Anda di halaman 1dari 20

Sintesis dan Karakterisasi Titanium Oksida (TiO2) Sebagai

Material Fotokatalis
Adisria Marise Afianti1), Anjar Nur Ramadhani1), Nabila Hari Arimbi1),
Nasikhudin1*)
1)
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Malang

Corresponding* : nasikhudin@fmipa.um.ac.id

Abstrak :
Perkembagan teknologi yang selalu meningkat memberikan dampak positif terhadap
kemajuan teknologi terutama dibidang nanomaterial. Nanomaterial memiliki peranan
penting dalam perkembangan teknologi karena sifat dan karakteristiknya yang lebih baik
daripada material bulk. Salah satu nanomaterial yang memiliki potensial untuk
digunakan dalam aplikasi misalnya Titanium Oksida (TiO2 ). Titanium Oksida (TiO2 )
merupakan bahan semikonduktor dengan oksidasi logam tipe-n yang baik. TiO2 juga
telah diteliti secara intensif dengan berbagai metode sintesis seperti metode sintesis wet
impregnation, solvothermal, spin coating, sonokimia, dip coating, sol-gel, dan
hydrothermal. Selanjutnya untuk menentukkan jenis kristal, morfologi, dan ukuran
kristalnya diperlukan karakterisasi. Karakterisasi bahan nano dan struktur nano
sebagian besar didasarkan pada teknik analisis permukaan dan metode karakterisasi
konvensional yang dikembangkan untuk bahan bulk. Sintesis dan karakterisasi yang baik
memiliki peran penting untuk memberikan efisiensi pada aplikasi sehingga saat
pengaplikasiannya memberikan kinerja tinggi dan layak secara komersial. TiO2
digunakan di berbagai aplikasi terutama sebagai fotokatalis. Paper ini bertujuan untuk
mereview penelitian TiO2 melalui berapa metode sintesis dan karakterisasinya sebagai
material fotokatalis.
Kata Kunci : Synsthesis,Characterization, TiO2
1. Pendahuluan
Nanomaterial memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi
dikarenakan sifat dan karakteristiknya yang lebih baik daripada material bulk[1].
Salah satu nanomaterial yang memiliki potensial untuk digunakan dalam berbagai
aplikasi adalah Titanium Oksida (TiO2)[2]. Nanomaterial Titanium Oksida (TiO2)
saat ini semakin mendapatkan perhatian di seluruh dunia karena sifat dan
karakternya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis aplikasi[2][3].
TiO2 merupakan nanopartikel yang dihasilkan oleh rekayasa oksida logam
yang sering digunakan[1] dimana oksida logam dimanfaatkan untuk menentukan
karakter logam, sehingga memiliki peran dalam banyak bidang[4]. Nanomaterial
TiO2 dikenal sebagai material yang baik untuk degradasi polutan lingkungan
karena aktivita fotokatalisnya yang tinggi, tidak beracun dan stabil jika dilarutkan
dalam air, serta biayanya yang tidak terlalu mahal juga gampang dicari[5]. TiO2
memiliki stabilitas yang baik, ramah lingkungan dan produksi yang murah,
sehingga memiliki keuntungan dalam produksi skala besar[6],[4]. TiO2 menjadi
salah satu bahan semikonduktor dalam aplikasi sel surya generasi baru[7].
Sintesis nanopartikel TiO2 dapat dibuat dalam skala besar dengan skala
biaya rendah dengan metode berbasis solusi sederhana metode sintesis wet
impregnation[8], solvothermal[9], spin coating[10], sonokimia[11], dip
coating[12], sol-gel[13], , dan hydrothermal[14]. Penelitian Vivia, et al. Sampel
𝑇𝑖𝑂2 yang telah berhasil disintesis menggunakan metode hidrotermal
menunjukkan bahwa morfologi nanostruktur berpengaruh terhadap konduktivitas
listriknya[15]. Semakin ukuran nanostruktur kecil dan persebarannya merata
maka memudahkan elektron TiO2 untuk bereksitasi sehingga nilai konduktivitas
akan semakin baik dan membentuk kurva ohmic[16]. Selanjutnya untuk
menentukkan jenis kristal, mofrologi, ukuran kristal diperlukan karakterisasi.
Karakterisasi TiO2 yang biasa digunakan diantaranya XRD yang berfungsi
untuk mengetahui ukuran kristal[17], SEM berfungsi untuk menggambarkan
permukaan material[18], UV-Vis berfungsi untuk mengetahui pola adsorpsi[19],
FTIR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dan senyawa yang
terkandung[20] dan UV-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS)
untuk menentukan nilai energi gap[21]. Penelitian Rosanti, et al. karakterisasi
TiO2 dengan metode wet impregnation pada karakterisasi XRD hasilnya semakin
tinggihnya suhu menyebabkan penurunan intensitas sehingga mengakibatkan
penurunan kristalinitas[22]. Dalam aplikasinya TiO2 banyak sekali
pemanfaatannya terutama sebagai fotokatalis[23]. Fotokatalis adalah bahan yang
dapat meningkatkan laju reaksi reduksi oksidasi yang diinduksi oleh cahaya[24].
Oleh karena itu, paper ini bertujuan untuk mereview penelitian TiO2 melalui
berapa metode sintesis dan karakterisasinya sebagai material fotokatalis.
2. Nanomaterial Titanium Oksida (TiO2)
Nanomaterial titanium oksida atau TiO2[25] merupakan nanomaterial yang
dihasilkan oleh rekayasa oksida logam dengan tipe-n[26] yang sering digunakan
sebagai fotokatalis[27]. Kelebihan TiO2 sebagai fotokatalis yaitu dapat
mendegradasi senyawa organik dan mereduksi senyawa anorganik menjadi
komponen-komponen sederhana dan lebih aman, ekonomis, ramah lingkungan,
dan memiliki serapan di wilayah sinar UV[28]. TiO2 terdiri dua bentuk utama
yaitu dalam bentuk amorf dan kristal. TiO2 dalam bentuk amorf artinya bahan
tidak memiliki keteraturan susunan atom sehingga tidak memiliki keteraturan pita
konduksi dan pita valensi, akan tetapi mampu untuk mendegradasi polutan dalam
waktu yang tidak singkat[29]. TiO2 mempunyai tiga jenis bentuk kristal
diantaranya rutile (tetragonal), anatase (tetragonal), dan brookite
(ortorombik)[30]. Fasa anatase dan brookite merupakan fasa metastabil yang akan
berubah menjadi fasa rutile ketika dipanaskan[31]. Fasa anatase stabil pada suhu
dibawah 800 0C, di atas suhu tersebut maka akan terbentuk fasa rutile[32]. Nilai
energi band gap TiO2 pada fasa anatase sebesar 3,2 eV, sedangkan pada fasa rutile
sebesar 3,0 eV[33].

