Anda di halaman 1dari 29

MODUL 10

Anggaran Persediaan

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat mengetahui Anggaran Persediaan


Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan Anggaran Persediaan
Maksimal
Mahasiswa dapat menjelaskan Persediaan Barang
dalam Proses
Mahasiswa dapat menjelaskan Anggaran Persediaan
Barang Jadi

Pengertian
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci
berapa nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur
persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang
setengah jadi dan persediaan barang jadi.

Anggaran Persediaan Material


Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material
untuk setiap akhir periode.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yakni :
1. Jumlah Materaial yang Tersedia
Semakin besar jumlah material yang tersedia atau yang akn disediakan maka
nilai persediaan akan semakin besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai
persediaan bias didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua
bulan.
2. Harga Beli Material per Satuan
Bila material yang ada di gudang dibeli dari beberapa supplier dan pada setiap
pembelian harganya berbeda, maka akan timbul permasalahan yakni persediaan
yang direncanakan akan dinilai dengan harga yang mana?
Ada 3 metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan permasalah tersebut
yakni :
a. FIFO (First in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang pertama dibeli
langsung diproses, bila dari pembelian pertama telah diproses semua maka akan
mengambil dari pembelian kedua dan seterusnya. Dengan demikian bila ada
persediaan akhir, maka persediaan tersebut berasal dari pembelian terakhir atau
persediaan tersebut dinilai dengan harga pada pembelian terakhir.
Misalnya
 Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00
 Pembelian 1 (tahun 2003) 6.000 kg Rp. 1.200,00
Pembelian 2 (tahun 2003) 7.000 kg Rp. 1.250,00
Pembelian 3 (tahun 2003) 6.500 kg Rp. 1.300,00
Pembelian 4 (tahun 2003) 7.500 kg Rp. 1.350,00
 Persediaan akhir
Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar
= 6.000 x Rp. 1.350,00 = Rp. 8.100.000,00
b. LIFO (Last in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang terakhir dibeli
langsung diproses, bila dari pembelian terakhir telah diproses semua maka
akan mengambil dari pembelian sebelumnya dan seterusnya. Dengan
demikian bila ada persediaan akhir maka persediaan tersebut berasal dari
pembelian pertama atau persediaan tersebut dinilai dengan harga pada
pembelian pertama.
 Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00
 Pembelian 1 (tahun 2003) 6.000 kg Rp. 1.200,00
Pembelian 2 (tahun 2003) 7.000 kg Rp. 1.250,00
Pembelian 3 (tahun 2003) 6.500 kg Rp. 1.300,00
Pembelian 4 (tahun 2003) 7.500 kg Rp. 1.350,00
 Persediaan akhir = 6.000 kg
Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar
5.000 x Rp. 1.000,00 = Rp. 5.000.000,00
1.000 x Rp. 1.200,00 = Rp. 1.200.000,00
= Rp. 6.200.000,00
c. Average
Dalam metode ini persediaan material pada akhir periode akan dinilai
dengan harga rata-rata dari pembelian material.
Misalnya :
 Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00
 Pembelian tahun 2002
Pembelian 1 : 6.000 kg Rp. 1.200,00
Pembelian 2 : 7.000 kg Rp. 1.250,00
Pembelian 3 : 6.500 kg Rp. 1.300,00
Pembelian 4 : 7.500 kg Rp. 1.350,00
 Persediaan akhir tahun 2003 = 6.000 kg
Maka nilai persediaan akhir menurut metode AVERAGE sebesar :
1.000 + 1.200 + 1.250 + 1.300 + 1.350
= 6.000 x
5
= 6.000 x 1.220
= Rp. 7.320.000,00

Anggaran Persediaan Barang Dalam Proses


Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai,
sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar-
kecilnya nila persediaan barang dalam proses akan tergantung pada :

1. Unit/jumlah Barang dalam Proses


Semakin besar jumlah barang yang masih dalam proses maka nilai
persediaannya akan semakin besar.
2. Tingkat Penyelesaian Produk
Tingkat penyelesaian produk dilihat dari penyelesaian masing-masing
komponen produksi yaitu material, TKL & Overhead pabrik.
3. Tarif Biaya Produksi
Bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak sama maka masing-masing
unsure biaya tersebut berdasarkan pada tarif-tarif biaya material, tarif biaya TKL
dan tarif BOP.

