Proposal
Technology for
Indonesia
Pemanfaatan Kitosan dari Cangkang Kerang (Achatina
fulica) sebagai Membran Polimer Elektrolit (MPE) Sel Bahan
Bakar (Fuel Cell)
Nurlatifah
1
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat Program.......................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Kerang.......................................................................................................4
2.2 Kitin...........................................................................................................4
2.3 Kitosan.......................................................................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN...........................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................11
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................11
4.2 Jadwal Kegiatan......................................................................................11
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan...........................................................15
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup........................................................................16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Kitin (Pudjaatmaka, A.H., 1991)..............................................4
Gambar 2 Struktur Kitosan (Sakkayawong, dkk., 2001).........................................5
Gambar 3 Diagram Alir Pelaksanaan.......................................................................6
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis energi merupakan masalah global dan salah satu tantangan terberat
yang dihadapi manusia abad ini. Energi fosil sebagai sumber energi tak terbarukan
merupakan sumber energi utama di dunia. Ketergantungan pada energi fosil
menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh banyak negara berkembang saat
ini, mengingat kebutuhan energi yang terus meningkat sementara jumlah bahan
bakar fosil sangat terbatas (Budi et al., 2009).
Di Indonesia sendiri, Kebutuhan akan energi terus menerus meningkat.
berdasarkan Outlook energi Indonesia tahun 2011 yang dikeluarkan BPPT,
konsumsi kebutuhan energi berdasarkan kebutuhan rumah tangga, transportasi
dan industri menunjukkan bahwa konsumsi energi pada kurun waktu 2000 – 2009
meningkat dari 709,1 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 865,4 juta SBM pada
tahun 2009 atau meningkat rata-rata 2,2% pertahun. Sumber energi yang
digunakan tersebut sebagian besar masih bergantung dari energi yang berasal dari
fosil (Statistik Minyak Bumi, 2011).
Kondisi tersebut telah mendorong peneliti di berbagai negara di dunia untuk
mengembangkan beragam sumber energi alternatif, salah satunya adalah sel bahan
bakar (Fuel Cell) (Prater,1994; Bossel, 2000). Fuel cell bersifat ramah
lingkungan, sebab dalam proses kerjanya tidak menimbulkan polusi. Piranti sel
bahan bakar dapat menghasilkan listrik secara langsung melalui proses
elektrokimia dengan mengkombinasikan gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Struktur fisik dasarnya terdiri atas lapisan elektrolit yang salah satu sisinya
merupakan daerah kontak anoda berpori dengan katoda berpori pada sisi lainnya.
Sel bahan bakar dibagi atas beberapa kategori berdasarkan kombinasi tipe bahan
bakar dan oksidan, tipe elektrolit yang digunakan, temperatur operasi, dan lain-
lain(William, 2000).
Jenis fuel cell yang marak digunakan saat ini adalah PEMFC. PEMFC
(Polymer electrolyte membrane fuel cell), disebut juga proton exchange
membrane fuel cell, mempunyai struktur berupa lapisan tipis padat yang berfungsi
sebagai elektrolit pemisah katoda dan anoda. Membran ini bekerja secara selektif
mengontrol transport proton dari anoda ke katoda dalam fuel cell. PEMFC
mengandung katalis platina yang dapat memberikan densitas daya yang tinggi dan
mempunyai kelebihan dalam hal berat dan volume dibandingkan dengan sel bahan
bakar jenis lain(Savadogo, 2004).
Membran yang digunakan untuk PEMFC selama ini adalah Nafion. Nafion
merupakan suatu membran polimer yang memiliki repeating unit seperti Teflon.
Nafion memiliki perfoma kerja yang baik sebagai membran penukar ion. Namun
memiliki kekurangan pada aspek ekonomi dan lingkungan, yaitu mahal dan tidak
ramah lingkungan(Dupont, 1996).
2
1.3 Tujuan
Tujuan dalam karya tulis ini adalah :
3
2.2 Kitin
Kitin merupakan senyawa karbohidrat polisakarida yang tersusun atas 2000-
3000 satuan monomer N-asetil D-glukosamin yang saling berikatan dengan ikatan
1,4 beta glikosidik membentuk suatu unit polimer linear beta-(1,4)-2-asetamido 2-
deoksi-D-glukosa (Suhardi,1993). Analisis dengan sinar X menunjukkan bahwa
struktur kitin mirip dengan struktur selulosa dengan perbedaan terletak pada
gugus 2-asetil amino pada kitin (Pujiastuti, 2001). Sedangkan analisis
Spektroskopi Infra Merah menunjukkan adanya serapan pada 1671 cm -1 untuk
gugus amina terasilasi (Saraswathy, G., Pal, S., Rose, C., and Sastry, T.P., 2001).
