Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL RISET MT2

TAHUN ANGGARAN 2018

Optimasi Performa Litium Titanat (Li4Ti5O12)/LTO Baterai Lithium Ion untuk


Bus Listrik Nasional

Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia, M.Sc,

Dr. Ir Bambang Priyono, MT

Ir. Chairul Hudaya, ST, M.Eng., Ph.D., IPM

Dr.-Ing. Reza Ulum ST, MT

Dr. Jaka Fajar

Mohammad Ridho Nugraha (1306436760)

Yoyok Dwi Setyo Pambudi (1306435442)


Abstrak

Bus listrik adalah salah satu kendaraan listrik yang memerlukan sistem baterai dengan
kapasitas kerapatan energi dan daya yang tinggi. Salah satu kandidat material baterai lithium ion untuk
bus listrik adalah lithium titanate (Li4Ti5O12) atau LTO. Meskipun memiliki spesifik kapasitas teoritis
yang lebih rendah (175 mAh/g) dibandingkan grafit, namun LTO memiliki keunggulan lain karena
dapat di-charge dan discharge dalam current density yang relatif lebih besar, sehingga proses
pengisian dan pelepasan muatan listrik dapat dilakukan dengan lebih cepat. LTO digunakan sebagai
anoda baterai lithium ion dan dibentuk melalui proses sol-gel untuk membentuk xerogel TiO2.
Selanjutnya dilakukan pencampuran solid state dengan mereaksikan masing-masing partikel xerogel
TiO2 yang diproses secara non-hidrotermal dan hidrotermal dengan senyawa logam lithium Li2CO3.
Riset pembuatan LTO sebelumnya yang menggunakan bahan TiO2 non sol-gel membutuhkan
temperatur sintering yang tinggi, minimal 850 oC dan dalam waktu sintering yang lama, minimal 3
jam waktu tahan dan menghasilkan fasa kristalin spinel luas permukaan yang rendah. Dalam penelitian
ini digunakan bahan TiO2 sol-gel, sehingga sintering dilakukan sintering pada temperatur (550oC,
650oC, dan 750oC), untuk membentuk fasa kristalin Spinel.

Dalam penelitian ini, untuk mengkompensasi kehilangan ion-lithium selama sintering, maka
digunakan variasi pemakaian kelebihan senyawa lithium sebanyak 5%, 10%, dan 15%. Kelebihan dari
senyawa logam tersebut diharapkan dapat mencegah kemungkinan TiO2 sisa yang tidak bereaksi.
Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas anoda LTO, dilakukan penambahan campuran/komposit
dengan material timah (Sn) yang memiliki spesifik kapasitas sebesar 978 mAh/g. Proses pencampuran
dilakukan secara mekanikal menggunakan sistem ball-milling. Anoda LTO (Spinel) yang telah
tersintesis akan diuji karakteristiknya melalui pengujian XRD, SEM, BET, FT-IR, XPS dan TEM.
Selanjutnya sifat-sifat elektrokimia Li4Ti5O12 (Spinel) diperoleh dari pengujian EIS, Cyclic
Voltametry dan Charge-Discharge dalam bentuk baterai coin-cell. Senyawa Li4Ti5O12 berfasa kristalin
Spinel diharapkan memiliki performa anoda baterai Li-ion yang unggul dengan kapasitas melebihi
atau mendekati kapasitas teoritisnya.

Luaran utama penelitian ini akan dipresentasikan pada seminar internasional dan
dipublikasikan pada Jurnal Internasional pada tahun pertama serta dibuat protipe baterai lithium
ditahun kedua dan uji performa baterai/modul baterai ditahun ketiga sehingga dapat diaplikasikan
untuk kendaraan listrik.

Kata Kunci: Li4Ti5O12/LTO; komposit Si/LTO; Spinel; Proses sol-gel; Proses solid-state; Baterai Li-
ion, Material anoda; Proses sintering

1
BAB I: Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Salah satu masalah mendesak yang dihadapi negara-negara di dunia adalah krisis energi dan
pencemaran lingkungan, salah satunya adalah polusi udara. Bahan bakar fosil, terutama gas alam dan
minyak bumi yang menjadi andalan sumber energi manusia semakin menipis ketersediaannya. Selain
itu, efek penggunaannya sebagai bahan bakar kendaraan menimbulkan hal negatif berupa emisi gas
buang penyumbang utama pemanasan global dan perubahan iklim akibat pelepasan gas-gas, terutama
karbon dioksida (CO2) dari emisi tersebut. Gas-gas lain berupa sisa hidrokarbon yang tak-terbakar juga
berkontribusi pada efek pemanasan global.
Kontributor utama emisi di sektor transportasi adalah CO2 dengan pangsa mencapai 99%
seperti terlihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1: Jumlah dan komposisi emisi gas rumah kaca sektor transportasi tahun 2010 1
Berdasarkan data tahun 2012 Kementerian ESDM RI,1 seperti terlihat pada gambar 1.1, total
emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2010 di sektor transportasi adalah sebesar 105,1 juta ton CO2
ekuivalen, yang meliputi emisi CO2 sebesar 104,4 juta ton CO2 ekuivalen, CH4 sebesar 0,4 juta ton
CO2 ekuivalen dan N2O sebesar 0,3 juta ton CO2 ekuivalen. Bahan bakar minyak merupakan
kontributor utama bagi emisi GRK ini.
Dampak lain dari gas buang ini antara lain yang sangat sering terjadi diantaranya penyakit
alergi pada sistem pernapasan, asma, dan radang bronkitis akibat terpapar pada lingkungan yang
tercemar tersebut.2 Gangguan kesehatan ini banyak dijumpai di tempat-tempat yang rutin dikunjungi
penduduk untuk kegiatan produktif seperti pusat kota, terminal, dan lingkungan industri dengan tingkat
aktivitas komersial yang tinggi.
Dalam usaha mengatasi permasalahan ini dilakukan berbagai macam kebijakan, salah satunya
adalah pengembangan sumber energi terbarukan sebagai sumber tenaga listrik, sarana penyimpanan
daya listrik berupa baterai dan kapasitor elektrokimia dan kendaraan atau alat transportasi yang tidak
menimbulkan emisi gas buang.3 Kendaraan tanpa emisi gas buang yang dikembangkan sekarang ini

