingkan.
Soekarno pernah dibuang ke Ende, NTT kemudian dipindahkan ke Bengkulu atas
inisiatif gerakan politiknya. Justru, gerakan politik inilah yang berhasil melahirkan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

C. Soekarno Di Masa Kemerdekaan


Setelah memproklamasikan kemerdekaan, Soekarno dan Hatta dikukuhkan
sebagai presiden dan wakil presiden pertama. Namun perjuangan mempertahankan
kemerdekaan tak semudah membalik telapak tangan. Soekarno masih mencari
formula pemerintahan yang tepat setelah pemerintah Belanda hanya mengakui
Republik Indonesia Serikat (RIS).
Presiden Soekarno sempat diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan
Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal
sebagai RI Jawa-Yogya.
Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke
negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah
menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat
Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada
Soekarno.

Anda mungkin juga menyukai