Gambar 1. Titanium Oksida (Ti : biru, O : hijau)


3. Metode Sintesis
3.1 Metode Wet Impregnation
Metode impregnasi basah (wet impregnation), jumlah larutan prekursor
fasa aktif ditambahkan ke penyangga melebihi volume pori penyangga[8].
Walaupun metode ini adalah yang termudah[34], tetapi dapat menghasilkan
deposisi prekursor fasa aktif yang sangat banyak pada bagian luar penyangga [35].
Distribusi seperti ini bermanfaat dilihat dari sisi aplikasi karena dapat mengurangi
kebutuhan penetrasi reaktan ke dalam katalis [8], sehingga dapat meningkatkan
aktivitas katalis [34]
3.2 Metode Solvothermal
Metode solvothermal pertama kali ditemukan ilmuan asal Jerman yaitu
Robert Wilhem Bunsen, ketika melakukan sintesis barium karbonat dan stronsium
[9], karbonat dengan kondisi suhu 200 C dan tekanan di atas 100 bar [34]. Reaksi
solvothermal pada umumnya dipengaruhi oleh parameter kimia yakni sifat reagen
dan pelarut [9]. Selain itu, parameter termodinamika juga sangat berpengaruh
yaitu berupa suhu dan tekanan [36].
Proses solvothermal dapat diartikan sebagai reaksi kimia dalam sistem
tertutup dengan adanya pelarut (aqueous dan nonaqueous solution) [9], pada
temperatur lebih tinggi dari titik didih pelarut [qq]. Metode solvothermal
melibatkan tekanan yang tinggi [36]
3.3 Metode Spin Coating
Dengan menggunakan metode spin-coating lapisan molekul akan bisa
dibuat sebagai film[8]. Metode itu dilakukan dengan cara menyebarkan larutan
film ke atas substrat terlebih dahulu kemudian substrat diputar dengan kecepatan
konstan tertentu agar diperoleh film pada substrat [10]. Semakin cepat putaran,
diperoleh film yang semakin homogen dan tipis [8]. Bahan lapisan yang akan di
deposisi melalui metode spin coating adalah bahan organik ataupun
organologam[36]. Teknik spin coating lebih banyak digunakan dalam
pembentukan film[37].
3.4 Metode Sonokimia
Sonokimia adalah suatu metode sintesis material dengan menggunakan
energi suara untuk mendorong perubahan fisika dan kimia dalam medium cairan
[11]. Metode sonokimia merupakan metode sintesis kimia menggunakan
ultrasound. Dalam proses itu menggunakan gelombang suara sebagai sumber
energi[38]. Metode sonokimia merupakan metode sintesis material menggunakan
energi suara untuk mendorong terjadinya perubahan fisika dan kimia dalam
medium cairan[39]. Sonokimia menggunakan aplikasi ultrasonik dalam reaksi
kimia[40].
3.5 Metode Sol-Gel
Sol-gel merupakan metode sintesis dengan memanfaatkan temperatur
rendah[41] dengan menggunakan proses kimia[42] dan larutan sebagai
medianya[43], yang prosesnya sederhana dan murah[37], dimana perubahan fasa
terjadi dalam proses ini[44]. Metode ini menghasilkan partikel berskala nano
yang membentuk morfologi homogen[45]. Metode sol-gel dapat dilakukan
dengan beberapa teknik, diantaranya dip coating[46], spray coating[47] dan spin
coating[48]. Tujuan penggunaan sol-gel diantaranya adalah untuk memperoleh
homogenitas yang baik dengan digunakannya fasa penting yakni sol dan
gel[43][45]. Untuk ukuran partikel yang kecil, akan membuat pergeseran fasa
pada suhu yang rendah[49]. Pemilihan suhu yang tepat juga mempengaruhi hasil
dari sol-gel sehingga dapat disarankan untuk menggunakan suhu sekitar 600 o
sampai 700o[50].
3.6 Metode Dip-Coating
Dip coating merupakan metode proses basah (wet process) dengan cara