2
adalah kendaraan tenaga listrik. Mobil listrik (Electric Vehicle atau disingkat EV) merupakan salah
satu kendaraan tanpa emisi yang menjadi sebuah pemecahan masalah polusi lingkungan dan
meningkatkan kualitas hidup manusia.4
Untuk mendukung upaya global dalam mengatasi permasalahan tersebut, berbagai penelitian
mengenai mobil listrik dan peralatan terkait telah dilakukan di berbagai belahan dunia. Salah satu
komponen yang mutlak diperlukan sebagai sumber energi penggerak mobil listrik adalah baterai,
misalnya baterai Li-ion. Energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan motor listrik dan
menjalankan peralatan pendukung lainnya disimpan dalam baterai. Jadi baterai merupakan tangki
bahan bakar bagi mobil listrik. Untuk menjamin mobil listrik dapat bergerak dalam jangkauan dan
tempo yang memadai dalam penggunaan sehari-hari, misalnya: 150 - 200 km untuk sekali pengisian
baterai, maka dibutuhkan kinerja baterai yang sangat baik.
Selain itu baterai Li-ion ini juga dapat diterapkan untuk baterai kendaraan sepeda motor dan
baterai penyimpan energi untuk penerangan jalan.

I.2. Perumusan Masalah


Baterai lithium ion adalah baterai yang paling populer dengan anoda yang digunakan adalah
grafit. Namun, grafit sebagai anoda memiliki banyak kekurangan diantaranya masalah keamanan yang
rendah karena proses interkalasimya yang mirip dengan kesetimbangan potensial redoks Li|Li+
sehingga menyebabkan proses pembentukan dendritik pada grafit yang dapat menyebabkan aliran
pendek arus listrik, adanya ekspansi volume5, pembentukan lapisan SEI yang menyebabkan kapasitas
spesifik menurun6, dan kecepatan densitas energi yang rendah7.

Litium titanat spinel, (Li4Ti5O12, LTO) adalah material sebagai kandidat yang menjanjikan
sebagai material anoda (oksida sisipan tanpa regangan) dan bebas dari pembentukan Solid Electrolyte
Interphase (SEI), yang memungkinkan litium titanat untuk menghasilkan tampilan/sifat-sifat pada
skala nano yang tidak dapat dihasilkan oleh elektroda karbon.
Disamping keunggulan-keunggulan LTO tersebut, bahan ini memiliki kelemahan yakni,
konduktivitas listriknya yang rendah, sehingga harus memerlukan modifikasi struktur bahan tersebut
untuk pemakaian pada arus yang tinggi. Jadi, meskipun LTO memiliki kapasitas spesifik teoritis 175
mAh/g, kemampuan pengisian/pelepasan arus relatif rendah karena adanya polarisasi yang besar
akibat konduktivitas listrik yang rendah dan difusi ion-Li yang lambat.8. Upaya untuk meningkatkan
konduktivitas LTO diantaranya dengan cara: doping unsur-unsur tertentu dan pelapisan dengan bahan
yang lebih konduktif.9 Sedangkan upaya untuk meningkatkan difusi ion-Li dilakukan dengan cara
memperkecil ukuran partikel sehingga meningkatkan bidang kontak elektroda/ elektrolit dan
memperpendek jarak difusi ion lithium dan elektron sehingga meningkatkan kinetika litiasi.10

3
Prosedur Sol-gel diterapkan secara luas untuk sintesis nanopartikel, karena menawarkan
kemungkinan untuk mengontrol jalur reaksi pada tingkat molekuler, sehingga memungkinkan
dihasilkan nanopartikel dengan homogenitas tinggi.11 Hasil dari proses sol-gel memiliki luas
permukaan yang lebih tinggi dibanding dengan metode solid-state.12. Karena itu, LTO hasil dari
metode sol-gel dengan luas permukaan yang tinggi akan secara signifikan meningkatkan bidang
kontak elektroda/elektrolit dan memperpendek jarak difusi ion lithium dan elektron. Temperatur
sintering yang dibutuhkan untuk menghasilkan kristal spinel lebih rendah dibandingkan dengan
temperatur sintering dari metode solid-state.10
Jadi untuk menghasilkan LTO dengan sifat-sifat yang unggul, maka dalam penelitian ini akan
dilakukan pembuatan bahan anoda LTO dengan menggunakan proses sol-gel dalam mempersiapkan
TiO2 sebagai bahan bakunya dengan harapan diperolehnya struktur nanokristalin dan luas permukaan
yang tinggi. Selain itu, dilakukan pula perlakuan hidrotermal untuk membangun struktur jaringan TiO2
yang lebih baik.
Kemudian, pemilihan sumber bahan dan kadar massa Litium yang digunakan memegang
peranan penting untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pembuatan LTO itu, termasuk penentuan
temperatur kristalisasi spinel LTO dan lamanya waktu tahan. Hal ini penting mengingat hasil yang
ingin dicapai adalah bahan LTO spinel dengan luas permukaan semaksimal mungkin.

