Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP

KARAKTERISTIK FISIS KOMPOSIT MgO-SiO2 MENGGUNAKAN


METODE SOL GEL
Siti Imas Masitoh1, Dian Dahliana1, Simon Sembiring1, Wasinton Simanjuntak2
1

Jurusan Fisika Bidang Fisika Material FMIPA Universitas Lampung


2
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng, Bandar Lampung, 35145
E-mail: imassiti693@gmail.com, diandahliana@gmail.com, simbiring@yahoogroups.com,
simanjuntak@unila.ac.id

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian ANALISIS PENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP KARAKTERISTIK
FISIS KOMPOSIT MgO-SIO2 MENGGUNAKAN METODE SOL GEL, dimana magnesium nitrat heksahidrat
(Mg(NO3)2.6H2O) dihidrolisis dengan akuades sampai terbentuk sol MgO dan silika didapatkan dari sintesis sekam padi
sampai terbentuk sol silika. Perbandingan komposit MgO-SiO2 adalah 3:2 di bawah pengadukan selama satu jam untuk
menghasilkan gel, gel kemudian dikeringkan pada suhu 110 0C selama 24 jam dan gel kering dijadikan serbuk. Selanjutnya
serbuk komposit MgO-SiO2 disintering pada variasi suhu 1000, 1100, 1200, dan 1300 0C. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suhu sintering terhadap karakteristik fisis yang meliputi densitas, porositas, kekerasan, dan
konduktivitas. pengaruh suhu sintering meningkatkan nilai densitas pada sampel dan terjadi penurunan persentase porositas
seiring dengan meningkatnya suhu sintering. Dimana nilai densitas terbaik diperoleh pada suhu sintering 1300 0C yaitu 1,89
gr/cm3 dan untuk nilai porositas 4,71%. Oleh sebab itu, kekerasan akan meningkat dan konduktivitasnya menurun seiring
dengan meningkatnya nilai densitas dan menurunnya persentase porositas pada sampel.
Kata kunci: MgO-SiO2, Sol-Gel, Sintering, Densitas, Porositas

ABSTRACT
Has conducted research ANALYSIS OF EFFECT SINTERING TEMPERATURE ON
CHARACTERISTICS PHYSICAL COMPOSITE MgO-SiO2 USING SOL GEL, wherein the magnesium nitrate
hexahydrate (Mg (NO3)2.6H2O) was hydrolyzed with distilled water to form sol MgO and silica obtained from synthesis rice
husk to form silica sol. Comparison of MgO-SiO2 composite is 3: 2 under stirring for one hour to produce the gel, the gel was
then dried at a temperature of 1100C for 24 hours and pulverized dried gel. Furthermore, MgO-SiO2 composite powder
sintering at temperature variations in 1000, 1100, 1200, and 13000C. This study aims to determine the effect of sintering
temperature on the physical characteristics of which include density, porosity, hardness and conductivity. The effect of
sintering temperature increases the density of the sample values and a decline in the percentage of porosity with increasing
sintering temperature. Where is the best density values obtained at the sintering temperature of 1300 0C is 1.89 g / cm3 and
4.71% for porosity values. Therefore, the violence will increase and the conductivity decreases with increasing density and
decreasing the value of the percentage of porosity in the sample.
Keyword: MgO-SiO2, Sol-Gel, Sintering, Density, Porosity

PENDAHULUAN
Material komposit adalah dua material atau
lebih yang digabungkan sehingga menghasilkan
sifat mekanis yang merupakan gabungan dari
komponen
penyusunnya.
Secara
umum
pengembangan teknologi komposit bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi struktur dan karakterisasi
sifat material yang signifikan, seperti untuk aplikasi
material yang ringan tetapi sangat kuat [1]. Dewasa
ini, material komposit terus diteliti dan
dikembangkan, salah satunya komposit MgO-SiO2

yang banyak digunakan dalam pembuatan keramik


dan gelas [2] terdiri dari magnesium oksida (MgO)
dan silikon oksida (SiO2) [3]. Material komposit
MgO-SiO2 mempunyai koefisien ekspansi termal
yang rendah sehingga baik digunakan pada suhu
tinggi dan memiliki stabilitas kimia yang baik.
Komposit MgO-SiO2 juga mempunyai beberapa
keunggulan yang lain yaitu berfungsi sebagai bahan
isolator listrik karena konduktivitas listrik dan
permitivitas dielektriknya rendah [4].

