Jumlah biaya bahan baku yang dipakai = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
= 2.120.000 + 5.950.000 – 3.790.000
= 4.280.000
c. Jika perusahaan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan metode persediaan fisik dalam pencatatan biaya bahan baku :
Tg Masuk Keluar Sisa
Keterangan
l Quantity Price Amount Quantity Price Amount quantity Price Amount
1 Saldo Awal 700 Rp 2.000 Rp 1.400.000
300 Rp 2.400 Rp 720.000
1000 Rp 2.120 Rp 2.120.000
5 Pemakaian 600 Rp 2.120 Rp 1.272.000 400 Rp 2.120 Rp 848.000
10 Pembelian 1500 Rp 2.300 Rp 3.450.000 1900 Rp 2.262 Rp 4.298.000
15 pembelian 1000 Rp 2.500 Rp 2.500.000 2900 Rp 2.344 Rp 6.798.000
20 Pemakaian 1200 Rp 2.344 Rp 2.812.800 1700 Rp 2.344 Rp 3.984.800
Rp 5.950.000 Rp 4.084.800
Jumlah biaya bahan baku yang dipakai = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
= 2.120.000 + 5.950.000 – 3.984.800
= 4.085.200
10. PT X menggunakan metode biaya standar. Harga standar yang ditetapkan 3.000 per kg. bahan baku yang dibeli 4.500 kg dengan harga
sesungguhnya 2.750 per kg
a. Jurnal pemakaian bahan baku =
BDP – Biaya Bahan Baku 13.500.000 angkanya pake angka harga standar
Persediaan bahan baku 13.500.000
b. Selisih harga standar dengan harga sesungguhnya:
Harga standar = 3.000 x 4.500 = 13.500.000 selisih = 13.500.000 – 12.375.000 = 1.125.000
Harga sesungguhnya = 2.750 x 4.500 = 12.375.000
11. Sisa bahan adalah bahan yang mengalami kerusakan dalam proses
pengerjaannya. Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa
bahan itu sendiri. Jika harga jual sisa bahan rendah biasanya tidak dilakukan
pencatatan jumlah dan harganya sampai saat penjualannya. Jika harga jual sisa
bahan tinggi, perlu dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut. Masalah
yang timbul jika terdapat sisa bahan adalah bagaimana memperlakukan hasil
penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan
sebagai berikut.
a. Sebagai pengurang biaya bahan baku yang dipakai. Ini dilakukan jika sisa
bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan.
Jurnal penjualan nya :
Kas/Piutang Dagang xxx
BDP-BBB xxx
b. Diperlakukan sebagai pengurang BOP sesungguhnya. Ini dilakukan jika sisa
bahan tidak dapat diidentifikasi dengan pesanan tertentu dan sisa bahan
merupakan hal yang biasa terjadi.
Jurnal penjualannya :
Kas/Piutang Dagang xxx
BOP Sesungguhnya xxx
c. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha.
Jurnal penjualannya :
Kas / piutang dagang xxx
Hasil penjualan sisa bahan xxx