Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN“

GROUP O

1. Wanda Firdiana A. 17031010030


2. Bangkit Putra S. 17031010043

Tanggal Percobaan : 02 Mei 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GROUP O

1. WANDA FIRDIANA A. 17031010030


2. BANGKIT PUTRA S. 17031010043

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Operasi Teknik Kimia I

Ir. Caecilia Pujiastuti, MT Ir. Caecilia Pujiastuti, MT


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19630305 198803 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padatan“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 02
Mei 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia dan dosen pembimbing praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, penyusun
sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan laporan praktikum ini.

Surabaya, 3 Mei 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR……………....………………………………………...….ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

INTISARI..............................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang............................................................................................5


I.2 Tujuan 5
I.3 Manfaat 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum.............................................................................................7


II.2 Sifat Bahan 16
II.3 Hipotesa 17
II.4 Diagram Alir 18
BAB 3 PELAKSAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan......................................................................................................19
III.2 Alat 19
III.3 Gambar Alat 19
III.4 Rangkaian Alat 20
III.5 Prosedur 20
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan...................................................................................21


IV.2 Hasil Perhitungan 24
IV.3 Grafik 29
1V.4 Pembahasan 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan 30
V.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
APPENDIX 32

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

INTISARI

Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasaran perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua, yaitu ukuran lebih
besar daripada lubang-lubang ayakan (oversize) dan ukuran yang lbih kecil
daipada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Dalam proses industri,
biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk
memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada percobaan pengukuran butiran padatan ini, terdapat beberapa prosedur
yang harus dilakukan. Pertama,menyiapkan ayakan ukuran 40 , 50 , dan 60 mesh.
Kemudian, mengayak bahan dengan screen 40 mesh dan menimbang produk
oversize. Setelah itu mengayak bahan undersize dari screen 40 mesh dengan
screen 50 mesh dan menimbang oversize. Kemudian, mengayak bahan undersize
dari screen 50 mesh dengan screen 60 mesh dan menimbang oversize dan
undersize. Pada percobaa di peroleh masing masing fraksi untuk berat 400 gram
secara berurutan 0,625;0,2;0,1 dan fraksi 60 mest undersize 0,075.
Dengan massa partikel sebesar 0,0000517; 0,0000184; 0,0000108 serta
0,0000108 untuk undersize 60 mesh. Dan untuk X/D secara berurutan adalah
37,8788; 17,094; 10,2041; 7,65306 serta X/CD 3 adalah 265875; 238628; 203035;
152276. Kemudian untuk berat 800 gram secara berurutan adalah memiliki fraksi
sebesar 0,5 ; 0,3625 ; 0,075; 0,0625 dan masssa partikel sebesar 0,0000517 ;
0,0000184 ; 0,0000108 ; 0,0000108 serta X/D sebesar 30,303 ; 30,9829 ;
7,65306 ; 6,37755 dan X/CD3 sebesar 212700 ; 432514 ; 152276 ; 126897. Maka
dapat disimpulkan bahwa Semakin besar ukuran mesh pada screen maka semakin
banyak pula partikel yang ukurannya sangat kecil dapat menjadi produk undersize
sehingga produk yang didapatkan semakin banyak dan ukurannya lebih

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iv


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

seragam.Semakin kecil ukuran mesh pada screen maka semakin sedikit produk
garam sebagai undersize yang didapatkan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I v


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengayakan adalah suatu metode pemisahan butiran padatan berdasarkan
ukurannya. Bahan yang mempunyai ukuran kecil dari diameter lubang ayakan
akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar dari diameter lubang
ayakan akan tertinggal pada permukaan lubang ayakan. Produk dari proses
pengayakan ada dua yaitu ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan (oversize)
dan ukuran yang lebih besar dari lubang ayakan (undersize). Proses pengayakan
lebih lazim pada keadaan kering, zat padat ditempatkan ke permukaan
pengayakan dimana partikel yang undersize akan lolos dari lubang – lubang
ayakan.
Prosedur pada praktikum pengukuran butiran padatan yaitu pertama
menyiapkan alat ayakan dengan ukuran 40, 50, 60 mesh. Kedua, menimbang berat
pasir kuarsa. Ketiga, melakukan proses pengayakan pada pasir dengan ayakan 40
mesh, bahan yang lolos dari ayakan 40 mesh diayak lagi menggunakan ayakan 50
mesh dan bahan yang lolos dari ayakan 50 mesh diayak lagi menggunakan
ayakan 60 mesh. Terakhir, menimbang berat oversize dan undersize. Catat dan
hitung presentase dari undersize dan oversize.
Aplikasi dari pengkuran butiran padatan pada industry yakni untuk
mendapatkan ukuran material yang seragam agar mudah diproses pada tahap –
tahap selanjutnya. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memisahkan butiran
padatan yang oversize dan undersize berdasarkan ukuran mesh. Untuk
menghitung jumlah partikel bahan yang undersize dan oversize. Dan untuk
mencegah masuknya bahan yang ukurannya oversize kedalam pengolahan
berikutnya.