Misalnya pada akhir periode terdapat 1.000 unit barang dalam proses dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut :
- Material : 60 %
- TKL : 40 %
- BOP : 50 %
Sedangkan tarif yang telah ditentukan adalah :
- Material : Rp. 1.200,00
- TKL : Rp. 800,00
- BOP : Rp. 1.000,00

Maka nilai persediaan akhir barang dalam proses diperhitungkan sebagai berikut :
- Material : 1.000 x 60 % x Rp. 1.200,00
= Rp. 720.000,00
- TKL : 1.000 x 40 % x Rp. 800,00 = Rp. 320.000,00
- BOP : 1.000 x 50 % x Rp. 1.000,00 = Rp. 500.000,00
= Rp.1.540.000,00

Anggaran Persediaan Barang Jadi


Persediaan barang jadi diperlukan untuk melayani penjualan yang tidak direncanakan
atau penjualan nonreguler. Bila persediaan barang jadi tidak mencukupi maka konsumen
kemungkinan akan membeli produk merek lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi adalah :
1. Unit Persediaan
Besarnya persediaan bias ditentukan berdasarkan rata-rata penjualan per bulan
atau pendekatan yang lain.
2. Metode Penentuan Harga Pokok
Ada dua pendekatan dalam penentuan harga pokok yaitu :
a. Metode Full Costing
Metode full costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang
memasukkan semua biaya produksi sebgai komponen haraga pokok produk, yaitu
material, tenaga kerja langsung, BOP variable dan BOP tetap.
HPP/unit:
Material/unit : XX
TKL/unit : XX
BOP variabel/unit : XX
BOP tetap/unit : XX
XX
Misalnya anggaran produksi tahun 2003 sebesar 1.000 unit dengan biaya
produksi sebagai berikut :
Material : Rp. 5.000.000,00
TKL : Rp. 6.000.000,00
BOP variabel : Rp. 7.000.000,00
BOP tetap : Rp. 2.000.000,00
Rp.20.000.000,00
Sedangkan anggaran penjualan tahun 2003 sebesar 900 unit, sehingga
perkiraan persediaan akhir sebesar 100 unit.
Perhitungan HPP/unit
Material : Rp. 5.000,00
TKL/unit : Rp. 6.000,00
BOP variabel : Rp. 7.000,00
BOP tetap : Rp. 2.000,00
Rp.20.000,00
Maka nilai persediaan akhir menurut metode full costing sebesar :
Nilai PA = 100 x Rp. 20.000,00
= Rp. 2.000.000,00
b. Metode Variabel Costing
Metode variable costing adalah metode penentuan harga produk yang
memasukkan biaya produksi yang bersifat variabel sebagai komponen harga
pokok produk, yaitu material, TKL dan BOP variabel.
HPP/unit:
Material/unit : XX
TKL/unit : XX
BOP variabel/unit : XX
BOP tetap/unit : XX
XX
Dari contoh diatas bila persediaan akhir 100 unit dinilai dengan metode
variabel costing dihitung sebagai berikut :
HPP/unit:
Material : Rp. 5.000,00
TKL : Rp. 6.000,00
BOP variabel : Rp. 7.000,00
Rp.18.000,00
Nilai PA = 100 x Rp. 18.000,00
= Rp. 1.800.000,00

Rangkuman
Yang akan direncanakan dalam anggaran persediaan material adalah berapa nilai
persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai persediaan material adalah jumlah material yang tersedia dan harga beli
material persatuan. Ada tiga metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut yaitu FIFO, LIFO, dan AVERAGE.
Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai
sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai persediaan barang dalam proses tergantung pada jumlah barang dalam
proses, tingkat penyelesaian produk dan tarif biaya produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi adalah unit
persediaan dan metode penentuan harga pokok.

LATIHAN
Setiap produk diproses melalui 2 tahap yaitu tahap I dan II. Setelah melalui tahap I rata-
rata tingkat penyelesaian komponen produksi adalah sebagai berikut.

Tingkat penyelesaian produk


Keterangan Tingkat penyelesaian (%) Tarif (Rp.)
Material 50 2.000
TKL 60 1.000
BOP 70 3.000

Pada akhir periode sebanyak 1500 unit bahan selesai diproses tetapi baru diproses pada
tahap I.
Berapa nilai persediaan akhir tersebut.

Tes Formatif Modul 10


Pada tahun 2003 anggaran produksi dan anggaran penjualan tidak sama besarnya.
a. Anggaran produksi tahun 2003
TW. I : 7.500 unit
TW. II : 7.500 unit
TW. III : 8.500 unit
TW. IV : 6.500 unit
30.000 unit
b. Anggaran penjualan tahun 2003
TW. I : 6.000 unit
TW. II : 6.000 unit
TW. III : 8.000 unit
TW. IV : 8.000 unit
28.000 unit
c. Biaya produksi tahun 2003
Material : Rp. 60.000.000,00
TKL/unit : Rp. 30.000.000,00
BOP variabel : Rp. 45.000.000,00
BOP tetap : Rp. 15.000.000,00
Rp.150.000.000,00

Berapa nilai persediaan barang jadi pada akhir tahun 2003 ?


