Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mutiaratun Nazihah

NPM : 20.0101.0063

“SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK DAN PERPETUAL”

A. SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK Vs PERPETUAL

Persediaan Dalam Sistem Persediaan Periodik

Pada sistem persediaan periodik hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan.
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan. Pada
akhir periode akuntansi, penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya persediaan
dan harga pokok penjualan.

Persediaan Dalam Sistem Persediaan Perpetual

Sistem persediaan perpetual yaitu seluruh kenaikan dan penurunan dalam persediaan dicatat
dengan cara yang sama dengan pencatatan kenaikan dan penurunan dalam kas. Pembelian dicatat
dengan mendebit persediaan dan mengkredit kas atau utang usaha. Pada tanggal terjadinya penjualan,
harga pokok penjualan dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan.

B. METODE BIAYA PERSEDIAAN


1) Metode FIFO

Biaya dimasukkan dalam harga pokok penjualan dengan urutan yang sama saat biaya tersebut
terjadi. Penggunaan metode fifo digunakan selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga secara
umum, biaya unit yang lebih awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling akhir
sehingga fifo akan menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi.

2) Metode LIFO

Biaya unit yang terjual berasal dari biaya pembelian yang terakhir sehingga sisa biaya persediaan
pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal. Penggunaan metode lifo digunakan
selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga hasilnya berkebalikan dengan dua metode lain.
Metode lifo akan menghasilkan jumlah yang lebih tinggi untuk harga pokok penjualan, jumlah yang
lebih rendah untuk laba kotor dan jumlah yang lebih rendah untuk persediaan akhir dibandingkan
dengan dua metode yang lain, karena biaya perolehan unit yang paling akhir kurang lebih sama
dengan biaya penggantiannya. Dalam periode inflasi biaya unit yang lebih baru akan lebih tinggi
dibanding dengan biaya unit lebih awal sehingga metode lifo dapat menandingkan biaya saat ini
dengan pendapatan saat ini.

3) Metode biaya rata-rata

Metode biaya rata-rata disebut juga metode biaya rata-rata tertimbang yaitu biaya ditandingkan
(dipadankan) terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata unit yang terjual. Biaya unit rata-rata
untuk setiap jenis barang dihitung setiap kali terjadi pembelian dengan membagi jumlah biaya unit
setiap barang yang tersedia untuk dijual selama periode tertentu dengan jumlah unit barang terkait.
Kemudian biaya unit ini digunakan untuk menghitung biaya setiap penjualan sampai pembelian lain
dilakukan dan biaya rata-rata yang baru dihitung. Teknik rata-rata ini disebut rata-rata bergerak
karena metode biaya rata-rata jarang digunakan dalam sistem persediaan perpetual. Pengaruh
kecenderungn harga diambil rata-ratanya dalam menghitung harga pokok penjualan dan persediaan
akhir. Untuk serangkaian pembelian biaya rata-rata akan tetap sama tanpa memperhatikan arah
kecenderungan harga.

C. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Merchandise Sold)

Harga pokok penjualan merupakan biaya barang yang telah terjual ke pelanggan. Diskon
pembelian, retur dan potongan pembelian mengurangi harga pokok barang yang dibeli. Retur dan
potongan pembelian serta diskon pembelian dikurangi dari jumlah pembelian untuk menghasilkan
angka pembelian bersih beban. Transportasi pengiriman atau ongkos kirim pembelian ditambah pada
pembelian bersih untuk menghasilkan harga pokok pembelian. Persediaan awal ditambahkan pada
harga pokok pembelian yang menghasilkan barang tersedia untuk dijual. Harga pokok penjualan
dihitung dengan mengurangi sisa barang pada akhir periode dari barang tersedia untuk dijual selama
periode tersebut. Sisa barang pada akhir periode dihitung dengan melakukan perhitungan fisik terhadap
sisa persediaan. Metode penghitungan harga pokok penjualan dan jumlah sisa barang disebut sistem
periodik karena pencatatan persediaan tidak menunjukkan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah
terjual selama periode tertentu. Dalam sistem perpetual setiap pembelian dan penjualan barang dicatat
dalam akun persediaan dan harga pokok penjualan jadi jumlah barang tersedia untuk dijual dan jumlah
yang terjual dilaporkan dalam catatan persediaan secara terus menerus.

CONTOH SOAL :

Barang 127B Unit Biaya


Jan 1 Persediaan 100 Rp 10,000
4 Penjualan 70
10 Pembelian 80 Rp 11,000
22 Penjualan 40
28 Penjualan 20
30 Pembelian 100 Rp 12,000
A. Persediaan Periodik : perhitungan secara fisik pada tanggal 31 Januari menunjukkan sisa persediaan 150
unit
1) Metode FIFO

Jan 1 Persediaan : 100 unit biaya Rp 10,000 per unit Rp 1,000,000


  10 Pembelian : 80 unit biaya Rp 11,000 per unit Rp 880,000
  30 Pembelian : 100 unit biaya Rp 12,000 per unit Rp 1,200,000
Tersedia untuk dijual
selama bulan berjalan 280 Rp 3,080,000

Biaya sisa persediaan 31 Januari

Biaya paling akhir, pembelian tanggal 30 Januari 100 unit biaya Rp 12,000 per unit Rp 1,200,000
Biaya paling akhir selanjutnya, pembelian tanggal 10 Januari 50 unit biaya Rp 11,000 per unit Rp 550,000
Persediaan, 31 Januari 150 Rp 1,750,000
Persediaan awal, 1 Januari Rp 1,000,000
Pembelian Rp 2,080,000
Biaya barang yang tersedia untuk dijual di bulan Januari Rp 3,080,000
Persediaan akhir, 31 Januari Rp 1,750,000
Harga pokok penjualan Rp 1,330,000

2) Metode LIFO
Persediaan awal, 1 Januari 100 unit biaya Rp 10,000 per unit Rp 1,000,000
Biaya paling awal selanjutnya, pembelian tanggal 10 Januari 50 unit biaya Rp 11,000 per unit Rp 550,000
Persediaan, 31 Januari 150 Rp 1,550,000

Persediaan awal, 1 Januari Rp 1,000,000


Pembelian Rp 2,080,000
Biaya barang yang tersedia untuk dijual di bulan Januari Rp 3,080,000
Persediaan akhir, 31 Januari Rp 1,550,000
Harga pokok penjualan Rp 1,530,000

3) Metode Rata – Rata


Biaya unit rata - rata : Rp 3,080,000 / 280 unit = Rp 11,000
Persediaan, 31 Januari : 150 unit dengan biaya Rp 11,000 per unit = Rp 1,650,000

Persediaan awal, 1 Januari Rp 1,000,000


Pembelian Rp 2,080,000
Biaya barang yang tersedia untuk dijual di bulan Januari Rp 3,080,000
Persediaan akhir, 31 Januari Rp 1,650,000
Harga pokok penjualan Rp 1,430,000

B. Persediaan perpetual
1) Metode FIFO
Barang 127B
  Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Kuanti Biaya Jumlah Kuanti Biaya Kuanti Biaya per
Tanggal Jumlah Biaya Jumlah Biaya
tas per Unit Biaya tas per Unit tas Unit
Ja
n 1             100 Rp 10,000 Rp 1,000,000
  4       70 Rp 10,000 Rp 700,000 30 Rp 10,000 Rp 300,000
1
  0 80 Rp 11,000 Rp 880,000       30 Rp 10,000 Rp 300,000
                80 Rp 11,000 Rp 880,000
2
  2       30 Rp 10,000 Rp 300,000      
          10 Rp 11,000 Rp 110,000 70 Rp 11,000 Rp 770,000
2
  8       20 Rp 11,000 Rp 220,000 50 Rp 11,000 Rp 550,000
  3 100 Rp 12,000 Rp 1,200,000       50 Rp 11,000 Rp 550,000
0
                100 Rp 12,000 Rp 1,200,000
3
  1 Saldo         Rp1,330,000     Rp 1,750,000
2) Metode LIFO
Barang 127B
  Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Kuan Biaya Jumlah Kuan Biaya Kuan Biaya per
Tanggal Jumlah Biaya Jumlah Biaya
titas per Unit Biaya titas per Unit titas Unit
Ja
n 1             100 Rp 10,000 Rp 1,000,000
  4       70 Rp 10,000 Rp 700,000 30 Rp 10,000 Rp 300,000
1
  0 80 Rp11,000 Rp 880,000       30 Rp 10,000 Rp 300,000
                80 Rp 11,000 Rp 880,000
2
  2       40 Rp 11,000 Rp 440,000 30 Rp 10,000 Rp 300,000
                40 Rp 11,000 Rp 440,000
2
  8       20 Rp 11,000 Rp 220,000 30 Rp 10,000 Rp 300,000
                20 Rp 11,000 Rp 220,000
3
  0 100 Rp12,000 Rp 1,200,000       30 Rp 10,000 Rp 300,000
                20 Rp 11,000 Rp 220,000
                100 Rp 12,000 Rp 1,200,000
3
  1 Saldo         Rp1,360,000     Rp 1,720,000

3) Metode rata – rata


Barang 127B
  Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Kuant Biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah
Tanggal
itas per Unit Biaya titas per Unit Biaya titas per Unit Biaya
Ja
n 1             100 Rp 10,000 Rp 1,000,000
  4       70 Rp 10,000 Rp 700,000 30 Rp 10,000 Rp 300,000
  10 80 Rp 11,000 Rp 880,000       110 Rp 10,727 Rp 1,180,000
  22       40 Rp 10,727 Rp 429,091 70 Rp 10,727 Rp 750,909
  28       20 Rp 10,727 Rp 214,545 50 Rp 10,727 Rp 536,364
  30 100 Rp 12,000 Rp 1,200,000       150 Rp 11,576 Rp 1,736,364
  31 Saldo         Rp 1,343,636     Rp 1,736,364

CONTOH SOAL HARGA POKOK PENJUALAN

Data suatu perusahaan dagang UD Jaya pada bulan Desember 2012 sebagai berikut : Per 1
Desember 2012 : Rp. 600.000
Per 31 Desember 2012 : Rp. 400.000
Pembelian : Rp. 1.500.000
Penjualan : Rp. 2.800.000
Retur pembelian : Rp. 100.000
Beban angkut pembelian : Rp. 150.000
Potongan pembelian : Rp. 50.000

Dari data tersebut, hitunglah besaran harga pokok penjualan (HPP)!

Jawaban
Persediaan awal 600.000
Pembelian 1.500.000
Retur & Pot pembelian 100.000
Diskon Pembelian 50.000
(150.000)
Pembelian bersih 1.350.000
Ongkos kirim pembelian 150.000
Harga pokok pembelian 1.500.000
Barang tersedia untuk dijual 2.100.000
Persediaan akhir (400.000)
Harga Pokok Penjualan 1.700.000

Pertanyaan :
Apa yang menjadi dasar acuan perusahaan dagang dalam memilih penggunan metode persediaan ?

Anda mungkin juga menyukai