Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

VICTOR CORNELIS, SE. M.Si


SEPTINA.L.SIAHAYA,SE.MM
JENIS BAHAN
BAKU
bahan langsung yaitu semua bahan yang dapat dikenal sampai
menjadi produk jadi, dapat dengan mudah ditelusuri dan
merupakan bahan utama produk jadi

bahan tidak langsung yaitu semua bahan yang dimasukkan ke


dalam proses produksi yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri
seperti bahan langsung
Biaya bahan
baku

Biaya bahan Biaya bahan


baku baku tidak
langsung langsung

Biaya
a) Biaya bahan baku langsung :biaya Overhead
yang dibebankan langsung pada Pabrik
kelompok biaya bahan baku
b) Biaya bahan baku tidak langsung :
biaya yang dibebankan pada biaya
overhead pabrik
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA BAHAN
BAKU

Pembelian bahan baku

Pemakaian bahan baku

Kalkulasi persediaan bahan


baku dan Harga pokok
penjualan
Akuntansi Kos Bahan
Transaksi yang terkait dengan BB dikelompokkan atas
2, yaitu:
1. Pembelian Bahan Baku
2. Penggunaan Bahan Baku dalam produksi
Pembelian Bahan Baku
Sistem
pencatata • Sistem perpetual
n
• Persediaan bahan baku
2 jenis langsung
akun • Persediaan bahan baku tidak
langsung
PENCATATAN PEMBELIAN BAHAN
BAKU
1. Pembelian bahan baku langsung
Persediaan bahan baku xx
Kas (hutang dagang) xx

2. Pembelian bahan baku tidak langsung


Persediaan bahan penolong xx
Kas (hutang dagang) xx
Contoh
Mebel Antik membeli 20 keping kayu mahoni senilai Rp.
500.000 per keping dan 5 boks paku senilai Rp. 40.000 per
boks secara tunai. Maka jurnal pembelian adalah :
1. Pembelian bahan baku langsung
Persediaan bahan baku Rp.10.000.000
Kas Rp.10.000.000

2. Pembelian bahan baku tidak langsung


Persediaan bahan penolong (paku)Rp.200.000
Kas Rp.200.000
PENCATATAN PEMAKAIAN BAHAN
BAKU
1. Pemakaian bahan baku langsung
Persediaan produk (barang) dalam proses xx
Persediaan bahan baku
xx

2. Pemakaian bahan baku tidak langsung


Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xx
Persediaan bahan penolong xx
Contoh
Permintaan (pemakaian) untuk membuat mebel adalah sebanyak
5 keping kayu mahoni dan 1 boks paku (kasus Mebel Antik).
Jurnal pemakaian bahan baku :
1. Pemakaian bahan baku langsung
Persediaan produk (barang) dalam proses Rp.2.500.000
Persediaan bahan baku
Rp.2.500.000

2. Pemakaian bahan baku tidak langsung


Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp.40.000
Persediaan bahan penolong Rp.40.000
 5 keping xRp.500.000 = Rp.2.500.000
 1 boks xRp.40.000 =Rp.40.000
KALKULASI PERSEDIAAN
DAN HARGA POKOK
PENJUALAN
PENILAIAN PERSEDIAAN
1. Sistem fisik
Diperhitungkan secara fisik terhadap persediaan
bahan baku. Harga pokok ditentukan dengan
mengurangkan bahan baku yang siap digunakan
dengan nilai persediaan akhir. Metode yang
digunakan : identifikasi khusus, FIFO,LIFO, rata-
rata.
2. Sistem perpetual
Harga pokok ditentukan pada saat pemakaian bahan
baku. Metode penilaian persediaan yang digunakan :
rata-rata bergerak, FIFO,LIFO
FIFO (First –In,First-Out)

Merupakan meode masuk pertama keluar pertama yang


menganggap bahwa harga pokok per unit barang yang
masuk pertama ke gudang digunakan untuk menentukan
harga pokok barang yang pertama kali dipakai
Contoh kasus PT.B

