Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pengambilan keputusan di perusahaan dibutuhkan informasi yang relevan
untuk mengambil keputusan, sistem informasi akuntansi mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan karna sistem informasi akuntnasiadalah suatu sisitem
mengumpulkan, mecatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan
informasi bagi pengambil keputusan. Sisitem ini meliputi orang, prosedur dan
intruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendali
internal dan ukuran keamanan. Pemilik perusahaan dapat menggunakan sistem
informasi akuntansi untuk mengambil keputusan, namun perlu diingat dalam
perusahaan terdapat banyak pengguna seperti manajer selain membutuhkan informasi
untuk pengambilan keputusan juga mempunyai masalah untuk meningkatkan
operasional perusahaan dan juga untuk menambah nilai atau kegunaan produk dan
jasa perusahaan. untuk menyelesaikan masalah tersebut perusahaan dapat
menggunakan Model REA karna REA mempunyai keunggulan kompetitif dimana
model REA memberikan para manajer informasi yang lebih relevan, tepat waktu, dan
akurat hal ini akan mengarah pada layanan pelanggan yang lebih baik, kualitas
produk yang lebih tinggi serta proses produksi yang fleksibel.
Selain itu model REA jugs membantu para manajer mengidentifikasi berbagai
aktifitas yang tidak bernilai tambah, yang dapat ditiadakan dari operasional. Model
REA selain bermanfaat untuk manajer juga mempunyai keuntungan untuk para
akuntan karna para akuntan banyak berhadapan dengan sistem informasi yang
didesain untuk mengatasi kelemahan informasi yang sering kali tidak terhubung satu
sama lain hingga mengarah pada kebingungan, pengambilan keputusan yang kurang
baik serta tindakan yang tidak tepat. Namun, Model REA mampu mengatasi masalah
tersebut karna sistem pada model REA didasarkan pada model basis data tradisional
dan akan lebih berorientasi pada peristiwa bukan pada akun.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Model REA ?
2. Bagaimana Peran Model REA untuk mengenai kebutuhan Informasi yang
berubah, keterbatasan akuntansi Tradisional?
3. Bagaimana Model REA digunakan untuk mengembangkan Basis data ?
4. Bagaimana mengembangkan Model REA ?
5. Apa perbedaan model REA dan Diagram ER ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Model REA
2. Mengetahui Peran Model REA untuk mengetahui kebutuhan informasi yang
berubah, keterbatasan akuntansi Tradisional ?
3. Mengetahui Model REA yang digunakan untuk mengembangkan Basis Data
4. Mengetahui cara mengembangkan Model REA
5. Mengetahui Perbedaan Model REA dan Diagram ER

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan REA

Inti dari filosofi REA adalah pengakuan bahwa sistem informasi harus
mendukung kebutuhan informasi semua pengguana informasinya dalam suatu
organisasi. Bagian ini membahas mengenai kebutuhan informasi yang berubah dalam
manajemen modern, keterbatasan akuntansi tradisional dalam memenuhi kebutuhan
tersebut dan peran REA sebagai potensi solusi.

2.1.1 Model REA

Model REA adalah kerangka kerja akuntansi alternatif untuk permodelan


sumber daya, peristiwa dan pelaku perusahaaan yang sangat penting, serta hubungan
diantara mereka. Jika telah diadopsi, data akuntansi dan nonakuntansi mengenai suatu
kejadian dapat diidentifikasi, ditangkap dan disimpan dalam basis data terpusat. Dari
tempat penyimpanan ini tampilan pengguana dapat dibentuk hingga memenuhi semua
pengguna dalam peusahaan. Ketersediaan dari beberapa tampilan ini memungkinkan
penggunaan data transaksi secara fleksibel, serta memungkinkan pengembangan
sistem informasi akuntansi yang bebas dari berbagai kelemahan yang telah
disebutkan sebelumnya.

REA diusulkan pada tahun 1982 sebagai model teoritis untuk akuntansi. Pada waktu
itu teknologi belum mampu menerjemahkan teori REA ke dalam praktek. Kemajuan
dalam teknologi kini telah memusatkan perhatian baru pada REA sebagai alternatif
praktis dari kerangka kerja akuntansi tradisional.

Model REA membutuhkan kejadian yang dicirikan dalam cara yang sama dengan
pengembangan tampilan banyak pengguna. Data perusahaan tidak boleh dibuang
terlebih dahulu dan harus mencerminkan semua aspek yang relevan dari peristiwa
ekonomi yang mendasarinya. Jadi model data REA tidak meliputi berbagai elemen
tradisional seperti jurnal, buku besar, daftar akun dan akuntansi pembukuan

3
berpasangan (debit dan kredit), walaupun dapat digunakan untuk menciptakan salah
satu atau semua elemen tersebut jika dibutuhkan.Perusahaan yang menggunakan
REA menghasilkan laporan keuangan dan berbagai laporan langsung dari data
terperinci yang didasarkan oleh peristiwa bukan dari buku besar dan jurnal
tradisional.

Elemen-elemen Penting dalam Model REA :

1. Sumber Daya
Sumber daya ekonomi adalah aset perusahaan. Sumber daya ini didefinisikan
sebagai semua objek baik yang langka maupun yang masih dalam pengendalian
perusahaan. Definisi ini berbeda dari model tradisional karena tidak meliputi apapun
yang dapat diturunkan dari data lainnya, seperti piutang usaha yang merupakan
record historis yang hanya digunakan untuk menyimpan dan mentransmisikan data.
(piutang usaha didapat dari selisih antara penjualan ke pelanggan dengan kas yang
diterima dari pembayaran penjualan).
Harus diingat bahwa ketika berkaitan dengan perencanaan, evaluasi, dan
pengendalian peristiwa, berbagai sumber daya dalam model REA akan meliputi
lokasi tempat berbagai peristiwa signifikan terjadi, seperti mesin kas, record
persediaan dan bagian pencatatan permintaan.