mencelupkan substrat ke dalam larutan dan ditarik dengan kecepatan tertentu[10].
Ketebalan lapisan sangat dipengaruhi oleh penarikan substrat[12], konsentrasi
larutan[38], viskositas[51], dan sudut penarikan[12]. Jika sudut penarikan tidak
sama dengan 90 C ketebalan coating permukaan berbeda[52]. Kelebihan metode
itu adalah larutan yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan metode yang
lain[37]. Pengangkatan substrat menyebabkan larutan prekursor yang menempel
membentuk lapisan tipis[53]. Hal itu disebabkan pelarut akan menguap dan
sebagian larutan akan turun dengan adanya pengaruh gaya gravitasi[10].
3.7 Metode Hidrotermal
Metode hidrotermal adalah suatu proses yang menggunakan reaksi–reaksi
fasa tunggal atau heterogen di dalam larutan air pada temperatur tinggi[54].
Metode hidrotermal dapat mensintesis TiO2 dengan tingkat kristalinitas yang
tinggi, relatif stabil[14], homogen[55], serta rasio molar yang mendekati nilai
stoikiometri[54]. Metode hidrotermal dengan suhu rendah merupakan metode
menggunakan sintesis nanopartikel dalam pelarut air destilled dan pemanasan
pada suhu rendah[52].
Metode ini sesuai untuk menghasilkan bentuk dan komposisi kristal yang
diinginkan juga memungkinkan sintesis TiO2 mempunyai kemurnian yang tinggi
dengan suhu rendah dan waktu reaksi yang relatif singkat [56],[57]. Larutan
hydrothermal terjadi dalam beberapa cara, salah satunya peleburan magma yang
terjadi oleh parsial basah yang mendingin dan mengkristal[52]. Proses
hydrothermal merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk
sebelumnya [58].
Prinsip teknik hydrothermal yaitu pemanasan reaktan dalam wadah
tertutup dengan menggunakan medium air[56]. Sintesis hydrothermal secara
umum dapat diartikan sebagai sintesis kristal atau pertumbuhan kristal pada
temperatur dan tekanan tinggi[58]. Sintesis hydrothermal dilakukan pada suhu
dibawah 300°C, sehingga memperoleh hasil kemurnian dan kristalinitas yang
tinggi dengan hanya memanfaatkan mineral alam Indonesia yang berkualitas
rendah sebagai bahan utama dalam metode hydrothermal [58],[59].
4. Karakterisasi
Karakterisasi TiO2 yang biasa digunakan diantaranya XRD[17], SEM[18],
UV-Vis [19], FTIR[20] dan UV-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-
Vis DRS)[21]. Tabel 1. Menunjukkan hasil karakterisasi TiO2 di beberapa metode
sintesis.
Tabel 1. Hasil dari Karakterisasi TiO2

No. Bahan Metode Karakterisasi Hasil Ref

1. N/TiO2 Wet XRD ● Fasa yang [22]


Impregnation terbentuk anatase
● Ukuran kristal
pada suhu 300o,
400o, 500o, 600o,
dan 700o berturut-
turut 12,669 nm;
10,616 nm;
10,582 nm; 8,550
nm; dan 12,530
nm.
● Ukuran tertinggi
diperoleh pada
suhu 700o sebesar
12,530 nm yang
diakibatkan oleh
aglomerasi
● Semakin
bertambahnya
suhu
mengakibatkan
penurunan
intensitas
sehingga
menyebabkan
penurunan
kristalinitas

UV-Vis ● Pada suhu 300o,


DRS 400o, 500o, 600o,
dan 700o
diperoleh nilai
energi celah pita
(Eg) dan panjang
gelombang
berturut-turut
3,286 eV dan
378.08 nm; 3,328
eV dan 383.74
nm; 3,210 eV dan
387.03 nm; 3,242
eV dan 383.24
nm; 3,248 eV dan
382.49 nm
● Semakin besar
suhu kalsinasi
maka semakin
kecil nilai Eg.
Semakin kecil Eg
semakin mudah
elektron untuk
tereksitasi dari
pita valensi
menuju pita
konduksi
● Suhu maksimal
untuk sintesis ini
adalah pada suhu
500o