I.2 Tujuan
1. Untuk menghitung presentase undersize dan oversize

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

2. Untuk mempersiapkan produk padatan yang sesuai dengan yang


diinginkan
3. Untuk mencegah masuknya partikel oversize pada proses selanjutnya

.I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pengayakan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui massa partikel oversize dan undersize
3. Agar praktikan dapat mengetahui jenis-jenis alat ayakan dalam dunia
industri

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan antara partikel-partikel lolos ayakan (butiran halus) dan butiran yang
tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih dapat
melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. Proses pengayakan biasanya
masih dilakukan secara manual menggunakan alat konvensional dengan 2 orang
atau secara bergantian sebagai operator, hal ini tentu akan membutuhkan biaya
dan waktu yang lebih untuk membuat suatu proses pekerjaan.
( Handra, 2016 )

II.1.1. Macam-Macam Alat Pengayakan


Macam-macam alat pengayakan yang ada di industri antara lain :
1. Grizzlies Screen
Grizzlies biasanya digunakan untuk pengayakan partikel berukuran 1 inchi
atau lebih. Terdiri dari ayakan yang disusun paralel berjarak. Ayakan diletakkan
secara horizontal atau secara longitudinal pada 20° sampai 50°. Grizzlies biasanya
memiliki ukuran lebar 3 sampai 4 ft dan panjang 8 sampai 10 feet.
2. Stationary Screen
Terbuat dari baja tekan yang biasanya diletakkan pada kemiringan 60
derajat. Cocok untuk operasi skala kecil seperti ayakan pasir, kerikil dan batu
bara.
3. Vibrating Screen
Gerakan getaran diberikan pada permukaan ayakan. Vibrating screen
sempurna memiliki satu ayakan atau lebih (2 sampai 3 screen).
4. Oscillating Screen
Ditandai oleh kecepatan yang relatif rendah (300 atau 400 osilasi per
menit) dalam bidang yang pada dasarnya sejajar dengan ayakan. Penyaringan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

adalah ayakan yang digerakkan lintasan berosilasi dengan mekanisme yang


melekat pada penopang ayakan, biasanya bilah vertikal memanjang dari atas kotak
layar digunakan untuk penyaringan batch.
( Brown, 1978 )

II.1.2. Karakteristik Partikel Zat Padat


Bentuk setiap partikel perlu dikarakteristikkan dengan sterisitas atau
kebolaan (sptericity) Φs, yang tidak bergantung pada ukuran partikel. Untuk
partikel berbentuk bola dengan diameter Dp, Φs = 1; untuk partikel yang tidak
berbentuk bola sterifitas didefiniskan oleh hubungan
6 Vp
𝛷𝑠 = ..........................................................
Dp Sp
(1)
Keterangan :
Dp = Diamter ekivalen (mm)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2/g)
Vp = Volume satu partikel (partikel/gram)
Φs = Sterifitas (partikel/ mm3)

Ukuran partikel pada umumnya, diameter dapat ditentukan untuk setiap


partikel yang ekidimensional yaitu yang lebih panjang pada satu arah ketimbang
pada arah yang lain, pertikel itu dikarakterisasi dengan dimensi utama yang kedua
terpanjang. Untuk pertikel berbentuk jarum, umpamanya Dp akan menunjukkan
tebal partikel, dan bukan pada panjangnya. Banyaknya partikel di dalam sampel
dapat didefinisikan :
m
N= ...........................................................................
ρ Vp
(2)
Keterangan :
m = Massa partikel (mg)
𝜌 = Massa jenis partikel (mg/mm3)
Vp = Volume partikel (mm3)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

N = Banyak partikel dalam sampel


Dari persamaan 1 dan 2 didapatkan perhitungan luas permukaan total
partikel yaitu :
6m
A=Nsp= .............................................................
ɸ s ρ Dp
(3)
Keterangan :
A = Luas permukaan total (mm3)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2)
Dp = Diameter partikel (mm)
𝜌 = Densitas partikel (mg/mm3)
m = Massa partikel (mg)
ɸs = Sterifitas (partikel/mm3)
jika densitas partikel dan sterifitas diketahui luas permukaan partikel
didalam setiap fraksi dapat dihitung dari persamaan 3. Bila hasilnya untuk semua
permukaan spesifik curtsnya permukaan total persatuan massa partikel. Jika
densitas partikel dan sperisitas adalah konstan Aw diberikan oleh :
6x 6x 6x
Aw= + +…+ ............................................
ɸ s ρ Dp ɸ s ρ Dp ɸ s ρ Dp

n
6 X1
(4) Aw= ∑ ...................................................................(5)
ɸ s ρ Dp i=1 Dp

Keterangan :
X1 = Fraksi massa partikel
n = Jumlah partikel
Dp = Diameter rata-rata partikel (mm)
Ukuran partikel rata-rata untuk campuran partikel sisefinisikan menurut
berbagai cara. Barangkali, yang pling lazim dipakai ialah diameter pukul rata
volume permukaan. Yang dibutuhkan dengan luas permukaan spesifik. Diameter
itu didefinisikan oleh :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

