Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH DOPING KARBON PADA KATODA BERBAHAN DASAR LiFePO4 UNTUK APLIKASI DALAM BATERAI LITHIUM-ION

Usulan Penelitian

Raafik Adhi Darmawan 140310080031

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA JATINANGOR 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Sumber energi yang umum digunakan dalam alat elektronika sehari-hari

adalah baterai. Penggunaan baterai sebagai sumber energi dari berbagai macam alat elektronik adalah masih sangat dominan. Baterai sendiri merupakan suatu rangkaian sel elektrokimia yang tersusun dari katoda, anaoda, elektrolit, dan konduktor yang mampu menghasilkan energi listrik dengan nilai potensial tertentu. Dan baterai yang umum kita jumpai saat ini adalah baterai lithium ion. Lithium digunakan sebagai bahan baku baterai karena ia merupakan logam dengan massa yang sangat ringan, memiliki voltase yang tinggi, dan lithium ini juga merupakan logam dengan densitas kerapatan energi terbesar dibandingkan dengan semua logam yang ada. Baterai lithium ion memiliki beragam jenis yang tersedia dan telah digunakan di berbagai alat. Jenis baterai dibedakan berdasarkan material katoda yang digunakan dalam baterai tersebut. Sementara material anoda pada umumnya sama untuk semua baterai lithium ion yaitu terbuat dari karbon dan beberapa elektrolit sebagai tambahan. Salah satu jenis baterai lithium ion yang tersedia yaitu LiFePO4 . Baterai LiFePO4 memiliki masa hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis lithium ion lainnya. Penggunaan phosphates sebagai pengganti unsur cobalt menurunkan biaya produksi dan juga ramah lingkungan. Baterai LiFePO4 memiliki peak-current atau peak-power yang lebih tinggi dibandingkan LiCoO2.

Karbon sebagai salah satu unsur yang mudah didapatkan di alam digunakan karena ramah lingkungan murah dan mudah didapatkan. Karbon digunakan sebagai doping pada katoda untuk baterai lithium berbasis LiFePo4. Pemanfaatan doping karbon pada katoda diharapkan dapat membuat tingkat konduktivitas meningkat serta baterai memiliki energy density yang lebih besar. Dengan penggunaan karbon diharapkan tingkat konduktivitas dari katoda meningkat dan daya tampung baterai meningkat sehingga baterai memiliki daya tahan yang lebih lama.

1.2

Tujuan Penelitian

Menghasilkan baterai yang memiliki tegangan operasional tinggi(diatas 3v), kapasitas energy besar, dan usia baterainya lama. Menghasilkan katoda dari LiFePo4 yang memiliki konduktivitas yang baik dan dapat diaplikasikan sebagai baterai lithium-ion. Mengetahui konsentrasi optimal dari doping karbon yang menghasilkan katoda dengan konduktivitas yang tinggi. Menghasilkan film dengan morfologi berongga.

1.3

Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Baterai lithium-ion berbahan dasar LiFePo4 . Penelitian yang dilakukan mencakup optimasi dari doping karbon untuk katoda sehingga memiliki kapasitas operasional yang tinggi.

Mencakup pembuatan sel sederhana yang mencakup pengujian tegangan operasional, kapasitas energi, dan lamanya usia baterai.

1.4

Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dalam skripsi dengan sistematika penulisan sebagai

berikut. Bab satu menerangkan pendahuluan dengan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai tujuan

penelitian serta waktu dan tempat dimana penelitian dilakukan. Pada bab dua memaparkan tinjauan pustaka yang menjadi dasar teori dalam melakukan penelitian. Pada bab tiga berisi tentang uraian metode percobaan yang digunakan. Pada bab empat dijelaskan mengenai hasil-hasil simulasi dan pembahasannya. Dalam bab lima berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang mengacu pada tujuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan saran sebagai masukan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2013 sampai dengan Februari

