Dalam usaha untuk mempermudah pemahaman tentang kombinasi harga pokok penjualan
dan nilai persediaan akhir, metode rata-rata dapat digunakan. Metode ini tidak mudah untuk
menentukan berapa unit yang harus keluar pertama dan berapa unit yang harus keluar
terakhir, tetapi keduanya ditentukan berdasarkan biaya rata-rata untuk setiap item selama
periode waktu tertentu. Terdapat tiga tipe rata-rata yang dapat digunakan, yaitu:
1. Rata-rata sederhana
2. Rata-rata tertimbang
3. Rata-rata bergerak
Ketiga tipe rata-rata tersebut dapat digunakan dalam sistem persediaan periodik, tetapi hanya
metode rata-rata bergerak yang dapat digunakan atau yang cocok dengan sistem persediaan
kontinyus.
Metode rata-rata sederhana ditentukan dengan cara memisahkan jumlah produksi atau biaya
pembelian dengan jumlah produksi sedang berjalan atau sedang dipesan. Rata-rata sederhana
mengabaikan ukuran setiap lot (jumlah unit) tetapi menggunakan perkalian unit produksi atau
biaya pembelian setiap lot dengan bobot atau beban. Metode rata-rata tertimbang mengoreksi
penyimpangan yang terdapat pada metode rata-rata sederhana dengan mempertimbangkan
biaya per unit. Metode rata-rata tertimbang memisahkan harga pokok barang yang akan dijual
dengan jumlah unit yang tersedia selama periode waktu tertentu. Metode rata-rata bergerak
memperhitungkan rata-rata biaya per unit setelah pembelian atau penambahan persediaan.
Dengan metode biaya rata-rata, biaya semua item selama periode waktu tertentu dibuat rata-
rata untuk menentukan nilai persediaan akhir. Jika terjadi kenaikan atau penurunan biaya,
metode biaya rata-rata cenderung mengurangi perbedaan keduanya. Penggunaan metode
biaya rata-rata dapat dilihat dalam dua contoh berikut ini.
Contoh 1
Dalam Tabel 2.1 berikut, memperlihatkan catatan persediaan secara periodik. Pada 1 April
terdapat persediaan akhir sebanyak 300 unit. Berapa nilai harga pokok penjualan dan nilai
persediaan akhir apabila menggunakan (a) rata-rata sederhana, (b) rata-rata tertimbang, dan
(c) rata-rata bergerak.
Tabel 2.1 Catatan Persediaan Sistem Periodik
Tanggal Transaksi Unit Harga/Unit Total Biaya
1 Januari Persediaan Awal 200 Rp 1.000,- Rp 200.000,-
31 Januari Pembelian 300 Rp 1.100,- Rp 330.000,-
28 Februari Pembelian 400 Rp 1.160,- Rp 464.000,-
31 Maret Pembelian 100 Rp 1.260,- Rp 126.000,-
Jumlah 1.000 Rp 1.120.000,-
Sumber: Zulian Yamit (1999)
a. Rata-rata Sederhana
1.000+1.100+1.160+1.260
4
= Rp 1.130,- per unit
Nilai persediaan akhir = (persediaan akhir)(biaya per unit) = (300)(1.130)
= Rp 339.000,-
b. Rata-rata Tertimbang
=1 1.000(200)+1.100(300)+1.160(400)+1.260(100)
= = Rp 1.120,- per unit
1.000
Nilai persediaan akhir = (persediaan akhir)(biaya per unit) = (300)(1.120)
= Rp 336.000,-
Harga Pokok Penjualan = (unit dikeluarkan)(biaya per unit) = (700)(1.120)
= Rp 784.000,-
c. Rata-rata Bergerak
Tabel 2.2 berikut ini memperlihatkan rata-rata bergerak untuk setiap penambahan persediaan
yang dihitung berdasarkan penjumlahan kolom total biaya dibagi dengan jumlah unit. Rata-
rata bergerak adalah rata-rata terakhir periode tersebut, yaitu Rp 1.120,-.
Tabel 2.2. Catatan Persediaan Sistem Periodik
Rata-Rata
Tanggal Unit Harga/Unit Total Biaya
Bergerak
1 Januari 200 Rp 1.000,- 200.000 Rp 1.000,-
31 Januari 300 Rp 1.100,- 330.000 Rp 1.060,-
28 Februari 400 Rp 1.160,- 464.000 Rp 1.100,-
31 Maret 100 Rp 1.260,- 126.000 Rp 1.120,-
Produksi Penjualan
Total
Biaya/Unit Total Biaya Harga/Unit
Bulan Jumlah Jumlah Penjualan
(Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 600 2.040 1.224.000 500 3.000 1.500.000
Februari 570 2.050 1.168.000 610 3.000 1.830.000
Maret 550 2.100 1.155.000 650 3.000 1.950.000
April 610 2.080 1.268.800 590 3.000 1.770.000
Mei 580 2.150 1.247.000 600 3.200 1.920.000
Juni 490 2.170 1.063.300 400 3.200 1.280.000
Juli 450 2.250 1.012.500 470 3.200 1.504.000
Agustus 480 2.300 1.104.000 540 3.200 1.728.000
September 540 2.500 1.350.000 570 3.500 1.995.000
Oktober 610 2.570 1.567.700 650 3.500 2.275.000
November 600 2.590 1.554.000 670 3.500 2.345.000
Desember 580 2.600 1.508.000 600 3.500 2.100.000
Jumlah 6.660 27.400 15.222.800 22.197.000
Sumber: Zulian Yamit (1999)
Data penting lainnya adalah sebagai berikut:
Biaya Operasi : Rp 5.000.000,- per tahun
Persediaan Awal : 400 unit dengan biaya Rp 2.000,- per unit
Tingkat Pajak : 50%
Metode Persediaan : Periodik
Persediaan Akhir : 210 unit, produksi bulan November
Tentukan pendapatan bersih perusahaan dengan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO, atau
Rata-rata (sederhana dan tertimbang), dan metode biaya khusus.
Hasil perhitungan pendapatan bersih kesemua metode diperlihatkan pada tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 2.5. Perhitungan Pendapatan Bersih