Anda di halaman 1dari 22

Proposal Penelitian

Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanaman tebu (saccharum officinarum) digunakan sebagai sumber utama gula terus
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, gaya hidup dan industri
pangan. Selain itu, ampas tebu sebagai hasil samping dari pengelolahan tebu menjadi gula
juga meningkat. Ampas tebu di industri gula masih belum termanfaatkan secara optimal,
masih banyak ampas tebu yang melimpah setiap kali produksi. Hal ini memungkinkan untuk
limbah tebu dapat diolah menjadi hal – hal yang berguna seperti menjadikannya silika.
Ampas tebu biasa digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan kertas. Akan tetapi
masih banyak juga yang melakukan pembakaran secara langsung sehingga menimbulkan polusi
bagi udara. Padahal menurut hasil penelitian ampas tebu mengandung silika sekitar 55,5% -
70%. (Sjamsiah dkk, 2017). Menurut Wahyudi dkk, 2015 diketahui ampas tebu apabila dibakar
pada suhu 600 °C mengandung unsur silika (SiO2), aluminat (Al2O3), ferrit (Fe2O3) sebesar 7
7,33%. Menurut Muljani dkk, 2017 pengendapan natrium silika dengan penambahan gas CO2
akan menghasilkan natrium karbonat yang berfungsi sebagai pengisi pori – pori pada silika
Baterai adalah suatu sel elektrokimia yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Listrik yang dihasilkan oleh sebuah baterai muncul akibat adanya perbedaan potensial energi
listrik dari kedua buah elektrodanya (katoda dan anoda). Perbedaan potensial ini dikenal dengan
potensial sel atau (ggl). Baterai yang kita gunakan sekarang mempunyai perbedaan yang besar
dengan baterai generasi awal. Dari segi konstruksi, baterai generasi awal mempunyai ukuran
yang besar dan mempunyai komponen komponen yang rawan akan kerusakan. Baterai sekarang
mempunyai ukuran yang kecil dan sebagian komponennya padat, sehingga lebih aman. Dari segi
kapasitas energi, baterai sekarang mempunyai rasio energi terhadap massa yang jauh lebih besar
dibandingkan baterai generasi awal.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 1
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Poizot, dkk telah melakukan penelitian tentang interkalasi lithium yang dapat terjadi pada
logam transisi, sehingga logam transisi berpotensi juga untuk dikembangkan sebagai anoda.
Oksida logam transisi seperti NiO, MnO2, TiO2, MoO3, SnO2 mulai banyak digunakan sebagai
pengganti karena logam-logam transisi tersebut dalam bentuk konduktor atau semikonduktor
menunjukkan sifat-sifat redox aktif (Lee, et.al, 2010). Telah dilakukan beberapa penelitian
mengenai sintesis MnO2. MnO2 diakui sebagai material yang sangat menarik karena memiliki
berbagai struktur kristal dan kaya Mn valensi (M. Abdel dkk,2015)
Silika (Si) adalah salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman, terutama padi
dan tanaman lain yang bersifat akumulator Si. Namun, peran Si sebagai unsur hara yang
dibutuhkan tanaman belum dapat perhatian. Meskipun bukan termasuk unsur hara
esensial, Si dikenal sebagai unsur hara yang bermanfaat, terutama untuk tanaman padi
dan tebu. Unsur Si dapat mendukung pertumbuhan yang sehat dan menghindarkan
tanaman dari serangan penyakit dan cekaman suhu, radiasi matahari, serta defisiensi dan
keracunan unsur hara. Silika dapat diperoleh dari abu sekam padi, abu bagasse, dan
Geothermal Sludge.
Silika (Si) telah dianggap sebagai salah satu bahan anoda paling menjanjikan
untuk baterai lithium-ion generasi berikutnya (LIB) dengan kepadatan energi yang
tinggi, karena kapasitas teoretisnya yang tinggi, ketersediaannya yang melimpah, dan
ramah lingkungan. Namun, bahan silikon dengan konduktivitas listrik dan ion intrinsik
yang rendah menderita variasi volume yang sangat besar selama proses lithiation /
delithiation yang mengarah pada penghancuran Si dan selanjutnya mengakibatkan
memudarnya kapasitas elektroda yang parah. Sintesis Si dengan karbon (C)
mewujudkan kombinasi yang menguntungkan dari dua sifat material, seperti kapasitas
volume tinggi Si dan sifat mekanik dan konduktif yang sangat baik dari C, membuat
komposit ideal silikon / karbon komposit (Si / C) untuk anoda LIBs

