Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI BIAYA

BAHAN BAKU

Dahliana Iskandar, SE., MM., Ak.CA


PENGERTIAN BAHAN BAKU
Bahan baku adalah merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk
selesai dan dapat diidentifikasikan secara langsung pada produk yang
bersangkutan.Pengertian bahan baku dapat diperluas meliputi juga bahan-bahan
yang digunakan untuk memperlancar proses produksi. Bahan baku yang demikian
disebut bahan baku pembantu.

Bahan baku dapat dibedakan menjadi:


 Direct Material (DM) yaitu mudah ditelusuri dan dibebankan secara langsung ke
produk serta merupakan bahan utama barang jadi.
 Indirect Material (Biaya bahan baku tidak langsung) yaitu mencakup
semuabahan lain yang dipakai untuk memperlancar proses produksi dan
dibebankan kepada rekening biaya overhead pabrik.
PROCEDURE FOR MATERIAL PROCUREMENT AND USE
Siklus perolehan dan penggunaan bahan meliputi langkah-langkah berikut:
- Perencanaan, dan penetapan cara pengerjaan menentukan rancangan produk,
spesifikasi bahan, dan berbagai persyaratan pada setiap tahap operasi.
- Anggaran produksi merupakan rencana induk dan dikembangkan untuk
permintaan bahan.
- Surat permintaan pembelian (Purchase Requisition) memberi informasi
kepada bagian pembelian mengenai kuantitas dan jenis bahan yang
dibutuhkan.
- Pesanan pembelian (Purchase Order) merupakan kontrak berkenaan dengan
pesanan pembelian bahan kepada supplier.
- Laporan penerimaan (receiving report) menerangkan jumlah yang diterima
danmelaporkan penelitian atau pengujian atas mutu bahan.
- Surat permintaan bahan (materials requisition) memberitahukan bagian
gudang agar menyerahkan sejumlah bahan tertentu kepada departemen
tertentu yang membutuhkan.
- Kartu buku besar bahan (materials ledger cards) atau disebut juga kartu bahan
berfungsi mencatat penerimaan dan pengeluaran setiap jenis bahan dan
PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI
Pada saat bahan diterima telah dilakukan pencatatan dengan mendebit persediaan
bahan baku (pembelian) dan mengkredit hutang dagang (kas). Berapa angka yang
dicantumkan tergantung pada harga pokok bahan baku tersebut. Untuk menentukan
harga pokok bahan baku harus diketahui elemen-elemen yang membentuk harga
pokok bahan baku.

Elemen yang membentuk harga pokok bahan baku antara lain adalah :
Jumlah yang tercantum dalam faktur pembelian (antara lain harga beli) : Pajak, Biaya
angkut
Jadi harga pokok bahan baku adalah harga faktur ditambah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap digunakan (biaya
angkut, biaya penyimpanan, dan lain-lain).

Alokasi Biaya Angkut Pembelian


Bila biaya angkut pembelian dimasukkan sebagai elemen bahan baku masalahnya
adalah kalau terjadi pembelian lebih dari satu jenis bahan baku. Jadi terdapatmasalah
alokasi biaya angkut pembelian. Dasar alokasi yang sering digunakan adalah:
1)Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli
2)Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli.
Contoh:
PT Haris membeli 3 jenis bahan secara kredit sebagai berikut:
Bahan baku A : 3.000 unit, harga per unit Rp 200 dengan berat per unit 2 kg.
Bahan baku B : 1.000 unit, harga per unit Rp 300 dengan berat per unit 3 kg.
Bahan baku P : 2.000 unit, harga per unit Rp 50 dengan berat per unit 1,5 kg.
Atas pembelian bahan baku telah dibayarkan biaya angkut sebesar Rp 50.000,-

Jawab:
Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku: A : B : P = 6.000 : 3.000 : 3.000
Alokasi biaya angkut adalah:
Bahan baku A : (2 : 4) x Rp. 50.000 = Rp. 25.000
Bahan baku B : (1 : 4) x Rp. 50.000 = Rp. 12.500
Bahan baku P : (1 : 4) x Rp. 50.000 = Rp. 12.500
Jurnal :
Persediaan Bahan baku Rp. 937.500
Persediaan Bahan pembantu Rp. 112.500
Kas - Rp. 50.000
Hutang Dagang - Rp. 1.000.000
Harga Faktur, Alokasi biaya Angkut : 600.000 : 300.000 : 100.000
Bahan baku A : (6 : 10) x Rp. 50.000 = Rp. 30.000
Bahan baku B : (3 : 10) x Rp. 50.000 = Rp. 15.000
Bahan baku P : (1 : 10) x Rp. 50.000 = Rp. 5.000

