TEMA
Tahun 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran seni rupa mengenai rumah adat Indonesia umumnya dilakukan di
sekolah melalui buku paket atau modul kebudayaan Indonesia, dimana terdapat gambar dan
beberapa penjelasan tanpa diketahui makna dari bangunan rumah adat (Romadhoni dan Prahara,
2022).
Teknologi augmented reality menampilkan konten 2D dan 3D seolah-olah nyata dan
ditampilkan adalah konten 2D yaitu animasi dan teks, serta konten 3D yaitu tampilan objek
wisata ( ).
Baterai merupakan perangkat elektronik yang dapat mengkonversi energi kimia
sehingga mengahasilkan energi listrik. Baterai merupakan sumber energi yang praktis sebagai
pencatu daya (power supply) yang dapat digunakan pada alat-alat elektronik yang dibutuhkan
dalam aktivitas manusia. Di Indonesia salah satu industri elektronika potensial dan
berkembang pesat adalah industri baterai. PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia, kapasitas
produksi baterai kering berbasis mangan setiap tahun meningkat menjadi dua juta unit setiap
tahun, sehingga setiap tahun pemakaian baterai akan meningkat lebih dari dua juta unit bila
digabungkan dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya dari tahun ke tahun (Kusyuniarti
dan Hadi, 2011). Pada dasarnya berdasarkan reaksi kimia, baterai terbagi atas dua jenis yaitu
baterai primer (single use battery) dan baterai sekunder (rechargeable battery) (Jubile, 2010).
Baterai primer lebih banyak digunakan dalam kehidupan manusia, misalnya pada perangkat
elektronik yang kebutuhan dayanya rendah karena penyusun komponen baterai primer yang
sederhana. Komponen utama pada baterai primer adalah batang karbon sebagai katoda (kutub
positif baterai), seng (Zn) sebagai anoda (kutub negatif baterai) dan pasta campuran MnO 2,
serbuk karbon dan NH4Cl sebagai elektrolit (penghantar) (Djuniardi, et al., 2011)
Kualitas dan biaya produksi baterai ditentukan oleh material penyusunnya, sehingga
baterai primer relatif lebih terjangkau. Adapun kelemahan baterai primer hanya dapat sekali
pakai dan tidak dapat diisi ulang sehingga menyebabkan masalah lingkungan akibat
banyaknya limbah baterai. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif material baru yang
dapat dimanfaatkan untuk memproduksi baterai primer yang memiliki daya tahan lebih lama,
umur pakai yang lama, produksi dalam jumlah banyak dengan harga yang terjangkau dan
tidak menghasilkan limbah yang berbahaya. Pada penggunaan dan produksi baterai harus
memenuhi syarat baku mutu yang sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian No.82/M-
IND/PER/12/2016 tentang perberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) baterai primer
secara wajib. Grafena merupakan satu lapis material transparan yang terbuat dari grafit
berbentuk karbon, plat lapis tipis dengan ikatan sp2 yang disusun secara heksagonal
(Lammert, Rozo dan Whittier, 2009). Sejak dilaporkan pada 2004, grafena telah menarik
minat besar karena sifat elektron, termal, dan mekanik yang unik yang timbul dari struktur
dua dimensi dan bagaimana aplikasi teknis potensinya (Fan, et al., 2008).
Grafena memiliki beberapa keunggulan sebagai material karbon, diantaranya sifat
elektronik yang unik, sifat termal yang superior, luas permukaan sentuhan yang besar,
ketahanan secara mekanik, konduktivitas yang tinggi, bahan terkuat di dunia, superkonduktor
serta dapat diaplikasikan untuk sel bahan bakar dan kapasitor (Geim dan Novoselov, 2007).
Grafena yang sifat fisiknya dapat diatur dari logam sampai ke semikonduktor mempunyai
hari depan yang baik untuk industri elektronika, pesawat terbang, dan industri otomotif,
sebab mudah diproses untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibanding tabung karbon
dengan ukuran nano, sehingga dengan sifat grafena yang seperti itu maka (Zhu, et al.,
2010) dapat memanfaatkan grafena sebagai bahan penyusun elektroda pada baterai Lithium
ion dengan perpaduan limbah arang tempurung kelapa yang akan dijadikan sebagai grafit.
Karbon arang tempurung kelapa memiliki tingkat kemurnian dan rapat massa yang
tinggi, kandungan abu yang rendah dan struktur pori mikro yang seragam. Sebagai limbah,
pemanfaatan tempurung kelapa memberikan biaya produksi yang cenderung rendah juga
memberikan penyelesaian masalah lingkungan. Kemudian sebagai negara tropis, Indonesia
memiliki ketersediaan buah kelapa yang melimpah sehingga mampu menjamin ketersediaan
bahan dasar arang tempurung kelapa sebagai sumber bahan karbon (Budi, Nasbey, dkk,
2012).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan
mengembangkan bahan-bahan komponen penyusun dalam pembuatan sel katoda baterai
primer dengan judul “Potensi Limbah Arang Tempurung Kelapa Menjadi Grafena
Sebagai Elektroda”
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan aplikasi “NS Culture” sebagai pengenalan budaya Sumatera Utara
berbasis Augmented Reality?
2. Bagaimana pemanfaatan aplikasi “NS Culture” sebagai pengenalan budaya Sumatera
Utara berbasis Augmented Reality.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baterai
Energi listrik sangat berperan penting di era globalisasi saat ini. Karena listrik
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut Indra Overland dalam jurnal
Energy: The Missing Link in Globalization (2016), energi listrik termasuk dalam kelompok
sumber daya yang sangat berkontribusi besar bagi globalisasi dunia. Bersama dengan jenis
sumber daya energi lainnya, listrik membantu perkembangan globalisasi di dunia dengan
meningkatkan interaksi atau hubungan timbal balik antar berbagai negara.(karunia,2011)
Menurut lister (1993), baterai adalah kumpulan dari beberapa sel listrik yang
digunakan untuk menyimpan energi kimia untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik.
Baterai bekerja dengan mengalirkan energi yang berasal dari kutub negatif yang menjadi
sumber elektron, kemudian mengalir ke kutub positif (katoda).Hal ini bisa terjadi sebab baik
kutub positif (katoda) maupun kutub negatif (anoda) terbentuk dari bahan yang mampu
bereaksi dengan bahan elektrolit yang berada diantara keduanya.Ketika kutub negatif (anoda)
mengalami reaksi, makan akan terbentuk satu senyawa baru yang nantinya akan menyisakan
1 elektron. Sebaliknya, untuk bisa membuat reaksi antara kutub positif (katoda) dengan
elektrolit justru dibutuhkan satu elektron.Dari proses tersebut, sisa elektron dari proses reaksi
anoda dan elektrolit kemudian dikirim ke kutub positif (katoda) untuk membentuk reaksi
dengan elektrolit. Proses perpindahan elektron inilah yang kemudian bisa menghasilkan
aliran arus listrik.(Zanoor,2020)
Keunggulan dari baterai sebagai sumber energi listrik adalah praktis penggunaanya.
Baterai terdiri dari tiga komponen penting seperti pada Gambar 1.
Struktur plat dari grafena menyebabkan grafena memiliki luas permukaan sentuh
yang luas yang memungkinkan katalis nanopartikel dapat terdeposit (Sharma dan Pollet,
2012). Berdasarkan struktur plat yang dimiliki oleh grafena membuat grafena banyak
dimanfaatkan sebagai pengganti tembaga untuk menghantarkan arus listrik, bahan dasar
pembuatan kapasitor dan merupakan bahan yang kuat dibandingkan dengan baja. Grafena
banyak dimanfaatkan karena grafena memiliki keunggulan seperti memiliki sifat daya hantar
listrik yang baik, mobilitas elektron yang cepat, dan sebagai katalis yang sangat baik, luas
permukaan sentuhan yang besar, dan sebagai transparansi optik yang besar. Metode yang
telah dikembangkan untuk membuat grafena dibagi dua, yaitu pengelupasan (exfoliation)
grafit menjadi lapisan-lapisan grafena (top down) dan penumbuhan grafena secara langsung
dari atom-atom karbon (bottom up), dan penumbuhan dengan Chemical Vapor Deposition
(CVD) pada logam (Novoselov et al, 2004) . Metode lain untuk memperoleh grafit dengan
pelarutan atau dispersi dalam cairan. Cara yang digunakan adalah pelarutan dalam larutan
surfaktan SDBS (Sodium Dodecyl benzene Sulfonate) (Zhu, et al, 2010).
Penumbuhan grafena dengan CVD telah dilakukan pada substrat logam seperti Ni
dan Cu karena dapat dikikis sehingga grafena yang dihasilkan tidak terikat pada substrat
logam. Grafena dapat ditumbuhkan pada Ni yang mencapai lebar beberapa sentimeter yang
seluruhnya bersambungan (Rahmandari et al, 2010). Jika menggunakan substrat Cu,
dihasilkan grafena yang jumlah lapisannya lebih sedikit dan sebagian besar merupakan
lapisan tunggal (Li, et al, 2011).
Sifat-sifat yang dimiliki grafena yaitu ukurannya yang tipis dan kemampuan transport
elektron maka grafena cocok untuk dibuat menjadi alat kapasitor dan transistor. Kapasitor
dari grafena memiliki keunggulan berupa perbandingan luas permukaan terhadap massa yang
besar, sehingga menghasilkan nilai kapasitansi per-satuan massa mencapai 205 F/gram dan
rapat energi 28,5 Wh/kg. Dihubungkan dengan kecepatan mengalirkan muatan listrik,
kapasitor grafena mencapai nilai rapat daya 10 kW/kg (Wang, et al, 2011).
2.5.Arang Batok Kelapa
Penggunaan bahan-bahan alami sebagai penyerap (absorben) merupakan satu
kecenderungan baru dalam penggunaannya sebagai penyaring air limbah industri yang salah
satunya adalah karbon aktif berbahan dasar arang tempurung kelapa (cocosnucifera) . Sebagai
penyerap, karbon arang tempurung kelapa memiliki kesesuaian karena tingkat kemurnian dan
rapat massa yang tinggi, kandungan abu yang rendah dan struktur pori mikro yang seragam .
Sebagai bahan sisa yang biasanya terbuang menjadi sampah, pemanfaatan tempurung kelapa
untuk tujuan tersebut selain memberikan biaya produksi yang relatif rendah juga memberikan
satu tawaran dalam penyelesaian masalah lingkungan. Kemudian, Indonesia sebagai salah
satu negara tropis memiliki ketersediaan buah kelapa yang cukup besar yang mampu
menjamin ketersediaan bahan dasar arang tempurung kelapa sebagai sumber bahan karbon
aktif. Proses pembentukan (fabrikasi) tempurung kelapa menjadi arang tempurung dan
karbon aktif memerlukan tahap-tahap meliputi persiapan bahan mulai dari pembersihan
tempurung kelapa dari kotoran dan sisa serabut, pemanasan (pirolisis) untuk membentuk
arang dan penggilingan untuk memperoleh ukuran tertentu hingga pengeringan. Selanjutnya
dilakukan proses pengaktifan (aktivasi) yang dapat dilakukan secara kimia dengan
menggunakan larutan kimia maupun secara fisika dengan penggunaan gas atau uap pada suhu
tertentu.
2.5.1 Sifat dan Proses Pembentukan Karbon Aktif Berbahan Arang Tempurung Kelapa
Komposisi kimia utama dari tempurung kelapa adalah selulosa (34%), hemiselulosa
(21%) dan lignin (27%) sedangkan komposisi unsure terdiri dari 74.3 %C, 21.9 % O, 0.2 %
Si, 1.4 % K, 0.5 % S and 1.7 % P.