2. Peristwa
Peristiwa ekonomi adalah kejadian yang mempengaruhi berbagai perubahan dalam
sumber daya. Peristiwa dapat merupakan hasil dari berbagai aktivitas seperti
produksi, perdagangan, konsumsi, dan distribusi. Peristiwa ekonomi adalah elemen
informasi yang sangat penting bagi sistem informasi dan harus ditangkap dengan
sangat terperinci untuk dapat membentuk basis data yang lengkap. Dalam pendekatan
permodelan REA, peristiwa dibagi menjadi tiga kelas, Peristiwa operasi (apa yang
terjadi), Peristiwa informasi (apa yang dicatat), Peristiwa keputusan manajemen (apa
yang dilakukan sebagai hasilnya). Akan tetapi hanya peristiwa operasi yang
dimasukan ke dalam model REA.

4
3. Pelaku
Pelaku ekonomi adalah berbagai individu dan bagian yang terlibat dalam sebuah
peristiwa ekonomi. Mereka adalah berbagai pihak dari dalam dan luar perusahaan
yang memiliki kemampuan sendiri untuk menggunakan atau membuang sumber daya
ekonomi. Contoh pelaku adalah staf administrasi bagian penjualan, pekerja produksi,
staf administrasi bagian pengiriman, pelanggan dan pemasok.

2.1.2 Keuntungan Model REA


Perusahaan yang menggunakan pendekatan REA dapat memperoleh berbagai
keuntungan berikut ini :
1. Operasional yang Lebih Efisien
Perusahaan yang menggunakan pendekatan REA dapat merasakan peningkatan
efisiensi operasional dalam tiga hal :
 Pendekatan REA untuk permodelan proses bisnis akan membantu para manajer
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang tidak bernilai tambah, yang dapat
ditiadakan dari operasional.
 Penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan dalam basis data terpusat yang
sama dapat mengurangi kebutuhan akan berbagai prosedur pengumpulan,
penyimpanan, dan pemeliharaan data.
 Penyimpanan data keuangan dan nonkeungan berbagai peristiwa bisnis dalam
bentuk yang terperinci akan memungkinkan adanaya dukungan untuk
keputusan manajemen yang lebih luas kisarannya.

2. Peningkatan Produktivitas
Peningkatan efisiensi operasional dari tiap bagian melalui peniadaan aktivitas
tidak bernilai tambah akan menghasilkan kapasitas lebih. Kapasitas tambahan ini
dapat diarahkan kembali untuk peningkatan produktivitas keseluruhan perusahaan.

5
3. Keunggulan Kompetitif
Dengan mendukung tampilan untuk bnyak pengguna, model REA memberikan
para manajer informasi yang lebih relevan, tepat waktu dan akurat. Hal ini akan
mengarah kepada layanan pelang gan yang lebih baik, kualitas produk yang lebih
tinggi, serta proses produksi yang fleksibel.

2.1.3 Analisis Rantai Nilai


Keunggulan Kompetitif yang di dapat dari aplikasi pendekatan REA akan
sangat jelas terlihat dari prespektif rantai nilai (value chain). Rantai nilai adalah
berbagai aktivtas yang menambah nilai atau kegunaan bagi produk dan jasa
perusahaan. Untuk dapat tetap bersaing, kebanyakan perusahaan harus membedakan
berbagai aktivitas bisnisnya, untuk membuat prioritas atas berbagai aktivitas tersebut
berdasarkan nilainya dalam mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan harus makin
dapat beradaptasi serta responsive atas berbagai perubahan dalam lingkungan
operasinya. Lingkungan ini meliputi industry, pemasok, pelanggan, dan berbagai
pengaruh eksternal lainnya yang berdampak pada kinerja. Selanjutnya manajemen
perusahaan perlu untuk terus meninjau dan meningkatkan penggunaan sumber daya
secara efektif serta efisien untuk memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan.
Para pengambil keputusan perlu melihat jauh diluar operasi internal dan fungsi
perusahaannya. Salah satu pendekatan yang diterapkan untuk tujuan ini disebut
Analisis rantai nilai. Analisis ini membedakan antara aktivitas utama yaitu yang
menciptakan nilai dan aktivitas pendukung yaitu yang membantu pencapaian aktivitas
utama. Melalui penerapan analisis ini, perusahaan dapat melihat jauh ke dalam
dirinya sendiri, dan memaksimalkan kemampuannya untuk memaksimalkan nilai
melalui, contohya, penggabungan kebutuhan berbagai pelanggan dalam produknya,
atau melalui fleksibilitas para pemasok dalam menjadwalkan produksinya.
Sistem informasi tradisional todak cukup dapat mendukung banyak bagian dari
aktivitas rantai nilai. Perusahaan yang telah menerapkan analisis rantai nilai biasanya
melakukan hal ini diluar sistem informasi tradisional dengan menyediakan informasi
semacam ini secara terpisah, bagi para pengambil keputusan. Hal ini sering kali

6
melibatkan pembuatan sistem informasi yang terpisah dengan semua masalah yang
telah dibahas diatas. Cukup jelas bahwa adopsi sebuah kerangka kerja sistem
informasi yang dapat memasok semua kebutuhan informasi akan lebih berguna.

