Anda di halaman 1dari 7

INSTRUMEN PENILAIAN

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Kendari


Kelas/Semester : XI/I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran :2019/2020

Kompetensi Dasar Indikator


3.9 Menganalisis unsur-unsur 3.9.1 Menentukan unsur-unsur instrinsik
pembangun cerita pendek pembangun cerita pendek
dalam buku kumpulan cerita
pendek

4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek 4.9.1 Menyusun sebuah cerita pendek dengan
dengan memerhatikan unsur-unsur memerhatikan unsur-unsur instrinsik
pembangun cerpen. pembangun cerpen

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui proses pembelajaran dengan model pembelajaran Discoveri, pendekatan Saintifik


peserta didik dapat::

 Menentukan unsur-unsur instrinsik pembangun cerita pendek dengan tepat.

 Menyusun cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur instrinsik pembangun cerpen


dengan tepat.
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN

Kompetensi Dasar No Brntuk


Materi Indikator Soal Level
Soal Soal
3.9.1 Menganalisis Disajikan sebuah teks C2 1
unsur-unsur cerpen peserta didik dapat
pembangun cerita menentukan unsur-unsur
pendek instrinsik pembangun
dalam buku cerpen dengan tepat
kumpulan cerita (Penilaian Pengetahuan)
pendek 2
C4
Unsur_unsur Diberikan sebuah tema Pilihan
4. 9.1 Mengkonstruksi Cerpen tentang peristiwa menarik Ganda
sebuah cerita yang pernah dialami,
pendek dengan peserta didik dapat
memerhatikan mengembangkan tema
unsur-unsur menjadi cerpen dengan
pembangun memerhatikan unsur-
cerpen. unsur pembangun cerpen
(Penilaian
Keterampilan)

Butir Soal

No Soal Kunci
Jawaban
Bacalah teks cerpen berikut, untuk menjawab soal no 1-5!

Arti Sahabat

Karya: Dewi Lathifa Rahmadani

“Hufh… Akhirnya sampai juga,” Kataku.


Perkenalkan. Namaku Syifa Amalia. Sekarang ini aku bersekolah di SMAN
Putra bangsa. Yap, ini adalah tahun ajaran baru, dan semua siswa baru masuk
sekolah atau ke jenjang yang dinaikinya, termasuk diriku ini. Waktu itu, aku
masuk SMA ini, sendirian. Tanpa teman, ataupun yang mendampingiku. “Hufh,
biarlah sendirian,” kataku dalam hati

Langsung saja aku mencari sebaris namaku yang tercantum diantara daftar kelas
dan siapa yang ada di dalamnya. Setelah itu mataku tertuju pada namaku yang
tercantum dalam kelompok kelas “X MIPA 3”. Langsung saja aku langsung
menuju ke kelas X MIPA 3. Setelah sampai di sana, keadaannya masih sepi.
Cuma ada tiga atau empat anak di sana. Setelah itu, aku langsung menuju ke
bangku paling depan. Tak lama kemudian, seorang anak datang ke arahku. Dia
pun melempar senyum padaku. Aku pun membalas senyumannya dengan
senyum paling manis yang kupunya.
“Hai! Nama kamu siapa? Aku Syifa Amalia,” kataku sambil mengajak dia
salaman
“Aku Safitri Amanda,” Kata Fitri.
Sejak saat itu, kami menjadi teman yang sangat akrab

Hari-hari pun berlalu dengan cepatnya. Tak terasa, sudah setahun ini aku berada
di SMA ini bersama Fitri dan kawan-kawan yang lain. Pada suatu hari, tiba-tiba
Fitri menghampiriku sambil menangis.
“Ada apa Fit?,” Tanyaku.
“Aku habis dari ruang bk, Syif, aku dituduh mencuri uang seorang anak kelas
MIPA 2” Kata Fitri sambil menangis.
Aku pun terkejut. Bagaimana mungkin, Fitri yang orangnya sederhana ini
mencuri uang? Dan untuk apa? Serentetan pertanyaan itu tiba-tiba muncul di
kepalaku.
“Tapi kamu benar-benar tidak mencurinya, kan?,” Kataku
“Beneran, Syif. Hiks…” Jawab Fitri sambil terus menangis.
“Katanya, hilangnya uang tersebut kapan?” Tanyaku.
“Katanya kemarin saat istirahat. Waktu itu aku disuruh Pak Edi untuk absen
keliling kelas. Dan keadaan kelas MIPA 2 saat itu sepi,” Kata Fitri.
“Aku rasa…”
“Pliss, Syif. Aku tidak mungkin mencuri, pasti saat itu aku dijebak seseorang,”
Kata Fitri.
“Iya, Fit. Aku percaya padamu, kok. Eh, aku ke koperasi dulu, ya!. Soalnya mau
beli buku gambar untuk pelajarannya Pak Faiz nanti,” Kataku

Langkah kakiku membawaku menuju ke koperasi sekolahku. Tapi sebelum ke


koperasi sekolah, aku menuju kamar mandi untuk membasuh muka. Langsung
saja aku masuk ke dalam salah satu kamar mandi. Setelah pintu kututup, samar-
samar aku mendengar seseorang berbicara, dan sepertinya jumlah mereka sekitar
5 orang.
“Hahaha… Untung ada Si Fitri! Kalau tidak, rencana kita bakal ketahuan,” kata
salah satu orang, yang kuketahui suaranya seperti suaranya Bella, teman
sekelasku!