Jurnal :
Persediaan bahan baku Rp. 945.000
Persediaan bahan pembantu Rp. 105.000
Kas - Rp. 50.000
Hutang dagang - Rp. 1.000.000

Alternatif lain adalah perlakuan biaya angkut sebagai biaya periodic yang akanmenjadi elemen biaya overhead pabrik.
Jurnal :
FOH Rp. 50.000
Kas - Rp. 50.000
Penentuan Harga pokok Bahan Baku yang Dipakai
Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli dapat ditentukan, selanjutnyatimbul masalah penetuan
harga pokok bahan yang dipakai. Penyebab timbulnya masalahtersebut karena perbedaan harga perolehan
satuan setiap kali dilakukan pembelian bahan yang sama, jadi karena fluktuasi harga.
Tujuan akuntansi penentuan harga pokok bahan yang dipakai adalah:

Untuk penentuan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaanbahan dengan lebih teliti.
Untuk tujuan pengendalian atas bahan.

Faktor yang menentukan harga pokok bahan yang dipakai adalah: metode akuntansi persediaan; metode
aliran harga pokok bahan yang dipakai dan metodelainnya.
Metode akuntansi persediaan.

Dalam menyelenggarakan pencatatan persediaan bahan dapat memilih metode akuntansi persediaan yaitu:
metode persediaan phisik (physical inventory method) dan metode persediaan permanen (perpetual inventory
method).
Physical Perpetual
Pembelian Pembelian Rp. Xx Persedian bahan baku Rp. Xx
Hutang dagang Rp. xx Hutang dagang Rp. xx

Return pembelian Hutang dagang Rp. Xx Hutang dagang Rp. Xx


Return pembelian Rp. xx Persedian bahan baku Rp. xx

Pemakaian Bahan No Entry Barang dalam proses Rp. Xx


Persediaan bahan baku Rp. xx

Physical Perpetual
Akhir periode dilakukan Barang dalam proses Rp. xx Pembelian Rp. Xx
perhitungan ( Akhir Persediaan bahan Rp. xx Persediaan bahan (awal) Rp. xx
periode fisik)
Metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai (cost) :
Metode yang lebih umum digunakan untuk mengkalkulasi biaya bahan yang
dikeluarkan dari persediaan adalah:
Masuk-pertama, keluar-pertama (first-in, first-out FIFO)
Biaya rata-rata (average cost)
Masuk-akhir, keluar-pertama (last-in, first-out LIFO)
Identifikasi khusus
Metode-metode lain; seperti penilaian persediaan menurut nilai terendah
antara biaya (cost) dan pasar atau cost or market, whichever in lower;
dannet realizable value method.
Berikut ini akan diberikan contoh untuk FIFO:
Contoh perhitungan harga pokok bahan baku A yang dimiliki PT Bumi Damai dalam
bulan Januari 2003 sebagai berikut:
Persediaan 1 Januari 2003 adalah: 200 kg dengan harga per kg Rp 1.000,-
Pembelian: 12 Januari 400 kg harga per kg Rp 1.200,-
Pembelian: 26 Januari 500 kg harga per kg Rp 900,-
Pembelian: 31 Januari 100 kg harga per kg Rp 1.100,-
Pemakaian: 16 Januari 500 kg
Pemakaian: 28 Januari 300 kg
Dari kasus diatas hitung harga pokok bahan yang dipakai dan persediaan akhir!Jawab: Metode persediaan phisik (FIFO):
Persediaan awal per 1 Januari = 200 kg x Rp 1000,- = Rp 200.000,-
Pembelian bahan:
Tanggal 12/1/2003 = 400 kg x Rp 1.200 = Rp 480.000,-
Tanggal 20/1/2003 = 500 kg x Rp 900 = Rp 450.000,-
Tanggal 31/1/2003 = 100 kg x Rp 1.100 = Rp 110.000,-
Total pembelian
= Rp 1.040.000,-
+
Harga perolehan bahan siap pakai (1.200kg)