6
Ds= .........................................................
ɸ s ρ Aw
(6)
Keterangan :
Ds = Diameter pukul rata volume permukaan (mm)
ɸs = Sperisitas partikel
Aw = Luas permukaan spesifik (mm2/gram)
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
untuk menghitung dari analisis deferensial, jumlah partikel yang terdapat
didalam campuran, dapat digunakan persamaan 2 yaitu persamaan untuk
menghitung jumlah partikel yang terdapat didalam setiap fraksi. Kemudian Nw
yaitu populasi total didalam suatu massa konstan, didapatkan dengan
menjumlahkan semua fraksi. Untuk suatu bentuk partikel tertentu, volume setiap
partikel itu sebanding dengan diameternya pangkat tiga atau :
Vp = a Dp3..........................................................(7)
Keterangan :
Vp = Volume setiap partikel (mm3)
A = Faktor bentuk volume
Dp3 = Diameter partikel pangkat tiga (mm3)
Dengan mengandaikan bahwa a tidak bergantung pada ukuran, maka

n
1
Nw= ∑ xi = 1 ................................................................(8)
a ρ i =1 D3 ρi a ρ Dv3
Keterangan :
a = Faktor bentuk volume
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
Dv3 = Diameter partikel (mm3)
( Mc Cabe, 1999 )

II.1.3. Rumus Perhitungan TAAD, Dv dan Dp


Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran
suatu campuran antara lain :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)


Diameter total
TAAD = ..............................................
Jumla h partikeltotal
(9)
Diameter total = N1.D1 + N2.D2+ N3.D3+…..+……=Σ (Ni . Di ) ..............
(10)
Jumlah partikel total = N1 + N2 + N3 +......................= Σ (Ni).....................(11)
Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah sulit, lebih menentukan
massa dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu, dicari hubungan antara jumlah
partikel dengan massa pada masing-masing ukuran tersebut. Pendekatan yang
diambil sebagai berikut :
( M Xi ) = Ni x (ρ c Di3)....................................................(12)
M Xi
Ni = ........................................................................
ρ c Di3
(13)
Maka jumlah partikel campuran total :
ƩNi = N1 + N2 + N3 +.....................................................(14)
M x1 Mx2 Mx3
ƩNi = 3 + 3 + ......................................
ρcD1 ρcD2 ρ c D 33
(15)
M Xi
ƩNi = Ʃ ................................................................
ρc Di3
(16)
Maka :
Ʃ Di
TAAD = M Ʃ Xi ................................................................................
ρ c Di3
(17)
Keterangan :
M = Massa total (gram)
Ni = Jumlah partikel
Di = Diameter total (mm)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Xi = Fraksi massa
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
π
c = untuk partikel berbentuk bola
6
1 untuk partikel berbentuk kubus
2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.
(luas permukaan dengan Dp) x (jumlah total partikel) = (luas permukaan total).
Jika bentuk bola, luas permukaan = πD2
Buktikan :

Xi


Ʃ
Dp = Di .......................................................
Xi
Ʃ 3
Di
(18)
Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter totap partikel (mm)

3. Mean Volume Diameter (Dv)


Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv) x (jumlah total partikel) = (volum partikel total)
Dengan :
(volume partikel total) = (vol D1 x N1) x (vol D2 x N2) +.................................(19)
= Ʃ (c. Di3. Ni).........................................................................(20)
c Dv3 ƩNi = Ʃ (c. Di3. Ni)....................................................................(21)

Ʃ Xi

(22)
Dv =
√ Ʃ
Xi ....................................................
c . Di 3

Keterangan :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Di = Diameter total partikel (mm)


Ni = Jumlah partikel
π
c = untuk partikel berbentuk bola
6
1 untuk partikel berbentuk kubus
Dv = Diameter volume (mm)
Xi = Fraksi massa
( Destantina, 2009 )

II.1.4. Definisi dan Konversi Mesh ke Milimeter


Ukuran mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring atau kasa pada
luasan 1 inchi persegi jaring atau kasa yang bisa dilalui oleh material padat. Mesh
20 memiliki arti terdapat 20 lubang pada bidang jaring atau kasa seluas 1 inchi,
demikian seterusnya. Ukuran mesh banyak digunakan pada proses penepungan
atau penghalusan suatu bahan padatan, yang sebelum dihaluskan memiliki ukuran
yang lebih besar.
Tabel 1. Konversi Satuan Mesh ke Milimeter

Mesh Inci Millimeter


10 0.0787 2.000
14 0.0555 1.410
18 0.0394 1.000
20 0.0331 0.841
25 0.0280 0.707
28 0.0238 0.700
30 0.0232 0.595
35 0.0197 0.500
40 0.0165 0.420
45 0.0138 0.354
50 0.0117 0.297
60 0.0098 0.250

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

70 0.0083 0.210
( Bestekin, 2015 )

II.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengayakan


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain :
1. Waktu atau lama pengayakan
Biasanya pengayakan dilakukan selama 5 menit. Pengayakan yang
terlalu lama dapat membuat sampel jadi pecah karena saling bertumbukan satu
dengan yang lain, sehingga bisa lolos melalui mesh selanjutnya. Jika kurang dari 5
menit, biasanya proses pengayakan akan kurang sempurna.
2. Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel
sedikit maka akan mudah turun dan terayak.
3. Integritas getaran
Semakin tinggi integritas getaran maka akan semakin banyak terjadi
tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan
demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.