I.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk membuat silika karbon dari sumber karbon yang berbeda

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 2
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

2. Untuk mengkaji silika karbon dari sumber karbon mana yang baik untuk penganti karbon
black pada batrai
3. Untuk mengetahui perbedaan komposisi carbon yang terdapat pada silika karbon dengan
mengunakan sumber carbon yang berbeda

I.3 Manfaat Penelitian

1. Untuk mencari alternatif lain dalam produksi carbon black dengan manfaatkan ampas
tebu
2. Dapat mengetahui komposisi dalam silika karbon sehingga silika karbon dapat
mengantikan karbon black pada baterai
3. Untuk mengolah limbah bittern dan limbah ampas tebu menjadi baterai

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 3
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Secara Umum
II.1.1 Baterai
Baterai adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia
yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan
proses elektrokimia reversibel adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan
kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi
tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai,
yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah yang berlawanan di dalam sel. Jenis sel baterai
ini disebut juga Storage Battery, adalah suatu baterai yang dapat digunakan berulang kali pada
keadaan sumber listrik arus bolak-balik (AC). Tiap sel baterai ini terdiri dari dua macam
elektroda yang berlainan, yaitu elektroda positif dan elektroda negatif yang dicelupkan dalam
suatu larutan kimia. (Martin dkk, 2004)

II.1.2 Ampas Tebu


Serat ampas tebu (baggase) merupakan limbah organik yang banyak dihasilkan di pabrik
pabrik pengolahan gula tebu di Indonesia. Serat ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi
selain merupakan hasil limbah pabrik gula tebu, serat ini juga mudah didapat, murah, tidak
membahayakan kesehatan, dapat terdegredasi secara alami (biodegradability) sehingga nantinya
dengan pemanfaatan sebagai serat penguat komposit mampu mengatasi permasalahan
lingkungan. (Jatmiko,2011). Pada industri tebu, ampas tebu merupakan limbah utama dalam
proses penggilingan. Ampas tebu adalah serat selulosa dengan kandungan silika yang tinggi,
bervariasi tergantung pada jenis tanah dan panen (Manzano, 2015). Menurut Widiati, dkk (2010)
kandungan silika sebesar 70,97 %. Dengan kandungan silika yang tinggi tersebut, ampas tebu
dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama sintesis zeolit selain alumina.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 4
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Kadar Ampas Tebu (%) Senyawa Kadar Ampas Tebu (%) Tabel II.1

Si 39,8 SiO2 57 Komposisi

K 13,7 K2O 9,04 unsur kimia


dan senyawa
Ca 21,2 CaO 15,1
kimia ampas
Fe 16,6 Fe2O3 10,9
tebu dan
kadarnya (Maulana, 2016)

II.1.3 Abu Ampas Tebu


Dalam industri tebu, ampas tebu merupakan limbah utama dari proses penggilingan.
Ampas tebu sering digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler yang dapat menghasilkan uap
pada proses produksi gula. Pembakaran ampas tebu dalam boiler menghasilkan abu ampas tebu
sebagai produk pembakaran. Berdasarkan pada sumber pengambilan abu bagasse, abu ampas
tebu dapat diklasifikasikan sebagai Bagasse Fly Ash (BFA) atau Bagasse Bottom Ash (BBA).
Bagasse Fly Ash (BFA) merupakan limbah yang dikumpulkan dari partikulat di hulu boiler,
sedangkan limbah yang dikumpulkan dari pembakar boiler disebut Bagasse Bottom Ash (BBA).
Abu ampas tebu digunakan terutama untuk pengisi lahandan sebagai pengisi untuk bahan
bangunan. Umumnya, Bagasse Fly Ash (BFA) dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 5
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

menghilangkan senyawa fenolik, piridin, pewarna, dan ion logam berat. Sedangkan Bagasse
Bottom Ash (BBA) dapat dimanfaatkan silikanya untuk pupuk silika. (Affandi, 2009)