Persediaan bahan baku A tgl 1 januari terdiri dari


600 kg @ Rp.2400 = Rp.1.440.000
400 kg @ Rp.2500 =Rp. 1.000.000

Tgl Transaksi Jumlah Harga beli Jumlah


kg per kg
6/1 Pemakaian 700
15/1 Pembelian 1.200 Rp.2750 Rp.3.300.000
17/1 Pembelian 500 Rp.3000 Rp.1.500.000
21/1 Pemakaian 1.100
Jumlah pembelian Rp.4.800.000
Contoh kasus PT.B
Lanjutan
Lanjutan Contoh kasus PT.B
Berdasarkan informasi tersebut, anda diminta untuk :
 Menghitung biaya bahan yang digunakan dan biaya persediaan bahan
akhir periode (akhir bulan) dengan menggunakan sistem perpetual dan
metode :
a. Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
b. Masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
c. Rata-rata bergerak
 Menghitung biaya bahan yang digunakan dan biaya persediaan bahan
akhir periode (akhir bulan) dengan menggunakan sistem fisik dan
metode :
a. Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
b. Masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
c. Rata-rata bergerak
Sistem Perpetual dengan Metode FIFO
Pembelian Pemakaian Saldo (sisa)

Harga per Harga per Harga per


Tgl Keterangan Unit (kg) Jumlah Unit (kg) Jumlah Unit (kg) Jumlah
Unit Unit Unit

01-Jan Saldo awal 600 Rp 2.400 Rp 1.440.000

400 Rp 2.500 Rp 1.000.000

06-Jan Pemakaian 600 Rp 2.400 Rp 1.440.000

100 Rp 2.500 Rp 250.000 300 Rp 2.500 Rp 750.000

15-Jan Pembelian 1200 Rp 2.750 Rp 3.300.000 300 Rp 2.500 Rp 750.000

1200 Rp 2.750 Rp 3.300.000

17-Jan Pembelian 500 Rp 3.000 Rp 1.500.000 300 Rp 2.500 Rp 750.000

1200 Rp 2.750 Rp 3.300.000

500 Rp 3.000 Rp 1.500.000

21-Jan Pemakaian 300 Rp 2.500 Rp 750.000

800 Rp 2.750 Rp 2.200.000 400 Rp 2.750 Rp 1.100.000

500 Rp 3.000 Rp 1.500.000

Jumlah pembelian 1700 Rp 4.800.000

Jumlah pemakaian 1800 Rp 4.640.000

Sisa akhir 900 Rp 2.600.000


Sistem Fisik Metode FIFO

Persediaan awal 1000 kg Rp. 2.440.000


Pembelian 1700 kg Rp. 4.800.000
Jumlah bahan baku yang tersedia Rp. 7.240.000
Nilai persediaan akhir :
400 x Rp.2750 Rp.1.100.000
500 x Rp. 3000 Rp.1.500.000
(Rp.2.600.000)
Biaya bahan baku Rp.4.640.000
Jurnal PT.B dengan Metode FIFO
Penjurnalan

1. Jurnal Pembelian Bahan Baku


15-JanPersediaan bahan baku Rp 3.300.000
Kas (hutang dagang) Rp 3.300.000
17-JanPersediaan bahan baku Rp 1.500.000
Kas (hutang dagang) Rp 1.500.000

2. Jurnal Pemakaian Bahan Baku


06-JanPersediaan produk (barang ) dalam proses Rp 1.690.000
Persediaan bahan baku Rp 1.690.000
21-JanPersediaan produk (barang ) dalam proses Rp 2.950.000
Persediaan bahan baku Rp 2.950.000
LIFO (Last –In,First-Out)

Merupakan metode masuk terakhir keluar pertama yang


menganggap bahwa harga pokok per unit barang yang
masuk terakhir ke gudang digunakan untuk menentukan
harga pokok barang yang pertama kali dipakai
Sistem Perpetual dengan Metode LIFO
Pembelian Pemakaian Saldo (sisa)

Harga per Harga per


Tgl Keterangan Unit (kg) Jumlah Unit (kg) Harga per Unit Jumlah Unit (kg) Jumlah
Unit Unit