2. TiO2 Solvotermal XRD Ukuran kristal pada [60]


suhu 150o, 175o,
200o, dan 225o
berturut-turut 24.34
nm; 20.29 nm;
27.04 nm; dan 54.11
nm
SEM ● Bentuk morfologi
sterik
● Distribusi partikel
berukuran 1-20
nm

UV-Vis ● Suhu tidak


DRS berpengaruh
secara signifikan
pada energi celah
pita
● Energi celah pita
pada suhu 150o,
175o, 200o, dan
225o berturut-turut
3.05 eV; 3.04 eV;
3.08 eV; dan 3.10
eV

Sonikasi XRD ● Memiliki struktur [61]


anatas dan rutil
● Grup ruang
I41/amd dan
P42/mnm

UV-Vis ● Energi band gap


DRS dari perbandingan
anatase:rutil
100:0, 90:10,
85:15, 80:20,
75:25, dan 0:100
berturut-turut
3,02; 2,91; 2,90;
2,90; 2,89; dan
2,86 eV
● Katalis
perbandingan
85:15 memiliki
aktivitas optimum
karena
mendegradasi
metilen biru
85,66% selama
120 menit

3. PVA-TiO2 Spin Coating XRD ● Fase yang [27]


dihasilkan anatase
● Pada temperatur
400o diperoleh
ukuran butir 11,28
± 2,65 nm
● Temperatur
kalsinasi tidak
merubah struktur
kristal TiO2

SEM Tidak terjadi


perubahan fasa,
karena tidak
mengalami
pergeseran puncak

Uv-Vis ● Diperoleh
absorbansi
maksimum PVA-
TiO2 secara
berurutan 0,72
(305 nm), 0,84
(308 nm) dan
1,03 (315 nm)
● TiO2 sebesar 0.98
(262 nm)
● Semakin banyak
massa TiO2,
semakin banyak
atom yang
menyerap sinar
UV

4. TiO2-V, Sonikasi XRD ● Fasa yang [62]


CTAB, terbentuk murni,
SDS dan yakni anatase
PEG ● Dengan space
group I41/amd
● Ukuran kristal
yang dihasilkan
oleh TiO2-V,
TiO2-V CTAB,
TiO2-V SDS, dan
TiO2-V PEG
berturut-turut
24,324 nm;
81,076 nm;
48,640 nm; dan
12,927 nm

IR ● Penambahan
CTAB dan SDS
pada TiO2-V tidak
ada perubahan di
bilangan
gelombang 3404;
1631; 1557; 1383;
646; dan 483 cm-1
● Pada PEG
menunjukkan
gugus fungsi PEG
masih tersisa pada
TiO2-V

5. MgFe2O4: Sol-gel XRD MgFe2O4 yang [63]


TiO2 ditambah 25% mol
TiO2 memiliki 3
fase yakni
● MgFe2O4
berstruktur kubik
● TiO2 berstruktur
tetragonal
● Fe2O3 berstruktur
heksagonal

6. TiO2:Ga3+ Sonikasi XRD Memiliki fase [64]


dan CTAB anatas dengan grup
ruang I41/amd

FTIR ● CTAB teruap


sempurna pada
suhu 450o
● Penambahan
surfktan CTAB
terbentuk pori
sebesar 2-50 nm

SEM-EDX Morfologi tidak


beraturan dengan
unsur T

UV-Vis ● Penambahan
DRS dopan
meningkatkan
aktivitas
fotokatalitik
● Hasil optimal
dengan nilai
reflektansi
terendah, nilai
F(R) tertinggi, dan
energi celah pita
terendah (2,88 eV)

7. TiO2:Cu Sol-gel dip- XRD ● Suhu kalsinasi [65]


coating mempengaruhi
struktur dan
ukuran kristal
● Suhu 400o
menghasilkan fasa
anatas, sedangkan
diatas suhu
tersebut
menghasilkan fasa
rutin

UV-Vis Semakin tinggi


DRS konsentrasi, maka
semakin kecil nilai
band gap

8. TiO2- Sintesis XRD ● TiO2 anatase [66]


CTABr Kimia Padat mesopori, dengan
bentuk balok dan
sisi tidak
homogen
● Ukuran partikel
200-500 nm

SEM ● Penambahan
CTABr tidak
mempengaruhi
ukuran pori,
volume pori, luas
permukaan dan
aktivitas
fotokatalitik
● Distribusi pori
pada 2 nm
● Aktivitas
fotokatalitik 77%

9. N-TiO2 Hidrotermal XRD ● Kenaikan suhu [67]


hidrotermal
mengakibatkan
ukuran kristal
makin besar
● Lamanya waktu
pemanasan
mengakibatkan
ukuran kristal
makin besar
● Memiliki struktur
lebih kristalin