Unsur Kadar Abu Ampas Tebu (%) Senyawa Kadar Abu Ampas Tebu (%)
Si 57,3 SiO2 75,4
K 21,1 K2O 11,7
Ca 9,9 CaO 5,71
Fe 7,23 Fe2O3 3,94
Pembakaran ampas tebu menghasilkan abu ampas tebu. Abu ampas tebu mengandung
material sampah padat yang kaya dengan silika kristalin. Abu ampas tebu mengandung kadar
silika cukup tinggi yaitu sekitar 50-70%. Kandungan silika abu ampas tebu tidak mempunyai
nilai yang pasti,berbeda-beda berdasarkan jenis tanah area tebu tersebut ditanam.
Selain kadar silika, abu ampas tebu juga mengandung aluminium, besi, logam alkali, dan
alkali tanah dalam jumlah yang kecil (Fatimah, 2017).
Tabel II.2 Komposisi unsur kimia dan senyawa kimia abu ampas tebu dan kadarnya
(Maulana, 2016)

II.1.4 Natrium Hidroksida


Natrium Hidroksida anhidrat berbentuk kristal berwarna putih. NaOH bersifat sangat korosif
terhadap kulit. Istilah yang paling sering digunakan dalam industri yaitu soda kaustik. Soda
kaustik apabila dilarutkan dalam air akan menimbulkan reaksi eksotermis.
Berat molekul : 39,998
Spesific Gravity : 2,130

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 6
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Titik Leleh : 3180C


Titik didih : 13900C
Sifat Kimia Natrium Hidroksida
Larutan NaOH sangat basa dan biasanya digunakan untuk reaksi dengan asam lemah, dimana
asam lemah seperti natrium karbonat tidak efektif. NaOH tidak bisa terbakar meskipun reaksinya
dengan metal amfoter seperti aluminium, timah, segn menghasilkan gas nitrogen yang bisa
menimbulkan ledakan. NaOH biasanya digunakan untuk memproduksi garam natrium. NaOH
juga digunakan untuk mengendapkan logam – logam berat seperti hidroksinya dan dalam
mengontrol keasaman air. (Riama,2012)

II.1.5 Bittern
Bittern adalah larutan jenuh sisa hasil kristalisasi pembuatan garam, baik yang dilakukan
dengan penguapan sinar matahri ataupun dengan bantuan kristalisator. Bittern banyak
mengandung senyawa kalium klorida magnesium klorida dan natrium klorida sisa.komposisi ini
mirip dengan batuan carnallite yang tersusun dari gabungan garam KCl,MgCl2.6H2O. Dengan
memperhatikan komposisinya bittern berpotensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan grafit
pada anoda baterai lithium-ion.
(Sani, 2010)

II.1.6 Silika
Silikat merupakan mineral terbanyak di kerak bumi yang tersusun atas silika dan oksigen.
Mineral silikat terbagi menjadi dua jenis yaitu kristalin dan nonkristalin (amorf). Mineral silikat
(SiO2) yang kristalin meliputi kuarsa, tridimit dan kristobalit, sedangkan yang nonkristalin atau
amorf adalah opalin silika yang terbentuk secara biologis dari proses silifikasi dari rerumputan
dan bagian pohon deciduous seperti abu sekam padi, abu bagasse dan lain-lain. Meskipun
demikian, karena mineral-mineral silikat seperti kuarsa merupakan mineral yang paling tahan
pelapukan dibanding mineral nonkristalin, karena posisi Si yang menyusun lempeng dalam

