Anda di halaman 1dari 39

Akuntansi Persediaan

1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN

Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau


bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau
barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem
yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.

Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang
men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang
atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun
Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun
Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di
gudang.

Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat
jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada
akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah
kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan
persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan
awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan
akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang
pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan
sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil
inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun
Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat
jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode.

Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic,
namun belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan,
seperti pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon.
Transaksi Sistem Periodek Sistem Perpetual

Persediaan Brg
Membeli barang Pembelian
Dag
1. dagangan secara kredit 10.000 10.000
Rp 10.000 Hutang
Hutang
10.000 10.000

Hutang
Hutang
Retur pembelian Rp
2. 500 500
500 Persediaan Brg
Retur Pembelian
Dag
500 500

Piutang/Kas
4.000

Terdapat barang yang Penjualan


Piutang/Kas 4.000
dijual. Harga jual Rp
3. 4.000
4.000 dan harga pokok HPP
barang Rp 1.500 Penjualan
4.000
Persediaan Brg 1.500
Dag
1.500

Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui
Pada akhir tahun karena tanpa inventarisasi fisik barang, persediaan, namun inventarisasi perlu
tidak dapat diketahui persediaan yang ada dilakukan

4. Ikhtisar L/R 150


Misalkan menurut
perhitungan fisik pada Persediaan B.D. 150 Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama
akhir tahun saldo dengan saldo rekening persediaan,
persediaan Rp 200 dan perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama
pada awal tahun Rp tidak perlu membuat jurnal.
150.

Persediaan B.D

Ikhtisar L/R 200

200
1. MENENTUKAN COST DARI PERSEDIAAN AKHIR

Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing


pembelian berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang
yang masih ada di gudang.

Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006
sebagai berikut:

Januari 1 Persediaan 200 unit @ $10 = $2,000

12 Pembelian 400 unit @ $12 = $4,800

26 Pembelian 300 unit @ $11 = $3,300

30 Pembelian 100 unit @ $13 = $1,300

Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006


adalah 300 unit. Tentukan:

1. Persediaan per 31 Januari 2006.

2. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.

Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300
+ 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 300 = 700 unit. Karena
harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan
sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir
sebagai berikut:
1. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap
yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal
dari pembelian yang termuda/terakhir.

2. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang
pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian
yang paling awal.

3. Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga


pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada
ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.

Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem
perpetual.

1. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik

1. FIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit
diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:

200 unit @ $10 = $2,000

400 unit @ $12 = $4,800

100 unit @ $11 = $1,100

Harga pokok penjualan $7,900

Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26


dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:

200 unit @ $11 = $2,200

100 unit @ $13 = $1,300

Persediaan akhir $3,500

2. LIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit
diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:
100 unit @ $13 = $1,300

300 unit @ $11 = $3,300

300 unit @ $12 = $3,600

Harga pokok penjualan $8,200

Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian


tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:

200 unit @ $10 = $2,000

100 unit @ $12 = $1,200

Persediaan akhir $3,200

3). Metode Rata-rata

Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu


dibuat perhitungan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit Jumlah

Jan 1 Persediaan 200 $10 $2,000

12 Pembelian 400 $12 $4,800

26 Pembelian 300 $11 $3,300

30 Pembelian 100 $13 $1,300

Jumlah 1,000 $11,400

Rata-rata = $11,400 : 1,000 $11.4

Harga pokok penjualan = 700 x $ 11.4 = $7,980


Persediaan akhir = 300 x $11.4 = 3,240

1. Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual

Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok


barang yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual
barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini
digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu jenis
barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk
persediaan yang nilainya tinggi.

Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Unit Harga Beli per Unit

Jan. 1 Persediaan 200 $10

12 Pembelian 400 $12

17 Dijual 300

26 Pembelian 300 $11

27 Dijual 200

28 Dijual 300

30 Pembelian 100 $13


Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:

Dibeli Dipakai Persediaan

Tgl Ket Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah

Jan 1 Persediaan 200 10 2,000

200 10 2,000
12 Pembelian 400 12 4,800
400 12 4,800

200 10 2,000
17 Dijual 300 12 3,600
100 12 1,200

300 12 3,600
26 Pembelian 300 11 3,300
300 11 3,300

100 12 1,200
27 Dijual 200 12 2,400
300 11 3,300

100 12 1,200
28 Dijual 100 11 1,100
200 11 2,200

100 11 1,100
30 Pembelian 100 13 1,300
100 13 1,300

1. MENAKSIR COST PERSEDIAAN

Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau


sistem perpetual sangat mahal untuk diterapkan. Suatu supermarket dengan
beribu macam jenis persediaan mungkin akan terganggu operasionalnya jika
setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam rangka
menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam
menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin
menghitung secara fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak
bahkan habis.

Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan.


Terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan
metode laba kotor.

1. Metode Harga Eceran

Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut


harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost
terhadap harga eceran. Contoh:

Harga Pokok (Cost) Harga Eceran

Persediaan 1 Januari 2005 $ 60,000 $ 100,000

Pembelian Januari 2005 $ 540,000 $ 900,000

Barang tersedia untuk dijual $ 600,000 $ 1,000,000

% Cost thd Harga Eceran=

(600,000 : 1,000,000) x 100% = 60%

Penjualan $ 700,000

Persediaan akhir $ 300,000

Nilai cost persediaan akhir = 60% x $ 300,000 = $ 180,000


2. Metode Laba Kotor

Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah


dengan pembelian selama satu periode kemudian dikurangi dengan
harga pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan.
Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah
dicatat dalam rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya.
Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-nya. Jika belum diketahui,
% laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya.
Misalkan persediaan awal tahun 2005 $ 100,000 pembelian selama
bulan Januari $ 1,200,000 dan penjualan selam bulan Januari menurut
rekening buku besar $ 90,000 dan laba kotor 20% dari harga jual,
maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:

Persediaan 1 Januari 2005 $ 100,000

Pembelian Januari 2005 $ 1,200,000

Barang tersedia untuk dijual $ 1,300,000

Penjualan $ 900,000

Laba Kotor (20% x $ 900,000) $ 180,000

Harga pokok barang yang dijual $ 720,000

Persediaan akhir $ 580,000


1. MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA

Nilai yang disajikan di neraca dpat saja nilai costnya seperti yang telah
ditentukan dengan berbagai asumsi arus barang. Nilai yang disajikan di
neraca dapat juga nilai pasarnya. Atau dapat juga dipilih yang terendah antara
cost dengan harga pasarnya.

Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost
dengan harga pasarnya. Misalnya dalam perusahaan mempunyai persediaan
dengan cost $ 1,000. Pada akhir tahun harga pasar dari persediaan tersebut
adalah $ 900, maka yang disajikan di neraca adalah $ 900. Jika harga pasar
barang tersebut adalah $ 1,100, maka yang disajikan di neraca adalah
costnya yaitu $ 1,000.

Yang dimaksud dengan cost adalah pasar harga yang tidak lebih tinggi dari
ceiling dan tidak boleh lebih rendah dari floor. Ceiling adalah taksiran harga
jual dikurangi dengan taksiran biaya penjualan barang tersebut. Floor adalah
ceiling dikurangi dengan laba normal. Misalkan perusahaan telah menaksir
biaya penjualan adalah 2% dari harga jual dan laba kotor yang normal bagi
perusahaan itu adalah 20% dari harga jual maka berikut ini diberikan
beberapa kemungkinan sebagai berikut:

Market

Cost Replacement Floor Ceiling Market COMWIL


Kasus
($) Cost ($) ($) ($) ($) ($)

A .65 .70 .55 .80 .70 .65


B .65 .60 .55 .80 .60 .60

C .65 .50 .55 .80 .55 .55

D .50 .45 .55 .80 .55 .50

E .75 .85 .55 .80 .80 .75

F .90 1.00 .55 .80 .80 .80

Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena
itu replacement cost akan mewakili market untuk dibandingkan dengan cost yaitu
$ .65. Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga
yang dilaporkan adalah cost nya yaitu $ .65.

Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling, dan floor
oleh karena itu replacement cost dapat mewakili market kemudian dibandingkan
dengan cost $.65. Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca
adalah market.

Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor maka market
diwakili oleh floor, kemudian dibandingkan dengan cost, ternyata floor lebih
rendah, maka yang disajikan di neraca adalah floor

Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor
dan dibandingkan dengan cost. Ternyata cost lebih rendah, maka yang disajikan
di neraca adalah cost. Begitu juga kasus E.

Dalam kasus F, replacement cost di atas ceiling, sehingga ceiling, mewakili


market dan dibandingkan dengan cost, ternyata lebih rendah, sehingga yang
disajikan di neraca adalah ceiling,.

SOAL LATIHAN

SOAL 1

Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:
Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit

Jan 1 Persediaan 10 $50

5 Pembelian 20 $55

10 Pembelian 30 $60

15 Penjualan 15

20 Pembelian 20 $65

25 Penjualan 25

Diminta:

1. Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.

2. Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing


metode di atas.

SOAL 2

Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga


ecerannya Rp 10.000.000,00. Pembelian bulan Januari Rp 30.000.000,00, kemudian
ditetapkan harga ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita
yang ada pada cash register, penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00.
Berdasarkan informasi di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan
menggunakan metode harga eceran.

SOAL 3

Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari


perusahaan telah membeli barang dengan harga Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan
Januari sebesar Rp 11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar
25% dari harga jual. Berdasarkan data di atas, tentukan cost persediaan akhir
dengan menggunakan metode laba kotor.

