Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu hasil samping proses produksi minyak sawit mentah di pabrik kelapa
sawit (PKS) adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang jumlahnya
mencapai 21–23% dari berat total tandan buah segar (TBS). Berbagai alternatif
pemanfaatannya telah ditawarkan di antaranya adalah sebagai mulsa, sebagai
bahan baku kompos, dan bahan baku pakan ternak.

Baterai adalah salah satu media penyimpanan dan penyedia aliran listrik
melalui reaksi kimia. Reaksi kimia yang berlangsung pada umumnya bisa
bersifat 3 permanen dan tidak permanen. (Jubiee, 2010). Prinsip kerja baterai
menggunakan prinsip elektro kimia dengan memanfaatkan proses reduksi -
osidasi dimana elektroda negatif (anoda) akan mengalami reaksi oksidasi
sehingga elektron yang berada pada permukaan anoda akan terlepas dan
dibawa oleh ion elektrolit menuju elektroda positif (katoda). Transfer
elektronoleh ion elektrolit ini kemudian akan menghasilkan beda tegangan dan
arus listrik jika dihubungkan atau dirangkaikan dengan komponen elektronika
seperti dioda, resistor atau kapasitor (Kartawidjaja,2011).

Dalam baterai terkandung logam berat seperti : lithium, merkuri, nikel, mangan ,
kadmium, dan timbal. Jika baterai dibuang sembarangan,maka logam berat tadi
akan mencemari air dan tanah, mengancam kehidupan ikan, serta membahayakan
kesehatan manusia.kejadian ini jika dibiarkan terus menerus akan merugikan
kesehatan serta alam juga ikut menjadi dampak tersebut. Jadi harus ada alternatif
untuk mengganti bahan kimia tersebut, yaitu dengan mengembangkan kulit buah
pisang dan durian sebagai baterai yang baik untuk lingkungan.
Sampah kulit pisang dan kulit durian mempunyai manfaat yang banyak, yaitu
bahan pengganti pasta pada baterai. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian
tentang potensi kulit pisang dan kulit durian sebagai baterai kering ramah
lingkungan dan untuk menggunakan kekayaan alam disekeliling untuk
meminimalisir dampak kekurangan energi.
Tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat
dimanfaatkan. Namun, selama ini TKKS baru dimanfaatkan sebagai pupuk
organik, bahan baku pembuatan kertas, briket, dan umumnya baru sampai pada
pemanfaatan serat sebagai bahan pengisi suatu medium seperti pengisi rongga jok
mobil dan kasur. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian yang mengaji
mengenai potensi TKKS sebagai material serat alam yang bisa dimanfaatkan
untuk produk yang tidak hanya sekedar menjadi produk hasil cacahan atau
sekedar menjadi pengisi volume, tetapi juga sebagai bahan tekstil yang dapat
dimanfaatkan pada produk kriya

1.2 Urgensi Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini adalah pemanfaatan
limbah cangkang kelapa sawit menjadi pasta bio-baterai. Penelitian ini penting
dikarenakan dapat mengurangi limbah pada pabrik kelapa sawit.

1.3 Tujuan khusus


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah cangkang kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti karbon pada baterai
2. Untuk mengetahui nilai tegangan, arus, dan daya listrik yang dihasilkan bio-
baterai

1.4 Kontribusi Penelitian


Hasil yang di harapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini di jadikan sebagai referensi untuk dunia pendidikan.
2. Dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu dibidang bio-baterai.

.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tandan kosong kelapa sawit
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah utama dari industri
pengolahan kelapa sawit. Basis satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah
akan dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak
inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah dalam
bentuk tandan buah kosong, serat, dan cangkang biji yang jumlahnya masing-
masing 23%, 13,5%, dan 5,5% dari tandan buah segar (Darnoko cit Anwar, 2008).
Komposisi tandan kosong kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang