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 7
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

struktur liat tersebut, maka ketersediannya di dalam tanah juga selaras dengan kelambanannya
mengalami pelapukan, sehingga umumnya rendah. (Hanafiah, 2014)
Menurut Shelke, dkk (2010), menyebutkan bahwa silika dapat diperoleh dari sekam padi.
Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa silika yang didapat dari abu sekam padi
merupakan mesoporous silika yang mempunya ukuran kurang lebih 5 mikrometer, berdiameter
kurang lebih 20 nanometer, dan memilika luas penampang yang besar. Silika pada abu sekam
padi merupakan silika nonkristalin dan sebagian besar memiliki struktur mikroporous. Silika
mempunyai beberapa kegunaan pada dunia industri, diantara lain bahan katalis, campuran pada
industri tinta dan karet, bahan pengeras beton, serta komponen detergen dan sabun.
Silika adalah hasil polimerisasi asam silikat, tergantung pada asal kejadiannya, silika
dapat berstruktur kristalin ataupun amorph. Silika gel sebagai senyawa silika yang berstruktur
amorph mengandung gugus silanol ( ≡Si-OH ) dan siloksan (≡Si-O-Si≡ ). Adanya gugus – gugus
ini akan memungkinkan terjadinya modifikasi, sehingga dapat diperoleh berbagai macam
senyawa siliika. Silika tersebut dapat dimodifikasi menjadi silika gel dengan proses perubahan
situs aktif pada permukaaannya. Modifikasi silika akan mengasilkan senyawa yang mempunyai
karakteristik dan manfaat yang berbeda-beda. (Sulastri, 2010)
Silika di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu kristalin dan non-kristalin (amorf). Kuarsa
merupakan bentuk silika kristalin yang paling umum dan berlimpah dalam sebagian besar jenis
batuan, khususnya granit, batu pasir, kuarsit, dan di dakam pasir. Kristobalit dan trimidit
ditemukan dalam batuan volkan. Sementara itu silika non-kristalin (amorf) ditemukan di alam
sebagai biogenik silika dan silika gelas yang berasal dari abu volkan. (Hurlbut, 2002)
Shelke, dkk, (2010) menyebutkan bahwa silika dapat diperoleh dari ampas tebu. Dari
hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa silika yang terdapat pada arang sekam
merupakan mesoporous silika (berdiameter 2-50 nm), memiliki luas permukaan yang besar dan
ukuran partikel yang kecil. Silika pada ampas tebu merupakan silika non kristalin dan sebagian
besar memiliki struktur microporous. Silika memiliki berbagai kegunaan, seperti untuk bahan
katalis, campuran pada tinta, bahan pengeras beton, komponen deterjen dan sabun, serta sebagai
unsur pengeras pada pembuatan batu bata.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 8
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Menurut Xiaohui se, dkk silika sudah dianggap sebagai salah satu bahan anoda yg
menjanjikan untuk baterai ion litium di masa depan dengan kepadatan energy yang tinggi hal ini
dikarenakan kapasitas teoritisnya yang tinggi, ketersediaan yang melimpah dan ramah
lingkungan. Namun, bahan silica yang memiliki konduktivas yang rendah dapat pengancuran Si
dan dapat mengakibatkan memudarkan kapasitas elektroda yang parah. penggabungan Si dan
karbon merupakan suatu kesatuan yang menguntungkan seperti kapasitas litiasi yang tinggi dari
Si dan sifat mekanik serta konduktif yang sangat baik dari karbon, seinggan dapat membuat
komposit silica idelan untuk LIBs.
Sifat Fisika Silika
Nama IUPAC : Silikon dioksida
Nama lain : Kuarsa, Silika, Silikat oksida, Silikon (IV) oksida
Rumus molekul : SiO2
Massa molar : 60,08 g mol-1
Penampilan : Kristal Transparan
Kepadatan : 2,648 g cm-3·
Titik lebur : 1600-1725 ° C
Titik didih : 2230 ° C
Sifat Kimia Silika
Mineral silika mempunyai berbagai sifat kimia antara lain sebagai berikut :
a. Reaksi Asam
Silika relatif tidak reaktif terhadap asam kecuali terhadap asam hidrofluorida
dan asam phospat.
SiO2(s) + 4HF(aq) SiF4(aq) + 2H2O(l)
Dalam asam berlebih reaksinya adalah:
SiO2+ 6HF.H2[SiF6](aq) + 2H2O(l)
b. Reaksi basa
Silika dapat bereaksi dengan basa, terutama dengan basa kuat, seperti dengan
hidroksida alkali.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 9
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

