Anda di halaman 1dari 13

Nama

01 Ni Made Dwi Apsari Natalia Kelompok 3


2002612010471
03

Kadek Trisnayanti
02 2002612010474
05

Ni Made Widya Sari


03 2002612010475
06

Ni Luh Made Yuniastari


04 2002612010483
13
PASAR KEUANGAN DAN
LEMBAGA KEUANGAN
BANK INDONESIA DAN
SEWA GUNA
USAHA(LEASING)
Definisi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia.


Dimana merupakan lembaga negara yang independen,
bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-
pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang.

SEJARAH BANK
INDONESIA

Sejarah Bank Indonesia adalah dimulai pada tahun 1828,


tepatnya saat masa pemerintahan Hindia-Belanda
dengan didirikannya De Javasche Bank. De Javasche
Bank berperan sebagai bank sentral yang bertugas untuk
mencetak dan mengedarkan uang di negara ini. Selang
satu abad, yaitu pada tahun 1953, De Javasche Bank
berganti nama menjadi Bank Indonesia dan
mengalihfungsikannya. Saat itu Bank Indonesia adalah
bank sentral yang mempunyai tiga fungsi utama yaitu
sistem pembayaran, perbankan, dan moneter.
Tujuan Bank Indonesia

Tujuan utama dari Bank Indonesia adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Berdasarkan
tujuan utama Bank Indonesia tersebut, Bank Indonesia diharapkan mampu mengutamakan langkah
apa yang harus dilakukan serta memperkuat batasan-batasan tanggung jawab. Maka dari itu, baik
pemerintah maupun masyarakat dapat melihat kinerja Bank Indonesia dengan transparan dan mudah.

Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar Tugas Bank Indonesia


yang merupakan tiga bidang tugasnya :
1. Memelihara nilai rupiah agar tetap stabil
1. Mencapai dan Memelihara Kestabilan Nilai terhadap barang dan jasa.
Rupiah. 2. nilai rupiah agar tetap stabil terhadap
2. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan mata uang asing.
Moneter. 3. Menyusun dan mengawasi regulasi bagi
3. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem seluruh bank yang ada di Indonesia.
Pembayaran Stabilitas Sistem Keuangan. 4. Melakukan riset dan pengamatan.
5. Menyimpan dana kas negara.
Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah
Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas Pemerintah. Bank Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan Pemerintah terhadap pihak luar negeri.

Pasal Pasal Pasal


54 55 56

 Pemerintah wajib meminta 1. Dalam hal Pemerintah akan 1. Bank Indonesia dilarang
memberikan kredit kepada
pendapat Bank Indonesia dan atau menerbitkan surat-surat utang Pemerintah.
mengundang Bank Indonesia negara, Pemerintah wajib terlebih 2. Dalam hal Bank Indonesia
dalam sidang kabinet yang dahulu berkonsultasi dengan melanggar ketentuan
membahas masalah ekonomi, sebagaimana dimaksud pada
Bank Indonesia. ayat (1), perjanjian
perbankan dan keuangan yang
2. Sebelum menerbitkan surat utang pemberian kredit kepada
berkaitan dengan tugas Bank Pemerintah tersebut batal
negara sebagaimana dimaksud
Indonesia, atau masalah lain yang demi hukum.
pada ayat (1), Pemerintah wajib
termasuk kewenangan Bank
berkonsultasi dengan Dewan
Indonesia.
Perwakilan Rakyat.
Dalam hal hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu
Dalam Hubungan menerbitkan dan menempatkan surat-surat hutang negara guna membiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli
Keuangan sendiri surat-surat hutang negara tersebut. Bank Indonesia juga bertindak sebagai
kasir Pemerintah yang menatausahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia,
dan atas permintaan Pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri untuk dan
atas nama Pemerintah Indonesia.

Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, tetap diperlukan koordinasi
Independensi dalam yang bersifat konsultatif dengan Pemerintah, sebab tugas-tugas Bank Indonesia merupakan bagian yang
Interdependensi tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan. Koordinasi di antara
Bank Indonesia dan Pemerintah diperlukan pada sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi,
perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan tugas-tugas Bank Indonesia.

Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI sebagai lembaga negara
yang independen, tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat,
Hubungan Bank Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan
Indonesia dengan Departemen karena kedudukan BI berada di luar pemerintahan. Meskipun BI berkedudukan
Lembaga lainnya sebagai lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya, BI mempunyai hubungan
kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah, dan pihak lainnya.
Misi
 Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah
melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran
Kebijakan Bank Indonesia.
 Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui
efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia
dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas
Jasa Keuangan.
 Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital
melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank
Visi​​ Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah
serta mitra strategis lain.
 Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan
Visi dan Misi Menjadi bank sentral digital pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
BankPlace Your Picture Here
Indonesia terdepan
Place yangHere
Your Picture berkontribusi nyata sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan
kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah
terhadap perekonomian nasional serta kebijakan mitra strategis lain.
dan terbaik di antara  Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan
untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank
negara emerging markets untuk Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi
Indonesia maju. nasional.
 Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah
di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.
 Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam
kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan
organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan
sistem informasi yang handal, serta peran
internasional yang proaktif.
Definisi Sewa Guna Usaha
(Leasing) Jenis – jenis Sewa Guna

1. Finance Lease (Sewa Guna Usaha


Pengertian sewa guna usaha menurut Pembiayaan)yaitu perusahaan sewa guna
Keputusan Menteri Keuangan No. usaha (Lessor) adalah pihak yang membiayai
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 penyediaan barang modal.
2. Operating Lease (Sewa Menyewa Biasa) yaitu
Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa perusahaan sewa guna usaha membeli
Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah barang modal dan selanjutnya disewa-guna-
kegiatan pembiayaan dalam bentuk usahakan kepada penyewa guna usaha.
3. Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha
penyediaan barang modal baik secara Penjualan) yaitu sewa guna usaha jenis ini
guna usaha dengan hak opsi (finance merupakan transaksi pembiayaan sewa guna
lease) maupun sewa guna usaha tanpa usaha secara langsung (direct finance lease)
di mana dalam jumlah transaksi termasuk laba
hak opsi (operating lease), untuk yang diperhitungkan oleh pabrikan atau
digunakan oleh lessee selama jangka penyalur yang juga merupakan perusahaan
waktu tertentu berdasarkan pembayaran sewa guna usaha.
4. Leveraged Lease yaitu transaksi sewa guna
secara berkala. Selanjutnya yang usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga
dimaksud dengan finance lease adalah pihak, yaitu, penyewa guna usaha dan kreditor
kegiatan sewa guna usaha dimana jangka panjang yang membiayai bagian
terbesar dari transaksi sewa guna usaha.
lessee pada akhir masa kontrak 5. Syndicated Lease yaitu sewa guna usaha
mempunyai hak opsi untuk membeli sindikasi ini terdiri beberapa perusahaan sewa
objek sewa guna usaha berdasarkan guna usaha secara bersama melakukan
transaksi sewa guna usaha dengan satu
nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya penyewa guna usaha dengan nilai transaksi
operating lease tidak mempunyai hak yang cukup besar.
opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha.
Kegiatan Sewa Guna Usaha

Kegiatan sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :

01
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan
nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan
lessor.

02
Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal Golongan I, 3 (tiga)
tahun untuk barang modal Golongan II dan III, dan 7 (tujuh) tahun untuk Golongan bangunan.