diperdagangkan, baik untuk industri dalam negeri maupun ekspor. Indonesia
merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Perkebunan kelapa
sawit Indonesia terdapat di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi,
Bangka Belitung, dan Papua dengan pengembangan terbesar dilakukan di
Kalimantan. Perkebunan kelapa sawit secara nasional di tahun 2008 memiliki
areal seluas 7.099.388 ha, dengan produksi 19,2 ton.
Produk utama pohon kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah tandan buahnya yang
menghasilkan minyak dari daging buah dan kemel (inti sawit). Setelah dilakukan
proses pengolahan kelapa sawit tersebut, pada akhirnya menyisakan Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS) berkisar 20 hingga 23 persen dari jumlah panen
tandan buah sawit (TBS) yang dipasok ke pengolah (Akmad, 2012). Tandan
kosong kelapa sawit adalah salah satu produk sampingan berupa padatan dari
industri pengolahan kelapa sawit. Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri
dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain sellulosa sekitar 45.95%;
hemisellulosa sekitar 16.49% dan lignin sekitar 22.84% (Darnoko dkk, 2002).
selulosa
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman. Kandungan
selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering
tanaman (Lynd et al, 2002). Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang terdapat
pada struktur sel. Kadar selulosa dan hemiselulosa pada tanaman pakan yang
muda mencapai 40% dari bahan kering. Bila hijauan makin tua proporsi selulosa
dan hemiselulosa makin bertambah (Tillman dkk, 1989).
Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan heteropolisakarida yang mengandung berbagai gula,
terutama pentose. Hemiselulosa umumnya terdiri dari dua atau lebih residu
pentose yang berbeda. Komposis polimer hemiselulosa sering mengandung asam
uronat sehingga mempunyai sifat asam. Hemiselulosa memiliki derajat
polimerisasi yang lebih rendah, lebih mudah dibandingkan selulosa dan tidak
berbentuk serat-serat yang panjang (Kusnandar, 2010
Lignin
Lignin adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan, komposisi bahan
penyusun ini berbeda-beda tergantung jenisnya. Lignin terakumulasi pada batang
tumbuhan berbentuk pohon dan semak, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat
komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak. Lignin
adalah gabungan beberapa senyawa yang hubungannya erat satu sama lain,
mengandung karbon, hidrogen dan oksigen, namun proporsi karbonnya lebih
tinggi dibanding senyawa karbohidrat (Tillman dkk, 1989).

2.1.1 Jenis-Jenis Elektroda


Ada beberapa jenis logam yang dapat dijadikan sebagai katoda dan anoda:
1. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Cu, berasal dari bahasa latin cuprum dan nomor atom 29. Bernomor massa 63,54
dan merupakan unsur logam dengan warna kemerahan. Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak
dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga mempunyai
kekonduksian elektrik yang tinggi diantara semua logam-logam tulen dalam suhu
bilik, hanya perak yang mempunyai kekonduksian elektrik lebih tinggi dari pada
tembaga, namun apabila dioksidakan tembaga adalah besi lemah. Tembaga
memiliki ciri warna kemerahan, hal itu disebabkan struktur jalurnya memantulkan
cahaya merah dan jingga serta menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum
tampak. Tembaga sangat langka dan jarang diperoleh dalam bentuk murni.

Logam ini termasuk logam berat non ferro yaitu logam dan paduan yang tidak
mengandung Fe dan C sebagai unsur dasar serta memiliki sifat penghantar listrik
dan panas yang tinggi, keuletan yang tinggi dan sifat tahanan korosi yang baik.
Produksi tembaga sebagian besar digunakan sebagai kawat atau bahan untuk
menukar panas dalam memanfaatkan hantaran listrik. Biasanya digunakan dalam
bentuk paduan, karena dapat dengan mudah membentuk paduan dengan logam-
logam lain diantaranya dengan logam Pb dan logam Sn. Tembaga memiliki
konduktivitas listrik yang tinggi yaitu sebesar 59,6×106 S/m, oleh karena itu
tembaga memiliki konduktivitas termal yang tinggi atau kedua tertinggi diantara
semua logam murni pada suhu kamar (Setiani Pangestu et al., 2018)