2.2 Aplikasi Basis data

Sebelum membahas lebih jauh mengenai pemodelan REA, pertama-tama dibahas


terlebih dahulu apakah basis data tradisional. Secara khusus, berbagai karakteistik
operasional dari aplikasi siklus pendapatan dan pengeluaran yang menggunakan basis
data tradisional serta bagaimana perbedaan dari sistem file datar juga akan dibahas
dan salam memahami bagaimana model REA dapat digunakan untuk
mengembangkan basis data relasional yang mendukung berbagai proses bisnis.

2.2.1 Sistem Pencatatan Pesanan dan Penerimaan Kas

Tinjauan singkat mengenai bagan alir sistem pencatatan pesanan dalam gambar
menunjukkan bahwa berbagai proses bisnis dalam aplikasi basis data ini secara

7
fundamental tidak berbeda dari file datar yang lama. Perbedaan yang paling
signifikan antara kedua pendekatan ini adalah metode penyimpanan datanya. Tabel
rasional telah menggantikan file datar yang bertindak sebagai record akuntansi
tradisional, termasuk jurnal, buku besar pembantu, dan buku besar. Data transaksi
yang ditangkap oleh sistem semacam ini cenderung dibuat terstruktur untuk
memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan. Sistem ini orientasinya berbasis akun.
Orientasi ini sering kali mengakibatkan hilangnya banyak perincian yang dibutuhkan
oleh para pengguna lainnya.

Dalam lingkungan basis data relasional, dimungkinkan untuk fokus pada transaksi
ekonomi bukan hanya artefak akuntansi yang hanya menangkap pengaruh keuangan
dari berbagai peristiwa ini. Jika transaksi yang ditangkap cukup detail, nilai keuangan
yang dibutuhkan untuk pelaporan keuangan dapat dihitung dari basis data transaksi.
Akan tetapi, basis data yang kaya ini juga dapat mendukung kebutuhan para
pengguna lainnya. Banyak perusahaan yang mengadopsi posisi yang lebih moderat
dan mempertahankan baik sistem buku besar tradisional untuk laporan keuangan
maupun basis data transaksi untuk dukungan operasional.

8
1. Tabel Pelanggan

Table pelanggan (Customer Table) berisi alamat dan informasi kredit pelanggan.
Nilai batas kredit digunakan memvalidasi berbagai transaksi penjualan. Jika jumlah
dari saldo belum dibayar pelanggan dan jumlah transaksi penjualan saat ini melebihi
batas kredit yang telah ditetapkan sebelumnya, maka transaksi tersebut akan ditolak.

2. Tabel Faktur Penjualan

Table faktur penjualan (Sales Invoice Table) menangkap berbagai transaksi


penjalan untuk suatu periode. Record transaksi penjalan dibuat ketika persetujuan
kredit diberikan. Saat pesanan dikirimkan ke pelanggan, tanggalnya akan dimasukkan
ke dalam field Tanggal Pengiriman untuk memperjelas peristiwa dan untuk menandai
record “terbuka”. Saat kas diterima, maka akan dicocokan dengan record faktur
terbuka, dan kemudian akan ditutup dengan menempatkan tanggal saat ini di field

9
Tanggal Pembayaran. Selain itu, Nomor Pengiriman Uang, yang merupakan kunci
primer dalam table Pengiriman Uang, ditambahkan ke record faktur sebagai alat
pemerikasaan silang.

Table faktur penjualan dapat juga digunakan untu menggantikan beberapa pencatatan
akuntansi tradisional. Pertama-tama, karena table itu berisi jumlah total yang belum
dibayar untuk tiap faktur, maka menjumlahkan field Jumlah Faktur untuk semua
record dalam table akan menghasilkan penjualan total (sama dengan jurnal penjualan)
untuk periode tersebut. Saldo Piutang Usaha (atau buku pembantu piutang usaha)
untuk pelanggan tertentu dapat dihitung dengan menjumlahkan field Jumlah Faktur
untuk semua faktur tebuka pelanggan tersebut. Toal piutang usaha adalah jumlah dari
semua pencatatan faktur terbuka dalam keseluruhan tabel.

3. Tabel Barang Dijual

Tabel barang dijual (Line Item Table) terdiri atas pencatatan tiap barang yang
dijual ke pelanggan perusahaan. Karena sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau
lebih produk, tiap pencatatan dalam tabel Faktur Penjualan dihubungkan denganlink
ke satu atau lebih record dalam tabel ini. Tabel tersebut terdiri atas dua kunci primer
yaitu Nomor Faktur dan Nomor Barang. Kedua kunci tersebut dibutuhkan untuk
menetapkan secara unik tiap pencatatan dalam tabel tersebut. Kedua kunci tersebut
juga memberikan link ke berbagai pencatatan terkait dalam tabel Faktur Penjalan dan
Persediaan.Harga pokok penjualan ditetapkan dengan menghubungkan tiap
pencatatan tabel Barang Dijual dengan tabel Persediaan serta mengalikan dengan
nilai di field Kuantitas dalm tabel Barang Dijual dengan nilai di field Biaya per Unit
di tabel Persediaan. Tabel ini juga mendukung pengerjaan operasional seperti
penagihan, pelayanan pelanggan, pemasaran, dan audit.

4. Tabel Persediaan

Tabel persediaan (Inventory Table) berisi jumlah barang, harga, pemasok, dan data
lokasi gudang untuk tiap barang persediaan. Ketika produk dijual, field Jumlah
Barang Saat Ini dalam pencatatan yang terkait akan dikurangi sejumlai nilai field

10
Jumlah Barang di pencatatan Barang Dijual. Field Jumlah Barang Saat Ini akan
meningkat dengan adanya penerimaan persediaan dari para pemasok.

