Alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dapat didasarkan
pada :
1. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli
Contoh 1 : Total biaya angkut Rp300.000,- Kuantitas BB yang dibeli A=400 kg, B=350
kg, C=50 kg, maka alokasi biaya angkutannya adalah sbb :
Jenis BB Berat Alokasi biaya
kg % angkutan (Rp)
A 400 50,00 150.000
B 350 43,75 131.250
C 50 6,25 18.750
Total 800 100,00 300.000
Apabila pada akhir periode akuntansi selisih antara biaya angkutan yang dibebankan atas
dasar tarif dengan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi jumlahnya material, maka
selisih tersebut dibagikan ke akun persediaan bahan baku, persediaan BDP, dan persediaan
barang jadi.
3. Menentukan tarif pembebanan biaya tiap bagian dengan cara membagi jumlah biaya
dengan dasar pembebanan
Biaya yang sesungguhnya dikeluarkan di debit dalam akun biaya masing-masing bagian yang
dibebankan, dan selisihnya diperlakukan sama dengan biaya angkut pembelian.
Transaksi pembelian dan pemakaian selama bulan Januari 2000 adalah sbb :
Tahap 2 : berdasarkan daftar gaji dan upah, membuat bukti kas keluar dan cek.
Jurnalnya :
Gaji dan upah xxx
Utang PPh karyawan xxx
Utang gaji dan upah xxx
Contoh : PT “X” hanya mempekerjakan 2 org karyawan : A tarif upah Rp1.000 per jam
dan B tarif upah Rp750 per jam. Buat jurnal yang diperlukan apabila data jam kerja
karyawan selama minggu pertama bulan April 2000 adalah sbb : (PPh karyawan 15%)
Jurnalnya :
1. BDP – Biaya tenaga kerja Rp57.500
Biaya overhead pabrik 12.500
Gaji dan upah Rp70.000
2. Gaji dan upah Rp70.000
Utang PPh karyawan Rp10.500
Utang gaji dan upah 59.500
3. Utang gaji dan upah Rp59.500
Kas Rp59.500
4. Utang PPh karyawan Rp10.500
Kas Rp10.500
2. Insentif
Diberikan kepada karyawan atas dasar waktu kerja, hasil yang diproduksi, atau kombinasi
keduanya. Cara pemberian insentif :
a. Insentif satuan dengan jam minimum
Contoh : Jika diketahui output standar per jam 12 satuan dan upah pokok Rp600 per
jam, maka apabila pekerja menghasilkan 14 satuan per jam, upahnya dihitung sbb :
Upah pokok per jam Rp 600
Insentif : 2 x Rp50 100
Upah yang diterima per jam Rp 700
b. Menggunakan tarif per satuan yang berbeda berdasarkan hasil yang diproduksi
Contoh : Upah karyawan Rp4.200 per hari (7 jam kerja).Misal karena output rata-rata
karyawan 12 satuan per jam. maka ditetapkan tarif upah karyawan Rp45 per satuan
untuk output 14 satuan atau kurang per jam dan Rp 65 untuk output 16 satuan per jam.
3. Premi lembur
- Apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja regular, maka berhak menerima uang
lembur dan premi lembur.