II.1.6. Keuntungan Metode Pengayakan


Keuntungan dari metode pengayakan antara lain :
1. Sederhana, praktis, mudah dan cepat.
2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metodenya.
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
4. Lebih mudah diamati.

II.1.7. Kerugian Metode Pengayakan


Kerugian dari metode pengayakan antara lain :
1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok ( Berdasarkan


keseragaman ). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran
partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada bahan-
bahan granul.
( Agustinus, 2017 )

II.1.8. Jenis Produk Ayakan


Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua, yaitu :
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang – lubang ayakan (oversize)
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang – lubang ayakan (undersize)
Pengayakan secara mekanik (pengayakan getaran, guncangan atau
kocokan dilakukan dengan bantuan mesin,yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan.

II.1.9. Cara – Cara Menentukan Ukuran Partikel


1. Mikroskop untuk partikel berukuran sekitar 1 µm = 0,001 mm
2. Screening melewatkan bahan melalui ayakan (enchevshaker) yang mempunyai
ukuran lubang ayakan kecil
3. Sedimentasi (fluida diam, zat padat mengendap dengan gaya gravitasi). Teori
gerak fluida mengatakan bahwa partikel berukuran kecil jatuh pada kecepatan
tertentu setara dengan ukuran partikelnya.
4. Elutriasi, aliran fluida keatas dengan kecepatan tetap sehingga ukuran tertentu
terbawa keatas dan yang lebih besar sebagai hasil bawah.
5. Sentrifugasi, seperti sedimentasi, tetapi zat padat di endapkan dengan gaya
sentrifugal (memutar dan turun).
( Tim Dosen OTK 1 , 2012 )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

II.2. SifatBahan
II.2.1. Pasir Kuarsa
A. Sifat Fisika
1. Warna : Putih bening tergantung pengotor
2. Densitas : 2,65 gr/cm3
3. Titik lebur : 1715 °C
4. Kekerasan : 7 (skala mohs)
5. Panas konduktivitas : 12 – 100 °C
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgOK2O
2. Kemagnetan : Diamagnetik
3. pH : Asam
4. Ketahanan : Mudah rapuh
5. Transparasi : Mineral yang transparan
( Fhendy, 2011 )
C. Fungsi
Sebagai bahan yang diayak pada percobaan pengukuran butiran padatan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

II.3. Hipotesa
Semakin besar ukuran ayakan (mesh) maka lubang semakin kecil, maka
kemampuan bahan untuk melewati semakin sulit. Untuk bahan yang berukuran
kecil akan lolos sedangkan bahan yang berukuran besar akan tertahan bersama
ayakan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

11.4. Diagram Alir

Siapkan ayakan (screen) ukuran 40 mesh, 50 mesh dan 60 mesh

Menimbang berat pasir

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 40 mesh,


lalu timbang bahan yang tertahan (oversize)

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 50 mesh,


lalu timbang bahan yang tertahan (oversize)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 60 mesh,


lalu timbang bahan yang tertahan (oversize) dan undersize

Hitung presentase oversize dan undersize

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Pasir

III.2 Alat
1. Loyang
2. Timbangan
3. Ayakan

III.3 Gambar Alat

Loyang Ayakan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Timbangan

Timbangan

III. 4 Rangkaian Alat

40 mesh

50 mesh

60 mesh

IV. 5 Prosedur
1. Menyiapkan ayakan ukuran 40 mesh, 50 mesh , dan 60 mesh
2. Menimbang berat pasir
3. Ayak dengan menggunakan screen dengan ukuran 40 mesh, lalu timbang
pasir yang tertahan (oversize)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

4. Ayak pasir undersize dari screen ukuran 40 mesh dengan screen ukuran 50
mesh dan timbang berat oversizenya
5. Ayak pasir undersize dari screen ukuran 50 mesh dengan screen ukuran 60
mesh dan timbang berat oversize dan undersizenya
6. Menghitung hasil percobaan presentase oversize dan undesize

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Pengamatan


Bahan = Pasir
Massa awal = 400 gram
Bahan Ukuran Ayakan Oversi Undersi
(Mesh) ze ze
(gram) (gram)
Pasir 40 250 150
50 80 70
60 40 30
Jumlah 400gram

Bahan masuk = Bahan keluar


Oversize 40 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 400 gram
Diameter 40 mesh = 0,0165 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 500 gram


Bahan Ukuran Ayakan Oversiz Undersize
(Mesh) e

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

(gram) (gram)
Pasir 40 320 180
50 130 50
60 35 15
Jumlah 500 gram

Bahan masuk = Bahan keluar


Oversize 40 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 500 gram
Diameter 40 mesh = 0,0165 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 600 gram