SiO2(s) + 2NaOH (aq) Na2SiO3 (aq) + H2O(l)


Secara komersial, silika dibuat dengan mencampur larutan natrium silikat dengan suatu asam
mineral. Reaksi ini menghasilkan suatu dispersi pekat yang akhirnya memisahkan partikel dari
silika terhidrat, yang dikenal sebagai silika hidrosol atau asam silikat yang kemudian dikeringkan
pada suhu 110°C agar terbentuk silika gel. Reaksi yang terjadi :
Na2SiO3 (aq) + 2HCl (aq) H2SiO3 (l) + 2NaCl(aq)
H2SiO3(s) SiO2.H2O(s) (Retnosari, 2013)

II.1.7 Silika Presipitat


Silika presipitat yang biasa disebut particulate silika, terbentuk baik dari fase uap
maupun dari presipitasi larutan. Silika presipitat dalam bentuk powder atau bubuk memiliki
struktur yang lebih terbuka dengan volume pori yang lebih tinggi daripada silika gel dalam
bentuk yang sama. Silika dapat dipresipitasi dari larutan natrium silikat dengan menggunakan
konsentrasi yang lebih rendah daripada dalam pembuatan gel. Proses presipitasi terjadi dalam
beberapa langkah diantaranya adalah nukleasi partikel, pertumbuhan partikel menjadi ukuran
yang diinginkan, koagulasi untuk membentuk akumulasi dengan kontrol pH dan konsentrasi ion
natrium, serta penguatan kumpulan partikel tanpa nukleasi lebih lanjut. Silika banyak digunakan
di industri karena sifat dan morfologinya yang unik.
Sifat Fisika dan Kimia Silika Presipitasi
Tabel II.3 Sifat Fisika Silika Presipitat
Bentuk Powder
Warna Putih
Kelarutan dalam air 0,012 g/l00 ml
Kandungan silika ± 99 %
Density 2,634 g/cm3
Spesific gravity 2

Sifat Kimia :
Silika presipitat memilik dua gugus fungsi yang berbeda pada permukaanya, yaitu gugus
(Si-OH) dan gugus siloxane (Si-O-Si). Kedua gugus fungsi ini mempengaruhi properti pada

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 10
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

permukaan sekaligus aplikasi dari silika presipitasi itu sendiri. Suatu permukaan dengan 5-6
gugus silanol per nm2, menghasilkan silika presipirasi yang hidrofilik. Sedangkan gugus
siloksan bersifat inert secara kimiawi dan kereaktifannya menghasilkan silika presipitasi dengan
permukaan yang beragam. Sehingga reaksinya dengan organosilanes atau silikon membuatnya
bersifat hidrofobik. Kandungan–kandungan dalam silika presipitasi dapat dianalisa dengan
berbagai metode. Kandungan silika dapat diketahui secara gravimetri menggunakan hydrofluoric
acid, analisa zat pengotor berupa logam dapat dilakukan dengan AAS, sedangkan kandungan
sulfat dapat diperoleh dengan titrasi potensiometri (Melinda, 2015).

II.2 LandasanTeori
II.2.1 Ekstraksi Padat Cair
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen mengalami perpindahan
massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke cairan lain yang bertindak sebagai pelarut.
Berbagai penelitian tentang ekstraksi padat-cair telah banyak dilakukan. Ekstraksi padat-
cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut dari suatu
campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (inert) menggunakan pelarut cair. Operasi
ini sering dijumpai di dalam industri metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas,
tembaga dari biji-bijian logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu.
(Santosa, 2014)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 11
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

II.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Natrium-silika :