2014 di Jurusan Fisikam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjdjaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Baterai Lithium-Ion Baterai merupakan suatu benda portable yang dapat digunakan sebagai

sumber daya dari benda elektronik. Penggunaan baterai dimasa sekarang ini sangat penting dan ada dalam hampir semua alat elektronik yang berukuran kecil dan mudah di bawa. Ditinjau dari sisi sumber energi, baterai terbai atas baterai kimia dan baterai fisika. Baterai kimia adalah baterai yang memanfaatkan energi kimia dan merubahnya menjadi energi listrik. Baterai kimia ini adalah yang umum kita lihat. Sedangkan baterai fisika adalah baterai yang memanfaatkan energi fisis dan merubahnya menjadi energi listrik. Seperti solar cell dan nuklir. Baterai kimia memanfaatkan reaksi elektrolisis dan fenomena sel volta untuk berkerja. Reaksi tersebut merupakan reaksi elektrokimia yang bisa menghasilkan atau menyimpan energi. Baterai kimia secara umum terbagi atas dua tipe. Tipe primary dan tipe secondary. Tipe primary merupakan tipe non-rechargeable batteries yang tidak dapat diisi ulang (sekali pakai). Yang termasuk kedalam tipe primary ini diantaranya adalah baterai Zinc-Carbon, Alkaline Magnese, dan baterai Lithium Metal. Sedangkan tipe secodary merupakan tipe baterai yang bisa diisi ulang (rechargeable) seperti Ni-Cd, Ni-MH, dan lithium ion. Baterai Lithium ion merupakan tipe baterai rechargeabledimana ion lithium bergerak dari kutub negatif menuju kutub positif selama proses discharge

atau pemakain dan akan mengalami hal sebaliknya ketika proses charging atau pengisian. Sifat kimia, performa, harga dan faktor safety berbeda-beda diantara tipe baterai lithium. Baterai Lithium-ionbanyakdigunakan di bidangmiliter,

mobillistrikdanaplikasipesawatterbang.Risetuntukleihmengembangkanteknologib ateraiiniberfokuspadahalpeningkatanenergy density, dayatahan, biayaproduksi, dankeamanan. Energi density dari lithium-ion battery lebihbesardua kali

lipatdaribateraistandar nickel-cadmium danmasihadapotensiuntukditingkatkan di masadepan. Karakteristik discharge

ketikadiberibebansangatlahbaikdanmemilikiperilaku yang samadengan nickelcadmium. Apabilakembalidibandingkandenganbaterai nickel-cadmium yang umumdigunakansebelumnya, besarnya cell voltage baterai lithium ion yaitu 3.6 volt percellmembuatbateraiinidapatdiguanakanhanyadalamsatu nickel cell cadmium

untukkeperluanalat-alatelektroniksementarabaterai

membutuhkanjumlah 3 kali lenihbanyakkarenanilaivoltage per cell hanya 1.2 per cell. Baterai lithium ion merupakanjenis low maintenance battery yang merupakansebuahkeunggulankarenatidakdapatpadajenisbaterailainnya. Tidakada memory effect dantidakmemerlukanperlakuanrecycle energy

untukmemperpanjanglifetime.Ketikaterbakar, bateraiinijugamemberikandampak yang lebihsedikit. Baterai lithium ion bekerajadenganprinsipelektrolisispadasaat charging danprinsipselvoltapadasaat discharging.

Gambar 1.Skemareaksicharging dandischarging baterai lithium oin

Ketikaanodadankatodaterhubung, elektronakanmengalirdarianodamenujukatoda, listrik pun akanmulaimengalir. Di bagiandalambateraiterjadisebuah proses pelepasan ion litiumpadaanoda, kemudian ion tersebutakanberpindahmenujukatodamelaluielektrolit. 4 menjadi Di 3,

bagiankatodabilanganoksidasikobaltakanberubahdari

halinidikarenakanadanyaelektrondan ion litium yang masukdarianoda. Untuk proses pengisisanulangbaterai, berbandingterbalikdari proses ini.

2.2.

BateraiLiFePO4 Baterai lithium ion memilikiberagamjenis yang tersediadantelahdigunakan

di berbagaialat.Jenisbaterai lithium ion dibedakanberdasarkan material katoda yang digunakandalambateraitersebut.Material katodainilah yang material ion

memberikankarakterunuikpadasetiapjenisbaterai.Sementara onodapadaumumnyasamapadabaterai lithium

yaituterbuatdarikarbondanbeberapaelektrolitsebagaitambahan. Salah satujenisbaterai lithium ion yang tersediayaitubateraiLiFePO4 .

