Anda di halaman 1dari 44

LECTURE

PRESENTATION
KIMIA ANORGANIK III
(Inorganic Materials
Chemistry)
Oleh :
Agung Nugroho Catur S,S.Pd.,M.Sc

Synthesis and Characterization


Methods of Inorganic Materials
Tahukah anda terbuat dari bahan
apakah peralatan-peralatan elektonik,
seperti panel sel surya, kapasitor,
baterai notebook, baterai handphone,
processor komputer, dan lain-lain?

Introduction

Peralatan-peralatan elektronik tersebut


semuanya terbuat dari bahan/material
anorganik yang disintesis dengan
menggunakan metode-metode tertentu dan
instrument pendukung yang canggih.
Jadi anda jangan membayangkan materialmaterial anorganik bahan dasar peralatan
elektronik tersebut dibuat dengan cara
direaksikan dalam tabung reaksi seperti
reaksi-reaksi sederhana.
Hampir kebanyakan sintesis material
anorganik dilakukan pada fase padat dan
temperatur tinggi

Introduction

Dewasa ini aktivitas mensintesis berbagai


material anorganik dengan berbagai sifat
dan kegunaan banyak dilakukan para
ilmuwan.
Pemilihan metode yang tepat dalam
mensintesis suatu bahan sangat diperlukan.
Pemilihan metode sintesis/preparasi dapat
dilakukan atas dasar komposisi dan bentuk
zat padat, serta energi yang diperlukan
dalam pembuatannya

Metode Sintesis Material


Anorganik
Metode Keramik (Ceramic Method)
Metode keramik terdiri dari pemanasan
bersama dua padatan yang bereaksi
membentuk produk yang diinginkan.
Metode ini digunakan secara luas pada
industri dan laboratorium.
Tahukah anda bahwa semikonduktor
temperatur tinggi pertama kali dibuat
dengan metode keramik?

Ceramic Method

Alur kerja metode keramik

Kelemahan Metode
Keramik

Membutuhkan temperatur tinggi (energi


tinggi).
Fasa atau senyawa yang diinginkan
kadang tidak stabil atau terdekomposisi
pada temperatur tinggi.
Lambatnya reaksi padatan. Padatan tidak
mencapai titik leburnya dan reaksi terjadi
dalam keadaan padat.

Reaksi keadaan padatan hanya terjadi pada


interface (antarmuka) dari dua padatan dan
satu kali lapisan permukaan bereaksi, reaksi
hanya dapat diteruskan jika reaktan terdifusi
dari badan (bulk) ke permukaan. Sebaiknya
material awal digerus dan dihaluskan untuk
mendapatkan partikel dengan ukuran kecil,
dan dapat bercampur dengan baik untuk
memaksimalkan luas kontak permukaan dan
meminimalkan jarak difusi reaktan.
Waktu reaksi sangat panjang.
Contoh untuk pembentukan CuFe2O4
membutuhkan waktu 23 jam.
Produk tidak homogen dalam komposisi

2. Metode sintesis Microwave


(radiasi gelombang mikro

Radiasi gelombang mikro (microwave) dapat


dipergunakan dalam proses sintesis material
anorganik.
Pada penggunaan gelombang mikro untuk pemanas
dalam sistem padat maka paling tidak terdapat satu
komponen dalam campuran yang dapat mengabsorp
radiasi gelombang mikro.
Kecepatan reaksi meningkat dengan meningkatnya laju
reaksi zat padat dan meningkatnya laju difusi.

Keunggulan Metode
Microwave

Dapat menurunkan waktu reaksi dan tidak terjadi


perengkahan pada senyawa hasil sintesis karena
pemanasannya dari dalam (Trisunaryanti, 2006),
Signifikan menurunkan biaya produksi karena
hemat energi dan waktu proses,
Memperbaiki keseragaman produk,
Memperbaiki mikrostruktur dan sifat produk,
Prosesnya berlangsung sangat cepat (2-50 kali
lebih cepat dibandingkan metode konvensional)
(Baykal et al., 2001).

Kelemahan Metode
Microwave

Tidak mengatasi masalah


ketidakhomogenan komposisi kimia dan
memerlukan temperatur tinggi
(Trisunaryanti, 2006).

Contoh Penerapan Metode


Microwave

Sintesis superkonduktor YBa2Cu3O7-x.