I.3 Tujuan Penelitian


Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan teknologi pembuatan bahan anoda litium
titanat (Li4Ti5O12) untuk dirakit menjadi baterai litium sekunder yang memiliki performa tinggi.
Adapun tujuan khusus dalam lingkup penelitian ini yakni pembuatan LTO dengan kemurnian tinggi,
luas pemukaan besar dan kapasitas penampungan muatan dan pelepasan muatan
(charging/decharging) yang besar mendekati kapasitas teoritisnya 175 mAh/g. Selanjutnya, setelah
diperoleh LTO dengan struktur yang optimum, akan dilakukan penambahan unsur Sn dengan kadar
bervariasi (sampai 15 % mol) untuk meningkatkan kapasitas anoda yang dihasilkan.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan material aktif dari anoda dan katoda yang
mempunyai sifat elektrokimia seperti current density, working voltage dan specific capacity yang
tinggi serta kondisi proses yang optimum untuk mendapakan material aktif pada elektroda batere litium
ion sekunder yang mempunyai power yang tinggi sehingga material aktif yang ditemukan tersebut
akan diaplikasikan untuk pembuatan sel batere dan batere penuh yang mempunyai performa yang baik

4
yang nantinya akan dimanfaatkan untuk aplikasi batere pada mobil hibrid, mobil listrik ataupun BTS
(Base Transceiver Station).

1.4. Road Map Penelitian Batere Lithium Komposit

Pada tahap awal di tahun 2014, untuk memperoleh knowledge transfer maka sebuah produk
baterai lithium ion komersil telah dibedah untuk dijadikan master penyusunan tiap komponen (reverse
engineering) yang didanai oleh Hibah RISPRO LPDP. Selain untuk mendapatkan persyaratan standar
proses fabrikasi maka telah dicoba proses integrasi dari hasil-hasil penelitian di anoda dan katoda yang
diperoleh sebagai riset murni pada skala laboratorium. Selain dengan penggunaan material pada skala
ruah (bulk) maka dalam proyek penelitian ini akan dilakukan rekayasa material komponen baterai
lithium terutama pengembangan material aktif elektroda yang memiliki specific capacity, energy
density dan working voltage sehingga diperoleh performa baterai yang lebih tinggi. Secara
keseluruhan jejak rekam penelitian yang telah, dan akan dilakukan seperti dalam Tabel 1.
Tabel 1. Perjalanan penelitian material aktif elektroda pada baterai lithium ion sekunder

Kegiatan 2014 2015-2017 2018 2019 2020


Sistim
Penyimpanan
Energi

Sintesis Sintesis Sintesis Improvisasi Pengujian


Batere Lithium
Li4Ti5O12 komposit komposit LTO material aktif performa
Pengembangan dengan LTO dengan dengan karbon dengan spesific sel batere
Material Elektroda metode sol gel Sn sebagai aktif, grafit, capacity,working dan
(Anoda dan Katoda) dan material aktif nano Si, nano voltage dan pebuatan
hidrothermal anoda Sn sebagai current density prototipe
Bahan Baku Sel
dari bahan material aktif batere penuh
Batere
baku Li2CO3, anoda.
Opimasi Batere Li2O dan Sintesis
LiOH sebagai komposit
material Pembuatan
LFP dengan Sintesis
prototipe sel
Riset Teknologi Sel anoda penaambahan komposit LFP
batere
Lithium nano Cu dengan
sebagai penaambahan
material aktif V sebagai
katoda material aktif
katoda.

5
Penelitian mengenai LTO ini telah dilakukan sejak tahun 2014 dan hasil-hasil penelitiannya telah dipublikasikan
pada prosiding konferensi dan jurnal internasional teridendeks Scopus, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Jurnal Sains Materi IndonesiaVol. 17, No. 1, Oktober (2015), pp 1-9

2. International Journal of Technology (2015), 4: 555-564

3. International Journal of Technology (2016), 3: 392-400

4. Journal of Physics: Conference Series 877 (2017) 012008

5. Journal of Physics: Conference Series 877 (2017) 012052

6. AIP Conference Proceedings (2017), 1826, 020004

7. AIP Conference Proceedings (2017), 1826, 020005

8. IOP Conference Series: Earth Environment Science (2018), 105, 012107

9. IOP Conference Series: Earth Environment Science (2018), 105, 012114

10. IOP Conference Series: Earth Environment Science (2018), 105, 012121

Adapun Peta Jalan Pengembangan Teknologi Baterai: Litium Titanat (LTO) dan Komposit-
nano LTO/Si, Pengembangan Teknologi Baterai untuk mobil Listrik dan Hibrida