Pencatatan Persediaan.
Perbedaan Metode Pencatatan Persediaan Perpetual Dengan Metode Pencatatan Persediaan
Fisik Menurut SyafiI Syakur Ahmad (2009;129) menyatakan perbedaan dari metode
pencatatan persediaan perpetual dengan metode pencatatan persediaan fisik, adalah sebagai
berikut :
1. Metode Perpetual
1. Tidak terdapat perkiraan pembelian retur pembelian, potongan pembelian dan
biaya angkut pembelian.

2. Transaksi pembelian, retur pembelian, potongan pembelian dan biaya angkut


pembelian dicatat dalam perkiraan persediaan barang dagang.

3. Setiap terjadi penjualan harus diikuti adanya pencatatan harga pokok


penjualan.

4. Lebih sesuai digunakan pada grosir, agen khusus atau distributor dengan
sedikit macam barang yang diperdagangkan dan mudah untuk menentukan
besarnya harga pokok penjualan setiap terjadi penjualan secara tepat.

2. Metode Periodik / Fisik


1. Terdapat perkiraan pembelian, retur pembelian, potongan pembelian dan biaya
angkut pembelian.

2. Transaksi pembelian, retur pembelian, potongan pembelian dan biaya angkut


pembelian dicatat dalam perkiraan masing-masing.

3. Setiap terjadi penjualan tidak perlu dilakukan pencatatan harga pokok


penjualan. Harga pokok penjualan dihitung pada akhir periode secara agregat.

4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan eceran/retail yang mempunyai


banyak macam persediaan barang dagangan dan sulit untuk ditentukan harga
pokok setiap terjadi penjualan.

Sedangkan perbedaan jurnal pencatatan persediaan menurut metode persediaan perpetual


dengan metode fisik, menurut SyafiI Syakur Ahmad (2009;130) adalah sebagai berikut :

Metode Perpetual
Transaksi Pembelian

Secara Tunai :

Dr. Persediaan (Inventory)


Cr Kas (Cash)

Secara Kredit :
Dr Persediaan (Inventory)
Cr.. Hutang Dagang (Account Payable)

Transaksi Retur Pembelian.

Secara Tunai:
Dr. Kas(Cash)
Cr Persediaan (Inventory)

Secara Kredit :
Dr Hutang Dagang (Account Payable)
Cr.. Persediaan (Inventory)

Transaksi Penjualan.

Secara Tunai :
Dr.. Kas (Cash)
Cr. Penjualan (Sales)

Dr.. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold)


Cr. Persediaan (Inventory)

Secara Kredit :
Dr. Hutang Dagang (Account Payable)
Cr Penjualan (Sales)

Dr.. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold)


Cr. Persediaan (Inventory)

Transaksi Retur Penjualan

Secara Tunai :
Dr Retur Penjualan
Cr. .. Kas (Cash)

Dr.. Persediaan (Inventory)


Cr. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold)

Secara Kredit :

Dr. Piutang Dagang (Account Receivable)


Cr Penjualan (Sales)

Dr. Persediaan (Inventory)


Cr.. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold)
Metode Periodic
Transaksi Pembelian

Secara Tunai :
Dr.. Persediaan(Inventory)
Cr. Kas (Cash)

Secara Kredit :
Dr Pembelian (Purchases)
Cr.. Hutang Dagang (Account Payable)

Transaksi Retur Pembelian


Secara Tunai :
Dr.. Kas (Cash)
Cr. Retur Pembelian (Purchases Return)

Secara Kredit :
Dr Hutang Dagang (Account Payable)
Cr. Retur Pembelian (Purchases Return)

Transaksi Penjualan

Secara Tunai :
Dr. Kas (Cash)
Cr. . Penjualan (Sales)

Secara Kredit :
Dr.. Piutang Dagang (Account Receivable)
Cr. Penjualan (Sales)
Dr. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold)
Cr. Persediaan (Inventory)
Metode Pencatatan Persediaan

Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan


laba rugi. Dalam neraca perusahaan dagang, persediaan pada umumnya merupakan
nilai yang paling signifikan dalam aset lancar. Dalam laporan laba rugi, persediaan
bersifat penting dalam menentukan hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu.
Metode pencatatan persediaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu metode
periodik (sistem fisik) dan metode perpetual.

