Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui sistem yang dipakai dalam proses pencatatan persediaan barang dagangan.
2. Mengetahui metode yang dipergunakan dalam pencatatan persediaan.
3. Menyelesaikan pencatatan persediaan dengan menggunakan metode fisik dan perpetual.
4. Membandingkan penggunaan metode penilaian persediaan terhadap laporan keuangan.
5. Menghitung nilai persediaan dengan berbagai metode
6. Melaksanakan pencatatan akuntansi untuk persediaan.
Berikut ini adalah ilustrasi perbedaan jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic
Transaksi Sistem Periodik Sistem Perpetual
1. Membeli brg Pembelian 10.000 Persed.BrgDag 10.000 -
dag. kredit Hutang 10.000 Hutang 10.000
Rp 10.000
2. Retur pemb. Hutang 500 Hutang 500
Rp 500 Retur Pbl 500 PersedBrgDag 500
3. Terdapat brg Piutang/Kas 4.000 Piutang/Kas 4.000
yang dijual. Penjualan 4.000 Penjualan 4.000
Rp 4.000 dan HPP 1.500
hpp brg Rp Persed.BrgDag 1.500
1.500
4. Pada akhir Mutlak harus dilakukan Tanpa inventarisasi sudah dapat
tahun inventarisasi fisik karena tanpa diketahui persediaan, namun
inventarisasi fisik barang, tidak inventarisasi perlu dilakukan
dpt diketahui persediaan yang
ada
Mis menurut Jika hasil inventarisasi fisik tidak
perhitungan Ikhtisar L/R 150 sama dengan saldo rekening
fisik pada Persed.B.D. 150 persediaan, perusahaan perlu
akhir tahun membuat jurnal, jika sama tidak
saldo persed. Persed. B.D 200 perlu membuat jurnal.
Rp 200 Ikhtisar L/R 200
dan awal
tahun Rp
150.
2) LIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang
terakhir dibeli, yaitu:
100 unit @ Rp 13 = Rp 1.300
300 unit @ Rp 11 = Rp 3.300
300 unit @ Rp12 = Rp 3.600
Harga pokok penjualan Rp 8.200
Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:
200 unit @ Rp 10 = Rp 2.000
100 unit @ Rp 12 = Rp 1.200
Persediaan akhir Rp 3.200