Anda di halaman 1dari 7

LITIUM

RIRIN AFRILLYA

06101181722005

Litium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Li
dan nomor atom 3. Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani: λίθος lithos, yang berarti
"batu". Ini adalah logam alkali lunak berwarna putih keperakan. Lithium adalah
unsur ketiga dari tabel periodik dan ditemukan pada tahun 1817 oleh seorang ahli kimia
bernama Arfvedson. Unsur Litium (dalam bahasa inggris disebut lithium ) adalah anggota
pertama dari logam alkali.

Sejarah Penemuan Litium

Tanda-tanda keberadaan litium sudah ada pada tahun 1800-an. Seorang ilmuwan
asal Brasil bernama De Andrada menemukan sebuah mineral saat dalam perjalanan ke
Skandinavia yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Ia menamakan logam tersebut
dengan nama “Petalite“.
Pada awalnya beberapa ilmuwan saat itu tidak percaya bahwa petalite adalah logam
baru. Namun demikian, pada tahun 1817, mineral yang sama ditemyukan oleh Arfwedson
di pulau Uto. Arwedson kemudian meneliti lebih lanjut tentang petalite. Hasilnya, 10%
dari logam petalite ternyata adalah mineral baru yang kemudian dinamakan litium yang
berasal dari bahasa yunani “lithios” yang berarti batu.

Sayangnya, Arfwedson tidak mampu menekstrak logam litium murni. Baru sekitar
satu tahun kemudian, dua ahli kimia dari Swedia dan Inggris bernama William Thomas
Brande dan Sir Humphry Davy mampu mengesktrak litium murni.
Sifat Fisika Litium

Nama Unsur : Lithium

Simbol : Li

Nomor Atom : 3

Kelompok : Logam Alkali

Golongan : 1a

Karakteristik Atom

Berat Atom : 6,9409999999999998

Densitas : 0.53 g/cm3

Struktur Kristal : Cubic: Body centered

Kofigurasi
Elektron : 2,1

Elektron Valensi : 1

Orbital : [He] 2s1

Jari-jari Atom : 2.05 Angstrum

Jari-jari Ion : 0.76 (+1) Angstrum

Volume Atom : 13.10 cm3/mol

Elektronegativitas : 0,97999999

Energi Ionisasi I : 5.3917 V

Energi Ionisasi II : 76.638 V


Energi Ionisasi III : 122.451 V

Bilangan Oksidasi : 1

Termodinamika

Titik Didih : 1342°C

Titik Lebur : 180.54°C

Kalor Jenis : 3.6 J/gK

Kalor Uap : 145.920 kJ/mol

Kalor Lebur : 3.00 kJ/mol

Konduktivitas
Panas : 0.847 W/cmK

Sifat Kimia Litium

Dalam banyak hal, litium memiliki sifat-sifat yang sama dengan unsur logam alkali
lainnya seperti natrium dan kalium.

Litium dapat mengapung dipermukaan air dan kemudian berekasi dengan cepat
membentuk larutan basa kuat LiOH dan melepaskan gas hidrogen. Litium merupakan satu-
satunya unsur logam alkali yang tidak membentuk ion negatif, Li-, baik dalam larutan
maupun padatan. Litium secara kimia bersifat reakstif, dapat dengan mudah kelihangan
satu dari tiga buah elektron yang dimilikinya, membentuk senyawa-senyawa yang
mengandung Li+. Banyak diantara senyawa litium berbeda dalam hal kelarutan dengan
senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur logam alkali lainnya. Misalnya, litium
karbonat {Li2CO3} jauh lebih larut di dalam air dingin dibandingkan air panas.
Sementara, senyawa karbonat unsur alkali lainnya, misalnya natrium karbonat {Na2CO3}
jauh lebih larut di dalam air panas ketimbang air dingin.Jika logam litium atau senyawanya
di masukkan ke dalam api, maka akan timbul warna nyala merah tua. Warna nyala khas ini
dapat dijadikan sebagai indikator dalam identifikasi unsur ini dalam suatu senyawa.Dalam
banyak hal, litium juga memiliki kemiripan sifat dnegan unsur-unsur golongan alkali tanah,
terutama dengan magnesium. Kedua unsur ini cenderung membentuk senyawa monoksida
dengan oksigen. Reaksi yang dialami oleh senyawa organolitium mirip dengan rekasi
Grignard dari senyawa organomagenisum, suatu reaksi standar dalam sintesis senyawa-
senyawa organik.