“Hahaha… Iya. Lumayan, uang lima ratus ribu ini buat shoping-shoping,” kata
yang lain.
Saat kutersadar bahwa itu adalah suara dari Geng Bella cs, langsung saja aku
mengambil hpku yang ada di saku rok untuk merekam pembicaraan mereka
semua tentang uang yang mereka curi.

15 menit kemudian, mereka pun berlalu dari kamar mandi tersebut. Langsung
saja, rekaman suara tersebut kusimpan dan kujadikan bukti pembelaan Fitri.
Setelah itu, aku keluar dari kamar mandi dengan hati-hati. Karena aku khawatir,
salah satu dari mereka menyadari bahwa aku ada di dalam kamar mandi saat
mereka membicarakan hal itu.

Aku pun berlari menuju ke kelasku, dan melupakan keinginanku untuk membeli
buku gambar, yang terpenting sekarang, adalah keadilan untuk kawanku.

“Syif, kamu kemana aja sih, kok lama banget?,” Tanya Fitri khawatir
“Fit, kamu harus ikut aku sekarang juga!,” Jawabku sambil menghandeng tangan
Fitri menuju pintu keluar dari kelas.
“Kita mau kemana?” Tanya Fitri.
“Kita akan menuju ke ruang bk, karena aku tahu siapa yang benar, dan siapa
yang salah sekarang,” Jawabku.

Tak butuh waktu lama, akhirnya sampai juga di ruang bk. Seampai di sana, aku
langsung menjelaskan tentang aku yang mendengar pembicaraan Bella cs
tentang mereka yang mencuri uang seorang anak dari kelas MIPA 3 dan Fitri
yang dijadikan sebagai kambing hitamnya. Tak lupa juga, aku menyetel rekaman
suara yang isinya tentang pembicaraan Geng Bella cs. Setelah mendengar
penjelasanku dan mendengar rekaman suara yang kurekam, akhirnya Geng Bella
cs dipanggil dan dijatuhi hukuman.

Setelah semua urusan selesai, kami berdua berjalan dengan santai menuju ke
kelas kami.
“Syif, makasih ya, untuk semua yang kau lakukan padaku, yang telah percaya
padaku, dan telah menunjukkan bukti bahwa aku tak bersalah,” Kata Fitri.
“Iya, Fit. Aku ini ‘kan kawanmu, jadi sudah lumrah bila dalam pertemanan kita
saling tolong menolong dalam kebaikan, dan bersama-sama menjalani suka duka
bersama,” Kataku santai.
“Emmh.. Kalau begitu, kita bersahabat aja!,” Kata Fitri.
“Ok! Sahabat!.” Kataku sambil tersenyum.
Sejak saat itu, kami berdua menjadi sahabat.

6 bulan pun telah berlalu. Seiring berjalannya waktu, kulihat perubahan pada
sifat sahabatku. Yang mula-mula sifatnya sangat baik padaku, berubah menjadi
seperti orang yang membenciku. Saat itu, aku membutuhkan bantuannya dalam
menyelesaikan masalah yang ada di dalam pikiranku. Dan aku meminta solusi
padanya. Tapi jawabannya tidak mengenakkan, bahkan terkesan melukai hatiku.
Waktu itu, ku coba menanyakan padanya tentang mengapa sifatnya berubah, dan
dia pun menjawab “Maaf, Syif. Aku sudah bosan bersahabat denganmu. Dan
tolong, jauhi diriku ini,” Kata Fitri sambil berlalu dari hadapanku.
Mendengar hal itu, aku pun pergi darinya, dan aku pun menuju ke perpustakaan
sekolah. Di sana aku menumpahkan tangisku, dan tiba-tiba ada seseorang yang
menghampiriku.
“Hai!. Mengapa kamu menangis sambil menutupi mukamu dengan buku?”
Tanya orang itu.
“Aku..”
“Ceritakanlah padaku. Anggap saja aku ini sudah akrab denganmu,”
Lalu, kuceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Lalu dia pun berkata
“Sudahlah, yang sabar ya. Hidup itu penuh dengan cobaan, mungkin saat ini
hubungan persahabatan kalian saat ini diuji.” kata orang itu.
“Oh, iya. Namaku Farel. Kalau kamu tidak keberatan, kamu mau gak jadi
sahabatku? Aku siap membantumu, kok!.” Kata Farel.
“Iya, Farel. Aku mau jadi sahabatmu,” Kataku sambil tersenyum.