Bahan Ukuran Ayakan Oversiz Undersize
(Mesh) e
    (gram) (gram)
Pasir 40 290 310
  50 110 200
  60 75 125
Jumlah 600 gram

Bahan masuk = Bahan keluar


Oversize 40 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 600 gram
Diameter 40 mesh = 0,0165 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 700 gram


Bahan Ukuran Ayakan Oversiz Undersize
(Mesh) e
  (gram) (gram)
Pasir 40 320 380
  50 180 200
  60 90 110
Jumlah 700 gram

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Bahan masuk = Bahan keluar


Oversize 40 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 700 gram
Diameter 40 mesh = 0,0165 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 800 gram


Bahan Ukuran Ayakan Oversiz Undersize
(Mesh) e
  (gram) (gram)
Pasir 40 400 400
  50 290 110
  60 60 50
Jumlah 800 gram

Bahan masuk = Bahan keluar


Oversize 30 mesh+ oversize 40 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 800 gram
Diameter 40 mesh = 0,0165 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan dan Perhitungan


IV.2.1 Tabel Hasil Perhitungan
Massa Awal = 400 gram
ρ= 1,54 gr/cm3= 22,0063gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233
Berat Massa
Jumlah Fraksi D D3 X/CD
Mesh Awal Partikel Ni X/D X/D3
Partikel (X) 3
(gr) (inch) (inch) (gr)
0,016 0,000004 4832706, 37,878 13913 26587
40 (Oversize) 400 250 0,625 0,0000517
5 5 4 8 2 5
0,011 0,000001 4337451, 12487 23862
50 (Oversize) 400 80 0,2 0,0000184 17,094
7 6 6 4 8
0,009 0,000000 3690489, 10,204 10624 20303
60 (Oversize) 400 40 0,1 0,0000108
8 9 7 1 8 5
60 0,009 0,000000 2767867, 7,6530 79686, 15227
400 30 0,075 0,0000108
(Undersize) 8 9 3 6 2 6
0,047 0,000008 1562851 72,829 44994 85981
Total 400 1 0,0000919
8 0 5 9 1 4

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 25


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Massa Awal = 500 gram


ρ= 1,54 gr/cm3= 22,0063gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233
Berat Massa
Jumlah Fraksi D D3
Mesh Awal Partikel Ni X/D X/D3 X/CD3
Partikel (X)
(gr) (inch) (inch) (gr)
0,016 0,000004 6185864, 38,787 14247
40 (Oversize) 500 320 0,64 0,0000517 272256
5 5 2 9 2
0,011 0,000001 7048358, 22,222 16233
50 (Oversize) 500 130 0,26 0,0000184 310217
7 6 8 2 6
0,009 0,000000 3229178, 7,1428 74373,
60 (Oversize) 500 35 0,07 0,0000108 142125
8 9 5 6 8
60 0,009 0,000000 1383933, 3,0612 31874, 60910,
500 15 0,03 0,0000108
(Undersize) 8 9 6 2 5 5
0,047 0,000008 1784733 71,214
Total 500 1 0,0000919 411056 785508
8 0 5 2

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Massa Awal = 600 gram


ρ= 1,54 gr/cm3= 22,0063gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233
Berat Massa
Jumlah Fraksi D D3
Mesh Awal Partikel Ni X/D X/D3 X/CD3
Partikel (X)
(gr) (inch) (inch) (gr)
40 0,016 0,000004 5605939, 29,292 10759
600 290 0,48333 0,0000517 205610
(Oversize) 5 5 4 9 6
50 0,011 0,000001 5963995, 15,669 11446
600 110 0,18333 0,0000184 218742
(Oversize) 7 6 9 5 8
60 0,009 0,000000 6919668, 12,755 13281
600 75 0,125 0,0000108 253794
(Oversize) 8 9 2 1 0
60 0,009 0,000000 1153278 21,258 22135
600 125 0,20833 0,0000108 422990
(Undersize) 8 9 0 5 1
0,047 0,000008 3002238 78,976 57622 110113
Total 600 1 0,0000919
8 0 4 1 4 6

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 27


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Massa Awal = 700 gram


ρ= 1,54 gr/cm3= 22,0063gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233
Berat Massa
Jumlah Fraksi D D3
Mesh Awal Partikel Ni X/D X/D3 X/CD3
Partikel (X)
(gr) (inch) (inch) (gr)
40 0,016 0,000004 6185864, 27,705 10176
700 320 0,45714 0,0000517 194469
(Oversize) 5 5 2 6 5
50 0,011 0,000001 16055
700 180 0,25714 0,0000184 9759266 21,978 306808
(Oversize) 7 6 2
60 0,009 0,000000 8303601, 13,119 13660
700 90 0,12857 0,0000108 261045
(Oversize) 8 9 9 5 5
60 0,009 0,000000 1014884 16696
700 110 0,15714 0,0000108 16,035 319055
(Undersize) 8 9 7 2
0,047 0,000008 3439757 78,838 56588 108137
Total 700 1 0,0000919
8 0 9 2 4 6