A. Metode Fisik (sistem periodik)


Selama ini, metode pencatatan yang dipelajari untuk persediaan barang dagang, dapat
di ikhtisarkan sebagai berikut :
Disediakan satu akun yang disebut Persediaan Barang Dagang dalam buku besar
perusahaan. Akun ini digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada
di awal dan akhir periode. Persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir
periode itu sendiri ditentukan dengan jalan melakukan perhitungan fisik terhadapnya.
Pencatatan untuk persediaan awal dan akhir dilakukan dengan membuat jurnal
penyesuaian. Akun lawan untuk jurnal penyesuaian persediaan adalah Ikhtisar Laba
Rugi.
Disediakan satu set akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi
pembelian barang dagang serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengannya.
Misalnya, transpor pembelian, potongan pembelian serta pembelian retur dan
pengurangan harga. Saldo dari set akun ini bila digabungkan akan merupakan
pembelian bersih.

B. Metode saldo permanen (perpetual method)


Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain
yang berhubungan dengannya. Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun
persediaan. Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan
dicatat setiap kali terjadi transaksi. Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga
pokok penjualan. Akun persediaan barang dagang dalam metode saldo permanen
digunakan untuk mencatat persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang
dilakukan selama periode,penjualan yang dilakukan semala periode dan persediaan
yang ada di akhir periode.
Dalam penjurnalan Metode Perpetual dan Periodik punya perbedaan khas, metode
Perpetual melakukan pencatatan aktivitas keluar masuk persediaan dan HPP ketika
transaksi penjualan. Sedangkan metode Periodik tidak mencatat HPP saat transaksi
penjualan.

Masing-masing memiliki keunggulan, dengan Perpetual kita bisa mengatahui posisi


nilai persediaan kapan saja, karena selalu di bukukan/dijurnal setiap ada aktivitas
keluar masuk. Sedangkan untuk Periodik, pencatatan hanya dilakukan saat pembelian,
pencatatan HPP dilakukan nanti di akhir periode yang ditentukan (bulanan, triwulan,
semester atau tahunan) perusahaan, sehingga lebih cepat dan ringkas dalam
membukukan Penjualan.
Ada dua macam metode dalam pencatatan persediaan, yaitu metode perpeutal dan
metode periodik. Dalam metode perpetual catatan persediaan barang dibuat secara
kontinue, dan setiap jenis harga dibuat tersendiri dalam buku besar pembantu,
sehingga akun persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang
tersedia dalam gudang. Sedangkan metode periodik untuk penjualan barang tidak
dibuatkan jurnal HPP di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada
digudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan harga belinya.
Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada
(persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi persediaan akhir
pada periode tersebut. Kemudian dibuat jurnal penyesuaian. Jurnal pertama mendebet
akun Ikhtisar L/R, dan mengkredit akun Persediaan Barang Dagangan Awal. Jurnal
yang kedua didasarkan atas inventarisasi fisik barang pada akhir tahun, yaitu
mendebet akun Persediaan Barang Dagangan Akhir dan mengkredit akun Ikhtisar
L/R.
seperti yang tertera diatas, bahwa ada dua macam metode pencatatan persediaan yaitu
metode perpeutal dan metode periodik.

Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana
setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan. Sementara metode
periodik dilakukan dengan menghitung jumlah persediaan di akhir suatu periode
untuk melakukan pembukuannya.

Dalam penjurnalan Metode Perpetual dan Periodik punya perbedaan khas, metode
Perpetual melakukan pencatatan aktivitas keluar masuk persediaan dan HPP ketika
transaksi penjualan. Sedangkan metode Periodik tidak mencatat HPP saat transaksi
penjualan.

Masing-masing memiliki keunggulan, dengan Perpetual kita bisa mengatahui posisi


nilai persediaan kapan saja, karena selalu di bukukan/dijurnal setiap ada aktivitas
keluar masuk. Sedangkan untuk Periodik, pencatatan hanya dilakukan saat pembelian,
pencatatan HPP dilakukan nanti di akhir periode yang ditentukan (bulanan, triwulan,
semester atau tahunan) perusahan, sehingga lebih cepat dan ringkas dalam
membukukan Penjualan.
Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang
Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang langsung saja kita bahas sebagai berikut.

Definisi Perusahaan Dagang

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan usaha yang bersifat tetap, terus-
menerus, didirikan, bekerja, dan berkedudukan di tempat tertentu dengan tujuan memperoleh
laba atau keuntungan.

Tujuan setiap per usahaan, yaitu untuk memaksimalkan keuntungan yang dihasil kan.
Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima perusahaan atas
penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dari jumlah yang harus dike lu ar kan untuk
meng hasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut. Perusahaan dagang adalah perusahaan
yang membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pe langgan
tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa diubah bentuknya. Bentuk perusahaan dagang,
antara lain supermarket, penyalur atau distributor, retailer, dan pengecer.