Gambar 1 : Perjalanan Riset Batere LTO

6
Gambar 2 : Rancangan Protipe Batere

7
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
II.2 Aspek Kebaruan
Dari penelusuran pustaka atas semua aspek yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, maka
telah dapat diketahui hal-hal yang mendukung untuk tercapainya suatu anoda baterai Li-ion dengan
kapasitas tinggi adalah litium titanat dengan kemurnian yang tinggi, luas permukaan yang besar dan
ukuran partikel padatan yang sehalus dan sehomogen mungkin. Berdasarkan pengamatan maka dalam
penelitian ini diusulkan suatu metode pembuatan litium titanat untuk mencapai tujuan penelitian.
Metode pembuatan LTO pada penelitian ini yakni pembuatan padatan berpori TiO2 melalui
preparasi gel TiO2 jernih lalu dikeringkan menjadi xerogel memakai prekursor alkoksida Ti-butoksida
dengan pelarut etanol. Hal ini karena banyak peneliti sebelumnya yang memakai metode sol-presipitat
yang akan menghasilkan padatan TiO2 berupa presipitat dengan ukuran partikel yang lebih besar
dibanding dengan TiO2 yang berasal dari gel yang jernih. Selanjutnya, pemakaian etanol sebagai
pelarut jauh lebih aman dibandingkan dengan kloroform.
Proses kalsinasi untuk penghilangan volatile matter dari alkoksida yang digunakan adalah
kalsinasi secara bertahap dengan temperatur kalsinasi yang serendah mungkin (300°C) sekaligus untuk
pembentukan TiO2 anatase. Kalsinasi pada temperatur serendah mungkin sangat penting untuk
mengurangi kehilangan luas permukaan akibat panas yang menyebabkan densifikasi padatan.
Proses pembuatan dilanjutkan dengan perlakuan pasca-hidrothermal dengan temperatur
berkisar 100 – 130 °C dengan waktu tahan sampai 12 jam agar jaringan Ti-O-Ti berkembang optimal.
Xerogel pascahidrotermal TiO2 yang diperoleh diimpregnasi dengan larutan sumber ion Litium untuk
menghindarkan penyumbatan pori dan dievaporasi dalam bejana tekan. Selain itu dilakukan pula
pencampuran solid state untuk membandingkan hasil dari kedua proses pencampuran TiO2 itu.
Xerogel yang telah dicampur dengan ion litium diproses ball-mill energi tinggi untuk
homogenisasi dan pengecilan ukuran, serta diharapkan agar terjadi reaksi mekanokimia untuk
membantu inisiasi kristal spinel LTO. Selanjutnya, proses pemanasan/sintering bahan itu dilakukan
dengan temperatur minimal antara kisaran 400 sampai 700 °C untuk pembentukan kristal spinel
dengan waktu tahan yang optimal, agar penurunan luas permukaan LTO akibat sintering dapat
diminimalisasi sehingga didapatkan LTO spinel dengan luas permukaan maksimal. Temperatur
sintering pada penelitian ini tetap diupayakan serendah mungkin, dan jauh lebih rendah dari temperatur
sintering dari metode solid state yakni minimal 850 °C.

II.3 Konsep Ilmiah dan Teori Dasar


Prosedur Sol-gel diterapkan secara luas untuk sintesis nanopartikel, karena menawarkan
kemungkinan untuk mengontrol jalur reaksi pada tingkat molekuler, sehingga memungkinkan

8
dihasilkan nanopartikel dengan homogenitas tinggi.11 Hasil dari proses sol-gel memiliki luas
permukaan yang lebih tinggi dibanding dengan metode solid-state.12. Karena itu, LTO hasil dari
metode sol-gel dengan luas permukaan yang tinggi akan secara signifikan meningkatkan bidang
kontak elektroda/elektrolit dan memperpendek jarak difusi ion lithium dan elektron. Temperatur
sintering yang dibutuhkan untuk menghasilkan kristal spinel lebih rendah dibandingkan dengan
temperatur sintering dari metode solid-state.10
II.3.1 Proses Hidrotermal
Proses hidrotermal adalah proses reaksi kimia heterogen di dalam sebuah pelarut (cairan atau
bukan cairan, namun pada umumnya menggunakan bakalan larutan dan suspensi) yang dilakukan
diatas suhu ruangan dan pada tekanan yang lebih besar dari 1 atm di dalam sistem yang tertutup. Proses
ini mencakup proses penguapan yang terdapat di dalam pelarut. Pelarut yang dimaksud kali ini tidak
hanya air atau benda lain, namun bisa disesuaikan dengan apapun. Sebagai contoh, jika pelarutnya
akohol maka prosesnya berubah menjadi alkotermal. Proses ini dilakukan di dalam sebuah autoclave
yang diletakkan di dalam oven. Keuntungan utama dari sintesis hidrotermal bila dibandingkan proses
lain adalah kemampuannya untuk membentuk kristalinitas material yang baik, sehingga tidak
diperlukan lagi proses perlakuan panas lagi. Selain itu, reaksi berlangsung cukup cepat dengan
pengontrolan kristalinitas, ukuran kristal, kemurnian, dan proses pembuatan yang mudah karena hanya
memainkan suhu dan waktu sintesis27.