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 28


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Massa Awal = 800 gram


ρ= 1,54 gr/cm3= 22,0063gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233
Berat Massa
Jumlah Fraksi D D3 X/CD
Mesh Awal Partikel Ni X/D X/D3
Partikel (X) 3
(gr) (inch) (inch) (gr)
0,016 0,000004 7732330, 21270
40 (Oversize) 800 400 0,5 0,0000517 30,303 111306
5 5 3 0
0,011 0,000001 1572326 30,982 43251
50 (Oversize) 800 290 0,3625 0,0000184 226334
7 6 2 9 4
0,009 0,000000 5535734, 7,6530 79686, 15227
60 (Oversize) 800 60 0,075 0,0000108
8 9 6 6 2 6
60 0,009 0,000000 4613112, 6,3775 66405, 12689
800 50 0,0625 0,0000108
(Undersize) 8 9 2 5 2 7
0,047 0,000008 3360443 75,316 92438
Total 800 1 0,0000919 483732
8 0 9 5 7

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 29


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

IV.3 Grafik
(Tidak ada)

IV.4 Pembahasan
Pada percobaan pengukuran butiran padatan menggunakan bahan pasir
sebanyak 400,500,600,700 dan 800 gram dengan ayakan berukuran 40, 50, dan 60
mesh. Pada praktikum ini dilakukan dengan ayakan berukuran 40 mesh terlebih
dahulu, kemudian di dapatkan berat oversize sebanyak 250, 320, 290, 320 dan 400
gram. Dilanjutkan dengan pengayakan kedua yaitu dengan ayakan berukuran5 0
mesh, dan di dapatkan berat oversize sebanyak 80, 130, 110,180 dan 290 gram.
Kemudian dilanjutkan dengan pengayakan ketiga yaitu dengan ayakan berukuran
60 mesh, dan di dapatkan berat oversize sebanyak 40, 35, 75, 90 dan 60 gram
serta berat undersize sebanyak 30, 15, 125,110 dan 50 gram.
Dari hasil percobaan diperoleh berat antara bahan yang masuk dalam
ayakan awal sama dengan total berat akhir yang keluar. Pada ayakan 40 mesh,
hasil pengayakan didapatkan partikel pasir yang berukuran cukup besar dan tidak
seragam. Pada ayakan 50 mesh, hasil pengayakan yang didapat berupa partikel
pasir dengan ukuran yang lebih halus dibandingkan dengan ayakan sebelumnya
(40 mesh). Dan untuk ayakan ukuran 60 mesh, partikel ketan putih yang lolos
ayakan (undersize) memiliki bentuk partikel yang sangat halus dan seragam dari
ukuran mesh sebelumnya (50 mesh). Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh
ukuran mesh dimana semakin besar ukuran mesh, maka semakin halus pula
partikel (undersize) yang didapat. Untuk nilai TrueArithmetic Average Diameter
(TAAD) pada berat 400, 500, 600, 700 dan 800 gram sebesar 0,00000000584 ;
0,00000000512; 0,00000000304; 0,00000000266 dan 0,00000000272. Untuk nilai
surface diameter (Dp) pada berat 400, 500, 600, 700 dan 800 gram sebesar
0,012723 ; 0,013162 ; 0,011707; 0,011803 dan 0,012478. Untuk nilai volume
diameter (Dv) pada berat 400, 500, 600, 700 dan 800 gram sebesar 0,002061 ;
0,00156; 0,001821; 0,001838 dan 0,001988. Untuk nilai massa partikel total pada
berat 400, 500, 600, 700 dan 800 gram sebesar 0,0000919 gram.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 29


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa partikel oversize akan tertahan oleh ayakan dan
partikel undersize akan lolos terayak. Dan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar ukuran mesh maka jumlah padatan pasir yang lolos akan
semakin kecil.
2. Dari percobaan dengan massa pasir 400 gram, 500 gram, 600 gram, 700
gram dan 800 gram didapatkan nilai True Arithmetic Average Diameter
(TAAD) 0,00000000584; 0,00000000512; 0,00000000304; 0,00000000266
dan 0,00000000272. Surface Diameter (Dp) berturut-turut 0,012723 ;
0,013162 ; 0,011707; 0,011803 dan 0,012478.
3. Semakin kecil ukuran mesh pada screen maka semakin sedikit produk
garam sebagai undersize yang didapatkan.

V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat menimbang bahan yang digunakan agar
hasil yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.
2. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam mengayak karena bahan pasir
mudah jatuh.
3. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan kebersihan alat screen sehingga
tidak terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan proses screening
selanjutnya tidak sempurna.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 30