Komposit MgO-SiO2 dapat dibuat dengan


berbagai metode salah satunya adalah metode solgel [5], dan metode padatan [6]. Metode sol-gel
lebih unggul dibanding dengan metode lain karena
prosesnya sederhana, mempunyai homogenitas
yang tinggi, dapat mengontrol ukuran dan
morfologi partikel, serta dapat dilakukan pada suhu
rendah [7]. Selain itu, peralatan yang digunakan
dalam metode sol-gel sederhana dan berbiaya
rendah.
Dalam penelitian ini, bahan utama yang
digunakan untuk membuat komposit MgO-SiO2
adalah
magnesium
nitrat
heksahidrat
(Mg(NO3)2.6H2O)
yang
telah
dihidrolisis
menggunakan akuades dan silika (SiO2) dengan
metode sol-gel. Silika yang digunakan bersumber
dari sekam padi. Silika sekam padi memiliki
karakteristik fisis berupa butiran yang halus, lebih
reaktif, dapat diperoleh dengan cara mudah dan
dengan biaya yang relatif murah, serta didukung
oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah dan
dapat diperbaharui [8]. Sekam padi mengandung
banyak silika amorf mencapai 94-96 % ketika
dibakar pada suhu 500-7000C [9]. Sifat amorf ini,
menjadikan silika memiliki karakteristik khusus
yaitu sebagai material berpori, selain itu silika
amorf ini dapat dimanfaatkan sebagai penyangga
katalis [10].
Adapun pada penelitian ini difokuskan untuk
mengetahui pengaruh perlakuan sintering terhadap
karakteristik fisis komposit MgO-SiO2 meliputi
densitas, porositas, kekerasan, dan konduktivitas.
Untuk tujuan tersebut sampel akan disintering
dengan variasi suhu 1000, 1100, 1200, dan 13000C.

METODE PERCOBAAN
Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah: sekam padi, akuades, larutan
KOH 5% sebagai media ekstraksi, magnesium
nitrat hidrat dengan rumus kimia Mg(NO3)2.6H2O.
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: gelas ukur, labu ukur 1000
mL, kompor listrik, beaker glass, batang
pengaduk/spatula, corong bucher, corong kaca, labu
elenmeyer, aluminium foil, pipet tetes, kertas
saring, jangka sorong, cawan tahan panas, alat
vakum, kertas tissue, mortar dan pestle, timbangan
digital, pengayak dengan diameter 180 m,
penekan hidrolik, dan furnace.
Tata Kerja
Preparasi Sekam Padi
Mencuci sekam padi menggunakan air dan
merendamnya selama 1 jam, kemudian merendam
sekam padi selama 6 jam dalam air panas, hal ini
dimaksudkan agar kotoran-kotoran (zat organik)
yang larut dalam air dapat terlepas dari sekam padi.
Setelah itu, meniriskan sekam padi dan

mengeringkannya dengan sinar matahari selama 2


hari hingga kering secara menyeluruh.
Ekstraksi Sol Silika Sekam Padi
Merendam 50 gram sekam padi dalam 500
mL larutan KOH konsentrasi 5% memanaskan
hingga mendidih menggunakan kompor listrik
selama 30 menit dengan daya 600 Watt.
Selanjutnya, menyaring sampel dan menampung
filtrat yang mengandung silika terlarut.
Hidrolisis Magnesium Nitrat Hidrat (Mg(NO3)2
6H2O)
Sumber sol magnesium oksida (MgO) yang
digunakan adalah magnesium nitrat hidrat
(Mg(NO3)2.6H2O) yang dihidrolisis dengan
akuades. Proses hidrolisis dimulai dengan
menimbang 11,7 gr magnesium nitrat hidrat, dan
memasukkan dalam labu ukur yang berisi 75 ml
akuades. Mengocok campuran hingga terbentuk
larutan, memindahkan larutan ke dalam beaker
glass dan mengaduk menggunakan magnetic stirrer
selama 30 menit hingga terbentuk sol MgO yang
homogen.
Preparasi Komposit MgO-SiO2
Mencampurkan sol MgO dan sol silika
perbandingan 3:2 sampai larutan bersifat netral dan
terbentuk gel. Menyaring dan mengkalsinasi gel
pada suhu 1100C selama 24 jam sampai terbentuk
gel kering. Menghaluskan gel kering menggunakan
mortar dan pestle dan mengayak menggunakan
ayakan berdiameter 180 m agar diperoleh serbuk
butiran yang lebih halus.
Uji Fisis
Uji sifat fisis dilakukan pada sampel
komposit MgO-SiO2 yang telah disintering pada
suhu 1000, 1100, 1200, dan 13000C untuk densitas,
porositas, kekerasan, dan konduktivitas, sebagai
pembanding dalam penelitian digunakan satu
sampel yang tidak diberi perlakuan sintering
sebagai uji konduktivitas. Uji densitas dan porositas
menggunakan timbangan digital merk Wiggen
Hauser seri Analitic Balance dengan prinsip
Archimedes. Uji kekerasan menggunakan alat
microhardness tester menggunakan metode vickers
hardness alat merk Zwick/Roell ZH. Uji
konduktivitas menggunakan metode two point
probe alat Progammable DC YOKOGAWA 7651,
Fluke 8842 Multimeter, Piolog PC, sampel Holder
dan pasta perak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Preparasi Sol Silika Sekam Padi
Sol silika yang diperoleh memiliki warna
cokelat kehitaman karena komponen organik
seperti selulosa, lignin, dan tanin dalam sekam padi
[11] ikut terlarut bersama silika saat proses
skstraksi berlangsung.