Faktor yang mempengaruhi pembentukan Natrium Silika berdasarkan proses ekstraksi
adalah sebagai berikut :
a. Jenis pelarut
Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang terekstrak, jumlah zat terlarut yang terekstrak dan
kecepatan ekstraksi.
b. Suhu
Secara umum, kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut.
c. Rasio pelarut dan bahan baku
Jika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut.
Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat.
d. Ukuran partikel
Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain,
rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semakin kecil.
e. Pengadukan
Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dengan zat
terlarut sehingga pengadukan dapat mempercepat proses ekstraksi.
f. Lama waktu
Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan ekstrak yang lebih banyak, karena kontak antara
zat terlarut dengan pelarut lebih lama.
( Retnosari, 2013)

II.2.3 Reaksi
Ekstraksi Silika
SiO2(s)+ 2NaOH(aq) Na2SiO3(aq)+ H2O(l)
Penambahan bittern dengan carbon dari dextrose
Na2SiO3(aq)+ C6H12O6 + MgCl2 MgSiO3 + 6C + 2NaCl +6H2O
Penambahan bittern dengan carbon dari Na-Humat

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 12
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Na2SiO3 + C9H8Na2O4+ 2MgCl2 MgSiO3 + 2NaCl + 2NaOH+HCO2

Karbonasi silica dextrose pada suhu 500OC pada kondisi:

MgSiO3 + 6C + 6H2O MgSiO3-C + 6H2O

II.2 Hipotesa
Silika Karbon dapat dibuat dari Abu Sekam Tebu dengan mengekstraksikan silika dengan
menggunakan NaOH. Silika yang dihasilkan memiliki pH basa (>7). Untuk menurunkan pH
dengan cara menambahkan larutan bittern. Dari hasil yang diperoleh magnesium silika karbon
yang akan digunakan sebagai pengganti grafit untuk anoda pada baterai lithium ion.

BAB III
RENCANA PENELITIAN

III.1 Bahan Yang Digunakan


1. NaOH
2. Aquadest
3. Abu sekam Tebu
4. Dextrosa
5. Tanah Gambut
6. Bittern
III.2 Kondisi yang Ditetapkan
1. Berat limbah abu sekam tebu adalah 79 gr
2. Konsentrasi NaOH 2N 1000 ml

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 13
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

3. Ph = 7
III.3 Peubah yang Dijalankan
1. Sumber Karbon
- Tanah Gambut
- Dextrosa
III.4 Rangkaian Alat
a. Rangkaian Alat Ekstraksi

Keterangan:
1. Motor Pengaduk
2. Statif
3. Termometer
4. Beaker Glass
5. Kompor Listrik
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ekstraksi

III.5 Prosedur Penelitian


1. Siapkan bahan silika (abu sekam tebu) 79 gram.
2. Buat larutan NaOH 2N 1000 ml.
3. Campurkan abu sekam padi larutan NaOH 2N 1000 ml dengan pemanasan pada suhu 85oC
serta pengadukan selama 1 jam.
4. Saring campuran dan ambil filtratnya.
5. Campurkan filtrate dengan Gambut atau Sukrosa dengan perbandingan 1:1
6. Tambahkan bittern sampai pH mencapai 7
7. Diamkan sampai membentuk endapan
8. Saring endapan dengan filtrate

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 14
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

8. Keringkan silica endapan menggunakan oven dengan suhu 100oC selama 1 jam
9. Karbonasi dengan suhu 500oC selama 4 jam hingga menjadi komposit silica karbon
10. Analisa hasil silica presipitat

II.6 Diagram Alir

Abu sekam tebu 79 NaOH 2 N 1000 ml


gram

Ekstraksi pada suhu


85oC & selama 1 jam

Saring endapan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 15
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

filtrat

Filtrat + Filtrat +
sukrosa + gambut +
bittern bittern

Diamkan sampai
terjadi endapan

saring filtrat

endapan

Pengeringan silica
presipitat dengan oven
suhu 100oC selama 1
jam

Karbonasi selama 4
jam dengan suhu
500oC

Analisa hasil

SEM Galvanostatic EIS Cyclic Voltametry


charge/discharge (CV)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 16
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

III.7 Metode Analisa


III.7.1 Pengujian Karakterisasi Material
1. Analisa SEM
SEM (Scanning Electron Microscopy) adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui morfologi atau struktur mikro permukaan dari zat padat. Alat ini dilengkapi dengan
detektor dispersi energi (EDX) sehingga dapat digunakan untuk mengetahui komposisi elemen-

