Anda di halaman 1dari 25

POLITEKNIK

NEGERI
JAKARTA

BREVET
PAJAK (PPh Pemotongan /
Pemungutan)
Pasal 22 Asalila, S.E., M.Ak., B.K.P
081380270200
asalila.2019@gmail.com

2020
Karakteristik
Tujuan : Kesederhanaan dan
Kemudahan pengenaan pajak agar
tepat waktu

Pemungut : pihak-pihak tertentu yang


ditunjuk oleh Menteri Keuangan

Dipungut atas kegiatan Perdagangan


Barang, bukan atas Penghasilan

Aturan Pelaksana : PMK-34/PMK.010/2017


jo PMK-110/PMK.010/2018 jo
PMK-199/PMK.010/2019
Pemungut PPh Pasal 22
No Pemungut Objek
1 Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan 1. impor barang; dan
Cukai, 2. ekspor komoditas tambang batubara, mineral
logam, dan mineral bukan logam yang dilakukan
oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang terikat dalam perjanjian kerjasama
pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya;

2 Bendahara pemerintah dan Kuasa pengguna pembayaran atas pembelian barang


Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi
atau lembaga pemerintah dan lembaga-
lembaga negara lainnya
3 Bendahara pengeluaran pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan
dengan mekanisme uang persediaan (UP);
4 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat pembayaran atas pembelian barang kepada pihak
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi ketiga yang dilakukan dengan mekanisme
delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pembayaran langsung (LS);
Pemungut PPh Pasal 22
No Pemungut Objek
5 1. Badan Usaha Milik Negara, pembayaran atas pembelian barang
2. Badan Usaha Milik Negara yang dilakukan dan/atau bahan-bahan untuk
restrukturisasi oleh Pemerintah keperluan kegiatan usahanya.
3. Badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung
oleh Badan Usaha Milik Negara,
6 Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri atas penjualan hasil produksinya di
semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif dalam negeri; (KE DISTRIBUTOR)
dan Industri Farmasi

7 Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen atas penjualan kendaraan bermotor di
Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan dalam negeri;
bermotor,
8 Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas pelumas;
Pemungut PPh Pasal 22
No Pemungut Objek
9 Badan usaha industri atau eksportir yang atas pembelian bahan-bahan berupa hasil
bergerak dalam sektor kehutanan, kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan,
perkebunan, pertanian, peternakan, dan dan perikanan yang belum melalui proses industri
perikanan, manufaktur, untuk keperluan industrinya atau
ekspornya;
10 badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang
batubara, mineral logam, dan mineral bukan
logam, dari badan atau orang pribadi pemegang
izin usaha pertambangan;

11 badan usaha Yang melakukan penjualan emas batangan di


dalam negeri.
12 Wajib Pajak badan tertentu atas penjualan barang yang tergolong sangat
mewah.
PPh 22 Atas Impor Barang
No Tarif Keterangan

Barang tertentu sesuai Lampiran PMK 110/PMK.010/2018 huruf A


1 10% x Nilai Impor
(Parfum, Pakaian, Karpet, Logam mulia, dll)

Barang tertentu lainnya sesuai Lampiran PMK 110/PMK.010/2018


2 7,5% x Nilai Impor huruf B
(Peralatan RT, alat elektronik, produk garmen, dll)

3 2,5% x Nilai Impor Bagi importir yg menggunakan API (Angka Pengenal Impor) untuk
selain barang dalam point 1&2

Bagi importir tanpa API (Angka Pengenal Impor) untuk selain


4 7,5% x Nilai Impor barang dalam point 1&2

5 7,5% x Nilai Lelang Bagi pemenang Hasil Lelang Impor yang Tidak Dikuasai

Khusus impor kedelai, gandum dan tepung terigu, bagi importir yg


6 0,5% x Nilai Impor memiliki API
PPh 22 Atas Ekspor

1,5% dari nilai ekspor  sesuai PEB

ekspor komoditas tambang batubara, mineral


logam, dan mineral bukan logam

oleh eksportir
PPh 22 Pembelian Barang

1.Bendaharawan
Pemerintah, baik Dikecualikan dari
Pusat maupun daerah
1.5 % dari Pembayaran atas 2. Kuasa pengguna
pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22:
harga Anggaran (KPA) yang jumlahnya
pembelian barang paling banyak Rp
3. Bendahara
pembelian pengeluaran 2.000.000,- tidak
termasuk PPN
PPh 22 Pembelian Barang

1. BUMN Dikecualikan dari


pembayaran atas
1.5 % dari pembelian barang 2. BUMN yang pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal
dan/atau bahan- dilakukan
harga bahan untuk restrukturisasi
22: yang jmlahnya
paling banyak Rp
pembelian keperluan kegiatan
3. Badan usaha 10.000.000,- tidak
usahanya. termasuk PPN
tertentu
PMK 34/PMK.010/2017 jo PMK 110/PMK.010/2018 jo PMK 199/PMK.010/2019
badan usaha tertentu meliputi:
1. Badan Usaha Milik Negara, yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan;
2. badan usaha dan Badan Usaha Milik Negara yang merupakan hasil dari restrukturisasi yang dilakukan oleh
Pemerintah, dan restrukturisasi tersebut dilakukan melalui pengalihan saham milik negara kepada Badan Usaha
Milik Negara lainnya; dan
3. badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh Badan Usaha Milik Negara,
meliputi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT
Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Telekomunikasi Selular, PT
Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa,
PT Elnusa Tbk, PT Krakatau Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya Beton
Tbk, PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia Farma Trading & Distribution, PT Badak
Natural Gas Liquefaction, PT Tambang Timah, PT Terminal Petikemas Surabaya, PT
Indonesia Comnets Plus, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRI Syariah, dan PT Bank
BNI Syariah,
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk
keperluan kegiatan usahanya;
Industri Tertentu
Atas Penjualan hasil produksinya di dalam negeri
dari DPP PPN (KE DISTRIBUTOR) oleh Badan Usaha

0,25% • Industri Semen


0,1% • Industri Kertas
0,3% • Industri Baja
0,45% • Industri Otomotif
0,3% • Industri Farmasi
PPh 22 Penjualan Kendaraan Bermotor

Pemungut Objek Tarif


• Agen Tunggal Penjualan 0,45%
Pemegang
Merek (ATPM), kendaraan dari
• Agen bermotor di DPP PPN
Pemegang
Merek (APM), dalam PT. Suzuki Indomobil PT Toyota Astra

negeri (tdk
Sales Motor
• Importir umum
kendaraan
bermotor
termasuk
alat berat)
Penjualan Bahan Bakar Minyak, Bahan
Bakar Gas, dan Pelumas
Atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar minyak,
bahan bakar gas, dan pelumas

0,25% SPBU SPBU NON LAINNYA


PERTAMINA PERTAMINA

BBM 0,25% 0,3% 0,3%

BBG 0,3%

PELUMAS 0,3%
Sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan dan perikanan
Pemungut Objek Tarif

Industri dan Atas pembelian bahan-bahan 0.25%


eksportir yang berupa hasil kehutanan, dari harga
bergerak dalam perkebunan, pertanian, pembelian
sektor: peternakan, dan perikanan yang tidak
- Kehutanan, belum melalui proses industri termasuk
- Perkebunan, manufaktur
PPN
- Pertanian Pengecualian
- Peternakan
- Perikanan Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22:
yg jumlahnya paling banyak Rp 20.000.000,-
tidak termasuk PPN
PPh 22 Atas Pembelian Batubara mineral
logam, dan mineral bukan logam.
1,5% dari harga pembelian
tidak termasuk PPN

Atas pembelian batubara, mineral logam, dan mineral


bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang
izin usaha pertambangan

oleh industri atau badan usaha


PPh 22 Atas penjualan emas batangan

0,45% dari harga jual emas


batangan.

Atas penjualan emas batangan di dalam


negeri oleh badan usaha
PPh 22 Barang Mewah
• Atas Penjualan Barang yang
tergolong sangat Mewah oleh
Badan yang melakukan
penjualan Barang yang Sangat
Mewah dikenakan PPh 22
sebesar 5% dari Harga Jual (tidak
termasuk PPN) & 1% utk no 3&4

PPh 22
Barang yang tergolong sangat Mewah
PMK 92/PMK.03/2019

• pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi;


1

• kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya;


2

• rumah beserta tanahnya, dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp30.000.000.000,00
3 (tiga puluh miliar rupiah) atau luas bangunan lebih dari 400m2

• apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari
4 Rp30.000.000.000,00 atau luas bangunan lebih dari 150m2

• kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport
utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus, dan sejenisnya, dengan harga jual lebih dari
5 Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) atau dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000cc; dan/atau

• kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual lebih dari Rp300.000.000,00 atau dengan
6 kapasitas silinder lebih dari 250cc.
Tarif dan sifat PPh Pasal 22
Kegiatan Tarif Sifat
Impor Barang:- Importir (API) 2,5 % Tidak Final
- Importir (non API) 7,5 %

Pembayaran atas pembelian barang


o/Bendahara Pemerintah, 1,5 % Tidak Final

Pembayaran atas pembelian barang


o/ BUMN + Bank BUMN 1,5 % Tidak Final

Penjualan barang produksi:


- Industri Semen 0,25 %
- Industri Kertas 0,10 % Tidak Final
- Industri Baja 0,30 %
- Industri Otomotif 0,45 %
- Industri Farmasi 0,30 %

Atas penjualan bahan bakar minyak, bahan Pertamina Swasta/ Khusus


bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau NON SPBU penyerahan
importir bahan bakar minyak, bahan bakar 0,25% 0,3 % BBM kepada
gas, dan pelumas 0,3 % 0,3 % BBG
Pelumas penyalur/agen
0,3 % 0,3 % bersifat final
Tarif dan sifat PPh Pasal
22
Kegiatan Tarif Sifat
Pembelian bahan untuk keperluan industri 0,25 % Tidak Final
atau ekspor (sektor P5)

Atas penjualan kendaraan bermotor di dalam 0,45% Tidak Final


negeri oleh:
- Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM),
- Agen Pemegang Merek (APM),
- Importir umum kendaraan bermotor

Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan


barang yang 5 % / 1% Tidak Final
tergolong sangat mewah.
Up Date !
PMK-34/PMK.010/2017

• Dikecualikan
dari
pemungutan
Pajak
Penghasilan
Pasal 22
Saat terutang PPh Pasal 22

Atas Impor; saat pembayaran Bea Masuk

Atas Pembelian oleh Bendaharawan : Saat


Pembayaran

Penjualan Hasil Industri ttt: Pada saat penjualan

Atas Penjualan BBM, gas,


dan Pelumas: Saat Atas Pembelian sektor P5:
penerbitan Delivery Order Saat Pembelian
(DO).
Prosedur Pemungutan
1. Impor dan Pembelian oleh
SSP berlaku sebagai bukti
Bendaharawan
pemungutan pajak

2. Transaksi Lainnya

1. Pemungut harus
menerbitkan Bukti Pungut
PPh Pasal 22
Waktu Pelaporan
Jangka Waktu Pemeriksaan
Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Paling Paling Paling


lambat lambat 14 Lama 20
hari kerja hari hari kerja
terakhir setelah setelah
minggu masa pajak masa pajak
berikutny berakhir berakhir
a

Oleh DJBC Badan


Bendaharawan
terttentu
TERIMAKASIH

www.taxsys.co.id

Anda mungkin juga menyukai