100 kg x Rp 1.100,- = Rp 1.240.000,-


= Rp 110.000,-
Persediaan
300 kg x Rpbahan per 31/1/2003
900,- = Rp: 400 kg dengan harga pokok:
270.000,- = Rp 380.000,-
-
+
Harga perolehan bahan yang dipakai = Rp 860.000,-
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku
Dalam perencanaan dan pengendalian bahan yang menjadi masalah utama adalah menyelenggarakan persediaan bahan
yang paling tepat, agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan tidak
berlebihan.
Hal-hal penting dalam perencanaan dan pengendalian biaya bahan baku :

Jumlah bahan baku yang dibutuhkan atau dibeli dalam satu periode. Faktor-faktor yang menentukan kuantitas bahan
yang akan dibeli dalam satu periode:
jumlah kuantitas persediaan awal bahan

jumlah produksi ekuivalen (setara) yang akan dihasilkan pada periodetersebut. Kuantitas bahan yang
diperlukan untuk menghasilkan satu produk

Jumlah kuantitas persediaan akhir bahan


Menentukan kuantitas bahan yang dibeli setiap kali dilakukan pembelian; Elemen yang mempengaruhi harga
perolehan bahan adalah: harga fakturtermesuk biaya angkut, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dari elemen
tersebut maka factor yang menentukan berapa kali dan berapa jumlah setiap kali pembelian bahan adalah biaya
pemesanan variable dan biaya penyimpanan variable.
Agar biaya pemesanan variable dan biaya penyimpanan variable dapat ditekan serendah mungkin dapat digunakan
rumus “kuantitas Pesanan PalingEkonomis atau Economic Order Quantity (EOQ)” dengan rumus:

EOQ = V 2 x RU x CO ________________________

CU x CC __________________________
Keterangan:
RU: Required unit for annual, kebutuhan bahan untuk tahun akan dating
CO: Cost per order, biaya pemesanan variable setiap kali pemesanan
CU: Cost per unit, harga faktur dan biaya angkut setiap satuan bahan dibeli.
CC: Carrying cost percentage, biaya penyimpanan variable yang dihitung berdasarkan persentase dari cost per unit bahan.
Contoh : PT Anda dalam awal tahun 2003 menyusun anggaran bahan baku: Taksiran kuantitas bahan baku dibeli
setahun: 24.000 kg
Taksiran harga bahan baku per kg : Rp 10,-
Taksiran biaya pemesanan: biaya tetap= Rp 9.000,-
dan biaya pemesanan variable adalah Rp 750,-
Taksiran biaya penyimpanan: biaya tetap= Rp 12.000,-
dan biayapenyimpanan variable dalam persentase= 10 %
Maka kuantitas paling ekonomis (EOQ) :
Maka kuantitas paling ekonomis (EOQ) :

EOQ = V 2 x RU x CO = V 2 x 24.000 x 750

10 x 10%
CU x CC = V
36.000.000 = 6.000 kg
Jadi frekuensi pembelian dalam tahun 2003 adalah :
24.000 kg
= 4 kali
6.000 kg
Penentuan waktu pemesanan kembali bahan ( Reorde Point)
Agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi, maka perlu ditentukan waktu
pemesanan kembali. Faktor yang mempengaruhinya adalah:
Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai bahan dating(lead time) / LT
Tingkat pemakaian bahan rata-rata dalam satuan waktu tertentu(AU)
SS adalah Safety stock, tingkat minimum
Rumus :
ROP = (LT X AU ) + SS

Soal: PT Anda memperkirakan LT selama 4 minggu, pemakaian rata-rata 500 kg per minggu, dan persediaan sisa ditaksir sebesar
pemakaian rata-rata untuk 2 minggu. Maka hitung tingkat persediaan dimana PT Anda harus melakukan pemesanan kembali !
Jawab :
ROP (LT x AU) + SS = ( 4 x 500 ) + ( 2 x 500 ) = 3.000
Jadi apabila persediaan mencapai titik 3.000 kg PT Anda harus melakukan pemesanan kembali.
Penentuan minimum dan maksimum kuantitas persediaan bahan.
Dari perhitungan EOQ dan ROP dapat ditentukan titik minimum danmaksimum persediaan bahan. Persediaan yang diselenggarakan paling
banyak sebesar titik maksimum, yaitu pada saat bahan yang dibeli datang,tujuan penentuan titik maksimum agar dana yang tertanam dalam
persediaan bahan tidak berlebihan. Maka rumus:
Ms = SS + EOQ

Anda mungkin juga menyukai