II.2.2 Hasil Riset Pendahuluan

Berikut disampaikan hasil riset pendahuluan yang telah dicapai:

1. Xerogel TiO2 dapat dibuat dengan menggunakan metode sol–gel dengan menggunakan
prekursor titanium tetra-n-butoksida. Xerogel TiO2 yang dihasilkan memiliki luas permukaan
135,49 m2/g, ukuran kristalit 7,62 nm.
2. TiO2 anatase berhasil dibuat dari proses kalsinasi pada temperatur 300oC dalam waktu 2 jam
(rising time 1,5 jam dan holding time 0,5 jam) dimana temperatur ini lebih rendah dari
temperatur kristalisasi dari data uji STA yakni 404oC.
3. Proses pembuatan senyawa litium titanat tersebut menggunakan xerogel TiO2 yang memiliki
fasa anatase dan Li2O melalui solid state. Tahapan prosesnya yaitu milling menggunakan
desktop vibrating high energy ball mill selama 2 jam dengan kecepatan 2000 rpm, sintering
750oC dengan rising time 2 jam dan holding time 1 jam

9
BAB III: METODOLOGI RISET

III.2 Pembuatan Litium Titanat (Li4Ti5O12)


Dalam penelitian ini, metode sol-gel dilakukan dalam pembuatan nanopartikel TiO2.
Sementara itu, metode impregnasi larutan merupakan tahap dalam pencampuran TiO2 yang telah
diperoleh dari metode sol-gel dengan bahan sumber litium antara lain berupa: LiOH, dan Li2CO3.

III.2.1 Metode Sol-gel


Proses sol gel adalah teknik kimia basah yang paling banyak digunakan dalam ilmu material
dan rekayasa keramik. Larutan koloid (sol) digunakan sebagai prekursor untuk sebuah jaringan yang
terintegrasi (gel) dari partikel tertentu atau polimer jaringan.31 Proses kimiawi sol-gel didasari pada
reaksi hidrolisa dan kondensasi. Reaksi kondensasi menyebabkan terjadinya polimerisasi molekul-
molekul bahan baku awal (prekursor) dalam larutan. Jaringan oksida terbentuk melalui polimerisasi
organik.32 Metode sol gel bisa mencegah masalah yang timbul pada metode solid-state. Proses ini
dapat dengan mudah mengontrol struktur fasa, keseragaman komposisi, ukuran kristal, dan
mikrostruktur. Metode sol gel juga memiliki kelebihan lain yaitu memperoleh distribusi merata lebih
banyak dari ion-ion oksida, temperatur sintesis yang lebih rendah, kontrol stoikiometri yang relatif
mudah, laju deposisi yang tinggi, waktu pemanasan yang lebih singkat, dan kristal yang lebih baik.33
Pada saat pembentukan gel ini maka proses insersi unsur Sn atau oksida SnO bisa dilakukan,
sehingga unsur Sn atau oksida SnO akan terperangkap dalam jaringan struktur xerogel TiO2 yang
terbentuk.

III.2.2. Metode Solid State


Metode solid state merupakan metode pencampuran material-material dalam bentuk padatan.
Metode ini umumnya digunakan baik dalam dunia industri maupun percobaan laboratorium karena
metodenya yang begitu mudah. Metode ini merupakan metode yang ekonomis untuk menghasilkan
senyawa litium titanat. Metode solid state dilakukan dengan pengaruh dari aktivasi mekanokimia
untuk menurunkan temperatur sinter dari pembentukan litium titanat. Penurunan temperatur sinter ini
dapat mengurangi konsumsi energi yang diperlukan.
Performa elektrokimia dalam metode solid state dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
material awal temperatur kalsinasi, aktivasi mekanokimia, dan waktu kalsinasi.31
Proses pencampuran bahan litium yang digunakan dengan senyawa TiO2 dapat berpedoman
pada diagram fasa Li2O-TiO2 yang terdapat pada Gambar 3 berikut:

10
Gambar 3. Diagram fasa Li2O-TiO2 34

III.3. Metode Pengujian


III.3.1 Pengujian SEM-EDX
Scanning Elekron Microscope dan Energy-Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDX)
merupakan alat yang memiliki kemampuan memberikan informasi secara langsung tentang topografi
(tekstur permukaan sampel), morfologi (bentuk dan ukuran), komposisi (unsur penyusun sampel),
serta informasi kristalografi (susunan atom penyusunan sampel).

III.3.2. Pengujian FTIR (Fourier Transformation Infrared)

Tujuan dari pengujian FTIR adalah untuk mengetahui respon sampel terhadap gelombang infra
merah. Gelombang infra merah yang menembus sampel akan diserap oleh sampel dan sebagian akan
ditransmisikan. Hasilnya adalah spektrum yang merepresentasikan absorpsi dan transmisi molekular
dari sampel, membentuk suatu jejak atau sidik jari dari sampel.

III.3.3. Pengujian XRD


Pengamatan struktur kristal dengan XRD dilakukan sebagai tahap awal karakterisasi untuk
mengidentifikasi sejauh mana fasa yang terbentuk seperti yang diinginkan dan fasa lainnya yang tidak
diharapkan. Pola difraksi ini yang akan direkam sebagai identifikasi yang terkait dengan struktur
kristal.
Penghamburan sinar-X ini mengikuti hukum Bragg yang memenuhi persamaan berikut :35
nλ = 2d sinθ ………………………… (5)

11
Struktur kristal dalam material berfasa tunggal atau lebih akan memiliki pola XRD yang unik.
Pola-pola ini tersimpan dalam kumpulan data JCPDS/ICDD yangdapat digunakan sebagai data
pencocokan puncak-puncak 2θ dan intensitas dari data XRD sampel yang diuji.