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

DAFTAR PUSTAKA

Ady. 2013. “Fungsi Pasir Silika”. (https://www.pasirsilika.com/2013/06/jual-pas


ir-silika-fungsi-pasir-silika.html). Diakses pada tanggal 6 April 201 9
pukul 02.08 WIB.
Agustinus, Raynold. 2017. “Metode Pengayakan”. (www.dinicho-id/metode-
pengayakan/). Diakses pada tanggal 6 April 2019 pukul 10.05 WIB.
Bastekin. 2015. “Pengertian Ukuran Mesh dan Konversinya”.
(www.bastekin.com/2015/11/20/pengertian-ukuran-mesh/). Diakes pada
tanggal 6 April 2019 pukul 10.10 WIB.
Brown, George Granger. 1978. “Unit Operations”. Jepang: Modern Asia Edition.
Distantina, Sperisa. 2009. “Menentukan Ukuran Partikel”. (distantina.staff.uns
.ac.id/files/2009/08/1-cara-menentukan-ukuran-pertikel.pdf). Diakses
pada tanggal 6 April 2019 pukul 02.12 WIB.
Fhendy. 2011. “Pasir Kuarsa”. (www.uvimuna.blogspot.com/2011/pasir-
kuarsa.html). Diakses pada tanggal 6 April 2019 pukul 20.15 WIB.
Handro, Nomady. 2016. “Mesin Pengaduk Pasir Otomatis dengan Tiga
Saringan”. Jurnal Teknik Mesin Instutut Teknologi Padang 06.20
Mc Cabe, Warren L. 1999. “Unit Operation Of Chemical Engineering Seventh
Edition”. Singapura: Mc Cabe Internasional Edition.
Tim Dosen OTK 1. 2017. “Modul Pengukuran Butiran Padatan Praktikum
Operasi Teknik Kimia”. Surabaya : UPN Veteran Jawa Timur.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 31


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

APPENDIX

1. Fraksi Massa (x)


Berat Oversize
x=
berat total

a. Massa 400 gram


(-)Fraksi Oversize ukuran 40 mesh
250 gram
x=
400 gram
= 0,625
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
80 gram
x=
400 gram
= 0,2
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
40 gram
x=
400 gram
= 0,1
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
30 gram
x=
400 gram
= 0,075
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran60 mesh
= 0,625+ 0,2 + 0,1+ 0,075
=1

b. Massa 500 gram


(-)Fraksi Oversize ukuran 40 mesh
320 gram
x=
500 gram
= 0,64

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 32


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh


130 gram
x=
500 gram
= 0,26
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
35 gram
x=
500 gram
= 0,07
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
15 gram
x=
500 gram
= 0,03
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
= 0,64 + 0,26 + 0,07 + 0,03
=1

c. Massa 600 gram


(-)Fraksi Oversize ukuran 40 mesh
290 gram
x=
600 gram
= 0,483333
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
110 gram
x=
600 gram
= 0,183333
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
75 gram
x=
600 gram
= 0,125
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
125 gram
x=
600 gram
= 0,208333

∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 33


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

= 0,483333 + 0,183333 + 0,125 + 0,208333


=1
d. Massa 700 gram
(-)Fraksi Oversize ukuran 40 mesh
320 gram
x=
700 gram
= 0,457143
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
180 gram
x=
700 gram
= 0,257143
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
90 gram
x=
700 gram
= 0,128571
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
110 gram
x=
700 gram
= 0,157143

∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh


= 0,457143 + 0,257143 + 0,128571 + 0,157143
=1
e. Massa 800 gram
(-)Fraksi Oversize ukuran 40 mesh
400 gram
x=
800 gram
= 0,5
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
290 gram
x=
800 gram
= 0,3625

(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 34


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

60 gram
x=
800 gram
= 0,075
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
50 gram
x=
800 gram
= 0,0625

∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh


= 0,5 + 0,3625 + 0,075 + 0,0625
=1

2.Massa Partikel (400 gram, 500 gram, 600 gram, 700 gram dan 800 gram)
Massa partikel=ρ x c x D 3
(-) Oversize 40 mesh :
gr
Massa partikel=22,0063 x 0,5233 x0,0000045inchi ³
inchi3
¿0,0000517gram
(-) Oversize 50 mesh :
gr
Massa partikel=22 ,0063 x 0,5233 x 0,0000016inchi3
inchi3
¿0,0000184gram

(-) Oversize 60 mesh :


gr
Massa partikel=22,0063 x 0,5233 x0,0000009inchi3
inchi3
¿0,0000108gram

(-) Undersize 60 mesh :


gr
Massa partikel=22,0063 x 0,5233 x0,0000009inchi3
inchi3
¿ 0,0000108 gram

Massa partikel total= oversize 40 mesh + oversize 40 mesh + oversize 50 mesh

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 35


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

+ undersize 50 mesh
=0,0000517 gram+ 0,0000184 gram + 0,0000108 gram + 0,0000108 gram
= 0,0000919Gram

3. Jumlah partikel (Ni)


Berat awal x fraksi
¿=
massa partikel
a.) Massa 400 gram
(-) Oversize 40 mesh :
400 gram x 0,625
¿=
0,0000517 gram
Ni = 4832706,408
(-) Oversize 50 mesh :
400 gram x 0,2
¿=
0,0000184 gra m
Ni = 4337451,562
(-) Oversize 60 mesh :
400 gram x 0,1
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 3690489,72
(-) Undersize 60 mesh :
400 gram x 0,075
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 2767867,293

Jumlah partikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +


undersize 60 mesh
= 4832706,408+4337451,562 +3690489,72 +2767867,293
= 15628514,99
b.) Massa 500 gram
(-) Oversize 40 mesh :
500 gram x 0,64
¿=
0,0000517 gram