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 17
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

elemen padasampel yang dianalisis. Adapun tujuan SEM-EDX dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui kegradulaan struktur mikro dan komposisi unsur dalam serbuk suatu bahan.
Cara kerja SEM yaitu sebuah elektron diemisikan dari katoda tungsten dan diarahkan kesuatu
anoda. Tungsten digunakan karena mempunyai titik lebur yang paling tinggi dan tekanan uap
paling rendah dari semua jenis logam, sehingga dapat dipanaskan untuk keperluan pemancaran
elektron. Berkas elektron yang memiliki beberapa ratus eV dipusatkan oleh satu atau dua lensa
kondeser kedalam suatu berkas cahaya dengan spot 1 nm sampai 5 nm. Berkas cahaya
dipancarkan melalui sepasang coil scan pada lensa obyektif yang dapat membelokkan berkas
cahaya secara horizontal dan vertikal sehingga membentuk daerah permukaan sampel persegi
empat.

Gambar 7.1 Alat Analisa SEM


(Razi,2012)

III.7.2 Pengujian Perfoma Elektrokimia


1. Galvanostatic charge/discharge
Pengujian charge-discharge digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu material untuk
menyimpan energi, menggunakan alat yang diperlihatkan pada gambar 3.10. Pengujian
charge/discharge dilakukan di laboratorium Fisika Lipi menggunakan alat Automatic Battery
Cycler WonATech WBCS3000. Nilai C yang digunakan adalah 0.5C. Kapasitas energi atau

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 18
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

muatan dinyatakan dalam satuan mAh/gram. Tes charge-discharge dilakukan dengan kepadatan
arus konstan. Kapasitas (Q) dapat dihitung berdasarkan waktu charge-discharge menggunakan
rumus Q = I x t, dimana I adalah kerapatan arus dan t adalah waktu.

Gambar 7.2 Galvanostatic Charge/Discharge


2. Electrochemical Impedance Spectrocospy (EIS)
Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) adalah suatu metode untuk menganalisa suatu
elektroda terhadap sinyal potensial AC pada amplitudo rendah (~10 mV) dari rentang frekuensi
yang sangat lebar. AC impedance spectrocospy merupakan teknik yang sangat bagus untuk
menentukan parameter kinetic dari proses elektroda termasuk di dalam elektrolit, pasivasi layer,
charge transfer, dan Li+diffusion. Charge-transfer resistance (Rct) salah satu parameter yang
penting untuk mengkarakterisasikan kuantitatif kecepatan sebuah reaksi elektroda. Biasanya,
resistansi charge-transfer yang besar menunjukan reaksi elektrokimia yang lambat. Rct dapat
dihitung dari electrochemical impedance spectrocospy dengan nilai sama dengan diameter
setengah lingkaran didalam region medium-frekuensi, sperti gambar 3.12. Alat yang digunakan
adalah HIOKI RM3544. Tegangan yang digunakan adalah 0.10 Vdengan frekuensi 0.1 sampai
10,000 Hz.
3. Cyclic Voltametry (CV)
Voltametri merupakan suatu metode elektroanalisis yang didasarkan pada prinsip elektrolisis dari
suatu larutan yang mengandung analit elektroaktif dan reaksi terjadi pada elektroda logam

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 19
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

dengan larutan elektrolitnya. Elektroda pada sel elektrokimia terdiri dari elektroda kerja,
elektroda pembanding dan elektroda bantu, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.8.
Elektroda kerja adalah tempat terjadinya reaksi elektrokimia yang diamati seperti arus yang
dihasilkan. Elektroda kerja yang umumnya berasal dari logam, bahan semikonduktor dan karbon.
Fungsi elektroda pembanding adalah sebagai pembanding beda potensial pada elektroda dalam
sel elektrokimia, biasanya menggunakan SCE calomel. Elektroda bantu merupakan elektroda
yang berperan sebagai tempat berkumpulnya elektron sehingga arus dapat dilewatkan melalui sel
tetapi tidak mempengaruhi reaksi pada elektroda kerja (elektroda bantu harus bersifat inert).