- Dapat dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung apabila pabrik telah bekerja pada
kapasitas penuh dan pemesan mau menerima beban tambahan tersebut
- Diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik atau dianggap sebagai biaya periode
apabila lembur terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan jam kerja
- Upah lembur : JAM LEMBUR X TARIF LEMBUR
- Premi lembur : JAM LEMBUR X TARIF PREMI
9
PERMASALAHAN KHUSUS
Metode I
1. Jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang
Persediaan sisa bahan (2.000 x Rp5.000) Rp10.000.000
Penjualan sisa bahan Rp10.000.000
Metode II
1. Jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang
Persediaan sisa bahan (2.000 x Rp5.000) Rp10.000.000
Penghasilan yang belum direalisasikan Rp10.000.000
Contoh soal :
Pada bulan Januari 2013 PT. ABC menerima pesanan pembuatan 1000 satuan produk A yang
membutuhkan ketepatan spesifikasi tertentu dari pemesan, karena itu produk rusak yang terjadi
dibebankan kepada pesanan ini. Untuk memenuhi pesanan tersebut, perusahaan memproduksi
1.100 satuan produk A dengan BBB Rp75.000, BTKL Rp175.000 dan BOP dibebankan atas
dasar tarif sebesar 150% dari BTKL. Pada saat pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata 100
satuan produk rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. Produk rusak tersebut diperkirakan laku
dijual Rp350 per satuan. Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Perhitungannya :
Elemen harga pokok Produk Total Biaya Biaya Harga Pokok
Produksi Per Satuan Produk Rusak
Jika produk rusak pada contoh soal diatas merupakan hal yang normal terjadi, dibebankan
sebagai unsur BOP dan sudah diperhitungkan pada waktu menentukan tarif BOP pada awal
tahun. Jurnal yang diperlukan adalah :
Perhitungannya :
Nilai jual produk rusak (100 x Rp350) = Rp35.000
Harga pokok produk rusak (lihat table diatas) = Rp46.591
Kerugian produk rusak = Rp11.591
12
Jika pada contoh soal diatas ternyata terdapat 100 satuan produk cacat yang secara ekonomis
masih dapat diperbaiki lagi. Biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut terdiri dari BTKL
Rp50.000 dan BOP pada tarif yang biasa dipakai. Jurnal yang diperlukan untuk mencatat
transaksi tersebut apabila :
- Pengerjaan kembali produk cacat dibebankan kepada pesanan tertentu
1. Mencatat pemakaian biaya produksi IDEM DIATAS
2. Mencatat biaya pengerjaan kembali produk cacat
BDP – Biaya tenaga kerja langsung Rp50.000
BDP – Biaya overhead pabrik RP75.000 (150% x 50.000)
Gaji dan upah Rp50.000
BOP yang dibebankan Rp75.000
3. Mencatat harga pokok produk jadi
Persediaan produk jadi Rp637.500
BDP – Biaya bahan baku Rp 75.000
BDP – Biaya tenaga kerja langsung Rp225.000 (175.000+50.000)
BDP – Biaya overhead pabrik Rp337.500
- Dibebankan pada produk secara keseluruhan (dimasukkan ke dalam anggaran BOP untuk
penentuan tarif BOP dan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat pada BOP
sesungguhnya)
1. Mencatat pemakaian biaya produksi =IDEM DIATAS=
2. Mencatat biaya pengerjaan kembali produk cacat
BOP sesungguhnya Rp125.000
Gaji dan upah Rp50.000
BOP yang dibebankan Rp75.000
3. Mencatat harga pokok produk selesai
Persediaan produk jadi Rp512.500
BDP – Biaya bahan baku Rp 75.000
BDP – Biaya tenaga kerja langsung Rp175.000
BDP – Biaya overhead pabrik Rp262.500
13
LATIHAN SOAL :
1. PT. Maju membeli 4 macam bahan baku seharga Rp8.200.000 denga rincian sbb :
Bahan baku Kuantitas Harga satuan Total harga
A 500 Rp 3.000 Rp 1.500.000
B 600 4.000 2.400.000
C 650 2.000 1.300.000
D 750 4.000 3.000.000
Total 2.500 8.200.000
Biaya angkutan yang dibayarkan untuk keempat jenis bahan baku tersebut adalah Rp 1.640.000
Diminta:
Hitung harga pokok per kg untuk tiap jenis bahan baku tersebut setelah mendapat alokasi biaya
angkutan, jika:
a. Biaya angkutan dialokasikan kepada tiap jenis bahan baku berdasarkan perbandingan
kuatitas
b. Biaya angkutan dialokasikan kepada tiap jenis bahan baku berdasarkan perbandingan
harga faktur tiap jenis bahan baku
2. PT. Glass berproduksi atas dasar pesanan, BOP dibebankan kepada pesanan atas dasar jam
kerja langsung denga tarif Rp 20 per jam. Data produksi selama bulan Januari 2013 adalah
sbb:
a. Dalam bulan Januari 2013 diterima pesanan sbb:
Pes 101 10.000 botol Hrg jual : Rp50 per botol
Pes 102 40.000 botol Hrg jual : Rp75 per botol
Pes 103 30.000 botol Hrg jual : Rp50 per botol
b. Bahan baku A yang dipakai untuk pesanan 101 sebanyak 500 satuan. Pada pesanan
102 setiap 1.000 botol memerlukan bahan A sebanyak 20 satuan dan bahan B sebanyak
10 satuan. Pesanan 103 memerluka 250 satuan bahan A dan 400 satuan bahan B.