Diketahui bahwa jika menggunakan
metode keramik konvensional,
pembuatan semikonduktor ini
memerlukan waktu 24 jam, sedangkan
jika dengan menggunakan metode
microwave hanya memerlukan waktu
2 jam (Trisunaryanti, 2006).

Sintesis serbuk monofase silikon karbida (SiC).


Serbuk monofase SiC disintesis dengan metode
sintesis microwave dari reaksi Sid an serbuk C
amorf dicampurkan dalam reactor tubular
microwave. Ternyata penggunaan pembakaran
dengan radiasi microwave membuat proses
reaksi relatif sederhana, cepat, dan ekonomis
(Satapathy et al., 2005).

Sintesis senyawa boron phospat, BPO4.


BPO4 disintesis secara microwave dari
campuran padatan (NH4)2B4O7.4H2O dan
H3PO4 yang diletakkan pada beaker Teflon
dan dipanaskan dalam oven microwave
selama 3 menit. Reaksi yang terjadi pada
sintesis BPO4 adalah (Baykal, et al., 2001):
(NH4)2B4O7.4H2O(s) + 4H3PO4(s)
4BPO4(s) + 2NH3(g) + 11H2O(g)

3. Metode Sol-gel

Sol adalah suspensi koloid dari partikel


dalam liquid, ukuran diameter partikel
1-100 nm.
Gel adalah padatan semi kaku dimana
pelarut terkandung di dalam kerangka
material koloid atau polimer.

Metode Pembuatan Sol


a. Mendispersikan padatan tak larut dalam
solvent yang digunakan (misal:
menambahkan oksida atau hidroksida dalam
air yang pH-nya diatur sehingga partikel
padat tetap dalam keadaan tersuspensi).
b. Penambahan prekursor yang dapat bereaksi
dengan solven untuk membentuk koloid
(misal: penambahan logam alkoksida dalam
air dapa terhidrolisis menghasilkan oksida
sebagai produk koloid)

Sol yang telah diperoleh selanjutnya


diberi perlakuan atau didiamkan
sampai terbentuk gel. Untuk
mendapatkan hasil akhir, gel harus
dipanaskan. Pemanasan dilakukan
untuk tujuan menghilangkan pelarut,
mendekomposisi anion, terjadi
penataan ulang struktur padatan, dan
terjadinya kristalisasi.

Alur kerja metode sol-gel

Penerapan metode sol-gel

Sintesis material YAG:EU3+. Yttrium aluminium


garnet, Y3Al5O12 (YAG) berbentuk kubus dengan
struktur garnet memperoleh banyak perhatian dari
ilmuwan karena sifat optik dan mekaniknya. Kristal
tunggal YAG digunakan dalam laser solid-state. YAG
doped lanthanide ion seperti Nd3+ dan Ce3+
digunakan dalam konstruksi dye laser dan peralatan
sinar generasi baru. YAG teraktivasi oleh ion Ce3+
sangat stabildan digunakan dalam liquid crystal
light valve projection display (Chinie, et al., 2005).

Sintesis partikel nanosize -Fe2O3. Senyawa


partikel nanosize -Fe2O3 disintesis dengan
menggunakan metode sol-gel dari besi
nitrat, Fe(NO3)3.9H2O dan asam citrate
monohidrat. Padatan -Fe2O3 yang
diperoleh berukuran 22-56 nm (Akbar et al.,
.).

4. Metode Prekursor

Metode precursor merupakan pencampuran


pada tingkat atomic dengan pembentukan
padatan. Pencampuran pada level atomik
dengan pembentukan padatan, prekursor,
dimana senyawa logam yang dikehendaki
terdapat di dalamnya dengan stoikiometri
yang tepat.
Prekursor berikutnya dipanaskan untuk
mendekomposisinya sehingga diperoleh
produk yang didiinginkan.

Penggunaan metode precursor dapat


menghasilkan produk homogen dapat
dengan temperatur yang relative
rendah.
Kelemahan metode ini adalah tidak
selalu memungkinkan untuk
mendapatkan precursor yang sesuai.

5. Metode Hidrotermal

Hidrotermal terbentuk dari kata hidro yang


berarti air dan termal yang berarti panas,
sehingga dapat diperkirakan metode
hidrotermal menggunakan panas dan air.
Pada praktiknya, metode ini melibatkan
pemanasan reaktan dalam wadah tertutup
(autoclave) menggunakan air. Dalam wadah
tertutup, tekanan meningkat dan air tetap
sebagai cairan.