5. Tabel Daftar Pengiriman

Tabel daftar pengiriman (Shipping Log Table) adalah pencatatan dari semua
pesanan penjualan yang dikirimkan ke pelanggan. Kunci primer dalam tabel ini
adalah nomor bill of lading. Data dalam tabel ini berguna untuk memverifikasi bahwa
semua penjualan yang tercatat dalam tabel Faktur Penjualan dikirimkan dalam
periode yang disebutkan. Sebagai alat untuk mengukur efisiensi, data daftar
pengiriman juga dapat digunakan untuk menetapkan apakah pesanan pelanggan
dikirimkan secara tepat waktu.

2.2.2 Sistem Pembelian Dan Pengeluaran Kas

Bagan alir figur 10-3 menunjukkan basis data untuk sistem pembelian dan
pengeluaran kas. Perbedaan utama dalam pendekatan ini dengan filedatar adalah
fokusnya pada peristiwa, bukan pada record akuntansi klasik. Figur 10-4 menunjukka
struktur tabel untuk sistem ini. Berikut ini adalah pembahasan tiap tabel dalam sistem
tersebut.

Figure 10-3 Basis Data Sistem Pembelian atau Pengeluaran kas

11
1. Tabel persediaan
Tabel persediaan berisi data jumlah, harga, pemasok, dan lokasi gudang untuk tiap
barang dalam persediaan produk. Proses pembelian dimulai dengan tinjauan atas
record persediaan untuk mengidentifikasi barang persediaan yang perlu dipesan.
Dalam kondisi ini, proses pembelian melibatkan pengisian kembali persediaan barang
jadi. Mengisi kembali persediaan bahan baku ketika barang ini digunakan dalam
proses produksi. Dalam kondisi apapun, persediaan dijual atau digunakan dalam
produki, field jumlah barang saat ini akan dikurangi oleh aplikasi computer. Jumlah
nilai barang saat ini akan tetap dibawah titik pemesanan ulang sampai persediaan
diterima dari pemasok. Hal ini dapat memakan waktu beberapa hari bahkan beberapa
minggu. Untuk menandai barang mana yang sedang dipesan dan mencegah adanya
pemesanan kembali barang tersebut tiap kali aplikasi computer mendeteksi kondisi
pemesanan ulang yang sama, maka dimasukkan sebuah nomor pesanan pembelian
dalam field Nomor PO di record persediaan. Biasanya field ini kosong.

12
2. Tabel Pesanan Pembelian
Tabel pesanan pembelian berisi berbagai record pembelian yang dimasukkan ke
pemasok. Record tersebut akan tetap terbuka sampai persediaan tiba. Memasukkan
nomor laporan penerimaan dalam field yang tersedia akan menutup record tersebut.
3. Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual
Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual berisi record setiap barang yang dipesan.
Karena sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau lebih produk, tiap record dalam
tabel pesanan pembelian dihubungkan dengan satu atau lebih record dalam tabel ini.
Perhatikan bahwa tabel tersebut berisi dua kunci primer-Nomor PO dan Nomor
Barang. Kedua kunci tersebut dibutuhkan untuk secara unik mengidentifikasi setiap
record dalam tabel. Kunci tersebut juga menyediakan lik ke berbagai record terkait
dalam tabel pesanan pembelian dan persediaan.
4. Tabel Laporan Penerimaan
Ketika barang yang dipesan tiba dari pemasok, maka akan dihitung dan diperiksa
serta dibuat dokumen penerimaannya.melalui sebuah terminal, staf administrasi
bagian penerimaan akan memasukkan informasi mengenai berbagai barang yang
diterima dalam tabel laporan penerimaan.
5. Tabel Voucher Pengeluaran
Tebel Voucher Pengeluaran memberikan tiga informasi penting yang secara
tradisional terdapat dalam catatan akuntansi formal. Pertama, tabel ini adalah record
dari berbagai cek yang dibuat untuk membayar berbagai akun usaha untuk periode
terkait serta menggantikan jurnal pengeluaran as tradisional. Kedua, jumlah dari
berbagai barang yang masih terbuka(voucher yang belum dibayar) pada pemasok
tertentu sama dengan buku pembantu utang usaha untuk pemasok tersebut.

Figur 10-4 Struktur File Untuk Siklus Pengeluaran

13
2.2.3 Keterbatasan Sistem Berbasis Transaksi.
Jika sistem yang baru saja digambarkan mewakili peningkatan yang jauh dari
pendekatan file datar tradisional, sistem ini memiliki kelemahan yang serius. Sistem
ini berbasis transaksi, sehingga memungkinkan pengguna untuk menangkap banyak
sekali informasi yang berkaitan dengan peristiwa ekonomi, seperti penjualan ke
pelanggan dan pembelian dari pemasok. Akan tetapi dengan melihat basis datanya
akan terlihat bahwa sistem ini di desain hanya untuk menangkap data transaksi
keuangan. Data nonkeuangan tidak ditangkap. Selain itu, peristiwa nonekonomi
diabaikan dalam sistem ini. Contoh dari peristiwa nonekonomi adalah pelanggan
yang masuk dalam bisnis menjelajah, dan menanyakan berbagai produk, tetapi tidak
membeli. Informasi mengenai perilaku pelanggan yang seperti ini bisa jadi sangat
penting bagi perusahaan. Akan tetapi, jenis peristiwa seperti ini tidak ditangkap oleh
sistem berbasis transaksi seperti di atas. Seperti yang akan kita lihat, REA adalah

14
sistem berbasis peristiwa atau kadang juga disebut sistem berbasis pola. Perbedaan
ini lebih dari hanya sekedar makna. Sistem REA responsif terhadap fenomena
ekonomi dan nonekonomi, hingga memungkinkan pembuatan basis data yang lebih
kaya dan yang dapat mendukung kebutuhan informasi semua pengguna dalam
perusahaan.

