Anda di halaman 1dari 2

Abror Aryowiweko

1306446055

Kelompok 10

Perbedaan Proses Laser Beam Hardening dan Electron Beam Hardening

Laser beam hardening merupakan suatu mekanisme penguatan pada logam


untuk mengubah struktur logam menjadi martensit menggunakan energy transfer
dari laser beams. Mekanisme penguatan ini, merupakan salah satu local/selective
hardening yang membentuk struktur martensit sebagai hasil dari pendinginan
cepat (self quenching). Tidak adanya perubahan komposisi kimia, menjadikan
teknik ini efektif untuk meningkatkan kekerasan material secara selektif. Laser
beam hardening menggunakan surface area yang sangat kecil sehingga struktur
martensit yang dihasilkan sangat halus meskipun untuk baja yang memiliki
tingkat hardenability cukup kecil. Metode ini memiliki beberapa keunikan yaitu
laser dapat digunakan dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan metode lain,
dan dapat dikontrol lebar titik atau track laser. Fleksibilitas dari penggunaan laser
beam system, distorsi yang rendah, serta manghasilka high surface hardness
membuat metode ini cukup efektif untuk selektif hardening untuk komponen
rumit sperti camshafts dan crankshafts.
Sedangkan electron beam hardening merupakan proses penguatan
permukaan material yang menggunakan beam dengan high velocity electrons
sebagai sumber energy untuk pemanasan area permukaan material. Sama seperti
laser beam, mekanisme ini menggunakan proses pendinginan cepat dengan selfqueenching. Electron terbentuk dan bergerak menuju directed beam menggunakan
electron beam gun. Setelah melewati gun, beam menuju focus coil yang
mengontrol ukuran beam (spot) yang akan digunakan lalu menuju ke deflection
coil. Electron beam tidak dapat ditembakkan dalam kondisi normal. Dibutuhkan
kondisi vacum tinggi (10-5 torr/ 1.3 x 10-3 Pa) agar electron dapat ditembakkan
dengan baik. Kondisi vacuum ini melindungi emitor dari oksidasi dan mencegah
scattering pada electron yang biasa terjadi pada kondisi kecepatan rendah.
Mekanisme electron beam hardening menghasilkan kedalaman martensit sekitar
0.1 hingga 1.5 mm. keunggulana dari proses ini adalah distorsi yang sangat kecil
dan penggunaan energy yang lebih kecil dibandingkan metode lain. Energy yang
dihasilkan banyak bergntung pada voltase yang digunakan dan density dari

Abror Aryowiweko
1306446055

Kelompok 10

material yang akan dikeraskan. Voltase yang biasa digunakan berkisar antar 60
sampai 150 kV dengan electron values 10 sampai 50 mikron
Beberapa perbedaan yang cukup jelas dari kedua mekanisme penguatan ini
anatara lain:
1. Kondisi vacuum; Pada electron beam hardening, kondisi vacuum dibutuhkan
agar elctron dapat bergerak dan ditembakkan ked lam material, sedangkan laser
beam hardening tidak memerlukan kondisi vacuum
2. Keperluan energy absorbing layer; Pada electron beam hardening tidak
dibutuhkan energy absorbing agar electron dapat melekat pada material,
sedangkan laser beam hardening dibutuhkan energy absorbing layer untuk
membuat sinar masuk ke dalam struktur material
3. Jarak penggunaan; Untuk electron beam, jarak antar beam dan material harus
dekat agar diperoleh hasil yang maksimal dan proses yang efektif, sedangkan laser
beam dapat digunakan pada jarak yang lebih jauh
4. Sumber; Electron beam menggunakan electromagnetic coils, sedangkan laser
beam menggunakan kaca dan lensa
5. Efisiensi; Electron beam hardening menggunakan energy yang lebih kecil
dibandingkan laser beam hardening sehingga efisiensinya jauh lebih besar
6. Ukuran; Komponen yang tidak masuk dalam tempat vacuum tidak dapat
digunakan proses electron beam hardening, sedangkan bulk material apapun dapat
digunakan proses laser beam hardening

Referensi:
ASM Metals Handbook Vol. 4 Heat Treating

Anda mungkin juga menyukai