UV-Vis ● Kenaikan suhu


DRS hidrotermal
mengakibatkan Eg
menurun
● Lamanya waktu
pemanasan
mengakibatkan Eg
menurun
● Energi celah pita
relatif rendah
● Dapat
mendegradasi
metilen biru
74,94%

5. Kesimpulan
Nanopartikel TiO2 yang saat ini mendapatkan perhatian di seluruh dunia
dikarenakan sifat, karakteristik dan sintesisnya yang mudah dibuat dengan skala
besar, murah serta dalam pengaplikasinya memiliki banyak sekali manfaatnya.
Sintesis TiO2 dengan menggunakan beberapa metode masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Penggunaan
suhu, konsentrasi, dan lamanya waktu dalam proses dapat mempengaruhi hasil
sintesis dan karakterisasinya. Semakin tinggi suhu yang digunakan semakin kecil
ukuran kristal dan semakin kecil nilai energy celah pita (Eg). Semakin tinggi
konsentrasi dan lamanya waktu dalam pemanasan yang digunakan semakin kecil
nilai energy band gap (Eg). Dalam pengaplikasiannya sebagai fotokatalis, TiO2
memperoleh efisiensi waktu, energy yang cukup tinggi, stabilitas pewarna asam
yang tinggi dan laju injeksi elektron yang lebih cepat.
Daftar Rujukan
[1] I. Sopyan, M. Watanabe, S. Murasawa, K. Hashimoto, and A. Fujishima,
“An efficient TiO2 thin-film photocatalyst : photocatalytic properties in
gas-phase acetaldehyde degradation,” vol. 6030, no. 96, 1996.
[2] S. A. Kumar and S. Chen, “Nanostructured Zinc Oxide Particles in
Chemically Modified Electrodes for Biosensor Applications,” Anal. Lett.,
vol. 41, no. 2, pp. 141–158, Feb. 2008, doi: 10.1080/00032710701792612.
[3] R. Ikono et al., “SINTESIS NANOPARTIKEL ZnO DENGAN METODE
MECHANOCHEMICAL MILLING,” pp. 60–62, 2012.
[4] J. Krüger, R. Plass, L. Cevey, M. Piccirelli, M. Grätzel, and U. Bach, “High
efficiency solid-state photovoltaic device due to inhibition of interface
charge recombination,” Appl. Phys. Lett., vol. 79, no. 13, pp. 2085–2087,
2001, doi: 10.1063/1.1406148.
[5] J. Tian et al., “Photocatalyst of TiO2/ZnO nano composite film:
Preparation, characterization, and photodegradation activity of methyl
orange,” Surf. Coatings Technol., vol. 204, no. 1–2, pp. 205–214, Sep.
2009, doi: 10.1016/j.surfcoat.2009.07.008.
[6] M. Amini and M. Ashrafi, “Photocatalytic degradation of some organic
dyes under solar light irradiation using TiO 2 and ZnO nanoparticles,”
Nano. Chem. Res, vol. 1, no. 1, pp. 79–86, 2016, doi:
10.7508/ncr.2016.01.010.
[7] M. Grätzel, “Ultrafast colour displays,” Nature, vol. 409, no. 6820, pp.
575–576, Feb. 2001, doi: 10.1038/35054655.
[8] W. R. Aprilla and A. Haris, “Sintesis Semikonduktor TiO2 serta
Aplikasinya pada Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) Menggunakan Dye
Indigo Carmine,” J. Kim. Sains dan Apl., vol. 19, no. 3, pp. 111–117, Dec.
2016, doi: 10.14710/jksa.19.3.111-117.
[9] S. K. Sa’diyah, “Sintesis dan karakterisasi TiO2 terdoping Vanadium (III)
variasi suhu menggunakan metode solvotermal,” Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, 2019.
[10] D. I. Ayu, “Sintesis Nano TiO2 Menggunakan Metode Sol- Gel dengan
Penambahan PEG Sebagai Antimikroba,” (Doctoral Diss. Univ. Negeri
Semarang)., 2015.
[11] A. Astuti and S. Ningsi, “Sintesis Dan Karakterisasi Nanopartikel Titanium
Dioksida (TiO2) Menggunakan Metode Sonokimia,” J. ILMU Fis. | Univ.
ANDALAS, vol. 9, no. 1, pp. 26–32, Mar. 2017, doi: 10.25077/jif.9.1.26-
32.2017.
[12] B. F. Bukit and S. H. Sirait, “PREPARASI DISPERSI ANTIBAKTERI
BERBAHAN DASAR TITANIUM DIOKSIDA ( TIO 2 ) SERTA
APLIKASINYA PADA KAIN DENGAN METODA DIP COATING
Universitas Quality Berastagi Kasus Infeksi nosokomial di Indonesia