2.2.4 Pendekatan Tradisional Terhadap Proses Permodelan Bisnis


Dalam pendekatan tradisional untuk mendesain basis data tradisional, diagram
hubungan entitas (Entity Relationships-ER) digunakan untuk membuat model
antarberbagai entitas perusahaan yang penting. Pendekatan permodelan data ER akan
dibahas dalam diagram ER.
Prosedur penjualan yang ditunjukan dibagian atas kiri dalam figure tersebut
dikelilingi oleh garis putus-putus, dan prosedur pengadaan ditunjukan dibagian atas
serta bawah kanan dikelilingi oleh garis putus-putus.
Model data ER ini sesuai ketika menggunakan pendekatan desain basis data
tradisional. Akan tetapi, terdapat bentuk model lain yang dikembangkan. Pendekatan
ini digambarkan dalam bagian berikut :

15
2.3 Mengembangkan Model REA

Inti dari pendekatan ini adalah konsep dari peristiwa(event). Sebuah proses bisnis
terdiri atas beberapa peristiwa. Sebelum mengembangkan model REA, berbagai
peristiwa harus diklarifikasi sebagai:

 Peristiwa operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa


 Peristiwa informasi, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pencatatan,
pemeliharaan, dan pelaporan informasi
 Peristiwa keputusan/manajemen, yaitu aktivitas yang mengarah pada
pembuatan keputusan dan implementasinya.

Berbagai jenis peristiwa ini semuanya dihubungkan secara silkular: Peristiwa


keputusan/manajemen memicu peristiwa operasi. Peristiwa operasi memicu peristiwa
informasi. Peristiwa informasi memicu peristiwa keptusan/manajemen, dan
seterusnya. Dalam sistem informasi manual, cukup mudah untuk membedakan antara
ketiga peristiwa ini. Sayangnya, makin rumit sistem terkomputerisasi membuat

16
semakin tidak jelas akhir dari sebuah jenis peristiwa dan awal mulainya. Akan tetapi,
perspektif pengendalian dan relevansi ke bagian yang menjadi pusat perhatian,
merupakan hal yang penting untuk mengidentifikasi secara terpisah berbagai
peristiwa ini ketika mengembangkan model REA.

Dimulai dengan yang paling jelas, biasanya tidak sulit untuk mengidentifikasi mana
yang merupakan peristiwa keputusan/manajemen. Peristiwa ini meliputi keputusan
yang berkaitan dengan perencanaan, evaluasi, dan pengendalian. Contohnya,
membeli atau tidak membeli, menjual atau tidak menjual, menyewa atau tidak
menyewa, meminta laporan, meminta informasi, dan mengimplementasikan ukuran
pengendalian baru semuanya adalah peristiwa keputusan manajemen.Peristiwa
informasi menghasilkan informasi yang memungkinkan keputusan dibuat. Peristiwa
ini meliputi tindakan pencatatan, perbaikan, pembaruan, atau pemeliharaan. Berikut
ini adalah contoh dari peristiwa informasi:

 Mencatat data pelanggan baru


 Memperbarui pencatatan persediaan setelah adanya penjualan
 Memperbaiki perincian pelanggan yang telah merubah alamatnya
 Membuat perkiraan biaya untuk produk baru
 Membuat laporan peringkat kredit atas berbagai pelanggan yang berpotensi
 Membuat analisis data pelamar kerja dalam perusahaan
 Membuat faktur penjualan
 Membuat pesanan pembelian
 Membuat laporan kinerja per divisi

Peristiwa operasi adalah berbagai aktivitas fisik yang berkaitan dengan berbagai
proses bisnis. Karena orientasi informasi para mahasiswa akuntansi, kadang mereka
sulit memisahkan peristiwa operasi dengan peristiwa peristiwa informasi. Contohnya,
mencatat pesanan pelanggan, mengirimkan produk ke pelanggan, menerima bahan
baku dari pemasok, dan membayar persediaan yang diterima adalah peristiwa operasi.
Membuat faktur penjualan, mencatat pengiriman dalam daftar pngiriman, mencatat

17
penerimaan persediaan dalam buku besar pembantu, dan membuat voucher
pengeluaran kas untuk pembayaran ke pemasok adalah peristiwa informasi yang
berhubungan tetapi berbeda.Untuk mengidentifikasi peristiwa operasi dalam sebuah
proses bisnis kita dapat menggunakan pendekatan yang digunakan oleh banyak
disiplin ilmu ketika mencoba mengungkapkan apa yang terjadi. Peristiwa operasi
terungkap dengan menjawab serangkaian kata tanya: Siapa yang melakukannya? Apa
yang terjadi? Kapan terjadinya? Dimana terjadinya? Apa yang dilibatkan? Bagaimana
terjadinya?