Seng ( zn)
Seng dengan nama kimia Zinc dilambangkan dengan Zn mempunyai nomor atom
30 dan memiliki berat atom 65,39. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada
110-150 ºC. Seng (Zn) melebur pada 410 ºC dan mendidih pada 906 ºC. Seng
dalam pemanasan tinggi akan menimbulkan endapan seperti pasir. Beberapa unsur
kimia seng mirip dengan magnesium, hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2.
Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil meneliti sifat-sifat elektrokimia seng
pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan
aplikasi utama seng, aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar) dan
seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik. Seng adalah logam yang
memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih kebiruan, pudar bila terkena
uap udara dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang. Seng dapat
bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam. Seng dialam tidak berada
dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk terikat dengan unsur lain berupa
mineral. Mineral yang mengandung seng di alam bebas antara lain kalamin,
franklinit, smitkosonit, willenit, dan zinkit (Setiani Pangestu et al., 2018)
.
Jika kedua jenis elektroda tersebut tembaga (Cu) dan seng (Zn) dihubungkan
maka terbentuk kutub-kutub listrik pada rangkaian sel elektrokimia. Larutan ion
mengalir melalui sepasang elektroda, elektroda positif menarik ion negatif, dan
elektroda negatif menarik ion positif. Bahkan elektroda yang ideal memiliki
konduktivitas tinggi, luas permukaan spesifik yaitu luas permukaan per unit berat
sebesar mungkin untuk penyerapan (Setiani Pangestu et all., 2018).

2.2 Elektrokimia
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang
perpindahanelektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda).
Elektrodaterdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan
karenaelektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi
dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-
oksidasi(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari
reaksireduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Proses
elektrokimiamembutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya serah
terima elektrondalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan dapat
dikategorikanmenjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit
lemah dan larutan bukan elektrolit. Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang
mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik
sehingga proses serahterima elektron berlangsung cepat dan energi yang
dihasilkan relatif besar.Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan larutan
yang mengandung ion-ionterlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam
proses serah terima elektronrelatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil.
Namun demikian proseselektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit,
proses serah terimaelektron tidak terjadi (Harahap, 2016).
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksikimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikandengan
banyaknya elektron yang dimiliki. Reaksi kimia dapat menghasilkan energiatau
menyerap energi. Pertukaran energi yang terjadi biasanya dalam bentuk
panas,tetapi kadang-kadang dengan suatu modifikasi, energi yang
dipertukarkan tersebut bisa diubah dalam bentuk energi listrik. Sel elektrokimia a
dalah alat yang digunakan untuk melangsungkan perubahan bentuk energi kimia
jadi energi listrik.Sel elektrokimia baik yang melepas atau menyerap energi selalu
melibatkan perpindahan elektron-elektron dari satu senyawa ke senyawa yang lain
dalam suatureaksi oksidasi reduksi. Oksidasi adalah hilangnya elektron sedangkan
reduksidiperolehnya elektron. Zat pengoksidasi adalah spesies yang melakukan
oksidasi, mengambil elektron dari zat yang teroksidasi. Zat pereduksi adalah
spesies yangmelakukan reduksi memberikan elektron kepada zat yang tereduksi.
Setelah reaksizat teroksidasi memiliki bilangan oksidasi lebih tinggi sedangkan
zat tereduksimemiliki bilangan oksidasi lebih rendah (Atkins, 1983).
Peralatan elektrokimia minimal terdiri dari tiga komponen penting yaituanoda,
katoda dan elektrolitAnoda adalah elektroda tempat berlangsungnya
reaksioksidasi, elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan bagian atau media non– logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor,
elektrolit).Anoda berupa logam penghantar listrik, pada sel elektrokimia anoda
akanterpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik
mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada sel galvani (baterai)
maupun selelektrolisis, anoda merupakan tempat berlangsung reaksi oksidasi.
Katodamerupakan elektroda yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir keluar
darinya.Pada baterai biasa (baterai karbon – seng), yang menjadi katoda adalah
seng, yang juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan, pada baterai alkalin,
yang menjadikatoda adalah mangan dioksida (MnO2) (Riyanto, 2012)

Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas darisuatu


logam kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia
sangat penting dalam sel galvani (sel yang menghasilkan arus listrik)dan sel
elektrolisis (sel yang menggunakan atau memerlukan arus listrik). Dalam bidang
elektrokimia antara sel galvani dan sel elektrolisis terdapat perbedaan yangnyata.
Perbedaannya yaitu berhubungan dengan reaksi spontan dan tidak spontan.Sel
galvani secara umum terjadi reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis
terjadireaksi tidak spontan (Riyanto, 2012).
Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang menghasilkan aruslistrik
(proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus
listrikelektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta merta, dan energi bebas
systemkimianya berkurang; system itu dapat melakukan kerja, misalnya
menjalankanmotor. Tipe kedua harus dipaksa agar terjadi (oleh kerja yang
dilakukan terhadapsistem kimia), dan energi bebas sistem kimia bertambah.
Elektrokimia adalahdisiplin ilmu kimia yang memperlajari tentang perubahan zat
yang menghasilkanarus listrik atau perubahan kimia yang disebabkan oleh arus
listrik. (Keenan, 1980).
 
Dalam sebuah sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan
elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lain
nya(reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda,
sedangkanelektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Suatu sel
elektrokimia, keduasel setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran
listrik (elektron) yangditimbulkan dapat digunakan. Salah satu faktor yang
mencirikan sebuah selelektrokimia adalah gaya gerak listrik (GGL) atau beda
potensial listrik antaraanoda dan katoda (Oxtoby, 1999).

 
1. Sel Volta
Sel volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yangmemberikan
aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yangteroksidasi ke zat
kimia yang direduksi. Dalam menyetarakan reaksi redoks, kitadapat memecahkan
reaksi itu menjadi dua bagiannya itu setengah reaksi oksidasidan setengah reaksi
reduksi. Pada reaksi reduksi, zat-zat yang direaksikan dicanpurdalam satu wadah
sehingga terjadi reaksi yang disertai pelepasan dan penyerapankalor (Keenan,
1980).
A. Potensial Sel (EoSel)
Selain dengan menggunakan percobaan dan voltmeter, potensial sel
(EoSel)dapat juga ditentukan secara teoritis. Potensial sel (EoSel) adalah
penjumlahan dari potensial anoda dengan potensial katoda (Keenan,
1980).
B. Potensial Elektroda
Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-
elektronmengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif (Keenan,
1980)

3. Sel Elektrokimia
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel
galvani(atau sel volta). Sel seperti ini mengubah energi kimia menjadi
energi listrik yangdapat digunakan untuk melakukan kerja. Elektrolisis
adalah peristiwa elektrolitdalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Arus
listrik berasal dari sumber arus baterai/aki yang menghasilkan arus searah.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaituanion (ion negatif) ditarik oleh
anoda dan jumlah elektronnya berkurang
sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduk
si, yaitu kationditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron
sehinggan bilanganoksidasinya berkurang (Oxtoby, 1999)

2.4 Sel Volta
Sel volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yangmemberikan
aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yangteroksidasi ke zat
kimia yang tereduksi. Dalam menyetarakan reaksi redoks, kitadapat memecahkan
reaksi itu menjadi dua bagian yaitu setengah oksidasi dansetengah reaksi reduksi.
Pada reaksi reduksi, zat-zat yang direaksikan dicampur 
 
9dalam suatu wadah sehingga terjadi reaksi yang disertai pelepasan penyerapan
kalor(Keenan, 1980).

A. Potensial Listrik (Eosel)
Selain dengan menggunakan percobaan dan volumeter, potensial sel
dapat juga ditentukan secara teoritis. Potensial sel adalah penjumlahan dari 
potensialanoda dan katoda (Keenan, 1980)
.B. Potensial ElektrodaArus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena
elektron-elektronmengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif (Keenan,
1980).

