yang tidak dapat diisi ulang dan reaksi kimianya bersifat irreversibel. Beberapa
contoh baterai jenis ini adalah baterai Seng-Karbon, Alkalin dan Merkuri. Baterai
sekunder adalah baterai yang dapat diisi ulang dan reaksi kimianya bersifat
reversibel. Beberapa contoh baterai jenis ini adalah baterai Lead-Acid (accu), NickelCadmium (Ni-Cd), Nickel-Metal Hydride (NiMH), dan Lithium Ion (Li-Ion) [4].
Diantara baterai-baterai sekunder tersebut, baterai Lithium-ion (Li-ion)
adalah salah satu perangkat penyimpanan energi yang ramah lingkungan, dan sudah
terbukti sebagai sumber daya elektrokimia yang paling maju dalam dua dekade
terakhir[5]. Kelebihan baterai Li-ion adalah memiliki lifecycle yang panjang (500-1000
siklus), bobot yang ringan dan memiliki kapasitas energy spesifik serta tegangan
operasi yang lebih tinggi daripada baterai sekunder yang lain[1,2].
Baterai Li-ion pada umumnya memiliki empat komponen utama yaitu
katoda, anoda, elektrolit dan separator. Katoda merupakan elektroda positif yang
berfungsi sebagai tempat pengumpulan ion lithium serta merupakan tempat bagi
material aktif, dimana lembaran pada katoda biasanya adalah aluminium (Al Foil).
Beberapa jenis material yang digunakan untuk katoda adalah LiCoO 2, LiNiO2,
LiMn2O4, LiCo1/3Ni1/3Mn1/3O2 dan LiFePO4. Anoda merupakan elektroda negatif yang
berkaitan dengan reaksi oksidasi setengah sel yang melepaskan elektron ke dalam
sirkuit eksternal. Anoda juga berfungsi sebagai tempat pengumpulan ion lithium serta
merupakan tempat bagi material aktif, dimana lembaran pada anoda biasanya berupa
tembaga (Cu foil). Beberapa material yang digunakan untuk anoda adalah Grafit
(LiC6), Titanate (Li4Ti5O12), Li-Metal, Si dan Ge. Elektrolit merupakan material yang
bersifat penghantar ionic yang berfungsi sebagai media untuk mentransfer ion lithium
antara katoda dan anoda. Separator adalah material berpori yang terletak di antara
anoda dan katoda yang berfungsi sebagai barrier antara elektroda untuk menjamin
tidak terjadinya hubungan pendek yang bisa menyebabkan kegagalan dalam baterai.
Separator dapat berupa elektrolit yang berbentuk gel, atau plastik film microporous
(nanopori), atau material inert berpori yang diisi dengan elektrolit cair[6].