SpesifikasiBaterai LiFePO4 Min.discharge voltage (per cell) Working voltage (per cell) Max. charge voltage (per cell) Volumetric energy density Gravimetric energy density Cathode composition (massa) 2.8 Volt 3.0-3.3 Volt 3.6 Volt 220 Wh/dm3 (970 kJ/dm3) >90 Wh/kg (>320J/g) Cell configuration 90 % C-LiFePO4, grade Phos-Dev12 5 % carbon EBN 5 % PVDF Carbon coated aluminium current collector 15 1.54 cm2 cathode Electrolyte : ED-DMC1-1LiClO4 1 M Anode :Grafit/hard carbon with

intercalated Metallic lithium.

Sesuaidengannamanya, bateraiinimenggunakankomposisi material LiFePO4 padakatoda. Meskipunmerupakanjenisbateraiturunandari lithium ion,

karakterbateraiinimemilikiperbedaan yang signifikan.BateraiLiFePO4 memilikicycle life yang lebihpanjangdibandingkanjenis lithium ion lainnya.

Penggunaanphosphatessebagaipenggantiunsurcobaltmenurunkanbiayaproduksidanju galebihramahlingkungan.BateraiLiFePO4 memiliki peak-current dan peak-power lebihtinggidibandingkan LiCoO2.

Energy dibandingkanbaterai

densitysebuahbaterai LiCoO2

LiFePO4barulebihrendah

14%

baru.Selainitu,

banyakprodukbateraiLiFePO4

memilikidischarge-rate yang lebihrendahdaripadalead-acid batteryatau LiCoO2, LiMn2O4atau lithium polimerkarenapenurunanenergi

densityberjalanlebihlambatsehinggamemperpanjanglifetimebaterai

2.3

Karbon Secara teori unjuk kerja sebuah baterai ditentukan oleh kapasitas spesifik dan

konduktivitas listrik material katoda. Permasalahannya, meskipun kapasitas spesifik teori material katoda sudah tinggi tapi jika kondiktivitas listrik katoda rendah maka unjuk kerja baterai sekunder juga rendah. Melalui pelapisan karbon diharapkan dapat mengatasi kelemahan material katoda LiFePO4. Pelapisan karbon pada material katoda akan membentuk jalur konduktif sebagai jalan elektron pada material katoda. Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan 14 pada tabel periodik, karbon merupakan unsur non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatankovalen. Terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh peluruhannya sekitar 5730 tahun. Karbon memiliki berbagai bentuk alotrop yang berbeda-beda, meliputi intan yang merupakan bahan terkeras di dunia sampai dengan grafit yang merupakan salah satu bahan terlunak.Karbon juga memiliki afinitas untuk berikatan dengan atom kecil lainnya, sehingga dapat membentuk berbagai senyawa dengan atom tersebut.Oleh

karenanya, karbon dapat berikatan dengan atom lain (termasuk dengan karbon sendiri).

10

BAB III METODE PENELITIAN Tahapan penilitian terbagi atas enam tahapan yaitu sistesis lapisan katoda dari LiFePO4, uji SEM untuk katoda, sintesis lapisan anoda dari grafit, pembuatan elektrolit menggunakan LiPF6 dengan pelarut propilen karbonat, pembuatan sel baterai, pengemasan dan pengujian atau karakterisasi.

3.1

Sistesis lapisan katoda dari LiFePO4 Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari LiFePO4 dalam bentuk serbuk dan

n-metilpirolidinon (NMP) produksi Aldrich dan Conductive Graphite (CG) sebagai doping. Proses tersebut terdiri dari 3 tahapan, yaitu pembuatan larutan LiFePO4NMP, proses casting, dan pengeringan. Pembuatan larutan LiFePO4-NMP dilakukan dengan menambahkan 0,143 g LiFePO4 dengan cara sedikit demi sedikit ke dalam 10 mL pelarut NMP sambil diaduk dengan pengaduk magnetik serta memasukkan CG dengan beberapa variasi sebagai doping untuk katoda. Pengadukan dilanjutkan selama sekitar 24 jam sampai menghasilkan larutan Katoda yang homogen.

