Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

POKOK MATERI
UNSUR-UNSUR TEKS CERPEN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Kendari

Semester : 1 (Ganjil)

Waktu :60 MENIT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui proses pembelajaran dengan model pembelajaran


discoveri, pendekatan saintifik peserta didik dapat:
 Menentukan unsur-unsur instrinsik
pembangun cerita pendek dengan tepat.
 Menulis cerpen dengan memerhatikan unsur
-unsur pembagun cerpen dengan tepat

Nama Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas :
LK 1 : Menganalisis Unsur-Unsur Instrinsik Pembangun Cerita Pendek
A. KEGIATAN 1

Bersama teman kelompok


anda, bacalah Teks Cerpen
berikut!

Arti Sahabat

Karya: Dewi Lathifa Rahmadani

“Hufh… Akhirnya sampai juga,” Kataku.


Perkenalkan. Namaku Syifa Amalia. Sekarang ini aku bersekolah di SMAN Putra bangsa.
Yap, ini adalah tahun ajaran baru, dan semua siswa baru masuk sekolah atau ke jenjang yang
dinaikinya, termasuk diriku ini. Waktu itu, aku masuk SMA ini, sendirian. Tanpa teman,
ataupun yang mendampingiku. “Hufh, biarlah sendirian,” kataku dalam hati

Langsung saja aku mencari sebaris namaku yang tercantum diantara daftar kelas dan siapa
yang ada di dalamnya. Setelah itu mataku tertuju pada namaku yang tercantum dalam
kelompok kelas “X MIPA 3”. Langsung saja aku langsung menuju ke kelas X MIPA 3.
Setelah sampai di sana, keadaannya masih sepi. Cuma ada tiga atau empat anak di sana.
Setelah itu, aku langsung menuju ke bangku paling depan. Tak lama kemudian, seorang anak
datang ke arahku. Dia pun melempar senyum padaku. Aku pun membalas senyumannya
dengan senyum paling manis yang kupunya.
“Hai! Nama kamu siapa? Aku Syifa Amalia,” kataku sambil mengajak dia salaman
“Aku Safitri Amanda,” Kata Fitri.
Sejak saat itu, kami menjadi teman yang sangat akrab

Hari-hari pun berlalu dengan cepatnya. Tak terasa, sudah setahun ini aku berada di SMA ini
bersama Fitri dan kawan-kawan yang lain. Pada suatu hari, tiba-tiba Fitri menghampiriku
sambil menangis.
“Ada apa Fit?,” Tanyaku.
“Aku habis dari ruang bk, Syif, aku dituduh mencuri uang seorang anak kelas MIPA 2” Kata
Fitri sambil menangis.
Aku pun terkejut. Bagaimana mungkin, Fitri yang orangnya sederhana ini mencuri uang? Dan
untuk apa? Serentetan pertanyaan itu tiba-tiba muncul di kepalaku.
“Tapi kamu benar-benar tidak mencurinya, kan?,” Kataku
“Beneran, Syif. Hiks…” Jawab Fitri sambil terus menangis.
“Katanya, hilangnya uang tersebut kapan?” Tanyaku.
“Katanya kemarin saat istirahat. Waktu itu aku disuruh Pak Edi untuk absen keliling kelas.
Dan keadaan kelas MIPA 2 saat itu sepi,” Kata Fitri.
“Aku rasa…”
“Pliss, Syif. Aku tidak mungkin mencuri, pasti saat itu aku dijebak seseorang,” Kata Fitri.
“Iya, Fit. Aku percaya padamu, kok. Eh, aku ke koperasi dulu, ya!. Soalnya mau beli buku
gambar untuk pelajarannya Pak Faiz nanti,” Kataku

Langkah kakiku membawaku menuju ke koperasi sekolahku. Tapi sebelum ke koperasi


sekolah, aku menuju kamar mandi untuk membasuh muka. Langsung saja aku masuk ke
dalam salah satu kamar mandi. Setelah pintu kututup, samar-samar aku mendengar seseorang
berbicara, dan sepertinya jumlah mereka sekitar 5 orang.
“Hahaha… Untung ada Si Fitri! Kalau tidak, rencana kita bakal ketahuan,” kata salah satu
orang, yang kuketahui suaranya seperti suaranya Bella, teman sekelasku!

“Hahaha… Iya. Lumayan, uang lima ratus ribu ini buat shoping-shoping,” kata yang lain.
Saat kutersadar bahwa itu adalah suara dari Geng Bella cs, langsung saja aku mengambil
hpku yang ada di saku rok untuk merekam pembicaraan mereka semua tentang uang yang
mereka curi.

15 menit kemudian, mereka pun berlalu dari kamar mandi tersebut. Langsung saja, rekaman
suara tersebut kusimpan dan kujadikan bukti pembelaan Fitri. Setelah itu, aku keluar dari
kamar mandi dengan hati-hati. Karena aku khawatir, salah satu dari mereka menyadari bahwa
aku ada di dalam kamar mandi saat mereka membicarakan hal itu.