Berdasarkan definisi perusahaan dagang, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perusahaan


dagang, yaitu sebagai berikut.
a. Perusahaan dagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali kepada pelanggan.
b. Barang dagangan yang dibeli tidak diproses terlebih dahulu sebelum dijual kepada
pelanggan.
c. Dalam menghasilkan pendapatan, dilakukan transaksi pembelian dan penjualan barang
dagangan.
d. Penjualan merupakan pendapatan untuk perusahaan dagang.
e. Biaya untuk memperoleh barang dagangan dilaporkan sebagai harga pokok penjualan.
f. Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang dagangan yang dilaporkan
sebagai aktiva lancar dalam neraca.
Transaksi Perusahaan Dagang

Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi menjadi empat,
yaitu pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas.

a. Pembelian
Transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang dagang an, yaitu barang yang akan
dijual kembali kepada pelanggan. Transaksi pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Beban Angkut Pembelian
2) Potongan Tunai Pembelian
3) Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

b. Pengeluaran Kas

c. Penjualan
Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan ini
dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Potongan Tunai Penjualan
2) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
d. Penerimaan Kas

Jurnal Khusus (Special Journal)

Transaksi perusahaan dagang secara garis besar terdiri atas transaksi pembelian, penjualan,
penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi-transaksi tersebut terjadi secara rutin atau
berulangulang selama satu periode akuntansi. Oleh karena itu, pencatatan transaksi
perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal khusus. Namun, untuk transaksi yang jarang
terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum. Misalnya, transaksi pengembalian barang (retur) dan
potongan.

a. Jurnal Pembelian (Purchase Journal)


b. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
c. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
d. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)

Sistem Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang

Pencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan dapat dicatat dengan dua
metode, yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.

a. Sistem Perpetual (Perpetual System)


Pada sistem perpetual, pembelian dan penjualan barang dagangan dicatat pada akun
persediaan barang dagangan (merchandise inventory) sehingga pergerakan barang dagangan
selalu dicatat, baik yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual.

b. Sistem Periodik (Periodic System)


Berbeda dengan sistem perpetual, pada sistem periodik pergerakan barang dagangan
sepanjang periode akuntansi tidak dicatat. Pada akhir periode, perusahaan harus menghitung
per sediaan yang masih tersisa secara fisik untuk menentukan jumlah barang dagangan yang
terjual dan tersisa. Berikut di sajikan bentuk ayat jurnal untuk kedua sistem pen catatan
tersebut.
Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal dan Pemindahbukuan Jurnal ke Buku
Besar

Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, baik
dengan menggunakan sistem perpetual maupun sistem periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut
dipindah bukukan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok
akun/perkiraan yang digunakan oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada
dalam perusahaan beserta nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan
jumlah yang terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing.
AKUNTANSI

DI

PERUSAHAAN DAGANG

Halaman | 1
AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENCATATAN METODE PERPETUAL
Perusahaan dagang dapat menggunakan metode Perpetual untuk mencatat transaksi-transaksi persediaan barang
dagangan. Bab ini mendiskusikan tentang metode perpetual, penjurnalan, dan penyusunan laporan keuangan di
perusahaan dagang menggunakan metode perpetual.
A.

Perpetual vs. Periodik


erbedaan metode perpetual dan periodik antara lain sbb:
Peraga 24.1:

Akuntansi Metode Perpetual vs. Periodik


No. Faktor Perbedaan Perpetual Periodik
01 Dasar pencatatan Setiap jual beli BD di catat di akun PBD Pencatatan di akun PBD hanya di akhir
periode 02 Transaksi pembelian Akun PBD di debet Akun Pembelian di debet 03 Transaksi pengeluaran
biaya angkut pembelian Akun PBD di debet Akun Biaya angkut pembelian di debet 04 Transaksi retur &
pengurangan pembelian Akun PBD di kredit Akun Retur & pengurangan pembelian di kredit 05 Transaksi
penerimaan potongan pembelian Akun PBD di kredit Akun Potongan pembelian di kredit 06 Transaksi
penjualan Akun PBD di kredit, dan Akun HPP di debet Tidak ada pencatatan ke akun PBD dan HPP 07
Jurnal penyesuaian Tidak ada jurnal penyesuaian Terdapat jurnal penyesuaian akun PBD dan HPP
B.

Metode Perpetual
erbeda dengan metode periodik, metode perpetual mencatat akun PBD setiap terjadi transaksi pembelian dan
penjualan barang dagangan (BD). Dengan metode perpetual ini maka saldo persediaan barang dagangan selalu dapat
diketahui. Juga, metode perpetual mencatat akun Harga pokok penjualan (HPP) setiap terjadi transaksi
penjualan barang dagangan. Oleh karenanya, pada akhir periode perusahaan tidak perlu melakukan pencatatan jurnal
penyesuaian untuk akun PBD dan akun HPP.

Halaman | 2
C.