3.2

Uji SEM Uji SEM dilakukan untuk mengetahui apakah pada katoda yang telah

didoping dengan karbon memiliki hole yang baik dan dibandingkan dengan konsentrasi doping yang berbeda dan non-doping. Uji SEM juga dilakukan untuk mengetahui apakah morfologi permukaan memiliki pengaruh terhadap kapasitas baterai atau tidak.

11

3.3

Sintesis lapisan anoda dari Grafit

Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari Conductive Graphite(CG) dalam bentuk serbuk dan n-metilpirolidinon (NMP) produksi Aldrich. Proses tersebut terdiri dari 3 tahapan, yaitu pembuatan larutan CG-NMP, proses casting, dan pengeringan. Pembuatan larutan CG-NMP dilakukan dengan menambahkan CG dengan cara sedikit demi sedikit ke dalam 10 mL pelarut NMP sambil diaduk dengan pengaduk magnetik. Pengadukan dilanjutkan selama sekitar 24 jam sampai menghasilkan larutan anoda yang homogen.

3.4

Pembuatan elektrolit menggunakan LiPF6 dengan pelarut propilen

karbonat Pembuatan elektrolit dimulai dengan menimbang sejumlah LiPF6

menggunakan neraca timbang kemudian bahan di campurkan dan dilarutkan dalam 100 mL propilen karbonat. Kemudian keduanya di taruh diatas magnetik steerer dengan suhu 30 o C dan ditutup dengan alumnium foil. Pengadukan dilakukan selama 24 jam sehingga diperoleh suatu larutan elektrolit yang bersifat homogen. Larutan ini akan digunakan sebagai lapisan elektrolit tipis pada desain baterai nantinya.

3.5

Pembuatan Baterai Pelapisan stainless dengan film tipis LiFePO4-NMP sebagai katoda. Aluminum dilapisi dengan LiFePO4-NMP hingga seluruh

permukaannya ter-cover dengan baik. Lempeng yang sudah dilapisi kemudian ditempatkan pada tungku pemanas dengan suhu 70-100o C dan dibiarkan

12

hingga seluruh pelarutnya menguap dan terbentuk suatu lapisan tipis yang menempel pada lempeng. Pembuatan elektrolit Film tipis katoda yang diperoleh pada proses sebelumnya kemudian dilapisi dengan elektrolit yang berbentuk gel (yang diperoleh pada proses sebelumnya). Proses pelapisan ini dilakukan dengan cara meneteskan larutanelektrolit pada lempeng polianilin dengan menggunakan pipet tetes hingga merata dan menutupiseluruh permukaan katoda.

Menempelkan Grafit pada lempeng Zn

Proses pengeringan Setelah proses penempelan katoda-elektrolit-anoda, baterai kemudian dikeringkan dengan cara memasukkannya ke dalam oven vacum dengan suhu 50oC selama kurang lebih 12 jam proses pengeringan. Setelah kering, baterai kemudian diangkat dan didinginkan pada udara terbuka selama beberapa menit sehingga diperoleh baterai kering.

Proses Packaging Baterai Dibuat suatu sambungan dari bagian katoda dengan menggunakan lempeng aluminium yang sangat tipis, sehingga diperoleh anoda dan katoda berada pada satu sisi. Baterai kemudian ditutup dengan menggunakan cover berbahan isolator.

13

3.5

Uji Karakteristik Baterai dengan Metode Four Point Probe dan

Charging-Discharging

3.5.1 Uji Konduktifitas katoda Konduktivitas katoda, katoda diberikan tegangan dan dibaca melalui multimeter.

3.5.2 Uji Tegangan Uji tegangan kerja dilakukan dengan cara mengukur tegangan yang dikeluarkan oleh baterai dengan multimeter. Tegangan diukur selama satu jam dengan pencatatan setiap 10 menit untuk memperoleh tegangan kerja rata-rata.

3.5.3 Uji Siklibilitas Dilakukan 100 kali siklus charge-discharge. Proses discharging dilakukan pada arus tetap. Grafik disajikan dengan menunjukkan waktu lamanya discharge setiap kali baterai telah diisi penuh. Akan terjadi penurunan waktu discharge.

3.5.4 Kapasitas Energi Nilai dari kapasitas energi baterai diperoleh setelah uji charge-dicharge. Di simpulkan kapasitas energi rata-rata setelah 20 kali proses charge-discharge.

14

DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai