Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nining Rosmawati

NPM : 0219204027

Kelas : Manajement Bisnis REG-B2

Tugas Resume Pert. 14

Pajak Penghasilan Pasal 24

PPH 24 Adalah Pajak yang dipungut di luar negeri atas penghasilan wajib pajak diluar
negeri. Pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan luar negeriyang diperoleh wajib
pajak dalam negeri (WPDN) boleh dikreditkan denganpajak yang terutang dalam tahun pajak
yang sama, sebesar pajak yangdibayarkan diluar negeri tersebut tetapi tidak boleh melebihi
penghitunganpajak yang terutang berdasarkan UU No. 10 Tahun 1994. Untuk itu harusdicari
batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).Pada dasarnya PPh Pasal 24 mengatur
tentang besarnya kredit pajak yangdapat diperhitungkan atas pemotongan pajak/ pajak yang
dibayar/ pajak yangterutang di luar negeri. Hal ini sesuai dengan ayat 1 dan 2 Pasal 24 UU
PPh :

1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari
luarnegeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh
dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang
inidalam tahun pajak yang sama.

2. Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebesarpajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi
tidakboleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-
undang ini.Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan
sebagaiberikut :

- Untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak


diperolehnyapenghasilan tersebut (accrual basis).

- Untuk penghasilan berupa dividen, dilakukan dalam tahun pajak pada


saatperolehan dividen tersebut ( 650/KMK.04/1994 Jo SE - 22/PJ.4/1995
JoSE - 35/PJ.4/19953.

- Untuk penghasilan lainnya, dilakukan dalam tahun pajak


diterimanyapenghasilan tersebut (cash basis)

-
Fungsi dan Manfaat PPh 24

Fungsi dan manfaat dari pemberlakuan PPh 24 ini antara lain agar
memudahkan Wajib Pajak Badan serta memberikan kesempatan kepada DJP
untuk dapat mengelola aset yang besar dari Wajib Pajak di luar negeri.
Mengapa seperti itu? Hal ini dikarenakan, dengan adanya PPh 24 ini dapat
mengurangi resiko Wajib Pajak melakukan pembayaran ganda. Dengan
melaporkan aset yang sudah dibayar pajaknya di luar negeri, Wajib Pajak
dapat mengklaim dan mengurangi beban pembayaran pajak di dalam negeri.
Namun sumber penghasilan yang dapat dikenakan pajak ini juga harus
memenuhi persyaratan yang sudah ada.
Selain manfaat bagi Wajib Pajak, PPh 24 ini juga memberikan
keuntungan DJP dalam mengelola aset warga Indonesia di luar negeri.
Pemerintah dapat mengecek dan mengontrol aset yang ada di luar negeri
dengan sistem pelaporan yang sudah dilakukan oleh Wajib Pajak.

Koreksi PPh Pasal 24

Adanya koreksi di luar negeri, yang menyebabkan pajak atas


penghasilan terutang di luar negeri dilaporkan lebih besar dalam SPT
Tahunan, dan menyebabkan pajak di luar negeri tertera kurang bayar, maka
akan berakibat kemungkinan PPh yang di Indonesia menjadi kurang bayar.
Nah, untuk yang satu ini, wajib pajak bisa melakukan koreksi sendiri
dengan melakukan pembetulan atas SPT. Jika pembetulan sudah dilakukan,
maka bunga terutang atas pajak yang kurang dibayar tidak akan ditagih.
Jika koreksi yang terjadi menyebabkan penghasilan terutang luar negeri
lebih kecil daripada yang dilaporkan dalam SPT, maka akan menyebabkan
laporan pajak luar negeri lebih bayar.Adanya koreksi ini mengakibatkan PPh
terutang di Indonesia juga menjadi lebih kecil. Akibatnya PPh kelebihan
bayar. Kelebihan ini bisa dikembalikan setelah dilakukan perhitungan dengan
utang pajak yang lain

Anda mungkin juga menyukai