03 Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

Sedangkan kegiatan sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha tanpa hak opsi apabila memenuhi semua kriteria
berikut:
 Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang
modal yang disewa guna usahakan ditambah keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor.
 Perjanjian sewa guna usaha tidak memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
Pihak – pihak Yang Terlibat
Untuk melakukan kegiatan leasing pasti melibatkan empat pihak yang berkepentingan yaitu : lessor, lesse, supplier, dan
bank atau kreditor

Lessor Lesse Supplier Bank atau kreditor Asuransi


Lessor adalah perusahaan leasing Lesse adalah perusahaan Suppiler adalah perusahaan Dalam suatu perjanjian atau Asuransi adalah perusahaan
atau pihak yang memberikan jasa atau pihak yang memperoleh atau pihak yang kontrak leasing, pihak tidak yang akan menanggung
pembiayaan kepada pembiayaan dalam bentuk mengadakan atau terlibat secara langsung dalam risiko terhadap perjanjian
pihak lesse dalam bentuk barang barang modal dari lessor. menyediakan barang untuk kontrak leasing, namun pihak antar lessor dengan lessee.
bank memegang peranan dalam Dalam hal ini lessee
modal. Lessor dalam financial Lesse dalam financial dijual kepada lesse dengan
hal penyediaan dana kepada dikenakan biaya asuransi
lease bertujuan untuk lease bertujuan mendapatkan pembayaran secara tunai
lessor terutama dalam dan apabila terjadi sesuatu,
mendapatkan kembali biaya yang pembiayaan berupa barang oleh lessor. mekanisme leverage maka perusahaan akan
telah dikeluarkan untuk atau peralatan dengan cara lease dimana sumber dana menanggung resiko sebesar
membiayai penyediaan barang pembayaran angsuran atau pembiayaan lessor  sesuai dengan perjanjian
modal dengan mendapatkan secara berkala. diperoleh melalui kredit bankk. terhadap barang yang
keuntungan. dileasingkan.
Mekanisme Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha sendiri membantu perusahaan-perusahaan yang baru saja dirintis atau
memiliki kondisi finansial menengah ke bawah. Proses sewa guna usaha melibatkan
beberapa pihak sekaligus, yakni perusahaan pembiayaan sebagai lessor, nasabah
sebagai lessee, penjual yang menyediakan barang modal sebagai supplier, serta
asuransi sebagai pihak yang menanggung risiko dari sewa guna usaha.

Perkembangan Sewa Guna Usaha


Perusahaan leasing di Indonesia sudah cukup banyak, walaupun masih dalam taraf
Peges. Dan jenis-jenis barang yang dibiayai leasing makin banyak yang pada
mulanya hanya pembiayaan di bidang transportasi, sekarang telah berkembang
pada sektor industri, konstruksi, pertanian dan lebih banyak pada sektor yang lain.
Hal ini menandakan leasing semakin dimengerti oleh masyarakat khususnya
usahawan Peges. Kesadaran masyarakat untuk membuka leasing karena adanya
dorongan pemerintah yang melakukan deregulasi adanya kemudahan bagi
perusahaan- perusahaan asing yang dapat menanamkan modalnya di Indonesia.
Serta didukung adanya era globalisasi,makin memudahkan komunikasi.
KESIMPULAN

De Javasche Bank berperan sebagai bank sentral yang bertugas untuk mencetak dan
mengedarkan uang di negara ini. Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir Pemerintah
yang menatausahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan
Pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri untuk dan atas nama Pemerintah
Indonesia.Sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa.
Perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang
modal. Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala
dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang modal tersebut berikut dengan bunganya. Sebab, sewa guna usaha mengharapkan
keuntungan justru dari penjualan barang yang disewa-guna-usahakan atau melalui beberapa
kontrak sewa guna usaha lainnya. Sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi
pembiayaan sewa guna usaha secara langsung (direct finance lease) di mana dalam jumlah
transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga
merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha sindikasi ini terdiri beberapa
perusahaan sewa guna usaha secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha dengan
satu penyewa guna usaha dengan nilai transaksi yang cukup besar. merupakan perusahaan
sewa guna usaha.

Anda mungkin juga menyukai