Anda di halaman 1dari 31

SINTESIS NANO PARTIKEL

KULIAH 4_TUTY EMILIA AGUSTINA


APAKAH SINTESIS NANOPARTIKEL ?

• Sintesis nanopartikel bermakna


pembuatan partikel dengan
ukuran yang kurang dari 100
nm dan sekaligus mengubah
siat atau fungsinya
MENGAPA NANOPARTIKEL DAPAT
MEMILIKI SIFAT ATAU FUNGSI BERBEDA ?
Dua hal utama yang membuat nanopartikel berbeda
dengan material sejenis dalam ukuran besar yaitu:
• Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai
perbandingan antara luas permukaan dan volume
yang lebih besar jika dibandingkan dengan partikel
sejenis dalam ukuran besar. Ini membuat nanopartikel
bersifat lebih reaktif. Reaktivitas material ditentukan
oleh atom-atom di permukaan, karena hanya atom-
atom tersebut yang bersentuhan langsung dengan
material lain.
• Ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, maka
hukum fisika yang berlaku lebih didominasi oleh hukum-
hukum fisika kuantum
SINTESIS NANOPARTIKEL

 Sintesis
nanopartikel dapat
dilakukan dalam fasa padat, cair,
maupun gas.
 Proses sintesis pun dapat
berlangsung secara fisika atau
kimia.
Proses sintesis secara fisika tidak melibatkan
reaksi kimia. Yang terjadi hanya pemecahan
material besar menjadi material berukuran
nanometer, atau pengabungan material
berukuran sangat kecil, seperti kluster, menjadi
partikel berukuran nanometer tanpa mengubah
sifat bahan.
Proses sintesis secara kimia melibatkan reaksi
kimia dari sejumlah material awal (precursor)
sehingga dihasilkan material lain yang
berukuran nanometer. Contohnya adalah
pembentukan nanopartikel garam dengan
mereaksikan asam dan basa yang bersesuaian.
DUA KELOMPOK SINTESIS
NANOPARTIKEL

• Cara pertama adalah memecah partikel


berukuran besar menjadi partikel berukuran
nanometer. Pendekatan ini kadang disebut
pendekatan top-down.
• Cara kedua adalah memulai dari atom-
atom atau molekul-molekul atau kluster-
kluster yang diassembli membentuk partikel
berkuran nanometer yang dikehendaki.
Pendekatan ini disebut bottom-up.
DUA PENDEKATAN UTAMA SINTESIS
NANOPARTIKEL: TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP
• Banyak metode sintesis nanopartikel yang dibahas
para peneliti seluruh dunia, mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang sangat rumit.
• Akan dibahas beberapa metode sederhana sintesis
nanopartikel sbb :
1. Milling
2. Pemanasan sederhana dalam larutan polimer
3. Kolloid
4. Metode Polyol
5. Metode Spray
1. MILLING
• Contoh milling : mengubah biji kopi menjadi
bubuk kopi, atau mengubah beras menjadi
tepung
• Tetapi begitu ukuran partikel mengecil, material
memperlihatkan peningkatan sifat plastisitas
sehingga makin sulit dipecah lebih lanjut. Pada
sejumlah material, ada batas terkecil ukuran
partikel sehingga milling lebih lanjut tidak lagi
mengubah ukuran partikel.
• Suatu indeks empirik yang dikenaldengan
indeks kerja Bond ( Wi) menentukan energi
yang diperlukan untuk memecah partikel
Contoh
peralatan Milling
2. PEMANASAN SEDERHANA DALAM
LARUTAN POLIMER
Metode ini termasuk metode yang sangat
sederhana dalam membuat partikel berukuran
beberapa puluh nanometer hingga beberapa
ratus nanometer. Umumnya, sintesis nanopartikel
membutuhkan waktu yang sangat lama,
beberapa jam hingga puluhan jam. Metode
pemanasan dalam larutan polimer hanya
berlangsung beberapa puluh menit dan tidak
diperlukan peralatan yang terlalu mahal. Merode
ini juga dengan mudah dapat “discale up” untuk
membuat partikel dalam jumlah besar bagi
kebutuhan industri.
• Metode ini hanya membutuhkan sebuah oven yang
dapat beroperasi pada suhu pemanasan di atas suhu
dekomposisi polimer. Suhu operasi di atas 500 oC sudah
cukup untuk mendekomposisi sejumlah polimer.
• Secara sederhana, prinsip kerja metode ini adalah
mencampurkan larutan logam nitrat di dalam air
dengan larutan polimer dengan berat molekul tinggi
(high molecular weight polymer, HMWP). Kedua larutan
dicampur dan diaduk secara merata disertai
pemanasan sehingga kandungan air hampir habis dan
diperoleh larutan kental polimer. Di dalam larutan
tersebut diperkirakan ion-ion logam menempel secara
merata pada rantai polimer. Larutan polimer kemudian
ditempatkan dalam krusibel alumina dan dipanaskan
pada suhu di atas suhu dekomposisi polimer. Suhu
pemanasan dinaikkan secara perlahan-lahan.
Keberadaan polimer menghindari pertemuan antar
partikel yang terbentuk melalui proses nukleasi
sehingga tidak terjadi agglomerasi.
Ukuran partikel
dikontrol dengan
mengatur
konsentrasi PEG,
mengatur suhu
pemanasan, dan
mengatur lama
waktu pemanasan
dalam oven.
• Diagram alir pembuatan nanopartikel dengan
metode pemanasan dalam larutan polimer
• Foto SEM sejumlah nanopartikel yang dibuat dengan
metode pemanasan sederhana dalam larutan polimer:
(a) CeO2:Nd, (b) Y2O3:Eu, (c) ZnO, dan (d)
(Gd,Y)2Al5O12:Ce.
Gambar (a) adalah
contoh foto SEM
partikel CeO2:Nd yang
dihasilkan dengan
pemanaskan pada
suhu 800 oC. Ukuran
grain yang diperoleh
adalah puluhan
nanometer hingga
submikron. Dengan
menggunakan metode
Scherrer didapat
ukuran kristallin sekitar
54 nm.
3. KOLLOID