meningkat setiap tahunnya . Salah satu penyebabnya ialah pe,” vol. 03, no.
02, pp. 640–644, 2019.
[13] Muthia Elma, “PROSES SOL GEL: ANALISIS, FUNDAMENTAL DAN
APLIKASI,” vol. 6, no. 1, 2018.
[14] M. F. Rahman, “Pengaruh ketebalan TiO2 terhadap performa DSSC double
layer berbasis TiO2/ZnO-Ag@TiO2,” Universitas Negeri Malang, 2019.
[15] V. P. Lestari, A. Abrar, and I. W. Fathonah, “Sintesis Nanostruktur Zno
Dengan Metode Hidrotermal Untuk Aplikasi Sensor Gas Butana,” Mater.
Sci., vol. 6, no. 2, 2019.
[16] U. Diebold, “The surface science of titanium dioxide,” Surf. Sci. Rep., vol.
48, no. 5–8, pp. 53–229, Jan. 2003, doi: 10.1016/S0167-5729(02)00100-0.
[17] Lalu A. Didik, “PENENTUAN UKURAN BUTIR KRISTAL
CuCr0,98Ni0,02O2 DENGAN MENGGUNAKAN X-RAY DIFRACTION
(XRD) DAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM,” vol. 3, no.
1, 2020.
[18] Kustomo, “Indonesian Journal of Chemical Science Uji Karakterisasi dan
Mapping Magnetit Nanopartikel Terlapisi Asam Humat,” vol. 9, no. 3,
2020.
[19] H. Apriyanti and I. N. Candra, “KARAKTERISASI ISOTERM
ADSORPSI DARI ION LOGAM BESI ( Fe ) PADA TANAH DI KOTA
BENGKULU,” vol. 2, no. 1, pp. 14–19, 2018.
[20] S. Silviyah, C. S. Widodo, and Masruroh, “PENGGUNAAN METODE
FT-IR (Fourier Transform Infra Red) UNTUK MENGIDENTIFIKASI
GUGUS FUNGSI PADA PROSES PEMBALURAN PENDERITA
MIOMA,” 2003.
[21] S. Wardiyanti, W. A. Adi, and E. Syahbani, “PENGARUH
KONSENTRASI (NH4)2SO4 TERHADAP KARAKTERISTIK TiO2
HASIL SINTESIS DENGAN METODE SOL GEL,” pp. 193–198, 2015.
[22] A. D. Rosanti, A. R. K. Wardani, and H. A. Anggraeni, “PENGARUH
SUHU KALSINASI TERHADAP KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS
FOTOKATALIS N/TiO 2 PADA PENJERNIHAN LIMBAH BATIK
TENUN,” Indones. E-Journal Appl. Chem., vol. 8, no. 1, pp. 26–33, 2020.
[23] P. Glycol, T. Haryati, N. Andarini, and M. I. Febrianti, “Sintesis Lapis
Tipis Fotokatalis ZnO-TiO2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (
Polyethylene Glycol) Sebagai Pelarut,” Ilmu Dasar, vol. 13, no. 1, pp. 1–5,
2012.
[24] D. Malinda, V. Paramita, and E. Supriyo, “ANALISIS OPTIMASI
KADAR TSS DARI FILTRAT BUAH NANAS (Ananas comosus (L.)
Merr) MENGGUNAKAN SISTEM EVAPORATOR VACUUM,” J. Inov.
Tek. Kim., vol. 4, no. 1, pp. 41–47, 2019, doi: 10.31942/inteka.v4i1.2687.
[25] S. Naimah and R. Ermawati, “Efektifitas Fotokatalis TiO2 yang
Dikompositkan dengan Karbon Aktif dan Precipitated Calcium Carbonat
dalam Menurunkan Chrom dari Limbah Industri Elektroplating,” J. Sains
Mater. Indones., vol. 14, no. 1, pp. 17–21, 2011.
[26] E. A. Adhitya and A. H. Ramelan, “Sintesa Titanium dioxide ( TiO 2 )
untuk Dye-Sensitized Solar Cell dengan Antosianin Bunga Rosella (
Hibiscus sabdariffa ),” vol. 3, no. 2, pp. 181–187, 2013.
[27] N. I. AS, V. Zharvan, G. Yudoyono, and Darminto, “Karakterisasi Struktur
Kristal dan Sifat Optik Lapisan Nano Komposit PVA-TiO2 sebagai
Fotokatalis,” J. Ilmu Fis. Teor. Dan Apl., vol. 1, no. 1, pp. 19–27, 2019.
[28] R. Li, F. Yin, Y. Guo, K. Zhao, Q. Ruan, and Y. Qi, “H 2 o ( 2 h 2 + o 2 ;,”
Biomed. Pharmacother., vol. 485, no. 1, pp. 952–961, 2017.
[29] E. Supriyanto, A. Holikin, and S. Suwardiyanto, “The thermal annealing
effect on Crystal Structure and Morphology of Titanium Dioxide (TiO2)
powder,” J. ILMU DASAR, vol. 15, no. 1, p. 37, 2014, doi:
10.19184/jid.v15i1.638.
[30] N. Rohmah, “Sintesis Dan Karakterisasi Fotokatalisis Ni-N-TiO2
Menggunakan Metode Sol Gel Untuk Degradasi Metilen Biru,” pp. 1–88,
2015.