III.3.4. Pengujian BET


Tujuan dari pengujian BET adalah untuk mengetahui besar luas permukaan, besar ukuran pori,
dan volume yang dapat ditampung oleh sampel tersebut Jumlah gas yang diadsorbsi oleh permukaan
sampel pada tekanan tertentu dapat digunakan untuk menentukan luas permukaan dari sampel tersebut.
Gas yang digunakan untuk pengujian BET dalam penelitian ini adalah gas nitrogen (N2). Pengujian
BET dilakukan dua kali, yaitu pada sampel xerogel TiO2 yang telah dilakukan proses kalsinasi, dan
pada sampel Li4Ti5O12 spinel. Tujuannya adalah untuk melihat apakah ada perbedaan dari luas
permukaan sampel sebelum dan sesudah penambahan Litium. Data yang diharapkan diperoleh dari
pengujian BET adalah ukuran luas permukaan (dalam m2/gr).

III.3.5 Proses Karakterisasi Anoda LTO

Bahan anoda itu diuji menggunakan alat Cyclic Voltammetry untuk mengetahui kurva
pengisian (charging) dan pengosongan (discharging) di Laboratorium Pusat Sains dan Teknologi
Bahan Maju - BATAN Serpong. Pengujian selanjutnya menggunakan alat Electrochemical
Impendance Spectroscopy (EIS) untuk mengetahui sifat-sifat dielektrik dan elektrik, seperti: resistansi,
kapasitansi, dan transfer muatan dari bahan terhadap elektrolit dalam reaksi elektrokimia dan
pelepasan muatannya/discharge.

III.3.6. Uji performa Anoda LTO.

Uji performa dilakukan di Laboratorium PSTBM-BATAN Serpong untuk mengetahui


kemampuan LTO sebagai bahan anoda dengan membuat baterai setengah sel dalam suatu sel holder
berbentuk koin atau pouch. Larutan elektrolit, misalnya: LiPF6, kemudian diteteskan ke dalam
setengah sel tersebut dan tegangan yang ditimbulkan diukur dengan alat pengukur tegangan digital
Multi-point probe dan/atau Galvanostat dengan pengisian/pelepasan mulai 0,1 C (capasity) sampai 10
C.

Pembuatan baterai setengah sel dan penetesan elektrolit pada sel baterai tersebut dilakukan
dalam suatu glove box.

12
III.3.6. Kerjasama dengan Industri dan Institusi Terkait

Hingga saat proposal ini ditulis, belum ada industri nasional di Indonesia yang bergerak dalam
manufaktur baterai berbasis lithium-ion. Dari hasil kunjungan ke industri terkait seperti PT. Nipress
dan PT. Century Batteries Indonesia, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar manufaktur baterai
hanya bertindak sebagai battery packager, dimana sel-sel baterai yang digunakan untuk berbagai
aplikasi berasal dari import dari negara-negara seperti China, Jepang dan Korea. Hal ini dapat
dipahami mengingat masih belum jelasnya pasar baterai lithium ion di Indonesia, terutama untuk
aplikasi kendaraan listrik.

Selain hubungan dengan industri, tim peneliti juga memiliki hubungan yang baik dengan beberapa
institusi dan peneliti yang terlibat dalam riset untuk material baterai di tingkat nasional dan
internasional. Diantaranya adalah dengan Pusat Penelitian Fisika LIPI dan Pusat Sains dan Teknologi
Bahan Maju BATAN, dimana telah dan sedang berlangsung penelitian yang dilakukan secara bersama
dan dibiayai oleh Kementerian Ristek Dikti. Selain itu, hubungan penelitian juga telah dan sedang
dijalin dengan institusi di luar negeri, yaitu dengan kelompok peneliti di School of Chemical and
Biological Engineering, Seoul National University (SNU), Korea Selatan dan Center for Energy
Convergence, Korea Institute of Science and Technology (KIST). Hubungan kerjasama penelitian
dengan institusi tersebut dapat dikembangkan untuk transfer teknologi dan publikasi ilmiah hasil
penelitian.

13
BAB V: LUARAN, TEMPAT, JADWAL, & BIAYA PENELITIAN
V.1 Luaran yang diharapkan
- Jurnal internasional bereputasi, minimal terindeks di Scopus dan/atau ber-impact factor, misalnya
Journal IONICS, Journal of Power Source, Journal IJ-Tech.
- Paten (minimal 1 aplikasi per tahun)
- Protipe dan scale up produk

V.2 Tempat Riset


Sintesis nanostruktur Li4Ti5O12 dan karakterisasi padatan Li4Ti5O12 seperti XRD, BET, FTIR
dan SEM dilakukan di Laboraturium Karakterisasi Lanjut Departemen Metalurgi dan Material FTUI.
Fabrikasi dan Uji Performa material sebagai anoda baterai ion-lithium dilakukan di LIPI, Puspitek,
Serpong. Adapun dukungan sarana dan prasarana penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1. Alat Bantu dan Sarana Penelitian

No. Peralatan Utama Lokasi Kegunaan Kemampuan

1. Autoclave Universitas Sintesis LTO Baik


Indonesia

2. Magnetic stirer Universitas Untuk mengetahui nilai dari Baik


Indonesia densitas dan porositas

3. Doctor balde Universitas Coating mterial aktif pada Baik


Indonesia lembaran anoda dan katoda

4. Calendering Universitas Hot press untuk mendapatkan Baik


Indonesia lapisan yang tipis
5. Vacum mixer Universitas Untuk membuat campuran Baik
Indonesia homogen