MODUL 11
Anggaran Penambahan Aktiva Tetap

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memakai Anggaran Penambahan


Aktiva Tetap
Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan :
- Pengertian penambahan aktiva tetap
- Tujuan penambahan aktiva tetap
- Kriteria Investasi

Pengertian
Aktiva tetap bagi setiap perusahaan biasanya merupakan bagian terbesar dari
keseluruhan aktiva yang dimiliki, aktiva tetap tersebut diantaranya berupa mesin,
kendaraan, alat-alat berat, gedung dan tanah.
Penambahan aktiva tetap memerlukan banyak pertimbangan, karena selain pada
aktiva tersebut tertanam modal yang relative besar, modal dalam aktiva tersebut akan
kembali dalam waktu yang cukup lama.

Tujuan Penambahan Aktiva Tetap


Setiap penambahan aktiva tetap pasti mempunyai tujuan tertentu, seperti :

1. Penggantian Aktiva yang Rusak


Agar jalannya perusahaan tidak terganggu maka sebagian aktiva yang sudah rusak
perlu segera diganti sehingga rencana produksi yang telah disusun dapat direalisir.
2. Perluasan Usaha
Bila kapasitas yang ada tidak dapat memenuhi semua permintaan, perusahaan
perlu untuk menambah kapasiatas sehingga dapat memenuhi semua permintaan.
3. Penggantian Teknologi
Adakalanya teknologi yang digunakan perusahaan sudah dapat ketinggalan dan
sudah tidak begitu produktif. Bila hal demikian terjadi berarti perusahan memerlukan
mesin-mesin yang teknologinya lebih maju, lebih canggih, sehingga produktivitas
dapat meningkat dengan cepat.
4. Pendirian Usaha Baru
Untuk mendirikan usaha yang baru perusahaan membutuhkan berbagai jenis
aktiiva seperti tanah, gedung, pabrik, mobil dan mesin-mesin yang diperlukan.

Kriteria Investasi
Untuk memutuskan apakah penambahan aktiva tetap jadi dilakukan atau tidak, selain
mendasarkan pada berbagai aspek, perusahaan perlu menentukan kriteria investasi.
Penentuan kriteria investasi lebih mendasarkan pada pertimbangan finansial terhadap
rencana penambahan aktiva tersebut.
Beberapa teknik yang bisa digunakan yaitu :

1. Payback Period
Dalam metode ini investasi pada aktiva tetap akan diukur dengan berapa lama
waktu kembalinya modal pada investasi tersebut. Semakin cepat waktunya semakin
menguntungkan.
2. Average Rate of Return
Dalam metode ini investasi pada aktiva tetap akan diukur dengan rata-rata
keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut.
Apabila ada berbagai alternatif investasi maka investasi yang menghasilkan
keuntungan terbesar itulah yang akan dipilih.
3. Net Present Value (NPV)
Dalam metode ini suatu investasi akan diukur dengan nilai sekarang bersih, yaitu
nilai sekarang dari penerimaan yang akan datang dikurangi dengan nilai sekarang
investasi. Investasi yang dipilih adalah investasi yang menghasilkan nilai sekarang
bersih terbesar.
Rangkuman
Penambahan aktiva tetap memerlukan banyak pertimbangan karena selain pada
aktiva tersebut tertanam modal yang relatif besar, modal dalam aktiva tersebut akan
kembali dalam waktu yang cukup lama.
Tujuan penambahan aktiva tetap adalah : Penggantian aktiva yang rusak,
perluasan usaha, penggantian teknologi dan pendirian usaha baru.
Penentuan kriteria investasi lebih mendasarkan pada pertimbangan finansial
terhadap rencana penambahan akhiri tersebut. Beberapa teknik yang bisa digunakan
yaitu: payback period, average rate of return dan net present value (NPV)

LATIHAN
1. Mengapa perlu penambahan aktiva tetap ?
2. Menurut pendapat anda apa tujuan penambahan aktiva tetap?
3. Kemukakan beberapa teknik yang bisa digunakan dalam penentuan kriteria
investasi

Tes Formatif Modul 11


Lingkarilah huruf “B” bila pernyataan tersebut benar, dan lingkarilah huruf “S” jika
pernyataan tersebut salah atau tidak benar.
1. B - S Penambahan aktiva tetap memerlukan banyak pertimbangan karena pada
aktiva tersebut tertanam modal yang besar
2. B - S Agar perusahaan terlihat maju maka perusahaan perlu menambah aktiva
tetap
3. B - S Bila kapasitas yang ada tidak memenuhi semua permintaan maka perlu
menambah aktiva tetap
4. B - S Salah satu tujuan penambahan aktiva tetap karena perusahaan akan
mendirikan usaha baru
5. B - S NPV adalah metode investasi pada aktiva tetap dimana akan diukur berapa
lama waktu kembalinya modal.
MODUL 12
Anggaran Utang

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat mengetahui Anggaran Utang


Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan :
- Pengertian anggaran utang
- Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran
utang
- Bentuk anggaran utang.