[31] P. Win et al., “The Effect Of Heat Treatment On Phase Transformation
And Morphology Of Nano- Crystalline Titanium Dioxide ( Tio 2 The
Effect Of Heat Treatment On Phase Transformation And Morphology Of
Nano- Crystalline Titanium Dioxide ( Tio 2 ),” vol. 2.
[32] K. K. Saini, S. D. Sharma, Chanderkant, M. Kar, D. Singh, and C. P.
Sharma, “Structural and optical properties of TiO2 thin films derived by
sol-gel dip coating process,” J. Non. Cryst. Solids, vol. 353, no. 24–25, pp.
2469–2473, 2007, doi: 10.1016/j.jnoncrysol.2006.12.017.
[33] K. F. Yao, Z. Peng, Z. H. Liao, and J. J. Chen, “Preparation and
Photocatalytic Property of TiO 2 -Fe 3 O 4 Core – Shell Nanoparticles,”
vol. 9, no. 2, pp. 2–5, 2009, doi: 10.1166/jnn.2009.C178.
[34] H. G. Firnando and A. -, “PENGARUH SUHU PADA PROSES
SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN
KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe3O4,” 2015.
[35] A. L. Lubis, R. Sari, and A. Putra, “SINTESIS DAN KARAKTERISASI
KATALIS Co-Mn/TiO2 DENGAN MENGGUNAKAN METODE
IMPREGNASI,” J. Sains dan Teknol. Reaksi, vol. 17, no. 1, Jun. 2019, doi:
10.30811/jstr.v17i1.1244.
[36] A. NURAENI, “SINTESIS NANOPARTIKEL MANGAN DIOKSIDA
(MnO2) SECARA SONOKIMIA SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM
KADMIUM (Cd2+),” no. 24, pp. 7–9, 2021.
[37] S. Wardiyati, A. Fisli, and S. Yusuf, “Sintesis Nanokatalis TiO2 Anatase
dalam Larutan Elektrolit dengan Metode Sol Gel,” J. Sains Mater.
Indones., vol. 15, no. 3, pp. 153–157, 2014.
[38] D. Candani, M. Ulfah, W. Noviana, and R. Zainul, “A Review
Pemanfaatan Teknologi Sonikasi,” no. 26, 2018, doi:
10.31227/osf.io/uxknv.
[39] I. D. Wulandari, “Isoamil Alkohol Dan Asam Asetat Dengan Menggunakan
Zeolit Sebagai Katalis : Pengaruh Suhu,” 2018.
[40] S. Reri Duana, “Pengaruh lama sonikasi terhadap porositas dan kekerasan
nanokomposit hidroksiapatit-SiO2 berbasis batu onyx Bojonegoro dengan
metode sonokimia,” Universitas Negeri Malang., 2015.
[41] Muthia Elma, PROSES SOL GEL: ANALISIS, FUNDAMENTAL DAN
APLIKASI, vol. 6, no. 1. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University
Press, 2018.
[42] Jepri Limbong, “Sintesa dan karakterisasi Lapisan Tipis CoFe204
Menggunakan Metode Sol- Gel Dip-coating dengan Variasi Konsentrasi
dan Waktu Pelapisan,” Universitas Negeri Padang, 2020.
[43] S. Durri and H. Sutanto, “Karakterisasi Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO
doping Al yang di Deposisi diatas Kaca dengan Metode Sol-Gel Teknik
Spray-Coating,” vol. XIX, pp. 38–40, 2015.
[44] S. Bahri, “Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X dari Abu Vulkanik Gunung
Kelud dengan Variasi Rasio Molar Si/Al menggunakan Metode Sol-Gel,”
Skripsi, pp. 22–24, 2015.
[45] Y. M. Liza, R. C. Yasin, S. S. Maidani, and R. Zainul, “Gelation Sol- Gel
Proces s Densification Ageing Drying,” Mater. Chem., 2018, doi:
10.31227/osf.io/2cuh8.
[46] I. Mardhiyah, “Pengembangan Alat Dip Coating untuk Penumbuhan
Lapisan Tipis Berbasis Raspberry Pi 3,” Universitas Negeri Padang, 2020.
[47] S. K. W. Ningsih, “SINTESIS DAN KARAKTERISASI
NANOPARTIKEL ZnO DOPED Cu2+ MELALUI METODA SOL-GEL,”
EKSAKTA Berk. Ilm. Bid. MIPA, vol. 18, no. 02, pp. 39–51, Nov. 2017,
doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/51.
[48] A. Maddu, C. A. Basuki, and I. I. S. Pramudito, “STRUKTUR DAN
SIFAT OPTIK FILM ZnO HASIL DEPOSISI DENGAN TEKNIK SPIN-
COATING MELALUI PROSES SOL-GEL,” doi:
10.17146/jsmi.2006.7.3.4987.
[49] R. Ridwan and Grace Tj. Sulungbudi, “ANALISIS FASA BaO 6Fe2O3
HASILPERLAKUAN MEKANIK DAN ULTRASONIK TERHADAP