Untuk menggambarkan proses pengembangan model REA, akan digunakan studi


kasus berikut ini:

Horizon Books

Horizon Books adalah toko buku di kota Philadelphia. Toko ini memiliki persediaan
hampir 5.000 buku. Para pelanggan dating dan melihat-lihat rak, memilih buku, dan
membawanya ke salah satu dari tiga kasiryang ditempatkan diberbagai bagian
berbeda dari took buku tersebut. Salah satu dari ketiga kasir tersebut ditempatkan
dibagian informasi, tempat para pelanggan dapat mencari apakah buku tertentu ada
dalam persediaan, memasukkan pesanan untuk buku yang tidak ada di toko buku,
dan mengambil serta membayar buku yang sebelumnya telah dipesan. Kasir
dibagian informasi tersebut memiliki sebuah basis data yang akan dibukanya untuk
memeriksa setiap pertanyaan. Tidak ada penjualan secara kredit. Semua pelanggan
membayar pembeliannya pada waktu membeli.

a. Tahap 1
Di tahap pertama, peristiwa operasi yang dimasukkan dalam model diidentifikasi.
Berbagai peristiwa ini dalah peristiwa yang mendukung tujuan strategis perusahaan
dan yang perlu dikumpulkan informasinya. Dalam bentuk yang paling sederhana,
model dapat memiliki satu peristiwa saja, penjualan. Akan tetapi, hal tersebut berarti
tidak ada data yang terkumpul mengenai waktu yang dihabiskan pelanggan
untukmelihat-lihat sebelum melakukan pembelian. Hal ini juga berarti tidak ada data

18
mengenai pelanggan yang bertanya, tetapi meninggalkan toko tanpa melakukan
pembelian. Untuk menangkap berbagai data ini, peristiwa kedatangan, peristiwa
kepergian, dan peristiwa pertanyaan perlu dimasukkan ke dalam model. Agar tetap
sederhana, asumsikan bahwa Horizon Books tidak membutuhkan informasi mengenai
kedatangan dan kepergiaan untuk saat ini, akan tetapi dibutuhkan informasi mengenai
peristiwa pembayaran pelanggan dan peristiwa pertanyaan dari pelanggan.

b. Tahap 2
Peristiwa operasi yang telah diidentifikasi kini perlu diatur dalam urutan
terjadinya. Walaupun ada banyak penjualan yang terjadi tanpa adanya pertanyaan
yang mendahuluinya, kapan saja pertanyaan muncul, maka akan diteruskan urutannya
penjualan yang dapat timbul dari pertanyaan tersebut. Oleh karenanya, urutan
peristiwa dalam model ini adalah pertanyaan, penjualan, dan pembayaran.

c. Tahap 3
Selanjutnya sumber daya dan pelaku untuk setiap peristiwa operasi harus
diidentifikasi. Hal ini paling mudah dilakukan dengan menjawab pertanyaan siapa,
apa, dan dimana untuk setiap peristiwa. Contohnya, Siapa yang terlibat? Apa yang
dilibatkan? Dimana terjadinya?
Dalam hal peristiwa menjawab permintaan, pelanggan dan kasir akan dilibatkan,
basis data dilibatkan, dan terjadi di bagian informasi. Peristiwa melakukan penjualan
melibatkan pelanggan, kasir, dan buku yang terjual. Peristiwa tersebut terjadi di kasir.

19
Peristiwa penerimaan pembayaran melibatkan pelanggan, kasir, dank as, serta terjadi
di bagian kasir.
Berbagai sumber daya digambarkan dibagian kiri, peristiwa dibagian tengah, dan
pelaku dibagian kanan. Model REA biasanya digambar tanpa adanya kolom judul dan
pembagi. Akan tetapi kolom dan pembagi ini ditunjukkan untuk menggambarkan
penempatan berbagai objek yang benar.

d. Tahap 4
Tahap berikutnya dalah mengidentifikasi hubungan antara sumber daya, peristiwa,
dan pelaku. Mulailah dari tiap peristiwa, dan hubungkan dengan sumber daya serta
pelaku yang dilibatkan dalm peristiwa tersebut. Kemudian gambarlah garis
penghubung berbagai peristiwa yang secara logika saling berhubungan.

20
Model REA digunakan untuk membangun basis data relasional, sistem informasi
berbasis REA menunjukkan semua figure dalam basis data relasional. Tabel
relasional disebut Pelanggan dalam figure 10-9.
Dalam sistem akuntansi REA, dengan adanya campuran antara penjualan tunai dan
kredit, pelanggan membayar tunai dapat diberikan pengidentifikasi yang sama dalam
tabel Pelanggan. Pengidentifikasi ini dapat disajikan dalm baris:

Nomor Pelanggan Nama Alamat Saldo Saat Ini


0 Tunai 0 0

Akan tetapi, Horizon Books menerapkan kebijakan penjualan hanya dilakukan secara
tunai. Dalam sistem akuntansi tradisional dengan semua penjualan secara tunai, tidak
ada data yang akan disimpan untuk pelanggan dan tidak akanada tabel data
pelanggan. Ketika bentuk penyelesaian transaksi adalah tunai, dapat dikatakan bahwa
dari sudut pandang murni keuangan, kita tidak perlu mengetahui siapa yang
membayar secara tunai tersebut. Kita hanya perlu mengetahui uang tunai yang telah
diterima. Jika tiap penjualan penjualan tunai diidentifikasi secara unik untuk
memisahkan berbagai transaksi, maka tidak dibutuhkan tabel Pelanggan.