Pengertian
Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang pada waktu
yang akan datang. Untuk utang jangka pendek biasanya dilakukan perusahaan untuk
keperluan-keperluan seperti pembelian material, bahan pembantu maupun pinjaman bank
untuk keperluan kas. Sedangkan utang dalam jangka panjang biasanya dilakukan untuk
kepentingan pembelian aktiva tetap dan pembiayaan investasi yang jumlahnya relatif
besar. Baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang perlu direncanakan dan
disusun anggarannya agar dapat memperlancar jalannya perusahaan.

Faktor yang mempengaruhi Anggaran Utang


Besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada :

1. Anggaran Pembelian Material


Semakin besar kebutuhan material pada satu periode berarti memerlukan
pembelian material yang semakin besar sehingga kemungkinan untuk tidak
membayar dengan tunai akan semakin besar, karena kondisi keuangan yang terbatas.
2. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai utang
yang akan diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat bunga,
jangka waktu dan denda serta jatuh tempo pembayaran pada setiap bulan.
3. Tersedianya Modal Kerja
Bila modal kerja yang tersedia relatif besar maka sebagian besar pembelian
material dan keperluan yang lain dilakukan secara tunai, sehingga akan meminimkan
utang yang akan diambil.
4. Kepercayaan Suplier dan Bank
Bila perusahaan cukup mendapatkan kepercayaan dari para suplier dan pihak
pemberi kredit karena selama ini reputasinya cukup baik, maka akan lebih mudah
untuk mendapatkan fasilitas kredit baik dari para suplier dan pihak bank untuk masa-
masa yang akan datang.

Bentuk Anggaran Utang


Sebagaimana dalam penyusunan anggaran piutang, anggaran utang juga akan memuat
berapa jumlah utang yang terjadi pada suatu periode dan berapa besarnya pembayaran
atau pelunasan utang pada setiap periode yang disesuaikan dengan syarat pembayaran
yang ada.
Contoh berikut akan memberikan gambaran bagaimana cara penyusunan anggaran
utang pada periode yang akan datang.
Anggaran pembelian material semester I tahun 2003 akan direncanakan pada setiap
bulan sebagai berikut :
Tabel 15.1.
Anggaran Pembelian Material Tahun 2003
Bulan Jumlah Material (kg) Harga per kg (Rp)
Januari 5.000 1,000,00
Februari 5.500 1.100,00
Maret 6.000 1.200,00
April 6.500 1.300,00
Mei 7.000 1.400,00
Juni 7.500 1.500,00

Karena terbatasnya modal kerja yang tersedia, setiap pembelian material hanya 20 %
yang dibayarkan secara tunai, 50% nya dibayar pada bulan berikutnya sedangkan sisanya
dibayar pada bulan berikutnya dari pembayaran sebelumnya.
Perhitungan pembayarannya adalah sebagai berikut :

Tabel 15.2.
Pembayaran Material
Bulan Biaya Pembelian Tunai (20%) Utang (80%)
Januari 5.000.000,00 1.000.000,00 4.000.000,00
Februari 6.050.000,00 1.210.000,00 4.840.000,00
Maret 7.200.000,00 1.440.000,00 5.760.000,00
April 8.450.000,00 1.090.000,00 6.760.000,00
Mei 9.800.000,00 1.960.000,00 7.840.000,00
Juni 11.250.000,00 2.250.000,00 9.000.000,00

Tabel 15.3
Anggaran Uang Semester I Tahun 2003
Bulan Utang Pembayaran Utang
Jan Feb Maret April Mei Juni
Januari 4.000.000 - 2.500.00 1.500.00 - - -
Februari 4.840.000 - 0 0 1.815.00 - -
Maret 5.760.000 - - 3.025.00 0 2.160.000 -
April 6.760.000 - - 0 3.600.00 4.225.000 2.535.000
Mei 7.840.000 - - - 0 - 4.900.000
Juni 9.000.000 - - - - - -
- - -
- -
- 2.500.00 4.525.00 5.415.00 6.385.000 7.435.000
0 0 0
Keterangan :
1) Pembayaran bulan Juli terdiri dari :
- Uang bulan Mei : 30 % (9.800.000) : 2.940.000
- Uang bulan Juni : 50% (11.250.000) : 5.625.000
: 8.565.000
2) Pembayaran bulan Agustus terdiri dari :
Utang bulan Juni : 30 % (11.250.000) = 3.375.000
Bila pada awal Januari 2003 terdapat saldo utang dari tahun 2002 sebesar
Rp. 2.000.000,00, maka perhitungan saldo awal dan akhir pada setiap bulan
diperhitungkan sebagai berikut :
(Utang sebesar Rp.2.000.000,00 tersebut akan dibayar pada bulan Januari 2003)