6. Crimping Universitas Untuk membuat sampel coin Baik


Indonesia

7. Glove Box Universitas Untuk memasukan elektrolit Baik


Indonesia kedalam sel btere

8. EIS Universitas Karakterisasi material, sifat listrik Baik


Indonesia
9 Batere Analyser Universitas Untuk Uji performa sel batere Baik
Indonesia

10 FTIR Universitas Karaktrisasi material Baik


Indonesia

14
11 TEM, SEM dan Universitas Untuk Uji komposisi dan topografi Baik
EDAX material
Indonesia

12 XRD Universitas Untuk Uji komposisi dan Baik


topografi material
Indonesia

13 BET Universitas Untuk Uji surface area, porositas Baik


Indonesia

V.3 Jadwal Riset


Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Persiapan Alat
dan Bahan
2. Pembuatan
Larutan dan
Pembuatan gel
TiO2
3. Proses Kalsinasi
4. Proses
Hidrothermal
5. Proses Solid -
State
6. Proses Sintering
7. Karakterisasi
(SEM, BET,
FTIR, XRD)
8. Fabrikasi
Baterai
9. Uji Performa
baterai (EIS,
CV, Charge-
Discharge Test)
10. Analisis
11. Presentasi hasil
(seminar luar)
12. Penulisan
Laporan Akhir
13. Penulisan draft
paper
nasional/interna
sional
14. Presentasi Akhir

15
Daftar Pustaka

(1) Napitupulu, A. T.; Darmawan, A.; Kusumawanto, A. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor
Transportasi; Jakarta, Indonesia, 2012; pp. Pusat Data dan Informasi, Kementrian ESDM RI, 1–88.

(2) Kim, K. H.; Jahan, S. A.; Kabir, E. A Review on Human Health Perspective of Air Pollution with Respect
to Allergies and Asthma. Environ. Int. 2013, 59, 41–52.

(3) Goodenough, J. B. BASIC RESEARCH NEEDS FOR ELECTRICAL ENERGY STORAGE; 2007; pp. 1–
186.

(4) Todd, J. Analysis of the Electric Vehicle Industry Creating the Clean Energy Economy. International
Economic Development Council. 2013, pp. 1–100.

(5) Lu, L.; Han, X.; Li, J.; Hua, J.; Ouyang, M. A Review on the Key Issues for Lithium-Ion Battery
Management in Electric Vehicles. J. Power Sources 2013, 226, 272–288.

(6) Nitta, N.; Yushin, G. High-Capacity Anode Materials for Lithium-Ion Batteries : Choice of Elements
and Structures for Active Particles. 2013.

(7) Wang, J.; Zhao, H.; Wen, Y.; Xie, J.; Xia, Q.; Zhang, T.; Zeng, Z.; Du, X. High Performance Li 4 Ti 5
O 12 Material as Anode for Lithium-Ion Batteries. Electrochim. Acta 2013, 113, 679–685.

(8) Rho, Y. H.; Kanamura, K. Li+ Ion Diffusion in Li4Ti5O12 Thin Film Electrode Prepared by PVP Sol–
gel Method. J. Solid State Chem. 2004, 177, 2094–2100.

(9) Park, K.; Benayad, A.; Kang, D.; Doo, S. Nitridation-Driven Conductive Li4Ti5O12 for Lithium Ion
Batteries. 2008, 14930–14931.

(10) Zhang, C.; Zhang, Y.; Wang, J.; Wang, D.; He, D.; Xia, Y. Li4Ti5O12 Prepared by a Modified Citric
Acid Sol-Gel Method for Lithium-Ion Battery. J. Power Sources 2013, 236, 118–125.

(11) Bilecka, I.; Niederberger, M. New Developments in the Nonaqueous And/or Non-Hydrolytic Sol–gel
Synthesis of Inorganic Nanoparticles. Electrochim. Acta 2010, 55, 7717–7725.

(12) Priyono, B.; Yuwono, A. H.; Munir, B.; Rahman, a.; Maulana, a.; Abimanyu, H. Synthesis of Highly-
Ordered TiO2 through CO2 Supercritical Extraction for Dye-Sensitized Solar Cell Application. Adv.
Mater. Res. 2013, 789, 28–32.

(13) Yuan, T.; Wang, K.; Cai, R.; Ran, R.; Shao, Z. Cellulose-Assisted Combustion Synthesis of Li4Ti5O12
Adopting Anatase TiO2 Solid as Raw Material with High Electrochemical Performance. J. Alloys
Compd. 2009, 477, 665–672.

(14) Yuan, T.; Cai, R.; Ran, R.; Zhou, Y.; Shao, Z. A Mechanism Study of Synthesis of Li4Ti5O12 from
TiO2 Anatase. J. Alloys Compd. 2010, 505, 367–373.

(15) Shin, J.-W.; Hong, C.-H.; Yoon, D.-H. Effects of TiO2 Starting Materials on the Solid-State Formation
of Li4Ti5O12. J. Am. Ceram. Soc. 2012, 95, 1894–1900.