(harga satuan bahan baku A Rp 625, dan bahan B Rp750)
c. Jam tenaga kerja yang digunakan untuk pesanan 101 20%, pes 102 50%, da pes 103
30%. Tarif upah langsung Rp25 per jam. Disamping itu timbul premi lembur
Rp100.000 untuk mengerjaka pesanan 101 yang merupaka order cepat. Total jam kerja
yang digunakan 100.000 jam
d. Karena sulitnya pengerjaan, pesanan 101 menghasilka sisa bahan sebanyak 500 kg
yang ditaksir laku dijual Rp 25 per kg. Penghasilan sisa bahan diperlakukan sebagai
penghasila lain-lain. Dalam bulan Januari 2013 sisa bahan yang terjual 400 kg dgn
harga jual Rp30/kg
e. Pesanan 102 karena sulitnya pengerjaan, sebagian produk rusak sehingga untuk
menghasilkan 1.000 botol harus dimasukkan proses sebanyak 1.250 botol. Produk
rusak dapat dijual dengan harga Rp20 per botol.
f. Pesanan 103 karena sulitnya pengerjaan menghasilkan 5.000 botol cacat, sehingga
memerlukan biaya perbaikan/pengerjaan kembali selama 500 jam dan bahan A
sebanyak 10 satuan
Diminta : Jika semua pesanan telah selesai dikerjakan
a. Buat jurnal yang diperlukan untuk transaksi di atas
b. Hitung laba kotor setiap pesanan
14
3. PT. Berjuang membebankan BOP pada pesanan berdasarkan kapasitas normal 25.000 JKL
dengan tarif Rp5 per JKL, terdiri dari tarif BOP tetap Rp 2 per JKL dn BOP variable Rp3
per JKL. Pada bulan Januari 2013 diterima pesanan No. 001 sebesar 10.000 unit harga jual
@Rp50; Pes 002 sebesar 10.000 unit harga jual @Rp35; Pes 003 sebesar 8.000 unit harga
jual @Rp40.
Pes. 001 merupakan pesanan yang sulit dikerjakan sehingga timbul produk rusak 20% dari
produk yang diproses, dan Pes 002 karena sulitnya pengerjaan menimbulkan produk cacat
yang harus diperbaiki . Data yang berhubungan dengan pesanan adalah sbb :
1. Bahan baku yang digunakan oleh Pes 001 Rp120.000; Pes 002 Rp80.000; Pes 003
Rp40.000
2. TKL untuk Pes 001 sebesar 12.000 JKL; Pes 002 sebesar 7.500 JKL; Pes 003 sebesar
4.000 JKL Tarif upah Rp10 per JKL.
3. Untuk memperbaiki produk cacat sebesar 750 unit diperlukan BBB Rp2.500 dan
BTKL 500 JKL
4. Sisa bahan yang timbul dari Pes 003 dapat dijual Rp500, sedangkan produk rusak
dapat dijual tunai Rp10 per unit
5. Pada tanggal 31 Januari 2000 diketahui timbul selisih budget sebesar Rp 5.000 Laba
Apabila dalam bulan Januari 2000 pesanan yang sudah selesai dan diserahkan adalah Pes
001 dan Pes 002, diminta :
a. Buat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas
b. Hitung berapa BOP sesunguhnya