Tabel 15.4.
Saldo Awal dan Akhir Uang
Bulan Saldo Utang Jumlah Pembayaran Saldo akhir
Januari 2.000.000 4.000.000 6.000.000 2.000.000 4.000.000
Februari 4.000.000 4.840.000 8.840.000 2.500.000 6.340.000
Maret 5.760.000 5.760.000 12.100.000 4.525.000 7.575.000
April 6.340.000 6.760.000 14.335.000 5.415.000 8.920.000
Mei 7.575.000 7.840.000 16.760.000 6.385.000 10.375.000
Juni 10.375.000 9.000.000 19.375.000 7.435.000 11.940.000

Rangkuman
Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang pada
waktu yang akan datang. Besar kecilnya angaran utang akan tergantung pada anggaran
pembelian material, syarat pembayaran, tersedianya modal kerja, dan kepercayaan suplier
dan bank.
Anggaran utang akan memuat berapa jumlah utang yang terjadi pada suatu
periode dan berapa besarnya pembayaran atau pelunasan utang pada setiap periode yang
disesuaikan dengan syarat pembayaran yang ada.
LATIHAN
1. Apa yang anda ketahui tentang anggaran utang ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anggaran utang ?
3. Masalah-masalah apa saja yang dimuat dalam anggaran utang ?

Tes Formatif Modul 12


Lingkarilah huruf “B” bila pernyataan tersebut benar, dan lingkarilah huruf “S” jika
pernyataan tersebut salah atau tidak benar.
1. B - S Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang
pada periode sekarang dan yang akan datang
2. B - S Kebutuhan material yang besar memerlukan pembelian material yang
semakin besar pula
3. B - S Syarat pembayaran utang yang lemah akan menjadikan nilai utang yang
diambil semakin besar
4. B - S Jika modal kerja yang tersedia besar maka sebagian besar pembelian
material dilakukan secara kredit
5. B - S Anggaran utang akan memuat berapa jumlah utang yang terjadi dan berapa
besarnya pembayaran utang pada setiap periode.
MODUL 13
Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Kegunaan, Format, Laporan Anggaran,
Laporan Anggaran Penjualan

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami Laporan Anggaran


Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan :
- Pengertian laporan anggaran
- Kegunaan laporan anggaran
- Format laporan anggaran
Mahasiswa dapat menyusun laporan anggaran
penjualan

Pengertian
Di dalam anggaran komprehensif yang telah disusun termuat di dalamnya laporan
anggaran. Laporan anggaran (Budget Report) adalah laporan yang sistematis dan
terperinci tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya.
Apa saja jenis anggaran yang akan dilaporkan tergantung apakah aktivitas tersebut
telah disusun rencana/anggaran atau belum. Bila suatu aktivitas telah disusun
anggarannya maka pada akhir periode akan dapat disusun laporan anggaran.

Kegunaan Laporan Anggaran


Setiap laporan yang disusu akan berguna bagi manajemen untuk menyusun
kebijakan tindak lanjut (Follow up) pada waktu yang akan datang.

Format Laporan Anggaran


Untuk menyusun laporan anggaran secara umum dapat menggunakan tahap-tahap
berikut :
1. Perbandingan Data Anggaran dan Realisasi
Dalam bagian ini data yang menyangkut anggaran dan realisasi dibangdingkan
untuk mencari selisih atau perbedaan. Data yang menyangkut anggaran diambil dari
rencana secara keseluruhan sedangkan data realisasi biasanya akan disediakan oleh
bagian akuntansi.

2. Analisis Selisih
Pada bagian ini setiap perbedaan/selisih yang terjadi akan diidentifikasi, dicari
sebabnya yang kemudian akan digunakan untuk menentukan tindak lanjut pada
waktu yang akan datang. Selisih/perbedaan yang terjadi akan menyangkut dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah ada selisih yang menguntungkan
seperti penjualan yang lebih besar, harga jual yang lebih tinggi, biaya yan lebih
rendah. Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah ada selisih yang merugikan
seperti turunnya unit penjualan, turunnya harga jual dan kenaikan harga.

3. Menentukan Follow Up
Perbedaan yang terjadi pada waktu yang lalu dianalisis untuk dilakukan
evaluasi. Hasil evaluasi tersebut akan dipakai untuk menentukan kebijakan Follow
Up. Pada waktu melakukan analisis, setiap perbedaan yang terjadi akan ditelusuri
apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Setelah diketahui penyebab perbedaan
antara anggaran dan realisasi maka kebijakan Follow Up yang akan datang adalah
memeperkecil atau menghilangkan perbedaan tersebut.