Kini, kusadar, apa makna arti sahabat yang sesungguhnya.


Menurutku, persahabatan itu harus dilandasi oleh sikap percaya satu sama lain,
setia, tolong menolong disaat sahabat membutuhkan bantuan kita, tidak
meninggalkan sahabat saat sahabat dalam kesusahan/keterpurukan, dan saling
pengertian.
Maka, bila persahabatan tersebut telah dilandasi oleh hal tersebut, insyaallah,
akan terciptalah persahabatan yang abadi.

1 Tema cerpen tersebut adalah….


a. Hubngan persahabatan
b. Persahabatan dua orang remaja yaitu Syifa dan Fitri. B
c. Kesedihan Fitri sahabat Syifa
d. Ketidak setia kawanan Fitri
e. Kebaikan hati farel
2 Karakter tokoh Syifa pada cerpen tersebut adalah….
a. Suka menolong
b. Mudah menyerah A
c. Tidak memiliki pendirian tetap
d. Lemah lembut
e. egois
3 Latar dalam cerpen tersebut adalah…. D
a. Di taman
b. Di rumah Fitri
c. Di rumah Syifa
d. Di sekolah
e. Di lapangan
4. Sudut padang cerpen tersebut adalah…
a. Kata ganti orang pertama tunggal A
b. Kata ganti orang pertama jamak
c. Kata ganti orang kedua tunggal
d. Kata ganti orang kedua jamak
e. Kata ganti orang ketiga

5 Pesan yang ingin disampaikan penulis dalam cerpen tersebut adalah….


a. Menolong sahabat dengan iklas
b. Hadapi masalh dengan dengan hati yang sabar D
c. Sesama sahabat harus saling tolong menolong
d. Ketika dapat sahabat baru, sahabat lama jangan dilupakan
e. Tolonglah sahabat ketika dikasi imbalan

6 Bacalah kutipan cerpen berikut!


“Permisi, Pak. Benarkah ini alamat Pak Budi?” Tanyaku.
“Iya benar. Anda siapa, ya?” Tanya tukang kebun.
“Saya Adi, ingin bertemu dengan Pak Budi. Ada urusan penting.”
“Baiklah silakan masuk, kebetulan bapak ada di dalam,” Pinta tukang kebun.
Aku masuk dengan malu-malu ke dalam rumah megah pemilik dompet yang
kutemukan.
“Ada apa? Siapa Kamu?” Tanya pemilik rumah itu kepada.
“Saya Adi, Pak. Mohon maaf sebelumya, saya menemukan dompet Bapak di
Trotoar dekat hotel.”
“Oh, ya silakan duduk. Nak!”
Aku duduk di dekat beliu dan menyerahkan dompet yang kutemukan tersebut
“Kau tinggal di mana, Nak? Dan bekerja di mana?” tanyanya dengan penasaran.
“Di kompleks Asri Cempaka, Pak. Saya masih ngganggur sudah berbulan –
bulan melamar tapi belum dapat panggilan.” Tambahku.
“Kau sarjana apa?” Tanyanya.
“Ekonomi Manajemen, Pak.” Jawabku.
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
Kalimat yang tepat untuk melengkapi cerpen diatas adalah…
a. Sudah beberapa bulan aku menunggu panggilan kerja. Rasanya hariku pilu E
bingung tanpa arah. Kerjaanku hanya luntang-lantung di rumah. Aku bingung
harus ngapain
b. “ Terima kasih banyak, Pak.” Kataku tidak percaya, ini seperti keajaiban.
c. Ingin usaha tapi tak punya modal. Suatu hari, kuniatkan untuk bertemu teman-
temanku, sekedar berbagi tentang masalahku ini.
d. Bermodalkan alamat di KTP, aku menemukan rumahnya di perumahan elit
dekat dengan hotel Grand Palace.
e. “Oke baiklah, Nak. Di perusahaan Bapak sedang membuthkan staff
administrasi. Barangkali jika kamu tertarik bisa ke kantor saya besok
pagi jam 9. Ini kartu nama saya.” Sambung Pak Adi sambil menyodorkan
kartu namanya padaku.
PEDOMAN PENILAIAN TES BAHASA INDONESIA
KELAS VII SEMESTER I

A. TES PILIHAN GANDA


1. jumlah soal sebanyak 6 soal
2. setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0
3. skor maksimum sebesar 6
4. bobot sebesar 100

B. CARA PEMBERIAN NILAI

Perolehan skor Keterangan:


skor yang diperoleh
Nilai
Skor = ¿
skor maksimal
×100
x 100 93 - 100 Sangat Baik
Jumlah skor maksimal 84 - 92 Baik
75 - 83 Cukup
00 - 74 Kurang

Anda mungkin juga menyukai