Aku pun berlari menuju ke kelasku, dan melupakan keinginanku untuk membeli buku
gambar, yang terpenting sekarang, adalah keadilan untuk kawanku.

“Syif, kamu kemana aja sih, kok lama banget?,” Tanya Fitri khawatir
“Fit, kamu harus ikut aku sekarang juga!,” Jawabku sambil menghandeng tangan Fitri
menuju pintu keluar dari kelas.
“Kita mau kemana?” Tanya Fitri.
“Kita akan menuju ke ruang bk, karena aku tahu siapa yang benar, dan siapa yang salah
sekarang,” Jawabku.

Tak butuh waktu lama, akhirnya sampai juga di ruang bk. Seampai di sana, aku langsung
menjelaskan tentang aku yang mendengar pembicaraan Bella cs tentang mereka yang
mencuri uang seorang anak dari kelas MIPA 3 dan Fitri yang dijadikan sebagai kambing
hitamnya. Tak lupa juga, aku menyetel rekaman suara yang isinya tentang pembicaraan Geng
Bella cs. Setelah mendengar penjelasanku dan mendengar rekaman suara yang kurekam,
akhirnya Geng Bella cs dipanggil dan dijatuhi hukuman.

Setelah semua urusan selesai, kami berdua berjalan dengan santai menuju ke kelas kami.
“Syif, makasih ya, untuk semua yang kau lakukan padaku, yang telah percaya padaku, dan
telah menunjukkan bukti bahwa aku tak bersalah,” Kata Fitri.
“Iya, Fit. Aku ini ‘kan kawanmu, jadi sudah lumrah bila dalam pertemanan kita saling tolong
menolong dalam kebaikan, dan bersama-sama menjalani suka duka bersama,” Kataku santai.
“Emmh.. Kalau begitu, kita bersahabat aja!,” Kata Fitri.
“Ok! Sahabat!.” Kataku sambil tersenyum.
Sejak saat itu, kami berdua menjadi sahabat.

6 bulan pun telah berlalu. Seiring berjalannya waktu, kulihat perubahan pada sifat sahabatku.
Yang mula-mula sifatnya sangat baik padaku, berubah menjadi seperti orang yang
membenciku. Saat itu, aku membutuhkan bantuannya dalam menyelesaikan masalah yang
ada di dalam pikiranku. Dan aku meminta solusi padanya. Tapi jawabannya tidak
mengenakkan, bahkan terkesan melukai hatiku. Waktu itu, ku coba menanyakan padanya
tentang mengapa sifatnya berubah, dan dia pun menjawab “Maaf, Syif. Aku sudah bosan
bersahabat denganmu. Dan tolong, jauhi diriku ini,” Kata Fitri sambil berlalu dari hadapanku.
Mendengar hal itu, aku pun pergi darinya, dan aku pun menuju ke perpustakaan sekolah. Di
sana aku menumpahkan tangisku, dan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku.

“Hai!. Mengapa kamu menangis sambil menutupi mukamu dengan buku?” Tanya orang itu.
“Aku..”
“Ceritakanlah padaku. Anggap saja aku ini sudah akrab denganmu,”
Lalu, kuceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Lalu dia pun berkata “Sudahlah, yang
sabar ya. Hidup itu penuh dengan cobaan, mungkin saat ini hubungan persahabatan kalian
saat ini diuji.” kata orang itu.
“Oh, iya. Namaku Farel. Kalau kamu tidak keberatan, kamu mau gak jadi sahabatku? Aku
siap membantumu, kok!.” Kata Farel.
“Iya, Farel. Aku mau jadi sahabatmu,” Kataku sambil tersenyum.

Kini, kusadar, apa makna arti sahabat yang sesungguhnya.


Menurutku, persahabatan itu harus dilandasi oleh sikap percaya satu sama lain, setia, tolong
menolong disaat sahabat membutuhkan bantuan kita, tidak meninggalkan sahabat saat
sahabat dalam kesusahan/keterpurukan, dan saling pengertian.
Maka, bila persahabatan tersebut telah dilandasi oleh hal tersebut, insyaallah, akan terciptalah
persahabatan yang abadi.
Setelah membaca teks cerapen
tersebut jawablah pertanyaan
berikut ini:

1. Tentukan unsur –unsur instrinsik teks cerpen tersebut tersebut !

Unsur-unsur Kutipan dalam Teks


Instrinsik
Tema

Penokohan

Amanat

Latar

Sudut
Pandang
LK 2 : Mengkonstruksi Sebuah Cerita Pendek

Tentukanlah sebuah tema tentang peristiwa menarik yang pernah dialami, kemudian
tulislah cerpen berdasarkan tema tersebut dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangun cerpen!

Jawab

Tema :

Teks Cerpen

Anda mungkin juga menyukai