Laporan Anggaran Penjualan

Laporan anggaran penjualan dapat disusun bila anggaran penjualan telah tersusun
dan realisasi penjualan telah tercatat oleh akuntansi. Untuk laporan anggaran penjualan,
perbedaan antara anggaran dan realisasi penjualan dapat diidentifikasikan menjadi :
1. Perbedaan Kuantitas
Yaitu nilai perbedaan yang disebabkan karena perbedaan unit penjualan dalam
anggaran dengan unit realisasi penjualan. Nilai tersebut akan dihitung sebagai
berikut :
SK = (KR - KA). HA

Keterangan :
SK : Selisih Kuantitas
KR : Kuantitas Realisasi
KA : Kuantitas Anggaran
HA : Harga Anggaran

2. Perbedaan Harga
Yaitu nilai perbedaan yang disebabkan karena perbedaan harga jual per unit
dalam anggaran dengan realisasi penjualan. Nilai perbedaan tersebut dihitung
sebagai berikut :
SH = (HR - HA). KR

Keterangan :
SH : Selisih Harga
HR : Harga Realisasi
HA : Harga Anggaran
KR : Kuantitas Realisasi

Contoh berikut akan memperjelas keterangan di atas. Penjualan tahun 2002


dianggarkan sebesar 5.000 unit dengan harga per unit sebesar Rp. 1.000,00 pada
akhir tahun 2002 bagian akuntansi telah mencatat penjualannya sebesar 4.800 unit
dengan harga per unit sebesar Rp. 950,00. Dari data tersebut dapat disusun laporan
anggaran tahun 2002 sebagai berikut :
1. Perbandingan Data

Tabel 17.1.
Anggaran dan Realisasi Penjualan
Anggaran Realisasi
Unit 5.000 4.800
Harga/Unit 1.000 950
Nilai Penjualan 5.000.000 4.560.000

Dari perbandingan tersebut terdapat selisih sebesar Rp. 440.000,00 (turun)

2. Analisis Selisih
a. Selisih Kuantitas
SK = (KR - KA) HA
= (4.800 - 5.000) 1.000 = 200.000 (turun)
b. Selisih Harga
SH = (HR - HA) KR
= (950 - 1.000) 4.0800 = 240.000 (turun)
Total Selisih = 440.000 (turun)

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa penurunan penjualan sebesar


Rp.440.000,00 disebabkan karena :
- Penurunan kuantitas/unit penjualan sebesar 200 unit yang dinilai
dengan harga Rp,1.000,00 per unit
- Penurunan harga sebesar Rp. 50,00 untuk 4.800 unit

3. Follow Up
Kebijakan tindak lanjut (Follow Up) untuk waktu yang akan datang adalah
kebijakan untuk :
- Meningkatkan unit penjualan
- Menaikan harga jual sesuai rencana.
Rangkuman
Laporan anggaran adalah laporan yang sistematis dan terperinci tentang realisasi
pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya.
Laporang anggaran berguna bagi manajemen untuk menyusun kebijakan tindak
lanjut (Follow Up) pada waktu yang akan datang.
Untuk menyusun Laporan anggaran secara umum dapat menggunakan tahap 2 :
perbandingan data anggaran dan menentukan Follow Up.
Laporan anggaran penjualan dapat disususn bila anggaran penjualan telah tersusun
dan realisasi penjualan telah tercatat oleh alumni.

LATIHAN
1. Mengapa perlu laporan anggaran ?
2. Kemukakan kegunaan laporan anggaran ?
3. Kemukakan tahap-tahap yang dapat digunakan dalam menyusun laporan anggaran

Tes Formatif Modul 13 Kegiatan Belajar 1


Lingkarilah huruf “B” bila pernyataan tersebut benar, dan lingkarilah huruf “S” jika
pernyataan tersebut salah atau tidak benar.
1. B - S Laporan anggaran (Budget report) adalah laporan sistematis dan terperinci
tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya
2. B - S Laporan anggaran tidak terlalu berguna bagi manajemen untuk menyatu
kebijaka tidak pada waktu yang akan datang
3. B - S Dalam menyusun laporang anggaran perlu menggunakan perbandingan
data anggaran dan realisasi untuk mencari selisih atau perbedaan
4. B - S Laporan anggaran penjualan dapat disusun bila anggaran penjualan telah
tersusun dan realisasi penjualan telah dicatat.
5. B - S Perbedaan antara anggaran dan realisasi penjualan dapat diidentifikasi
menjadi perbedaan kualitas dan perbedaan harga.
Kegiatan Belajar 2
Laporan Anggaran Biaya Produksi

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami Laporan Anggaran


Biaya Produksi
Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menyusun laporan anggaran biaya
produksi