Salah satu bentuk polisakarida stuktural dari kitin yang sangat berlimbah dan
bermanfaat adalah kitosan.
2.3 Kitosan
Kitosan merupakan kitin yang terdeasetilasi dengan menggunakan larutan
NaOH 50% sehingga cukup sempurna untuk dinyatakan sebagai poli glukosamin
(Darjito,2001). Kitosan (2-asetamida-deoksi-α-D-glukosa) bersifat polikationik
karena memiliki gugus amina bebas sehingga polimer ini berpotensial untuk
diaplikasikan dalam pengolahan limbah, obat-obatan, pengolahan makanan dan
bioteknologi (Savant dkk., 2000). Muatan gugus amina tersebut ditentukan oleh
derajat deasetilasi dalam polisakarida. Semakin tinggi derajat deasetilasi maka
akan semakin baik kualitas kitosan tersebut (Khan et al 2002).
5
Mulai
Pengkajian Masalah
Studi Literatur
Perancangan Eksperimen
Pemurnian Kitin
Karakterisasi Kitin
Pembuatan Kitosan
Karakterisasi Kitosan
Analisa Hasil
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Pembuatan Seminar
3.1.3 Prosedur:
1. Pemurnian Kitin
Pemurnian kitin dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Metode Hong (Salami, 1998). Prosesnya sebagai
berikut:
1.1 Persiapan (pencucian)
a.Cangkang kerang dibersihkan dengan air hingga bersih,
selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari
b. Cangkang yang telah bersih digerus hingga halus dan
diayak untuk mendapatkan ukuran sebesar 50 mesh.
1.2 Deproteinasi
a. Serbuk cangkang kerang dimasukkan ke dalam labu alas bulat
250 ml. Kemudian ditambah larutan NaOH 3,5% dengan
perbandingan 10:1 (v/b)
b. Campuran dipanaskan selama 2 jam pada suhu 65oC sambil
diaduk dengan magnetic
c. Setelah dingin, campuran disaring dan ditambah akuades agar
netral. Padatan yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu
60oC hingga kering.
8
2. Demineralisasi
a. Serbuk yang telah dideproteinasi dalam labu alas bulat 500 ml
dan ditambah larutan HCl 1 N dengan perbandingan 15:1 (v/b).
Setelah itu direfluks pada suhu 40oC selama 30 menit, kemudian
didinginkan
b. Setelah dingin, campuran disaring dan padatan dinetralkan
dengan akuades, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
60o.
3. Depigmentasi
a. Serbuk hasil demineralisasi dimnasukkan ke dalam dalam labu
alas bulat 250 ml dan ditambah larutan NaOCl 0,315% dengan
perbandingan 10:1 (v/b)
b. Kemudian, campuran direfluks dilakukan selama 1 jam pada
suhu 40oC. Setelah itu padatan disaring dan dinetralkan dengan
akuades.
c. Padatan tersebut dikeringkan dengan oven pada suhu 80 oC
hingga berat konstan. Kitin yang telah diperoleh diidentifikasi
menggunakan instrumen spektrofotometer inframerah
4. Pembuatan Kitosan
Pembuatan kitosan dilakukan melalui proses deasetilasi kitin
dengan menggunakan Metode Knorr (Salami, 1998). Prosedurnya
sebagai berikut:
a. Kitin yang telah diisolasi ditambah NaOH 60% dengan
perbandingan 20:1 (v/b) dan direffluks pada suhu 100-140oC
selama 1 jam.
b. Setelah dingin, campuran disaring dan padatan yang diperoleh
dinetralkan dengan menambahkan akuades.
c. Padatan dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 24 jam.
Kitosan diidentifikasi dengan menggunakan instrumen
spektrofotometer inframerah dan difraksi sinar x.
9
Cangkang kerang
- dibersihkan
- didestruksi
- diayak dengan ayakan mesh
Hasil 1 (ukuran 50 mesh) NaOH (10:1) v/b
Filtrat Residu
Residu Aquadest
- dicuci
- dicuci
- dioven pada suhu 600C
NaOCl 0,315%(10:1) v/b Hasil 2
- dicuci
- dioven pada 800C
Hasil 4
- dicuci
KESIMPULAN
Berdasarkan studi literatur dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Selain sebagai sumber protein, kerang dapat dimanfaatkan sebagai energi
alternatif mengurangi penggunaan energi fosil yang selama ini digunakan.