Jika pemanasan air mencapai di atas titik


didih normalnya 373 K, maka disebut super
heated water.
Kondisi dimana tekanan meningkat di atas
tekanan atmosfer dikenal sebagai kondisi
hidrotermal.
Kondisi hidrotermal terdapat secara alamiah
dan beberapa mineral seperti zeolit alam
terbentuk melalui proses ini.

Kelebihan Metode Hidrotermal

Temperatur relatif rendah


Dengan menaikkan temperatur dan tekanan dapat
menstabilkan preparasi senyawa dalam keadaan
oksidasi yang tidak biasanya.
Pada kondisi super-heated water, oksida logam
yang tidak larut dalam air dapat menjadi larut. Atau
bila temperatur dan tekanan tersebut belum
mampu, maka dapat ditambahkan garam alkali
atau logam yang anionnnya dapat membentu
kompleks dengan padatan sehingga padatan
menjadi larut.

Penerapan Metode Hidrotermal

Sintesis kromium dioksida. Kromium dioksida, CrO2


dipergunakan pada audio tape karena sifat
magnetiknya, mengandung kromium pada keadaan
oksidasi tidak umum (+4). Mineral ini disintesis dari
oksidasi kromium (II) oksida, Cr2O3. Cr2O3 dan CrO3
ditempatkan di dalam autoclave dengan air dan
dipanaskan sampai 623 K. Oksigen dialirkan selama
reaksi dan karena autoclave tertutup, maka
tekanan parsialnya tinggi (440 bar). Tekanan
parsial oksigen yang tinggi ini menyebabkan
terbentuknya kromium dioksida (Trisunaryanti,
2006).

Sintesis senyawa TMA-SnS-1 (TMA =


tetramethylammonium). TMA-SnS-1
(mempunyai rumus empiris (NMe4)2Sn3S7.
xH2O, x=1-3) disintesis dari reaksi timah
dan sumber sulfur pada kondisi hidrotermal
dengan adanya kation TMA+. Senyawa TMASnS-1 mempunyai struktur kompleks
((Francis et al., 1996).

Sintesis senyawa serbuk Co3O4 dengan


metoda hidrotermal-ultrasonic. Dilaporkan
bahwa hidrolisis temperatur tinggi dari
cobalt (II) nitrat pada medan ultrasonic
menghasilkan serbuk Co3O4 dengan ukuran
partikel leboh kecil dibandingkan dengan
hidrolisis temperatur tinggi secara
konvensional (rata-rata ukuran partikel
turun dari 600-650 nm menjadi 60-70 nm).
Senyawa produk Co3O4 yang diperoleh dari
metode hidrotermal-ultrasonic mempunyai
struktur mesopori (Meskin et al., 2004).

6. Metode CVD (Chemical


Vapour Deposition)

Dalam metode CVD atau deposisi uap


kimia ini, kristal terbentuk dari reaktan
dalam fasa uap atau gas. Garis besar
metode: Starting material yang volatil
dicampur dalam temperatur yang
sesuai sehingga diperoleh produk
kristal padat.

Starting material yang biasa digunakan:


hidrida, halida dan senyawa-senyawa
organometalik. Reaktan, yang biasanya
besama gas pembawa, dilewatkan dalam
vessel reaksi. Produk yang terbentuk akan
cenderung menempel pada dinding vessel
yang panas. Secara umum, energi untuk
memulai reaksi disuplai pada saat substrat
siap untuk terbentuk.

Skema reactor deposisi uap kimia

7. Metode CVT (Chemical


Vapour Transport)

Dalam proses ini zat padat berinteraksi


dengan senyawa volatil dan produk zat
padat terdeposit di bagian lain dari
alat. Metode ini digunakan untuk
preparasi senyawa dan untuk
menumbuhkan kristal dari serbuk atau
bahan kristal yang kurang murni.