Sumber dan Ekstraksi Litium

Litium pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Swedia bernama Johan August Arfwedson
pada tahun 1817 di dalam mineralnya yang disebut dengan petalite. Selain itu, litium juga
bisa ditemukan di dalam air laut sebagai deposit dan sebagai garam di dalam mata air
mineral. Di dalam laut, diperkirakan konsentrasi litium adalah sebesar 0,1 ppm.
Litium juga ditemukan di dalam bijih pegmatit sebagai senyawa LiAlSi2O6 {spodumene}
atau senyawa LiAlFPO4 {ambligonit} dengan kadar litium sebesar 4 – 8,5 persen.
Sampai tahun 1990-an, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak
memproduksi logam litium dan senyawa-senyawanya. Sumber produksi litium ini adalah
dalam bentuk deposit mineral. Namun, pada abad ke-21, negara yang memproduksi litium
terbanyak adalah Autralia, Chili dan Portugal. Negara yang memiliki deposit litium
terbanyak adalah Bolivia, namun produksi litiumnya masih dibawah tiga negara
sebelumnya, Litium umumnya dijual dalam bentuk senyawa litium karbonat, Li2CO3.
Senyawa ini umumnya diproduksi dari bijih litium atau dari air laut melalui serangkaian
proses yang berbeda. Penambahan asam klorida {HCl} kepada litium karbonat akan
menghasilkan litium klorida {LiCl}. Senyawa ini digunakan untuk memproduksi logam
litium menggunakan teknik elektrolisis.
Litium klorida akan dicampur dengan kalium klorida sehingga menghasilkan titik leleh
yang rendah yaitu sekitar 400 – 420 degC. Tujuan pencampuran ini adalah agar elektrolisis
dapat berlangsung dalam suhu yang rendah. Dengan metode ini, akan dihasilkan logam
litium dengan kemurnian sekitar 97 persen.Anoda yang digunakan untuk memproduksi
litium dengan teknik elektrolisis ini adalah grafit, sedangkan katodanya adalah baja. Litium
murni yang terbentuk di katoda akan mengambang di permukaan elektrolit yang
digunakan. Litium ini tidak akan bereaksi dengan udara luar karena permukaan logam
dilindungi oleh lapisan tipis elektrolit.Kemudian, logam litium tersebut akan dipisahkan
dari sel elektrolisis dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan pada suhu yang lebih
tinggi sedikit dari titik lelehnya, sehingga ia akan terpisah dari elektrolit.Padatan logam
litium kemudian dilelehkan kembali sehingga zat-zat tak terlarut di dalam lelehan akan
mengapung di permukaan atau mengendap di dasar cetakan. Dengan begitu, mereka bisa
dipisahkan. Pelelehan kembali logam litium ini akan mengurangi jumlah kalium sebagai
pengotoryang terdapat dalam logam sehingga jumlahnya kurang dari 100 ppm. Logam
litium yang dihasilkan bisa di buat menjadi kawat atau lembaran untuk kemudian
disimpan. Logam ini lebih lunak dibandingkan timbal, tetapi lebih keras dibandingkan
logam-logam unsur alkali lainnya.

Kelimpahan di Alam

0,005% adalah perkiraan besarnya kelimpahan unsur litium di kerak bumi. Bijih yang
paling umum sebagai sumber litium adalah podumene, petalite, dan lepidalite. Litium juga
diperoleh dari air laut. Dengan menguapkan air laut akan meninggalkan padatan garam.
Padatan ini mengandung garam (NaCl), kalium klorida (KCl), dan sedikit litium klorida
(LiCl). Negara penghasil litum terbesar di dunia adalah Amerika Serikat. Negara ini
memiliki 3 tambang terbesar di Silver Peak, Nevada, dan Kings Mountain.

CaraMendapatkanLitium
Sintesis logam litium memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlagsung sangat
sulit disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logm litium yang bersifat
sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene, LiAl(SiO3)2. Bentuk
litium alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada kisaran suhu antara 1100 C.
Campuran kemudian dicampur dengan asam sulfat panas kemudian diekstraksi ke dalam
air untuk mendapatkan litium sulfat Li2SO4. Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan
natrium karbonat untuk mendapatkan garam Li2CO3 yang tidak mudah larut di dalam air.
Reaksi litium karbonat dengan asam klorida akan diperoleh litium klorida LiCl yang siap
untuk dielektrolisis.

Reaksinya adalah:

Li2SO4+Na2CO3->Na2SO4+Li2CO3
Li2CO3 + 2HCl -> 2LiCl + CO2 +H2O

Disebabkan litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 C maka LiCl
dicampur dengan KCl sehingga titik lelehnya turun menjadi sekitar 430 C.
Kegunaan Litium

Litium berguna untuk penelitian dilaboratorium. Litium juga digunakan sebagai


bahan campuran logam pada pembuatan pesawat luar angkasa karena massa jenis
logamnya yang sangat rendah. Litium juga digunakan sebagai bahan pembuatan bahan
bakar baterai. Dengan potensial reduksi yang sangat tinggi, Litium bahkan sekarang
digunakan sebagai sel energi padat bertegangan tinggi. Tetapi pemanfaatan paling besar
dari logam Litium adalah sebagai pengganti baterai asam timbal pada penggerak/mesin
kendaraan listrik.

Pemanfaatan paling besar logam Litium dibidang industri adalah sebagai bahan
dasar pembuatan pelumas kendaraan. Faktanya lebih dari 60 % pelumas kendaraan
mengandung logam litium . Senyawa Litium yang digunakan adalah Litium Stearat,
, yang divampur dengan minya untuk menciptakan sifat tahan air, tidak
membeku ketika udara dingin namun stabil pada suhu tinggi.

Litium juga membentuk banyak senyawa kovalen dengan atom karbon. Salah satu
contohnya adalah Butillitium, , yang digunakan sebagai reagen dalam kimia
organik. Butillitium bisa dibuat dari logam Litium yang dicampur dengan klorobutana
dalam pelarut hidrokarbon seperti heksana.

Reaksi :

DAFTAR PUSTAKA

Febri , A. 2011. Litium. (Online). https://arikfebri.wordpress.com/2011/03/03/litium/.


(Di akses Pada Tanggal 14 April 2019).
Portal Sains . 2018. Litium - Sifat-Sifat, dan Kegunaan. (Online). http://portal-
sains.blogspot.com/2018/07/litium-sifat-sifat-dan-kegunaan.html. (Di akses Pada
Tanggal 14 April 2019).
Rumus Hitung . 2014. Unsur Litium, Sumber dan Manfaatnya.(Online).
https://rumushitung.com/2014/12/30/unsur-litium-sumber-dan-manfaatnya/. (Di
akses Pada Tanggal 14 April 2019).

Vernandes, E . 2016. Sifat dan Kegunaan Litium. (Online).


https://www.avkimia.com/2016/08/litium-sifat-dan-kegunaan.html.(Di akses Pada
Tanggal 14 April 2019).

Anda mungkin juga menyukai