Hasil Hidrolisis Magnesium Nitrat Hidrat


Mg(NO3)2.6H2O)
Hasil hidrolisis memiliki warna sedikit keruh
yang menunjukkan telah larutnya senyawa
magnesium nitrat hidrat dalam akuades.
Hasil Pembuatan Komposit MgO-SiO2 dengan
Metode Sol-Gel
Komposit MgO-SiO2 serbuk berwarna
kuning kecokelatan, hal ini disebabkan masih
terdapatnya zat-zat organik di dalamnya. Serbuk
komposit ini ditimbang sebanyak 1,5 gr lalu dicetak
menjadi pellet silinder menggunakan pressing
dengan kekuatan tekan 50 GPa. Pellet ini yang
kemudian langsung disintering pada suhu 1000,
1100, 1200, dan 13000C.
Uji Densitas dan Porositas
Hasil uji densitas dan porositas disajikan
pada Gambar 1 yang menunjukkan grafik dari
fungsi suhu sintering. Pada Gambar 1a
menunjukkan bahwa nilai densitas meningkat
seiring dengan kenaikan suhu sintering. Proses
pemadatan (densifikasi) yang terjadi selama fase
kenaikan suhu dalam proses sintering menyebabkan
densitas semakin meningkat dan terjadi perubahan
struktur dan mikrostruktur, dimana partikel-partikel
saling mengikat sehingga ukuran butir menjadi
lebih besar dan menutupi seluruh permukaan. Oleh
sebab itu, jumlah pori berkurang. Nilai densitas
pada pengukuran ini menurun seiring dengan
kenaikan suhu sintering. Penurunan porositas
terjadi akibat pengaruh energi panas yang
mengaktifkan proses difusi atom antar butiran
sehingga terjadi pertumbuhan butir yang dapat
menutupi pori-pori [12]. Berdasarkan hasil
pengukuran dan perhitungan nilai densitas dari
sampel yang telah disintering pada rentang suhu
1000-13000C sebesar 1,76-1,89 gr/cm3 dan nilai
rata-rata porositas sebesar 5,74%.
Uji Kekerasan
Nilai kekerasan diukur pada bagian yang
mengalami retakan kecil berbentuk bujur sangkar
pada panjang kedua diagonalnya yang dapat dilihat
menggunakan mikroskop optik akibat beban yang
diberikan pada sampel sebesar 0,1 kgf. Semakin
kecil panjang diagonal rata-ratanya maka kekerasan
akan semakin besar. Perubahan nilai kekerasan
akibat kenaikan suhu sintering ditunjukkan pada
Gambar 2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
kekerasan sampel pada rentang suhu sintering
1000-13000C adalah sebesar 0,45-1,31 GPa.
Uji Konduktivitas
Untuk mendapatkan nilai konduktivitas
listrik, sampel diberikan arus yang nilainya
berubah-ubah, sehingga diperoleh tegangan dengan
nilai yang berubah-ubah pula sesuai dengan arus
yang diberikan. Terjadi kenaikan nilai resistansi
secara eksponensial pada rentang suhu sintering
1000-13000C sebesar 0,16x102-3,30x102 (Gambar
3). Hal ini mengindikasikan bahwa sampel bersifat

isolator dan semakin tinggi suhu sintering


menyebabkan nilai resistansi pada sampel
meningkat. Sebagai pembanding nilai resistansi
pada sampel tanpa perlakuan sintering diperoleh
sebesar 0,68 x102 cm.