Penjurnalan dengan Metode Perpetual di UD. CELL


ransaksi pembelian dan penjualan barang dagangan di UD. CELL untuk bulan Agustus 2007 terdapat di Lampiran
24A. Hasil penjurnalan menggunakan metode perpetual disajikan sbb:
Peraga 24.2: Penjurnalan (Metode Perpetual)
Buku Jurnal Metode Perpetual Agustus 2007 UD. CELL Tgl Nama Akun dan Deskripsi Singkat Debet (Rupiah)
Kredit (Rupiah)
01/08 Persediaan barang dagangan 10.000.000 Kas 10.000.000
(10 HP A @Rp1.000.000)
02/08 Persediaan barang dagangan 7.500.000 Utang dagang 7.500.000
(5 HP B @Rp1.500.000)
03/08 Persediaan barang dagangan 2.000.000 Utang dagang 2.000.000
(20 Pulsa C @Rp100.000)
04/08 Persediaan barang dagangan 200.000 Kas 200.000
(10 HP A Biaya angkut pembelian)
05/08 Utang dagang 7.500.000 Persediaan barang dagangan 150.000 Kas 7.350.000
(5 HP B Pelunasan pot. pembelian)
06/08 Persediaan barang dagangan 6.000.000 Persediaan barang dagangan 150.000 Kas 5.850.000
(15 HP D Potongan tunai pembelian)
07/08 Utang dagang 100.000 Persediaan barang dagangan 100.000
(20 Pulsa C Pengurangan harga)
18/08 Utang dagang 1.900.000 Kas 1.900.000
(Pelunasan utang pulsa C)
19/08 Kas 6.000.000 Penjualan 6.000.000 Harga pokok penjualan 5.100.000 Persediaan barang
dagangan 5.100.000
(5 HP A penjualan tunai)
20/08 Piutang dagang 4.800.000 Penjualan 4.800.000 Harga pokok penjualan 4.410.000 Persediaan
barang dagangan 4.410.000
(3 HP B penjualan kredit)
21/08 Piutang dagang 1.010.000 Penjualan 1.010.000 Harga pokok penjualan 950.000 Persediaan
barang dagangan 950.000
(10 Pulsa C penjualan kredit)
Metode Perpetual dan Periodik
12:06 AM

Metode Perpetual dan Periodik - Dalam akuntansi dikenal ada dua macam metode dalam
pencatatan persediaan, ada Metode Perpetual dan Metode Periodik. Sistem pencatatan
metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang
masuk dan keluar dicatat di pembukuan. Sementara metode periodik dilakukan dengan
menghitung jumlah persediaan di akhir suatu periode untuk melakukan pembukuannya.

Dalam penjurnalan Metode Perpetual dan Periodik punya perbedaan khas, metode
Perpetual melakukan pencatatan aktivitas keluar masuk persediaan dan HPP ketika transaksi
penjualan. Sedangkan metode Periodik tidak mencatat HPP saat transaksi penjualan.

Masing-masing memiliki keunggulan, dengan Perpetual kita bisa mengatahui posisi nilai
persediaan kapan saja, karena selalu di bukukan/dijurnal setiap ada aktivitas keluar masuk.
Sedangkan untuk Periodik, pencatatan hanya dilakukan saat pembelian, pencatatan HPP
dilakukan nanti di akhir periode yang ditentukan (bulanan, triwulan, semester atau tahunan)
perusahan, sehingga lebih cepat dan ringkas dalam membukukan Penjualan.

Untuk lebih jelasnya tentang Metode Perpetual dan Periodik, mari kita bermain ilustrasi
sederhana.

Persediaan awal 50.000.000

02.01.2014 Dibeli persediaan barang dagang 100 pcs, @ 1.000.000, tunai.

10.01.2014 Dibeli persediaan barang dagang 100 pcs, @ 1.000.000, tunai

12.01.2014 Penjualan 20 pcs @ 1.200.000, kredit

15.01.2014 Penjualan 30 pcs @ 1.200.000, kredit


Metode Perpetual

02.01.2014
Persediaan [D] 100.000.000
Kas/bank [K] 100.000.000

10.01.2014
Persediaan [D] 100.000.000
Kas/bank [K] 100.000.000

12.01.2014
Piutang usaha [D] 24.000.000
Penjualan [K] 24.000.000
HPP [D] 20.000.000
Persediaan [K] 20.000.000

15.01.2014
Piutang usaha [D] 36.000.000
Penjualan [K] 36.000.000
HPP [D] 30.000.000
Persediaan [K] 30.000.000

Tidak diperlukan jurnal penyesuaian untuk HPP maupun Persediaan karena sudah dicatat
sekaligus saat terjadi penjualan. Dengan kondisi diatas saldo awal 50.000.000 maka saldo
akhir persediaan di buku besar sudah pasti sebesar 200.000.000 (saldo awal + pembelian -
penjualan),