Laporan Anggaran Biaya Produksi

Untuk menyusun laporan anggaran biaya produksi perlu data mengenai anggaran
produksi dan realisasi produksi pada satu periode. Laporan anggaran tersebut akan terdiri
dari :
- Laporan anggaran biaya material
- Laporan anggaran biaya tenaga kerja langsung
- Laporan anggaran biaya overhead pabrik.
1. Laporan Anggaran Biaya Material
Laporan anggaran biaya material dapat disusun bila anggaran biaya material
telah tersusun dan realisasi biaya material telah tercatat oleh bagian akuntansi.
Perbedaan antara besarnya anggaran biaya material dan realisasi biaya material
dapat diidentifikasikan menjadi :
a. Perbedaan Kuantitas
Yaitu nilai perbedaan yang disebabkan karena perbedaan jumlah material
yang seharusnya digunakan dengan jumlah material yang dianggarkan, dinilai
dengan harga menurut anggaran.
SK = (URS - KA) HA
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
URS = Unita Realisasi Standar
KA = Kuantitas Anggaran
HA = Harga Anggaran
Perbedaan kuantitas tersebut akan menjadikan biaya naik atau biaya turun.
Biaya akan naik bila URS lebih besar dari KA, sebaiknya bila URS lebih kecil
dari KA maka biayanya turun.
b. Perbedaan Efisiensi
Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara kuantitas yang
seharusnya dengan kuantitas realisasi yang dinilai dengan harga anggaran. Bila
kuantitas realisasi lebih besar dari kuantitas seharusnya maka akan menaikkan
biaya (tidak efisien), sebaliknya bila kuantitas lebih rendah dari kualitas
seharusnya maka akan menurunkan biaya (terjadi efisiensi).
SE = (KR - URS) HA
Keterangan :
SE = Selisih Efisiensi
URS = Kuantitas Realisasi
KR = Kuantitas Realisasi
HA = Harga Anggaran

c. Perbedaan Harga
Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara harga material per
satuan dalam anggaran dengan realisasi.
SH = (HR - HA) KR
Keterangan :
SH = Selisih Harga
HR = Harga Realisasi
KR = Kuantitas Realisasi
HA = Harga Anggaran
Contoh berikut ini akan memperjelas keterangan di atas. Anggaran produksi
tahun 2002 sebesar 5.000 unit. Untuk memproduksi satu unit produk diperlukan 4
kg material, dengan harga per kg sebesar Rp.2.000,00. Realisasi produksi tahun
2002 sebesar 5.500 unit, material yang digunakan 21.000 kg dengan harga
Rp.2.250,00/kg
Dari data tersebut dapat disusun laporan anggaran biaya material sebagai
berikut :
3) Perbandingan Data
Anggaran Realisasi
Produksi 5.000 unit 5.500 unit
SUR 4 kg 3,82 kg
Jumlah material 20.000 kg 21.000 kg
Harga/kg Rp.2.000,00 Rp.2.250,00
Biaya Meterial Rp.40.000.000,00 Rp.47.250.000,00

Dari perbandingan tersebut terdapat kenaikan biaya material sebesar


Rp.7.250.000,00

3) Analisis Selisih
)a Selisih Kuantitas
SK = (URS - KA) HA
= (22.000 - 20.000) 2000 = 4.000.000 (Naik)
Catatan :
URS = Realisasi produksi x SUR
= 550 x 4
= 22.000
)b Selisih Efisiensi
SE = (KR - URS) HA
= (21.000 - 22.000) 2000 = 2.000.000 (Turun)
)c Selisih Harga
SH = (HR - HA) KR
= (2.250 - 2.000) 21.000 = 5.250.000 (Naik)
= 7.250.000 (Naik)
3) Follow Up
Kebijakan tindak lanjut (Follow Up) untuk waktu yang akan datang adalah
sebagai berikut :
- Mempertahankan tingkat efisiensi
- Mencari distributor baru yang menjual material lebih murah.
2. Laporan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Laporan anggaran biaya TKL dapat disusun bila anggaran biaya TKL telah
disusun dan realisasi biaya TKL telah tercatat oleh bagian akuntansi. Perbedaan
antara anggaran dan realisasi biaya TKL dapat diidentifikasikan menjadi :
a. Selisih Kuantitas
Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan jumlah jam kerja
langsung (JKL) yang seharusnya digunakan (URS) dengan jumlah JKL yang
dianggarkan, dinilai dengan tarif anggaran.
SK = (URS - KA) TA
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
URS = Unita Realisasi Standar/JKL yang seharusnya digunakan
KA = Kuantitas Anggaran/JKL yang dianggarkan
TA = Tarif / JKL yang dianggarkan.