2. Kitosan dari limbah cangkang kerang dapat dimanfaatkan sebagai
Membran Polimer Elektrolit (MPE) sel bahan bakar (fuel cell) yang
mampu menjadi pengganti dari membran Nafion yang mahal dan tidak
ramah lingkungan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Antonucci , P. L. , Ari co, A. S. , Creti , P. , Ramunni, E. & Antonucci, V. 1999.
Investigation of a direct methanol fuelcell based on a composite nafion-
Silika Electrolyte for High Temperature Operation. Solid State Ionics 125:
431-439.
Apriliasti, Hertina. 2013. “Membran Penukar Proton Kitosan/Abu Batu Bara
Termodifikasi serta Analisis Sifat Kapabilitas Penukar Proton,
Penggembungan, Penyerapan Air dan Metanol”. Jurusan Kimia FMIPA
ITS. Surabaya.
Bossel, U. 2000. The birth of the Fuel Cell; European Fuel Cell Forum:
Oberrohrdorf.
Chris, R. and S. Scott, Introduction to Fuel Cell Technology. 2003, Notre Dame.
Dewi, E.L. 2007, Development of local components for fuel cell Technology,
Jurnal Sains Materi Indonesia 9: 57-66.
Dupont. 1996. Nafion, Technical information data sheet, Globalcustomer
service.Energy, U.D.o., Fuel Cell Handbook. 7th Edittion ed. 2004,
Morgantown, West Virginia: EG & G Technical Inc.
Fisher, S., and Kunin, R., 1955, Routine Exchange Capacity Determinations of
Ion Exchange Resins, Analytical chemistry,vol. 27, pp. 1191-1194.
Handayani, S., Dewi, E. L., Purwanto, W. W. & Roekmijati, W. S. 2007.
Membran komposit polyeter Eter Keton yangTersulfonasi-Zeolite untuk
Aplikasi Sel Bahan Bakar Metanol Lansung. Jurnal Sains Materi
Indonesia 9: 52-56.
Indriyani, sunit H., Sri P.,2004. Karakterisasi Membran Polisterena Tersulfonasi.
Prosidding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan,
BATAN, Serpong.92-96.
Iojoiu, C.P., Dimitrova, G., Marechal, M., and Sanchez, J.Y., 2006. Chemical and
Physicochemical Characterizations of Ionomers, Electrochi. Acta,vol. 51,
pp. 4789–4801.
Kenawy, E.R., Hay F.I.A., A. El-Magd A., and Mahmoud Y., 2005, Biologically
Active Polymers: Modification and Anti-Microbial Activity of Chitosan
Derivatives. Journal of Bioactive and Compatible Polymers, vol. 20(45),
pp. 96-111.
Rahayu, L. H., dan Purnavita, S., 2004. Optimasi Proses Deproteinasi dan
Demineralisasi padaIsolasi Kitin dari Limbah Cangkang Rajungan
(Portunu spelagicus), Prosiding: Teori Aplikasi Teknologi Kelautan, ITS
Surabaya, hal. III.8 – III.11.
Rahmadani,dkk.2001.Pemanfaatan Kitosan dari Limbah Cangkang Bekicot
sebagai Adsorban Logam Tembaga.Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Negeri Medan.Roberts, G. A. F. 1992. Chitin Chemistry. The Macmillan
Press Ltd., London.
14
3. Perjalanan
Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Jumlah (Rp)
Perjalanan
(Rp)
Transportasi proses
Bensin pembuatan pupuk 15 L 65.000 975.000
s/d analisa
SUB TOTAL (Rp) 975.000
4. Lain - lain
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Biaya Tak
- - 500.000
Terduga
SUB TOTAL (Rp) 500.000
Total (Keseluruhan) 117.125.000
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup
Nama : Nurlatifah
Jenis Kelamin : Perempuan
16
Kualifikasi
Juni 2013 – Sertifikasi Kompetensi Profesi dalam Bidang Spektrofotometri
Juni 2013 – Sertifikasi Kompetensi Profesi dalam Bidang Volumetri
Dapat mengoperasikan komputer dan internet
Dapat berbahasa Inggris
Analis Kimia
Pengalaman Organisasi
Volunteer of ITS International Office
Staf Paguyuban PRC
Sekretaris II UKM Karate-Do ITS
Pengalaman Bekerja
November 2012 – Februari 2013 Praktik Kerja Lapangan di PT Equilab
Laboratory
17