Metode Periodik

02.01.2014
Persediaan [D] 100.000.000
Kas/bank [K] 100.000.000

10.01.2014
Persediaan [D] 100.000.000
[K] 100.000.000
Kas/bank
12.01.2014
Piutang usaha [D] 24.000.000
Penjualan [K] 24.000.000

15.01.2014
Piutang usaha [D] 36.000.000
Penjualan [K] 36.000.000
Pada akhir periode (misal akhir bulan) dilakukan perhitungan fisik persediaan, atas
perhitungan fisik tersebut didapatkan saldo akhir 200.000.000, maka penyesuaian HPP-nya
adalah:
= Saldo akhir - Pembelian + Saldo awall
= 200.000.000 - 200.000.000 + 50.000.000
= 50.000.000

Jurnal penyesuaian:

31.01.2014
HPP [D] 50.000.000
Persediaan [K] 50.000.000

Metode Perpetual atau Periodik, sama saja yang penting konsisten dan dikerjakan dengan
penuh ketelitian, pilihan ada ditangan Perusahaan.
Metode Pencatatan Persediaan

Metode Pencatatan Persediaan

Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi.
Dalam neraca perusahaan dagang, persediaan pada umumnya merupakan nilai yang paling
signifikan dalam aset lancar. Dalam laporan laba rugi, persediaan bersifat penting dalam
menentukan hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu. Metode pencatatan persediaan
pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu metode periodik (sistem fisik) dan metode
perpetual.

A. Metode Fisik (sistem periodik)

Selama ini, metode pencatatan yang dipelajari untuk persediaan barang dagang, dapat di
ikhtisarkan sebagai berikut :
Disediakan satu akun yang disebut Persediaan Barang Dagang dalam buku besar perusahaan.
Akun ini digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir
periode. Persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir periode itu sendiri ditentukan
dengan jalan melakukan perhitungan fisik terhadapnya. Pencatatan untuk persediaan awal
dan akhir dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Akun lawan untuk jurnal
penyesuaian persediaan adalah Ikhtisar Laba Rugi.
Disediakan satu set akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian
barang dagang serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengannya. Misalnya,
transpor pembelian, potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Saldo
dari set akun ini bila digabungkan akan merupakan pembelian bersih.

Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan secara
berikut :

Persediaan barang dagang pada awal periode


+
Pembelian bersih selama periode
=
Persediaan tersedia dijual
-
Persediaan pada akhir periode
=
Harga pokok penjualan

Sistem pencatatam ini disebut sistem periodik (periodic method). Metode pencatatan lain
untuk persediaan adalah yang disebut metode perpetual atau metode saldo permanen
(perpetual method) yang diterangkan sebagai berikut.

B. Metode saldo permanen (perpetual method)


Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang
berhubungan dengannya. Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan.
Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali
terjadi transaksi. Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan. Akun
persediaan barang dagang dalam metode saldo permanen digunakan untuk mencatat
persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode,penjualan
yang dilakukan semala periode dan persediaan yang ada di akhir periode. Misalnya, apabila
pada tanggal 14 Januari 200A terdapat pembelian tunai barang A sebanyak 1.000 unit dengan
harga Rp 50 per unit maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

(D) Persediaan barang dagang 50.000


(K) Bank/Kas 50.000

Apabila digunakan metode periodik, sisi debit dari ayat jurnal tersebut di atas adalah akun:
Pembelian. Apabila terjadi penjualan, maka pengurangan persediaan yang diakibatkan
langsung dicatat. Pengurangan persediaan ini, pada hakikatnya merupakan penambahan
harga pokok penjualan, yang nilainya ditentukan oleh metode penetapan harga pokok yang
dipakai. Anggaplah bahwa pada tanggal 15 Januari 200A terjadi penjualan tunai barang A
sebanyak 800 unit dengan harga jual Rp 75 per unit. Untuk sementara anggaplah barang-
barang yang dijual adalah barang-barang yang dibeli pada tanggal 14 Januari 200A tersebut
di atas. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan jadi tampak seperti terlihat sebagai berikut :
(1)
(D) Bank/Kas 60.000
(K) Penjualan 60.000

(2)
(D) Harga pokok penjualan 50.000
(K) Persediaan barang dagang 50.000

Dapat dilihat bahwa dalam sistem periodik ayat jurnal (2) tersebut di atas tidak dibuat. Harga
pokok penjualan dalam sistem periodik dihitung secara berkala pada akhir periode akuntansi,
bukan pada setiap terjadi penjualan. Ayat jurnal (1) merupakan ayat jurnal yang biasa dibuat
untuk penjualan. Ayat jurnal ini dibuat baik pada sistem periodik maupun saldo permanen.

Kartu stok

Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang
disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok, untuk semua
jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku persediaan. Ada tiga hal yang dicatat
dalam kartu stok, yaitu penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya
suatu transaksi. Kartu stok menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut. Masing-masing
kolom dibagi dalam tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit
dan jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit). Tiap transaksi dicatat kuantitas
barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya.

Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang. Di samping
pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan retur.
Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang.
Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.
JURNAL UMUM PERUSAHAAN
DAGANG
Jurnal Umum Perusahaan Dagang - Seluruh transaksi keuangan yang timbul akibat
kegiatan perdagangan dapat dicatat pada jurnal umum dan jurnal khusus. Nah, pada materi
kali ini akan dibahas mengenai pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal umum. Ada
dua metode pencatatan transaksi keuangan dalam perusahaan dagang, yaitu metode
fisik/periodik dan metode perpetual.

1. Metode Fisik/Periodik

Metode fisik atau periodik pada umumnya digunakan perusahaan yang menjual barang
dagangan dengan harga relative murah, tetapi sering terjadi. Menurut metode ini, akun
Persediaan barang dagangan tidak boleh didebit untuk mencatat transaksi pembelian barang
dagangan, dan tidak boleh dikredit untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan.

Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun
Pembelian, sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun Penjualan.

Cobalah kamu perhatikan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menurut metode fisik
berikut ini.
2. Metode Perpetual

Metode perpetual atau terus-menerus pada umumnya digunakan perusahaan yang menjual
barang dagangan dengan harga relatif mahal, dan tidak sering terjadi. Dalam metode ini,
transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun persediaan barang
dagangan sebesar harga beli (harga perolehan), sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat
dengan mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menurut metode perpetual adalah sebagai berikut.
Konsep Dasar Pencatatan Persediaan
Barang Dagang
Firman Ilkha 2 September 2013
inShare
Di dalam suatu dunia industri perdagangan dan distribusi, barang dijadikan sebagai unsur
utama yang diniagakan mulai pembelian hingga penjualan. Persediaan barang dagangan ini
dibagi dalam berbagai aspek sebagai berikut:

1. Barang dalam industri perdagangan

Barang yang digunakan dalam bidang usaha ini dibeli dari pemasok, disimpan, dan kemudian
dijual kepada pelanggan tanpa adanya perubahan komposisi atas barang yang dimaksud.

2. Barang dalam industri manufaktur

Barang yang digunakan dalam bidang usaha ini pada dasarnya memerlukan proses
pengolahan lebih lanjut sebelum dijual kepada pelanggan. Adapun jenis barang yang
dimaksud dibagi menjadi 3 bagian antara lain:

a. Bahan Mentah, yaitu bahan yang dibeli dari pemasok untuk diolah lebih lanjut.
b. Bahan Penolong/ Setengah Jadi, yaitu bahan yang telah diolah namun masih perlu proses
penyelesaian.
c. Barang Jadi, yaitu barang yang telah telah selesai diproduksi dan siap untuk dipasarkan.

Pencatatan persediaan memiliki dua cara yaitu:

1. Sistem Perpetual (Metode Buku), yaitu pencatatan persediaan yang dilakukan


secara berkesinambungan langsung pada jumlahnya dan harga pokoknya. Pada sistem ini,
perusahaan langsung dapat melihat berapa jumlah persediaan beserta harga pokoknya secara
mutakhir dan akurat. Meskipun pada akhir periode ditemukan adanya ketidaksesuaian jumlah
fisik dan pembukuan, penyesuaian persediaan tetap bisa dilakukan dengan cara stock
opname.

2. Sistem Periodik (Metode Fisik), yaitu pencatan persediaan beserta nilainya dilakukan
hanya pada akhir periode. Sistem ini tidak akan menjurnal akun persediaan dan harga pokok
apabila terjadi transaksi namun pada akhir periode perusahaan harus menghitung jumlah dan
nilai yang dimaksud dengan menjurnal penyesuaian terhadap ikhtisar laba-rugi.

Adapun untuk menilai persediaan barang dagang, ini dapat dihitung dengan 3 metode harga
pokok yaitu:

1. Metode FIFO, yaitu barang yang lebih awal masuk yang dikeluarkan kali pertama
sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terakhir.

2. Metode LIFO, yaitu barang yang lebih akhir masuk yang dikeluarkan kali pertama
sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terawal.

3. Metode Rata-rata, yaitu pengeluaran barang ditentukan secara rawak atau acak sehingga
penentuan harga pokok untuk metode ini dicari nilai rata-ratanya.
Jika perusahaan menganut sistem persediaan Perpetual, perusahaan akan memerlukan buku
besar pembantu khusus untuk persediaan barang dagang yang lazim dinamakan dengan Kartu
Stok dan Mutasi Barang.

Di Zahir Accounting, Kartu Stok dan Mutasi Barang ini sudah disediakan di modul Laporan.
Untuk melihat bentuk baku dari buku besar pembantu ini, silakan klik di sini.

Anda mungkin juga menyukai