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 36


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Ni = 6185864,203
(-) Oversize 50 mesh :

500 gram x 0,26


¿=
0,0000184 gra m
Ni = 7048358,788
(-) Oversize 60 mesh :

500 gram x 0,07


¿=
0,0000108 gra m
Ni = 3229178,508
(-) Undersize 60 mesh :
500 gram x 0,03
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 1383933,646
Jumlahpartikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +
undersize 60 mesh
=6185864,203+7048358,788+3229178,508+1383933,646
= 17847335,14

c.) Massa 600 gram


(-) Oversize 30 mesh :
600 gram x 0,483333
¿=
0,0000517 gra m
Ni = 5605939,434
(-) Oversize 50 mesh :
600 gram x 0,183333
¿=
0,0000184 gra m
Ni = 5963995,897

(-) Oversize 60 mesh :


600 gram x 0,125
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 6919668,232

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 37


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

(-) Undersize 60 mesh :


600 gram x 0,208333
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 11532780,39
Jumlahpartikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +
undersize 60 mesh
=5605939,434+5963995,897+6919668,232+11532780,39
= 30022383,95
d.) Massa 700 gram
(-) Oversize 40 mesh :
700 gram x 0,457143
¿=
0,0000517 gra m
Ni = 6185864,203
(-) Oversize 50 mesh :
700 gram x 0,257143
¿=
0,0000184 gra m
Ni = 9759266,014
(-) Oversize 60 mesh :
700 gram x 0,128571
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 8303601,878
(-) Undersize 60 mesh :
700 gram x 0,157143
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 10148846,74
Jumlahpartikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +
undersize 60 mesh
= 6185864,203+9759266,014+8303601,878+10148846,74
= 34397578,83

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 38


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

e.) Massa 800 gram


(-) Oversize 40 mesh :
800 gram x 0,5
¿=
0,0000517 gra m
Ni = 7732330,253
(-) Oversize 50 mesh :
800 gram x 0,3625
¿=
0,0000184 gra m
Ni = 15723261,91
(-) Oversize 60 mesh :
800 gram x 0,075
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 5535734,585
(-) Undersize 60 mesh :
800 gram x 0,0625
¿=
0,0000108 gra m
Ni = 4613112,155
Jumlah partikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +
undersize 60 mesh
=732330,253+15723261,91+5535734,585+4613112,155
= 33604438,9
4. D. Average(400 gram, 500 gram, 600 gram, 700 gram dan 800 gram)
D 40 mesh+ D50 mesh 0,0165+0,0117
a) D average¿ = =¿0,0141 inchi
2 2
b) D average

D 50 mesh+ D 60 mesh 0 ,0117 inchi+0,0098 inchi


¿ = =0,01075 inchi
2 2

5. True Arithmetic Average Diameter ( TAAD )

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
a.) Massa 400 gram

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 39


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3

0,0478 inchi
¿
400 gram
3
(449940,4 /inchi3 )
22,0063 gr /inchi
= 0,00000000584
b.) Massa500 gram

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
0,0478 inchi
¿
500 gram
3
(411056,1/inchi3 )
22,0063 gr /inchi
= 0,00000000512
c.) Massa600 gram

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
0,0478 inchi
¿
600 gram
3
(576224,5 /inchi 3)
22,0063 gr /inchi
=0,00000000304
d.) Massa700gram

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
0,0478 inchi
¿
700 gram
3
(565884,2/inchi3 )
22,0063 gr /inchi
=0,00000000266
e.) Massa 800 gram

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 40


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
0,0478inchi
¿
800 gram
3
(483731,6/inchi3 )
22,0063 gr /inchi
=0,00000000272

7. Surface Diameter (DP)


∑ Di
i
D P=
xi
∑ D3
i

a.) Massa 400gram

D P=

√ ∑ Di
x
∑ Di3
i
i

72,82995
¿
√ 449940,9
=¿0,012723

b.) Massa 500 gram

D P=

√ ∑ Di
x
∑ Di3
i
i

¿
√ 71,21418
411056,1
=¿ 0,013162

c.) Massa 600 gram

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 41


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

D P=

√ ∑ Di
xi
∑ D3
i
i

¿
√ 78,97605
576224,5
=¿ 0,011707
d.) Massa 700gram

D P=

√ ∑ Di
x
∑ Di3
i
i

¿
√ 78,83817
565884,2
=¿0,011803

e.) Massa 800 gram

D P=

√ ∑ Di
x
∑ Di3
i
i

¿
√ 75,31655
483731,6
=¿0,012478

8. Volume Diameter (DV)


∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x

a.) Massa 400 gram


i

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 859814,5
=¿0,002061

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 42


PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

b.) Massa 500 gram

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 785507,6
=¿0,00156

c.) Massa 600 gram

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

d.) Massa 700 gram


¿
√ 0,5233 x 1101136
=¿0,001821

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 1081376
=¿0,001838

e.) Massa 800 gram

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 924386,7
=¿0,001988

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 43

Anda mungkin juga menyukai