01-Jan Saldo awal 600 Rp 2.400 Rp 1.440.000

400 Rp 2.500 Rp 1.000.000

06-Jan Pemakaian 400 Rp 2.500 Rp 1.000.000

300 Rp 2.400 Rp 720.000 300 Rp 2.400 Rp 720.000

15-Jan Pembelian 1200 Rp 2.750 Rp 3.300.000 300 Rp 2.400 Rp 720.000

1200 Rp 2.750 Rp 3.300.000

17-Jan Pembelian 500 Rp 3.000 Rp 1.500.000 300 Rp 2.400 Rp 720.000

1200 Rp 2.750 Rp 3.300.000

500 Rp 3.000 Rp 1.500.000

21-Jan Pemakaian 500 Rp 3.000 Rp 1.500.000 0 0 0

600 Rp 2.750 Rp 1.650.000 300 Rp 2.400 Rp 720.000

600 Rp 2.750 Rp 1.650.000

Jumlah pembelian 1700 Rp 4.800.000

Jumlah pemakaian 1800 Rp 4.870.000

Sisa akhir 900 Rp 2.370.000


Sistem Fisik Metode LIFO
Persediaan awal 1000 kg Rp. 2.440.000
Pembelian 1700 kg Rp. 4.800.000
Jumlah bahan baku yang tersedia Rp. 7.240.000
Nilai persediaan akhir :
300 x Rp.2400 Rp. 720.000
600 x Rp. 2750 Rp.1. 650.000
(Rp.2.370.000)
Biaya bahan baku Rp.4.870.000
Jurnal PT.B dengan Metode LIFO
Penjurnalan
1. Jurnal Pembelian Bahan Baku

15-Jan Persediaan bahan baku Rp 3.300.000

Kas (hutang dagang) Rp 3.300.000

17-Jan Persediaan bahan baku Rp 1.500.000

Kas (hutang dagang) Rp 1.500.000

2. Jurnal Pemakaian Bahan Baku

06-Jan Persediaan produk (barang ) dalam proses Rp 1.720.000

Persediaan bahan baku Rp 1.720.000

21-Jan Persediaan produk (barang ) dalam proses Rp 3.150.000

Persediaan bahan baku Rp 3.150.000


RATA-RATA BERGERAK

Pada metode ini, persediaan bahan baku yang ada di


gudang dihitung harga pokok rata-ratanya, dengan cara
membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya
Sistem Perpetual dengan Metode Rata-rata
bergerak
Pembelian Pemakaian Saldo (sisa)
Unit Harga per Unit Harga per
Tgl Keterangan Jumlah Unit (kg) Harga per Unit Jumlah Jumlah
(kg) Unit (kg) Unit
Rp Rp
01-Jan Saldo awal 600 2.400 1.440.000
Rp Rp
400 2.500 1.000.000
Rp Rp
1000 2.440 2.440.000
Rp Rp Rp
06-Jan Pemakaian 700 2.440 Rp 1.708.000 300 2.440 732.000
Rp Rp Rp
15-Jan Pembelian 1200 2.750 Rp 3.300.000 300 2.440 732.000
Rp Rp
1200 2.750 3.300.000
Rp Rp
1500 2.688 4.032.000
Rp Rp Rp
17-Jan Pembelian 500 3.000 Rp 1.500.000 1500 2.688 4.032.000
Rp Rp
500 3.000 1.500.000
Rp Rp
2000 2.766 5.532.000
Rp Rp Rp
21-Jan Pemakaian 1100 2.766 Rp 3.042.600 900 2.766 2.489.400
Jumlah pembelian 1700 Rp 4.800.000
01-Jan Saldo awal: Rp.2.440 = Rp.2.440.000:1000 kg
Jumlah pemakaian 15-Jan Pembelian: Rp.2.688
1800 = Rp.4.032.000:1500
Rp kg
4.750.600
17-Jan Pembelian: Rp.2.766 = Rp.5.532.000 : 2000 kg Rp
Sisa akhir 900 2.489.400
Sistem Fisik dengan Metode Rata-rata
Persediaan awal 1000 kg Rp.
2.440.000
Pembelian 1700 kg Rp.
4.800.000
Jumlah bahan baku yang tersedia :2700 kg x Rp.2.681 Rp.
7.240.000
Nilai persediaan akhir : 900 kg x Rp.2.681 (Rp.
2.412.900)
Biaya bahan baku Rp.4.827.100

2681 = Rp.7.240.000 : 2700 kg


Jurnal PT.B dengan Metode Rata-rata
bergerak
Penjurnalan
1. Jurnal Pembelian Bahan Baku
15-JanPersediaan bahan baku Rp 3.300.000
Kas (hutang dagang) Rp 3.300.000
17-JanPersediaan bahan baku Rp 1.500.000
Kas (hutang dagang) Rp 1.500.000

2. Jurnal Pemakaian Bahan Baku


06-JanPersediaan produk (barang ) dalam proses Rp 1.708.000
Persediaan bahan baku Rp 1.708.000
21-JanPersediaan produk (barang ) dalam proses Rp 3.042.600
Persediaan bahan baku Rp 3.042.600

Anda mungkin juga menyukai