21
Di pihak lain, keuntungan dari REA adalah dapat menangkap kisaran data yang lebih
luas mengenai berbagai peristiwa. Data tersebut dapat meliputi umur dan jenis
kelamin pelanggan, jenis buku yang suak dibaca pelanggan, dan nama serta alamat
pelanggan. Dengan informasi ini, toko buku tersebut dapat mengirimkan perincian
berbagai buku baru serta kegiatan khusus ke pelanggan. Jadi, walaupun semua
penjualan dilakukan secara tunai, dalam sistem informasi berbasis REA tabel
pelanggan tidak hanya ada, tetapi akan memiliki banyak atribut daripada yang
biasanya muncul dalam sistem informasi tradisional.

e. Tahap 5
Tahap berikutnya adalah menetapkan kardinalitas (cardinality) semua hubungan
entitas tersebut. Terdapat lima bentuk hubungan yang digunakan ketika membuat
model REA. Kelima bentuk hubungan tersebut adalah nol ke satu (0,1), nol ke
banyak (0,M), satu ke satu (1,1), satu ke banyak (1,M), dan banyak ke banyak (M,M).
Desain sesungguhnya dari berbagai tabel dasar relasional sesuai dengan proses yang
sama walaupun berasal dari ER tradisional ataupun model REA. Keuntungan model

22
REA adalah data nonkeuangan berbasis peristiwa dapat ditangkap, sedangkan hal ini
diabaikan dalam diagram ER untuk proses bisnis yang sama. Peninhkatan level
perincian dalam model REA membuatnya lebih mudah untuk mengidentifikasi apa
saja yang terjadi selama proses pemodelan. Infoemasi tambahan ini makin
memperkaya basis data serta juga mempebaiki proses perencanaanb, evaluasi, dan
pengendalian berbagai proses bisnis. Sekarang lihat bagaimana hal ini berjalan dalam
praktiknya dengan mengembangkan lebih lanjut model REA untuk Horizon Books.
Dalam kasus hubungan entitas pelanggan: melakukan penjualan di Horizon Book,
keberadaan seorang pelanggan dapat menimbulkan hubungan nol, satu, atau banyak
melakukan penjualan. Hal ini disajikan dalam model REA untuk proses tersebut
denagn menggunakan notasi (0,M) agar dapat menyajikan kardinalitas minimal dan
maksimal. Dalam cara yang hamper sama, keberadaan satu dan hanya satu entitas
pelanggan, akan disajikan sebagai (1,1) dalam model REA tersebut. Hal ini
ditunjukkan dalam figure 10-10.
Kadang, ketika menetapkan kardinalitas suatu hubungan entitas, akan berguna untuk
membayangkan bahwa kita berdiri di atas salah satu dari berbagai kotak entitas dan
melihat kotak lainnya. Jika berada di atas kotak entitas pelanggan maka berapa
penjualan minimal dan maksimal yang terlihat? Kita dapat melihat paling sedikit nol
(pelanggan dapat saja berkeinginan tidak membeli apapun) atau maksimal lebih besar
dari satu (jika pelanggan memutusakan membeli lebih dari satu barang). Jadi, entitas
melakukan penjualn dalam hubungan ini adalah nol ke banyak (0,M). Kini, bedirilah
diatas kotak entitas lainnya. Seberapa banyak pelanggan yang kita lihat membeli
barang tertentu? Minimal adalah satu. Agar entitas yang melakukan penjualan terjadi
maka harus ada seorang pelanggan. Selain itu, hanya seorag pelanggan yang dapat
membeli barang tertentu, kardinalitas maksimalnya juga akan satu. Maka, kardinalitas
dari entitas pelanggan dalam hubungan ini adalah satu ke satu (1,1).
Dengan menggunakan berbagai prinsip ini, kardinalitas dapat ditetpkan untuk
berbagai hubungan dalam model REA proses penjualan Horizon Books.

23
2.4 MODEL REA VS DIAGRAM ER

Untuk menggambarkan berbagai perbedaan antara pemodelan REA dengan ER


lihatlah figur 10-12. Diagram ER menyajikan rangkaian peristiwa yang lebih luas
daripada model REA. Hal ini meliputi peristiwa operasi (menerima), peristiwa
informasi (membuat, memperbarui) dan peristiwa keputusan (meninjau kembali).
Sebaliknya, hanya peristiwa operasi yang termasuk dalam model REA, serta hanya
peristiwa yang memiliki arti penting strategis.

Jika dalam beberapa hal model REA lebih sederhana daripada diagram ER, odel ini
memberikan informasi ysng lebih relevan. Pendekatan \rea memungkinkan desainer
sistem untuk fokus pada berbagai peristiwa penting yang memfasilitasi desain serta
penempatan pengendalian. Karena peristiwa informasi dan pengambilan keputusan
terpisah dari peristiwa operasi utama, pengendalian yang berbeda dan yang
dibutuhkan untuk berbagai jnis peristiwa ini dapat dengan mudah diidentifikasi serta

24
dimasukkan dalam proses bisnis. Dalam perbedaan utama inilah manfaat dari
membuat model REA menjadi jelas. Diagram ER adalah alat pemodelan data yang
memungkinkan perusahaan memastikan adanya keselarasan anatara berbagai proses
bisnis serta tabel basis data tempat data yang berkaitan antara berbagai proses bisnis
serta tabel basis data tempat data yang berkaitan dengan berbagai proses bisnis
tersebut disimpan. Dengan kata lain, model ER berorientasi pada tampilan. Model
REA menunjukkan tempat perusahaan dapat merencanakan, mengevaluasi, dan
mengendalikan berbagai peristiwa operasi penting dalam proses bisnis. Karena REA
berfokus pada berbagai aktivitas bisnis, maka model ini berorientasi pada peristiwa.

2.4.1Menetapkan Atribut Entitas

Model REA dapat digunakan untk menetapkan atribut entitas. Berikut ini
menjelaskan fenomena akuntansi yang berhubungan dengan prosedur pengadaan
pada figur 10-12.