• Nanopartikel semikonduktor dapat dipersiapkan


dengan cara sintesis kimiawi dalam larutan homogen.
• Sintesis material dalam bentuk kolloid sebenarnya
sudah lama dilakukan orang, jauh sebelum konsep
nanoteknologi dikenal orang.
• Sejumlah kolloid dari nanopartikel dengan ukuran
diameter antara 3 – 50 nm telah berhasil dibuat. Jenis
koloid tersebut mencakup material logam mulia (Au,
Ag, Pt, Pd, dan Cu), semikonduktor (Si, Ge, III-V, II-VI,
dan oksida logam), isolator (mika, SiO2, sejumlah
keramik, polimer), dan material magnetik (Fe2O3, Ni,
Co, Fe, FePt).
• Namun, ketertarikan pada nanoteknologi memaksa
peneliti untuk memiliki kemampuan mengontrol ukuran
partikel koloid yang dihasilkan. Hal ini dilatarbelakangi
oleh adanya sifat material yang bergantung pada
ukuran. Usaha ke arah ini ditempuh dengan melakukan
deaktivasi permukaan partikel koloid yang telah dibuat
begitu ukuran sudah mencapai nilai yang dinginkan.
Jika tidak dideaktivasi maka ukuran partikel koloid
biasanya akan terus bertambah selama masih ada sisa
atom-atom prekursor di dalam larutan tersebut. Salah
satu cara deaktivasi yang banyak dilakukan adalah
menggunakan surfactant. Molekul surfaktan akan
menempel pada permukan koloid yang dibuat dan
melindungi permukaan tersebut dari pertambahan
atom precursor lebih lanjut meskipun di dalam koloid
masih ada atom-atom precursor yang belum bereaksi.
• Gambar di atas adalah ilustrasi bagaimana
membuat koloid dengan ukuran partikel
tertentu menggunakan surfaktan.
4. METODE POLYOL

Proses polyol adalah cara lain menghasilkan partikel logam


seperti Cu, Ni, dan Co dalam ukuran nanometer dalam
medium bukan air.
Dalam metode ini precursor seperti logam oksida, logam
nitrat, dan logam asesat dilarutkan atau dicampur secara
homogen dengan ethylene glycol atau diethylene glycol
kemudian direflux pada suhu antara 180 oC sampai 194 oC.
Selama reaksi tersebut, precursor direduksi membentuk
partikel logam yang kemudian mengendap di dalam larutan.
Partikel CoxCu100-x (4 ≤ x ≤ 49 at%) dapat disintesis dengan
mereaksi cobalt acetate tetrahydrate dan copper acetate
hydrate di dalam ethylene glycol. Campuran kemudian
direflux pada suhu 180–190°C selama 2 jam. Partikel yang
dihasilkan mengendap di dalam larutan yang kemudian
dikumpulkan dan dikeringkan. Bubuk nanocrystalline Ni25Cu75
dapat dibuat dengan mereduksi nikel dan tembaga asetat di
dalam ethylene glycol.
Berikut ini adalah contoh sintesis nanopartiel FePt dengan
metode polyol :