2.5 Sel Elektrokimia
Sebuah sel elektrokimia yang berpotensi secara spontan disebut sel galvani(sel
volta). Sel ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik yang dapatdigunakan
untuk melakukan kerja. Elektrolisis adalah peristiwa elektrolis dalam
selelektrolisis oleh arus listrik. Arus listrik berasal dari sumber arus baterai atau
akiyang menghasilkan arus searah. Pada anoda terjadi okidasi, yaitu anion (ion
negatif)ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga
bilanganoksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation
ditarik olehkatoda dan menerima tambahan elektron sehingga bilangan
oksidasinya berkurang(Oxtoby, 1999).

Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan caratertentu.
Kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan, dengandemikian
lingkar arus yang sinambung terbentuk dan merupakan jalan agar
partikel bermatan mengalir. Secara sederhana, elektroda saling berhubungan
dengan kawatlogam yang memungkinkan aliran elektron (Petrucci, 1985).

2.6 Sel Galvani
Sel Galvani merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi
listrikdiperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa
literaturmenyebutkan juga bahwa sel galvani sama dengan sel volta. Diperoleh
darigabungan ilmuan yang bernama Alexander Volta dan Luigi Galvani pada
tahun1786. Bermula dari penemuan baterai yang berasal dari cairan garam. Pada
selVolta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda
akandicelupkan kedalam larutan elektrolit yang terhubung oleh jembatan
garam(Harahap, 2016).

Jembatan garam memiliki fungsi sebagai pemberi suasana netral(grounding) dari


kedua larutan yang menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yangdihasilkan harus
melalui reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutanelektrolit harus
mengikuti kaidah deret volta. Deret volta disusun berdasarkan dayaoksidasi dan
reduksi dari masing-masing logam (Harahap, 2016).Contoh dari sel galvani
adalah: baterai, sel bahan bakar, baterai Pb denganelektrolit asam yang digunakan
dalam mobil, fuel cell berbahan bakar gas hidrogen,etanol dan metanol (Riyanto,
2012).

1. BateraiBaterai adalah suatu sel listrik yaitu suatu alat yang dapat
menghasilkanlistrik dari reaksi kimia. Pada hakekatnya, suatu baterai terdiri dari
dua atau lebihsel yang dihubungkan secara urut atau paralel, tetapi biasanya istilah
yangdigunakan untuk sel tunggal. Suatu sel terdiri dari suatu elektroda negatif,
elektrolituntuk menghantarkan ion, suatu pemisah, juga suatu ion penghantar dan
elektroda positif. Elektrolit adalah berupa cairan (terdiri dari air) atau
non aqueous
 (tidakterdiri dari air), pasta, atau bentuk padat. Ketika sel dihubungkan dengan
suatu beban eksternal atau alat berenergi mesin, elektroda negatif memberikan aru
selektron dan diterima oleh elektroda positif. Ketika beban eksternal
dipindahkanmaka reaksi akan berhenti (Riyanto, 2012).

2. Sel Bahan BakarSalah satu jenis sel bahan bakar adalah sel berbahan bakar gas
hidrogen. Sel bahan bakar berbahan gas hidrogen dikenal dengan
 Hidrogen Fuel Cells
 (HFC).Selama ini energi diperoleh dari energi termal dari pembakaran minyak
yang dapatdiubah menjadi energi listrik. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
mengubahair menjadi uap, kemudian menggerakkan turbin dan generator. Teknik
ini hanyamaksimum 40% energi dapat diubah menjadi energi listrik sehingga
banyakkehilangan panas. Sel bahan bakar menghasilkan energi listrik secara
langsungdalam sel volta (Riyanto, 2012).Prinsipnya adalah menghasilkan energi
dari reaksi kimia dengan kecepatantinggi. Sel volta menggunakan bahan bakar
konvensional seperti gas H2 dan CH4
 sehingga dinamakan sel bahan bakar. Secara jelas dikatakan bahwa sel bahan
bakar bukan baterai karena tidak berada pada satu sistem (self contained system).
Sel bahan bakar melibatkan reaksi antara gas H2 dengan O2, membentuk air
yangmerupakan satu– 
satunya bahan kimia hasil reaksi. Sel ini dapat menghasilkan listrikdua kali lebih
efisien sebagai alat terbaik untuk bahan bakar mesin (Riyanto, 2012)

https://www.academia.edu/50242403/Elektrokimia

Anda mungkin juga menyukai