Perubahan tempurung kelapa menjadi arangnya menghasilkan kandungan karbon
yang tinggi dengan sedikit kenaikan prosentasi kandungan abu, menghilangkan kandungan
moisture dan pengurangan kandungan volatile.Dibandingkan dengan arang bahan alami lain
seperti arang batang buah jagung, gabah padi dan tempurung buahcoklat (12 – 20% C), arang
tempurung kelapa memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi [4,5] sehingga berpotensi
sebagai sumber karbon aktif.(Budi.dkk,2012)
Penelitian ini diawali dengan persiapan meliputi alat dan bahan yang akan digunakan,
khususnya adalah menyiapkan batok kelapa yang sudah tua. Pertama-tama batok kelapa
dibersihkan dari berbagai kotoran seperti tanah dan serabutnya,setelah itu batok kelapa
dibakar secara tradisional. Batok kelapa yang telah dibakar hingga menjadi arang kemudian
digerus dengan menggunakan mortar sampai menjadi halus (tidak diperlukan penyaringan).
Sebanyak 2 g arang bubuk yang telah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam 100 ml
larutan asam H2SO4 dan HNO3 dengan masing-masing berbanding 3:1. Setelah tercampur
secara sempurna, larutan asam dan bubuk arang tempurung tersebut dimasukkan ke dalam
reaktor hidrotermal untuk dilakukan reaksi pada suhu 120 OC selama 120 menit. Setelah itu
di dinginkan sampai pada suhu ruang. Arang batok kelapa yang berubah menjadi bubur arang
(prekursor Grafen, pG) diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam gelas kaca
berukuran 50 ml yang bersuhu 0 oC. Sambil diaduk di atas hotplate menggunakan magnetik
stirrer pG ditambahkan larutan NaOH 3M tetes demi tetes sampai mencapai pH 7. Larutan
pG yang dalam kondisi netral, dituang ke dalam cawan petri dan selanjutnya dikeringkan di
atas hotplate pada suhu 80 oC sampai kering sempurna. Bubuk yang telah dihasilkan dari
proses pengeringan tersebut sebagian langsung dilakukan uji SEM, dan FTIR. Sedangkan
sebagian bubuk yang lain dilarutkan ke dalam pelarut organik diChloromethane dan
selanjutnya dilakukan pengujian sifat optik, absorbansi, fluoresens dan uji HR-TEM. (Arjo et
al,2021)
2.6.Tembaga
Tembaga (Cu) adalah logam dengan nomor atom 29, massa atom 63,546, titik lebur
1083 °C, titik didih 2310 °C, jari-jari atom 1,173 A° dan jari-jari ion Cu2+ 0,96 A°. Tembaga
adalah logam transisi (golongan I B) yang berwarna kemerahan, mudah regang dan mudah
ditempa.
Ada dua deret senyawa tembaga yaitu tembaga (I) dan tembaga (II). Senyawa-
senyawa tembaga (I) diturunkan dari tembaga (I) oksida Cu2O yang merah, daan
mengandung ion tembaga (I), Cu+ . Senyawa-senyawa tersebut tidak berwarna. Kebanyakan
garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan perilakuknya mirip senyawa perak (I). Tembaga
(I) mudah dioksidasi menjadi tembaga (II) yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida ,
CuO yang berwarna hitam. Garamgaram tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat , padat maupun dalam larutan air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat (II) saja.(Angin,2022)
2.7.Amonia
Amonia adalah senyawa nitrogen dan hidrogen yang mempunyai aroma yang
menyenagat dan aromanya sangat khas. Pembentukan molekul amonia terjadi dari ion
nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan positif, itulah sebabnya mengapa
secara kimia direpresentasikan sebagai NH3.