Material yang digunakan adalah ethylene glycol, ferric


acetyl acetonate atau Fe(acac)3, bis-acetyl acetonate
platinum atau Pt(acac)2, N,N-dimetyl aminoethoxy
ethanol atau (CH3)2N(CH2CH2O)3H dan sodium
hydroxyde atau NaOH.
Sintesis diawali dengan membuat prekursor Fe dengan
cara melarutkan 369 mg Fe(acac)3, 33 ml sodium
hydroxide 0,5 N, dan 1,0 g dimethylaminoethyleneoxide
di dalam 200 mL ethylene glycol.
Larutan tersebut dipanaskan pada suhu 160 oC dalam
lingkungan argon tekanan atmosfer. Larutan lain
berupa prekursor platina dibuat dengan melarutkan
238 mg Pt(acac)2, 17 mL NaOH, dan 0,5 g amine di
dalam 100 mL ethylene glycol dan dipanaskan pada
suhu 120 oC juga di dalam lingkunan argon tekanan
atmosfer.
Kedua larutan kemudian dicampur disertai dengan
pengadukan yang cepat sehingga tercampur secara
merata. Warna tampak berubah dari abu-abu menjadi
hitam ketika suhu dinaikkan hingga 180 oC.
Campuran dipertahankan dalam kondisi pengadukan
pada suhu 198 oC selama sekitar 2 jam. Untuk
menghindari penggumpalan partikel FePt, sedikit NaOH
apat ditambahkan sebagai stabilisator. NaOH akan
mereduksi logam acetylacetonate sehingga
ketersediatan prekursor Fe dan Pt dalam campuran
berkurang.
Lebih lanjut, permukaan nanopartikel dapat
dideaktivasi dengan mengadsaorpsi material pelindung
sehingga membentuk lapisan tipis. Untuk maksud ini
material yang dapat digunakan adalah N,N-dimethyl
aminoethoxy ethanol.
Skema pembuatan nanopartikel FePt dengan
metode polyol
5. METODE SPRAY

Spray adalah pembangkitan droplet-


droplet kecil dari medium fase cair.
Contoh spray yang paling kita kenal adalah
parfum, hair spray, cat pilox, obat ati
nyamuk cair, paint brush, dan sebagainya.
Ukuran droplet yang dihasilkan bergantung
pada berbagai faktor seperti viskositas
cairan, tegangan pemukaan cairan, ukuran
lubang tempat droplet keluar, dan
sebagainya.
• Cara menghasilkan droplet spray juga
bermacam-macam. Salah satu yang cukup
sederhana adalah mengalirkan udara
berkecapatan tinggi di ujung sebuah pipa
berlubang kecil di mana ujung lain pipa
tersebut tercelup di dalam zat cair. Tekanan
yang kecil pada ujung yang dikenai udara
yang mengalir meyebabkan zat cair dalam
wadah terdorong naik menuju ujung pipa
yang dikenai aliran udara. Ketika sampai di
ujung pita, aliran udara yang kencang
mengebabkan zat cair terurai menjadi butir-
butir kecil dan terbawa bersama aliran
udara.
• Cara lain menghasilkan droplet adalah
menggetarkan zar cair menggunakan
gelombang ultrasonik. Cara menghasilkan
spray semacam ini banyak dipakai dalam
dunia kedokteran untuk memasukkan obat
ke dalam tubuh pasien lewat sistem
pernapasan. Larutan obat digetarkan
dengan gelombang ultrasonik sehingga
membentuk droplet-droplet yang
beterbangan di sekitar permukaan zat cair.
Pasien menghirup udara di permukaan obat
melalui selang yang salah satu ujungnya
terhubung ke hidung sehingga droplet yang
mengandung obat tersebut masuk ke dalam
sistem pernapasan.
BEBERAPA CONTOH METODE SPRAY
 spray pirolysis
Proses yang berlangsung adalah melakukan reaksi pirolisis
pada droplet yang dihasilkan spray.
Pirolisis adalah reaksi kimia pada suhu tinggi. Jika yang
dispray adalah larutan prekursor yang dapat bereaksi
pada suhu tinggi maka dengan metode spray kita dapat
mebuat partikel dengan cepat. Proses pembentukan
partikel hanya berlangsung dalam beberapa detik.
Metode semacam ini sering disebut spray pirolisis.
Spray pirolisis dilakukan pada sebuah reaktor yang terdiri
dari pembangkit droplet yang dikenal pula dengan nama
nebulizer atau atomizer, reaktor berbentuk tabung, dan
penampung partikel.
Skema reaktor
spray
pirolisis
 Filter expansion spray pyrolisis
 Salt assited spray pyrolsis
 Pembuatan Partikel Berporos dengan Spray
Pyrolisis
 Flame Spray Pyrolsis
 Spray Drying Komposit ZnO-silica
 dll

Anda mungkin juga menyukai