b. Selisih Efisiensi
Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara JKL yang
seharusnya dengan JKL realisasi. Bila realisasi lebih rendah terjadi efisiensi dan
sebaliknya.
SE = (KR - URS) TA
Keterangan :
SE = Selisih Efisiensi
URS = JKL yang seharusnya
KR = JKL realisasi
TA = tarif/JKL anggaran
c. Selisih Tarif
Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara tarif realisasi
dengan anggaran.
ST = (TR - TA) KR
Keterangan :
ST = Selisih Tarif
TR = Tarif / JKL Realisasi
KR = Kuantitas Realisasi
TA = Tarif / JKL Anggaran

Contoh berikut akan memperjelas keterangan diatas. Anggaran produksi tahun


2002 sebesar 5.000 unit. Untuk memproduksi satu unit produk memerlukan 3 JKL
dengan tarif per JKL sebesar Rp.1.500,00. Realisasi produksi tahun 2002 sebesar
4.800 unit, JKL yang digunakan 15.360 JKL dengan tarif /JKL Rp.1450,00.
Dari data tersebut dapat disusun laporan anggaran biaya TKL sebagai berikut.
1) Perbedaan Data :
Anggaran Realisasi
Produksi 5.000 unit 4.850 unit
Pemakaian JKL/Unit 3 JKL 3.2 JKL
Jumlah JKL 15.000 JKL 15.360 JKL
Tarif/JKL Rp.1.500,00 Rp.1.450,00
Biaya TKL Rp.22.500,00 Rp.22.272,00
(Terjadi penurunan biaya sebesar 228.000)

2) Analisis Selisih :
)a SK = (URS - KA) TA
= (14.400 - 15.000) 1.500 = 900.000 (turun)

)b SE = (KR - URS) TA
= (15.260 - 14.400) 15.360 = 1.440.000 (Naik)

)c ST = (TR - TA) KR
= (1.450 - 1.500) 15.360 = 768.000 (turun)
= 228.000 (turun)

3) Follow Up
Kebijakan tindak lanjut yang perlu diambil
- Pengawasan produksi diperketat
3. Laporan Anggaran Overhead Pabrik (BOP)
Laporan anggaran BOP dapat disusun bila anggaran BOP dan realisasinya
sudah disediakan. Perbedaan antara anggaran dan realisasi BOP dapat diidentifikasi
menjadi :
a. Selisih Kuantitas
Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan unit produksi yang
dianggarkan dengan unit produksi yang direalisasikan, dinilai dengan tarif BOP
variabel dalam anggaran
SK = (KR - KA) TA
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
KR = Kuantitas Realisasi / Unit produksi yang direalisasi
KA = Kuantitas Anggaran / Unit produksi
TA = Tarif Anggaran / Tarif BOP variabel yang dianggarkan

b. Selisih Tarif
Yaitu selisih yang disebabkan perbedaan tarif BOP variabel dalam
anggaran dengan tarif BOP variabel realisasi
ST = (TR - TA) KR
Keterangan :
ST = Selisih Tarif
TR = Tarif realisasi/tarif BOP variabel yang direalisasi
KR = Kuantitas Realisasi/unit produksi yang direalisasi
TA = Tarif anggaran / tarif BOP variabel Anggaran

Contoh berikut akan memperjelas keterangan di atas. Biaya overhead pabrik


tahun 2002 dianggarkan sebesar Rp. 10.000.000 (40 % tetap). Sedangkan anggaran
produksinya sebesar 1.000 unit. Realisasi produksi hanya 90 % dengan BOP
sebesar Rp. 9.850.000,00.
Dari data tersebut dapat disusun laporan anggaran BOP sebagai berikut :
)1 Perbandingan Data :
Anggaran Realisasi
Produksi 1.000 unit 900 unit
BOP Total 10.000.000 9.850.000
BOP Tetap (40 %) 4.000.000 4.000.000
BOP variabel 6.000.000 5.850.000
Tarif BOP variabel / unit 6.000 6.500

)2 Analisis Selisih :
a) Selisih Kuantitas
SK = (KR - KA) TA
= (900 - 1000) 6.000 = 600.000 (turun)
b) Selisih Tarif
ST = (TR - TA) KR
= (6500 - 6000) 900 = 450.000 (naik)
= 150.000.
LATIHAN
Anggaran produksi tahun 2002 sebesar 1.000 unit dan hanya terealisir 90 % nya.
Jumlah material yang dianggarkan 3.000 kg dengan total biaya material Rp. 4.500.000.
Realisasi biaya material sebesar Rp. 3.700.000 dengan pemakaian material 2.650 kg.
Susunlah laporan anggaran material tahun 2002.!

Tes Formatif Kegiatan Belajar 2


Anggaran BOP tahun 2002 sebesar Rp. 50.000.000, ( Y = 20.000.000 + 3.000X).
Realisasi produksi hanya 80 % nya, dengan BOP sebesar Rp. 46.000.000.
Susunlah laporan anggaran BOP tahun 2002.!

Anda mungkin juga menyukai