Gambar 7.3 Alat cyclic voltammetry AutoLab PGSTAT tipe 302N Metrohm
(Aditya ,2016)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Nyoman. 2016. “ Analisa Pengaruh Temperatur Hidrotermal pada Proses


Sintesis Anoda MnO2 Terhadap Morfologi dan Performa Elektrokimia Baterai

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 20
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Lithium Ion”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tugas Akhir


Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Affandi.C.2008. ” A Facile Method For Production Of High-Purity Silica Xerogels
From Bagasse Ash”. Japan : Advance Powder Technology by Elsevier 20 (2009)
468-472
Agung, Galang Fajar, dkk. 2013. “Ekstraksi Silika dari Abu Sekam Padi dengan Pelarut
KOH”. Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013.
Hanafiah, Kemas Ali. 2014. “Dasar-dasar Ilmu Tanah”. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Manzano, Ian Randy L., dkk. 2015. “Silica Extraction From Sugarcane Bagasse As
Green Corrosion Inhibitor”. Asian Transactions on Basic & Applied Sciences
(ATBS ISSN 2221-4291) Volume 05 Issue 05
Maulana, Vicrul Fahmi. 2016. “Penentuan Kapasitas Resin Penukar Ion dalam
Pembentukan Asam Silikat dari Natrium Silikat Ampas Tebu”. Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Skripsi Jurusan Teknik Kimia.

Melinda, Uci. 2015. “Pembuatan Silika Gel Dari Campuran Abu Cangkang Kelapa
Sawit Dan Serabut Kelapa Sawit Dengan Pengaruh Komposisi Bahan Baku”.
Politeknik Negeri Sriwijaya, Laporan Akhir

Mittal, Davinder. 1997. “Silica from Ash: A Valuable Product from Waste
Material”.Resonance. Vol. 2(7), hal. 64-66.
Muljani, Srie, dkk. 2016. “ Potassium Silicate Foliar Fertilizer Grade from Geothermal
Sludge and Phyrophylite”. BISSTECH 2015, MATEC WEB of Conferences
58,01021 (2016)
Munasir, M, dkk. 2012. “ Uji XRD dan XRF pada Bahan Mineral (Batuan dan Pasir)
Sebagai Sumber Material Cerdas (CaCO3 dan SiO2)”. Jurnal Penelitian Fisika
dan Aplikasinya, Vol 1 No 1, Juni 2012

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 21
Proposal Penelitian
Kajian Silika Karbon untuk Pengganti Grafit pada Anoda Baterai Lithium-ion Berbahan
Baku Ampas Tebu dengan Proses Acidifikasi

Mupa, M, dkk. 2015. “Extraction Of Silica Gel From Sorghum Bicolour (L.) Moench
Bagasse Ash”. Rheinbach : African Journal of Pure and Applied Chemistry
Vol.9(2)
Nazriati, dkk. 2011. “Sintesis Silika Aerogel dengan Bahan Dasar Abu Bagasse”.
Reaktor, Vol. 13 No. 4, Desember 2011, Hal. 220-224
Pitojo, Setijo. 1997. “Penggunaan Urea Tablet”. Jakarta: PT Penebar
Swadaya.
Pujiastuti.C.2008.” Kajian penurunan Ca dan Mg dalam air laut menggunakan resin
(dowex)”. Jurnal Teknik Kimia. Vol.3. No.1. September 2008
Retnosari, Agustin. 2013. “Ekstraksi Dan Penentuan Kadar Silika (Sio2) Hasil Ekstraksi
Abu Terbang (Fly Ash) Batubara”. Jember : Universitas Jember, 2013.
Santosa, Imam dan Endah Sulistiawati. 2014. “Ekstraksi Abu Kayu dengan Pelarut Air
Menggunakan Sistem Bertahap Banyak Beraliran Silang”. Jurnal Teknik Kimia,
Vol. 1, No. 1, 2014

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 22

Anda mungkin juga menyukai