Suhu sintering sampel (0C)


Gambar 1. grafik (a) densitas dan (b) porositas terhadap suhu
sintering sampel

Suhu sintering sampel (0C)


Gambar 2. Grafik perubahan kekerasan terhadap suhu sintering
sampel

Gambar 3. Perubahan (a) resistivitas dan (b) konduktivitas


terhadap suhu sintering sampel

KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh suhu sintering meningkatkan nilai
densitas pada sampel dan terjadi penurunan
persentase porositas seiring dengan meningkatnya
suhu sintering. Dimana nilai densitas terbaik
diperoleh pada suhu sintering 13000C yaitu 1,89
gr/cm3 dan untuk nilai porositas 4,71 %. Oleh sebab
itu,
kekerasan
akan
meningkat
dan
konduktivitasnya
menurun
seiring
dengan
meningkatnya nilai densitas dan menurunnya

persentase porositas pada sampel. Komposit MgOSiO2 yang diperoleh dari hasil penelitian ini
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
refraktori, pembuatan keramik, gelas, serta sebagai
bahan untuk isolator. Untuk mendukung potensi ini
pada penelitian selanjutnya diharapkan meneliti
pembuatan komposit MgO-SiO2 dengan komposisi
silika dan magnesium yang berbeda untuk lebih
mengetahui
pengaruh
komposisi
terhadap
karakteristik sifat fisisnya.

UCAPAN TERIMAKASIH

[6]. Sebayang, Perdamean., Mulyadi dan Hans


Sudjono. 2002. Pengaruh Komposisi MgO
Terhadap Sifat Fisis dari Bahan Keramik
Teknik
Berbasis
MgO-SiO2.
Bahan
Konduktor Padat Indonesia: Balai Besar
Teknologi Energi. Vol:3. No: 1. Hal: 28-32.
[7]. Jarza, A.U., Damian, A., Maruszewski, K.,
Halina, P and Wieslaw, S. 1999. Advantages
of Sol-gel Technologies for Biomedical
Application. Proc. SPIE3567, Optical and
Imaging Techniques for Biomonotoring IV,
50, doi:10.1117/12.339188.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan


terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu kelancaran terselesaikannya proses
penelitian. Terutama pihak Laboratorium Material
Fisika FMIPA, Laboratorium Kimia FMIPA,
Laboratorium Kimia Instrumentasi FMIPA,
Laboratorium Biomassa FMIPA, Laboratorium
Ilmu Tanah FP Universitas Lampung, Pusat
Penelitian Fisika LIPI Serpong, dan Laboratorium
Material dan Logam Instrumentasi Institut
Teknologi Bandung (ITB).

[8]. Sembiring, Simon dan Karo-Karo, Pulung.


2007. Pengaruh Suhu Sintering Terhadap
Karakteristik Termal dan Mikrostruktur Silika
Sekam Padi. Jurnal Sains dan Teknologi
MIPA. Universitas Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

[10]. Benvenutti, E.V. and Yoshitaka Gushiken.


1998. Comparative Study of Catalytic
Oxidation of Ethanol to Acetaldehyde Using
Fe (III) Dispersed on Sb2O5 Grafted on SiO2
and on Untreated SiO2 Surfaces. J. Braz.
Chem. SOC. Vol. 9. No 5. Pp 469-472.

[1]. S. Deni, et.all, 2008. Analisis Pengaruh


Komposisi SiC Terhadap Sifat Mekanis
Komposit Serbuk Al/SiC Dengan Proses
Single Compaction. Jurnal Makara Sains.
[2]. Kasanovic, C., Stubicar, N., Tomasic, N.,
Vladmir, B., Stubicar, M., & Ivankovic, H.
2005. Syinthesis Of Forsterite Powder From
Zeolit Precursor. Croatica Chemica Acta,
203-208.
[3].

Anonim
A.
2010.
http://www.docstoc.com/docs/20428444/BAB
-I-PENDAHULUAN-A-Latar-Belakang/.
Diakses pada 22 Oktober 2015.

[4]. Saberi,A., Alijenand, B., Negahdari, Z.,


Kazemi, F., and Almasi, A. 2007. A Novel
Method to Low Temperature Synthesis of
Nanocrystalline
Forsterite.
Materials
Research Bulletin, 666-673.
[5]. Hamdila, Jayanti D. 2012. Pengaruh Variasi
Massa terhadap Karakteristik Fungsional dan
Termal Komposit Magnesium Silikat Berbasis
Silika Sekam Padi Sebagai Katalis.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hal.
57-59.

[9].

Kharaziha, M and Fathi, M.H. 2010.


Improvement of Mechanical Properties and
Biocompatibility of Forsterite Bioceramic
Addressed to Bone Tissue Engineering
Materials. Journal of The Mechanical
Behavior of Biomedical Materials S3, 530-537

[11]. Ebtadianti, L. L. 2007. Karakterisasi Tingkat


Kristalinitas Silika Sekam Padi (Skripsi).
FMIPA Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
[12]. Sebayang, P., Tetuko, A., K, D., Muljadi, G.,
& Masno. 2006. Efek Aditif 3Al2O3 2SiO2
dan Suhu Sintering trhadap Karakteristik
Keramik Al2O3. Teknologi Indonesia (p.
29). Serpong: LIPI.

Anda mungkin juga menyukai