(16) Han, S.; Ryu, J. H.; Jeong, J.; Yoon, D. Solid-State Synthesis of Li4Ti5O12 for High Power Lithium Ion
Battery Applications. J. Alloys Compd. 2013, 570, 144–149.

16
(17) Gu, Y.-J.; Guo, Z.; Liu, H.-Q. Structure and Electrochemical Properties of Li4Ti5O12 with Li Excess as
an Anode Electrode Material for Li-Ion Batteries. Electrochim. Acta 2014, 123, 576–581.

(18) Yan, H.; Zhu, Z.; Zhang, D.; Li, W. A New Hydrothermal Synthesis of Spherical Li4Ti5O12 Anode
Material for Lithium-Ion Secondary Batteries. J. Power Sources 2012, 219, 45–51.

(19) Guo, X.; Wang, C.; Chen, M. A Novel Non-Organic Hydrothermal/hydrolysis Method for Preparation
of Well-Dispersed Li4Ti5O12. Mater. Lett. 2012, 83, 39–41.

(20) Sterzel, H.-J. Preparation of Nanocrystalline Lithium Titanate Spinels, BASF, US Granted Patent No:
7,368,097. BASF, US Granted Patent no: 7,368,097, 2008.

(21) Zhang, Z.; Cao, L.; Huang, J.; Wang, D.; Wu, J.; Cai, Y. Hydrothermal Synthesis of Li4Ti5O12
Microsphere with High Capacity as Anode Material for Lithium Ion Batteries. Ceram. Int. 2013, 39,
2695–2698.

(22) Zhang, Z.; Cao, L.; Huang, J.; Wang, D.; Meng, Y.; Cai, Y. Temperature Effect on Spinel Li4Ti5O12
as Anode Materials for Lithium Ion Batteries. Electrochim. Acta 2013, 88, 443–446.

(23) Kim, S.; Fang, S.; Zhang, Z.; Chen, J.; Yang, L.; Penner-Hahn, J. E.; Deb, A. The Electrochemical and
Local Structural Analysis of the Mesoporous Li4Ti5O12 Anode. J. Power Sources 2014, 268, 294–300.

(24) Liao, J.; Xiao, X.; Higgins, D.; Lee, D.; Hassan, F.; Chen, Z. Hierarchical Li4Ti5O12-TiO2 Composite
Microsphere Consisting of Nanocrystals for High Power Li-Ion Batteries. Electrochim. Acta 2013, 108,
104–111.

(25) Zeng, Z. Y.; Tu, J. P.; Wang, X. L.; Zhao, X. B. Electrochemical Properties of Si/LiTi2O4
Nanocomposite as Anode Materials for Li-Ion Secondary Batteries. J. Electroanal. Chem. 2008, 616, 7–
13.

(26) Maloney, R. P.; Kim, H. J.; Sakamoto, J. S. Lithium Titanate Aerogel for Advanced Lithium-Ion
Batteries. Appl. Mater. Interfaces 2012, 4, 2318–2321.

(27) Ortiz-landeros, J.; Gómez-yáñez, C.; López-juárez, R. Synthesis of Advanced Ceramics by


Hydrothermal Crystallization and Modified Related Methods. 2012, 1, 204–220.

(28) Fang, W.; Cheng, X.; Zuo, P.; Ma, Y.; Liao, L.; Yin, G. Hydrothermal-Assisted Sol-Gel Synthesis of
Li4Ti5O12/C Nano-Composite for High-Energy Lithium-Ion Batteries. Solid State Ionics 2013, 244,
52–56.

(29) Kamali, A. R.; Fray, D. J. Tin-Based Materials As Advanced Anode Materials for Lithium Ion Batteries :
A Review. Rev.Adv.Mater.Sci. 2011, 27, 14–24.

(30) Sivashanmugam, A.; Gopukumar, S.; Thirunakaran, R.; Nithya, C.; Prema, S. Novel Li4Ti5O12/Sn
Nano-Composites as Anode Material for Lithium Ion Batteries. Mater. Res. Bull. 2011, 46, 492–500.

(31) Wen, R. Nanostructured Li4Ti5O12 as Anode Material for Lithium Ion Batteries, Master Thesis, Faculty
of Science, The University of New South Wales, 2012, pp. 1–95.

(32) Brinker, C. J.; Scherrer, G. W. Sol-Gel Science the Physics and Chemistry of Sol-Gel Processing;
Academic Press Limited, 1990; pp. 1–462.

17
(33) Mohammadi, M. R.; Fray, D. J. Low Temperature Nanostructured Lithium Titanates: Controlling the
Phase Composition, Crystal Structure and Surface Area. J. Sol-Gel Sci. Technol. 2010, 55, 19–35.

(34) Kleykamp, H. Phase Equilibria in the Li–Ti–O System and Physical Properties of Li2TiO3. Fusion Eng.
Des. 2002, 61-62, 361–366.

(35) Cullity, B. D. Elements of X-Ray Diffraction; Addison-Wesley Publishing Company, Inc, 1956; pp. 1–
531.

(36) Liu, W.; Shao, D.; Luo, G.; Gao, Q.; Yan, G.; He, J.; Chen, D.; Yu, X.; Fang, Y. Mesoporous Spinel
Li4Ti5O12 Nanoparticles for High Rate Lithium-Ion Battery Anodes. Electrochim. Acta 2014, 133,
578–582.

18

Anda mungkin juga menyukai