25
1. Peristiwa Operasi
Peristiwa operasi dalam proses tersebut memasukkan permintaan persediaan,
memasukkan pesanan, dan menerima persediaan. Berbagai elemen data yang
menjelaskan berbagai peristiwa ini harus dispesifikasikan dalam perinciaan yang
memadai untuk mendukung semua kebutuhan pengguna.
2. Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku adalah sumber daya ekonomi yang terpengaruh oleh
peristiwa.

26
3. Pelaku Utama
Pelaku utama adalah staf administrasi bagian perencanaan dan pengendalian
produksi, staf pembelian, pemasok, staf administrasi bagian penerimaan dan staf
administrasi bagian gudang.

selanjutnya lihat prosedur penjualan di figur 10-12, berikut dijelaskan fenomena


akuntansi yang berkaitan dengan proses tersebut :

1. Peristiwa
Peristiwa dalam proses menerima pesanan dari pelanggan, mengambil persediaan
barang jadi, dan mengirimkan persediaan. Berbagai elemen data yang menjelaskan
berbagai peristiwa ini harus dispesifikasikan secara cukup terperinci untuk
mendukung semua kebutuhan pengguna.
2. Persediaan Barang jadi
Persediaan barang jadi adalah sumber daya ekonomi yag dipengaruhi oleh
peristiwa.
3. Pelaku Utama
Pelaku utama adaah staf administrasi bagian penjualan, pelanggan, staf
administrasi bagian gudang, dan staf administrasi bagian pengiriman. Seluruh atribut
yang relevan tersebut yang menjelaskan para pelaku akan dispesifikasikan dan dibuat
modelnya kedalam basis data.
Kebutuhan data berbagai proses bisnis lainnya seperti produksi, penerimaan kas,
dsb. Akan didapatkan melalui cara ini dan digabungkan untuk menghasilkan skema
umum dari kebutuhan data. Kebutuhan data untuk sember daya, peristiwa, dan pelaku
yang berhubungan dengan beberapa proses bisnis harus diintegrasikan, jangan dibuat
modelnya secara terpisah. Oleh karenanya, jika tiap proses bisnis dibuat modelnya
secara terpisa, maka tabel basis data yang sama akan digunakan melintasi semua
model. Tabel pelanggan yang sama akan digunakan dalam model penjualan dan
dalam model pengumpulan pembayaran, dan tabel pemasok akan digunakan dalam
model pmbelian seperti dalam model pengeluaran kas dsb.

27
2.4.2 Membuat Tampilan Pengguna
Pendekatan REA dapat menghasilkan sistem informasi yang mampu
mendukung beberapa tampilan. Akibatnya, berbagai kemungkinan tampilan harus
dipertimbangkan untuk tahap awal dalam pengembangan model. Hal ini dapat
diwujudkan melalui penetapan kisaran atribut data yang akan menangani kisaran
tampilan yang diinginkan. Akibatnya ini biasanya melibatkan analisis secara ekstensif
atas kebutuhan pengguna informasi. Setelah analisis tersebut lengkap, desainer dapat
memuat rangkaian atribut data (tampilan konseptual pengguna) yang dibutuhkan
untuk menghasilkan berbagai input dan output ini. Sebagai representasi konseptual
tampilan pengguna, maka laporan, dokumen dan layar computer disebut sebagai
tampilan fisik. Tampilan ini dapat membantu desainer memahami berbagai hubungan
penting antardata. Setelah atribut diidentifikasi, formulir dan prosedur untuk
mengumpulkan data peristiwa, sumberdaya dan pelaku dapat didesain, dan berbagai
tabel ini dapat diisi. Setelah hal ini dilakukan, antarmuka query dapt dibuat untuk
menghasilkan tampilan dan laporan.
Antarmuka query harus meliputi semua tampilan yang dapat diterima, dan format
untuk laporan hasil dari tiap query perlu ditentukan. Tampilan pertama adalah untuk
staf pembelian yang membutuhkan informasi mengenai barang persediaan yang akan
dipesan dan pemasok dari persediaan tersebut. Tampilan pngguna kedua adalah untuk
manajer penjualan yang membutuhkan perincian aktifitas penjualan harian yang
disusun berdasarkan pelanggan serta produk. Tampilan ketiga untuk bagian buku
besar, menyajikan daftar voucher jurnal yang meringkas aktivitas bisnis harian.
Berbagai tampilan ini semua didapat dari basisi data yang sama. Masing-masing
memenuhi kebutuhan informasi salah satu pengguna dan menunjukkan data dalam
tingkat perincian yang diminta. Fleksibilitas dalam desain tampilan adalah salah satu
kekuatan REA. Tampilan pengguna harus dapat diubah dalam cara yang diinginkan
tiap pengguna.

28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model REA sebagai alat untuk menspesifikasikan dan mendesain sisitem
informasin akuntansi yang melayani berbagai kebutuhan semua pengguna dalam
sebuah entitas. REA memiliki elemen penting dan manfaat seperti operasi yang
efisien, peningkatan produktivitas, dan keunggulan kompetitif. Manfaat keunggulan
kompetitif REA hamper dapat dengan jelas dilihat dari perspektif rantai nilai.
Model REA dan ER untuk proses penjualan dan pengadaan dapat dibandingkan.
Model REA lebih sederhana dari pada ER, model REA menunjukkan tempat
perusahaan dapat merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan berbagai
peristiwa operasi penting dalam proses bisnis karena REA berfokus pada berbagai
aktivitas bisnis, maka model ini berorientasi pada peristiwa. Fleksibilitas dalam
desain tampilan adalah salah satu kekuatan REA.

29

Anda mungkin juga menyukai