(Asfihan,2022). Amonia (NH3) merupakan salah satu zat pereduksi yang bereaksi
dengan air secara reversibel menghasilkan ion amonium (NH4 +) dan ion hidroksida (OH-)
menurut persamaan reaksi berikut :
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-
Sifat racun amonia terhadap manusia jika jumlah yang masuk tubuh melebihi jumlah
yang dapat didetoksifikasi oleh tubuh. Pada dosis lebih dari 100 mg/kg setiap hari (33,7 mg
ion amonium per kg berat badan per hari) dapat mempengaruhi metabolisme dengan
mengubah kesetimbangan asam-basa dalam tubuh, mengganggu toleransi terhadap glukosa
dan mengurangi kepekaan jaringan terhadap insulin (Fawel et al., 1996). Sebagian besar
produksi amonia dipergunakan oleh industri pupuk. Amonia diubah menjadi pupuk padat
(urea, amonium nitrat, amonium pospat dan amonium sulfat), hanya sebagian kecil yang
dipergunakan dalam industri kimia yang lain. Setiap atom nitrogen yang diproduksi dalam
industri senyawa kimia secara langsung maupun tidak langsung berasal dari amonia.
2.8.Difraksi Sinar- X (XRD)
Profil XRD juga dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada padatan
atau sampel. Difraksi sinar X ini digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:Pengukuran
jarak rata-rata antara lapisan atau baris atom,Penentuan kristal tunggal,Penentuan struktur
kristal dari material yang tidak diketahui dan Mengukur bentuk, ukuran, dan tegangan dalam
dari kristal kecil.(Adminpedia,2018).
Prinsip dari alat XRD (X-ray diffraction) adalah sinar X yang dihasilkan dari suatu
logam tertentu memiliki panjang gelombang tertentu, sehingga dengan memfariasi besar
sudut pantulan sehingga terjadi pantulan elastis yang dapat dideteksi. Maka menurut Hukum
Bragg jarak antar bidang atom dapat
dihitung dengan data difraksi yang dihasilkan pada besar sudut-sudut tertentu.
Difraksi sinar-X terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom dalam
sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut memberikan
interferensi yang konstruktif. Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari kisi
kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg.(Farosyid,2018).
Hukum Bragg menyatakan bahwa perbedaan lintasan berkas difrasi sinar-X harus
merupakan kelipatan panjang gelombang, secara matematis dirumuskan:
nλ = dsinθ
dengan n bilangan bulat 1, 2, 3 ...... adalah panjang gelombang sinar-X adalah jarak
antar bidang, dan θ adalah sudut difraksi. Keadaan ini membentuk pola interferensi yang
saling menguatkan untuk sudut-sudut yang memenuhi hukum Brag.(Jamaluddin,2010).
2.9.Spektroskopi Fluoresensi Sinar-X (XRF)
XRF digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan konsentrasi yang ada pada
padatan, bubuk ataupun sampel cair dengan mengukur intensitas karakteristik emisi dengan
metode berdasarkan pada deteksi radiasi sinar X yang diemisikan dari sampel yang sedang
dianalisis (John et al., 2001).
Prinsip kerja spektroskopi XRF yaitu pada sinar X akan mengeluarkan elektron yang
terdapat pada kulit bagian paling dalam (contoh kulit K) pada suatu atom menyebabkan
kekosongan elektron pada bagian ini. Sehingga elektron pada kulit yang lebih luar ( kulit L,
M, N) akan mengisi kekosongan elektron pada kulit bagian dalam, disertai pelepasan energi
foton atau memancarkan sinar X dari sampel yang akan dikirim ke detektor, yang
didinginkan baik secara elektrik atau dengan cairan nitrogen. Sinyal dari detektor akan
diproses dan dikirim ke komputer kemudian akan ditampilkan dalam bentuk spektrum
(Girard, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Romadhoni, I. F., Prahara, A. (2022). Pengenalan Rumah Adat Indonesia Menggunakan
Teknologi Markerless Augmented Reality. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. 10(2). 66-75.