Contoh penggunaan metode CVT


adalah pada proses menumbuhkan
kristal Magnetite. Garis besar metode
ini adalah mereaksikan magnetite
dengan gas hidrogen klorida.
Fe3O4 (s) + 8HCl (g) <=> FeCl2 (g) +
FeCl3 (g) + 4H2O (g)

Serbuk magnetite ditempatkan pada salah


satu ujung vesel dan tabung dikosongkan.
Gas HCl dimasukkan dan tabung ditutup
dan dipanaskan. Reaksi bersifat endotermis,
sehingga dengan menaikkan temperatur
kesetimbangan bergeser ke kanan.
Sehingga pada bagian tabung yang panas
magnetite bereaksi dengan gas HCl dan
diangkutke sisi tabung lain sebagai besi
klorida. Pada daerah yang lebih dingin
kesetimbangan bergeser ke kanan dan
magnetite terdeposisi (Trisunaryanti, 2006).

Hal-hal Penting dalam


Pemilihan Metode Sintesis

Stabilitas senyawa. Senyawa mungkin stabil


dalam kondisi reaksi dan tidak stabil pada
tekanan dan temperatur normal.
Bentuk produk yang dikehendaki. Untuk
menyangkut aplikasi yang memerlukan
kristal tunggal, maka vapour phase epitaxy
yang dipilih. Bila dikehendaki produk yang
homogen, maka metode prekursor atau
sintesis hidrotermal yang dipilih.

Kemurnian produk. Untuk mendapatkan


kemurnian produk tinggi dapat digunakan
metode yang melibatkan penggunaan
material awal adalah bahan yang volatil,
karena lebih mudah dimurnikan.
Ketersediaan reaktan. Bila memilih metode
prekursor, maka harus mempertimbangkan
ketersediaan prekursor dengan stoikiometri
yang benar. Untuk metode CVD
memerlukan reaktan dengan volatilitas yang
hampir sama. Untuk metode gelombang
mikro, paling tidak mempunyai satu starting
material yang dapat menyerap gelombang
mikro dengan kuat.

Teknik Analisis dan Karakterisasi


Material Anorganik

Metode analisis untuk mengkarakterisasi


material-material anorganik berbeda dengan
material organik, walaupun ada metodemetode tertentu yang dipergunakan untuk
karakterisasi kedua material tersebut,
misalnya spektroskopi infra merah (FTIR).
Metode spektroskopi IR (FTIR) merupakan
teknik analisis yang sering digunakan untuk
mengetahui gugus-gugus fungsi yang ada
dalam material anorganik maupun organik.

Difraksi sinar-X (X-ray diffraction, XRD)


merupakan instrument yang sangat penting
dalam analisis/karakterisasi material
anorganik, tidak hanya untuk
mengidentifikasi senyawa unknown tetapi
juga untuk mengidentifikasi struktur kristal
dan analisis fase kristalin. Sebagai contoh
bidang riset material anorganik yang sangat
memerlukan alat XRD adalah keramik dan
superkonduktor (Sibilia, 1996). Metode XRD
sangat penting dalam identifikasi komposisi
kimia dan fase kristalin senyawa-senyawa
anorganik.

Aplikasi dari XRD adalah identifikasi


material unknown, penentuan
kemurnian sample, penentuan dan
pemurnian parameter kisi, investigasi
diagram fase material baru, penentuan
ukuran kristal, pemurnian struktur
material dan perubahan fase/koefisien
ekspansi (Weller, 1994).

Metode analisis dengan scanning


electron microscopy (SEM) dapat
memberikan informasi
mikrostruktur/mikromorfologi material
anorganik. SEM jika digabung dengan
detektor unsur sinar-X seperti energy
dispersive spectrometer (EDS) dapat
memberikan informasi semi-kuantitatif
tentang komposisi unsur penyusun
material anorganik

Teknik analisis termal, seperti


differential thermal analysis (DTA),
differential scanning calorimetry
(DSC), dan thermal gravimetric
analysis (TGA), sering digunakan
untuk identifikasi dan analisis senyawa
anorganik maupun organik. Teknikteknik tersebut menyediakan informasi
tentang titik leleh, temperatur fase
transisi, dan stabilitas termal suatu
material.

Teknik analisis ukuran partikel (particle


size), luas permukaan (surface area),
dan porositas dapat digunakan untuk
karakterisasi material-material
anorganik berpori (porous material)
seperti zeolit dan clay.

Contoh Aplikasi Metode Karakterisasi


dan Cara Menganalisisnya

Thank You

Anda mungkin juga menyukai