Anda di halaman 1dari 4

Materi Kuliah Ke – 3

Akuntansi Biaya 2
Direct Material Cost and Just In Time (JIT)
Dosen: Asc. Prof. Dr. Yulifati Laoli

Harap Ketua Kelas Menyebarkan Materi Kuliah Ini Ke Kelasnya


Via e-Mail Masing-Masing

Instuksi :
a). Pelajari dengan seksama, baca berulang-ulang.
b). Tuliskan kembali dengan tulisan tangan dalam buku catatan yang telah bapak wajibkan
(bapak akan periksa pada waktu kita kembali di kampus nanti)

1. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai dan Penentuan Harga Pokok
Persediaan Bahan Baku Pada Akhir Periode.

Masalah yang umum timbul dalam Akuntansi Biaya Bahan Baku adalah masalah
bagaimana menentukan harga pokok bahan baku yang telah dipakai dalam proses
produksi atau Biaya Bahan Baku, terutama jika transaksi pembelian bahan baku dilakukan
lebih dari satu kali dan harga pokok bahan baku yang dibeli berbeda-beda.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan ini, maka berikut ini
diberikan data pembelian dan pamakaian bahan dari suatu perusahaan.

Contoh 1.1.

Data persediaan bahan baku “GITO” yang dimiliki oleh PT. Tali Fuso dalam bulan Mei 2016
adalah sebagai berikut:

Tgl. Keterangan Unit Harga Beli Unit Unit


Yang Dibeli Per Unit Yang Dipakai Sisa
1 Persediaan awal Rp. 40,- 1.000u
5 Pembelian 400u Rp. 36,- 1.400u
8 Pemakaian 600u 800u
11 Pembelian 500u Rp. 32,- 1.300u
17 Pemakaian 900u 400u
21 Pembelian 400u Rp. 34,- 800u
26 Pembelian 200u Rp. 35,- 1.000u
30 Pemakaian 600u 400u

Jumlah 1.500u 2.100u


Instruksi:

1. Berdasarkan data tersebut di atas, buatlah ikhtisar mutasi persediaan (dalam unit).

Ikhtisar Mutasi Persediaan (dalam unit):


Persediaan Awal 1.000 unit
Pembelian 1.500 unit
Tersedia 2.500 unit
Pemakaian 2.100 unit
Persediaan Akhir 1.400 unit
2. Tentukanlah Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Awal Periode.

Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Awal Periode adalah:

= 1.000u x Rp 40 = Rp. 40.000,-

3. Tentukanlah Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Yang Telah Dipakai dalam Bulan
Mei-2016.
Di sinilah timbul masalah. Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang telah
dipakai, maka unit bahan yang dipakai harus dikalikan dengan harga pokok per unit
bahan baku yang dipakai. Permasalahannya adalah harga pokok per unit yang mana yang
digunakan sebagai angka pengalinya?

Pada contoh 1.1, terlihat harga pokok per unit bahan baku yang dibeli bervariasi,
yaitu: Rp. 40,- Rp. 36 ,- Rp. 32,- Rp. 34,- dan Rp. 35,- Jadi sulit untuk menentukan
berapa nilai dari harga pokok bahan baku yang telah dipakai.

4. Tentukanlah Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Yang Tersisa Pada Akhir Periode.

Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Yang Tersisa Pada Akhir Periode juga sulit
untuk ditentukan karena harga pokok per unit bahan baku yang dibeli bervariasi, dan
dibeli pada hari atau waktu yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk menentukan bilangan
pengali dari unit yang tersisa tersebut pada akhir periode/bulan.

Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut, maka ada beberapa Metode Penentuan
Harga Pokok (Methods Of Costing), bahan baku atau Metode Penilaian (Valuation Of
Costing), yang dapat digunakan yaitu:

1. Metode Identifikasi Khusus (Specific Cost Identification)


2. Metode Harga Rata-Rata (Average Price Method)
3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
1). Metode Identifikasi Khusus

Menurut metode ini setiap bahan baku yang dibeli harus diberi tanda khusus pada
kemasannya, berupa kartu atau label yang berisi informasi mengenai: kuantitas yang
dibeli, harga pokok per unit, dan kuantitas yang dijual, sehingga setiap pemakaian barang
yang bersangkutan dapat ditentukan Harga Pokok Per Unit dan Totalnya, demikian juga
dapat ditentukan Harga Pokok Per Unit dan Total Harga dari Sisa Persediaan Bahan Baku
yang ada pada akhir periode.

Contoh:

1. Hitunglah harga pokok bahan baku yang dipakai sejumlah = 2.100u tersebut, jika
bahan baku yang dipakai tersebut sbb:
 300u dari label X dengan harga per unit Rp 32,-
 300u dari label Y dengan harga per unit Rp 40,-
 300u dari label Z dengan harga per unit Rp 36,-
 300u dari label O dengan harga per unit Rp 35,-
 300u dari label P dengan harga per unit Rp 34,-

Maka:

Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Sejumlah = 2.100u

 300u dari label X @ Rp 32,- = Rp 9.600,-


 400u dari label Y @ Rp 40,- = Rp 16.000,-
 600u dari label Z @ Rp 36,- = Rp 21.600,-
 500u dari label O @ Rp 35,- = Rp 17.500,-
 300u dari label P @ Rp 34,- = Rp 10.200,-
Harga Pokok Bahan Baku 2.100u Dipakai= Rp 74.900,-

2. Hitunglah harga pokok bahan baku 400u yang tersisa pada akhir bulan Mei 2016 jika
yang tersisa tersbut adalah bahan baku yang berlabel sbb:
 100u dari label X dengan harga per unit Rp 32,-
 100u dari label Y dengan harga per unit Rp 40,-
 200u dari label Z dengan harga per unit Rp 36,-

Maka:

Harga Pokok Bahan Baku 400u Yang Tersisa Pada Akhir Mei 2016:

 100u dari label X @ Rp 32,- = Rp 3.200,-


 100u dari label Y @ Rp 40,- = Rp 4.000,-
 200u dari label Z @ Rp 36,- = Rp 7.200,-
Harga Pokok B. Baku 400u Yang Tersisa =Rp14.400,-

Metode ini dinilai kurang praktis, jika jenis barang yang dibeli jumlahnya relatif banyak.
2). Metode Harga Rata-Rata

Menurut metode ini penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan harga pokok
persediaan bahan baku yang tersisa pada pada akhir periode, dihitung berdasarkan
jumlah unit yang dipakai dan unit yang tersisa dikalikan dengan harga pokok bahan baku
rata-rata.

Cara menghitung harga rata-rata dari bahan baku, dapat dilakukan sebagai berikut:

- Jika perusahaan menggunakan Metode Pencatatan Persediaan Periodikal, maka


dapat digunakan perhitungan Metode Rata-Rata Sederhana atau Metode Rata-
Rata Tertimbang.
- Jika perusahaan menggunakan Metode Pencatatan Persediaan Perpetual, maka
dapat digunakan perhitungan Metode Rata-Rata Bergerak.
Instruksi:

Hitunglah Harga Pokok Rata-Rata Bahan Baku berdasarkan data pada contoh 1.1.,
dengan menggunakan:

1a. Metode Rata-Rata Sederhana karena asumsi PT. Tali Fuso menganut Metode
Pencatatan Periodikal.

1b. Metode Rata-Rata Tertimbang karena asumsi PT. Tali Fuso menganut Metode
Pencatatan Periodikal.

2. Metode Rata-Rata Bergerak karena asumsi PT. Tali Fuso menganut Metode
Pencatatan Perpetual.

Anda mungkin juga menyukai