PREKURSOR SOL-GEL,” vol. 4, no. 3, 2018.
[50] M. Mardiyanto and A. Syahfandi, “Metode Sol Gel Untuk Sintesis Bahan
Piezoelektrik Ramah Lingkungan Bismut Natrium Titanat,” J. Sains Mater.
Indones., vol. 14, no. 2, pp. 142–146, 2018, [Online]. Available:
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jsmi/article/view/4436.
[51] I. Fathoni, S. J. Iswarin, and R. Triandi, “Studi Penumbuhan Lapisan Tipis
PZT dengan Metode Spin Coating,” pp. 53–56.
[52] S. Milawati, I. Syahbanu, R. Sasri Program Studi Kimia, and F.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, “Sintesis Komposit TiO2-SiO2
Menggunakan Metode Sol-Gel-Hidrotermal Synthesis TiO2-SiO2
Composites Using The Method Sol-Gel-Hydrothermal,” vol. 22, no. 1, p.
51, 2021.
[53] F. Dhiki, “EFEK TEMPERATUR PADA PROSES SINTESIS ZnO-TiO2
NANOPARTIKEL DENGAN METODE SOL-GEL,” University Of
Andalas, 2020.
[54] H. Sutanto, Semikonduktor Fotokatalis Seng Oksida dan Titania ( Sintesis ,
Deposisi dan Aplikasi ). Semarang: Penerbit Telescope, 2015.
[55] E. Wahyu and P. Dini, “DEGRADASI METILEN BIRU
MENGGUNAKAN FOTOKATALIS ZnO-ZEOLIT,” pp. 29–33, 2014.
[56] D. F. Putri, H. M. Ritonga, V. Murdiati, and R. Zainul, “a Review What Is
Hydrothermal ?,” 2018, doi: 10.31227/osf.io/dm56c.
[57] E. Agus and P. Wibowo, “Fabrikasi Nanotubes Titanium Dioksida ( TiO 2
) Menggunakan Metode Hidrotermal Titanium Dioxide ( TiO 2 )
Nanotubes Fabrication using Hydrothermal Method,” ilmu Kim., 2017.
[58] A. Setyani and E. A. P. Wibowo, “Fabrikasi Nanotubes Titanium Dioksida
(TiO2) Menggunakan Metode Hidrotermal,” J. Kim. Val., vol. 3, no. 1, pp.
20–26, May 2017, doi: 10.15408/jkv.v3i1.5036.
[59] I. Iwantono et al., “PENAMBAHAN DOPING LOGAM ALUMINIUM
PADA MATERIAL AKTIF Energi listrik merupakan kebutuhan primer
bagi masyarakat dan seiring perkembangan jumlah penduduk dan ekonomi
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi listrik . Sumber energi
listrik utama yang bia,” vol. 06, no. 01, pp. 36–43, 2016.
[60] N. Mahmudah, “Sintesis dan karakterisasi fotokatalis tio2 menggunakan
metode Solvotermal pada variasi suhu,” Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, 2019.
[61] B. B. P. Putra, “Sintesis dan karakterisasi fotokatalis TiO2 anatas/rutil
variasi komposisi sebagai pendegradasi zat warna metilen biru,”
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019.
[62] S. L. Priestnall et al., “SINTESIS DAN KARAKTERISASI
FOTOKATALIS TiO2 TERDOPING VANADIUM DENGAN VARIASI
JENIS SURFAKTAN MENGGUNAKAN METODE SONIKASI,”
Endocrine, vol. 9, no. May, p. 6, 2020, [Online]. Available:
https://www.slideshare.net/maryamkazemi3/stability-of-
colloids%0Ahttps://barnard.edu/sites/default/files/inline/student_user_guid
e_for_spss.pdf%0Ahttp://www.ibm.com/support%0Ahttp://www.spss.com/
sites/dm-book/legacy/ProgDataMgmt_SPSS17.pdf%0Ahttps://www.n.
[63] E. S. Hidayah, “Sintesis dan karakterisasi komposit MgFe2O4: TiO2
sebagai fotokatalis pada degradasi zat warna metilen biru,” 2020.
[64] Y. S. Dewi, “Sintesis dan karakterisasi fotokatalis TiO2 mesopori terdoping
galium (III) dengan variasi konsentrasi dopan Ga3+ menggunakan metode
sonikasi,” Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim)., 2019.
[65] A. Tamarani, “Preparasi dan Karakterisasi Fotokatalis TiO2 Didoping Cu
Berbentuk Lapis Tipis serta Aplikasinya untuk Produksi Gas H2
Menggunakan Reaktor Fotodekomposisi H2O,” Universitas Negeri Padang,
2018.
[66] W. P. Dewi, T. Haryati, S. Suwardiyanto, Y. A. Sulistiyo, and N. Andarini,
“Variasi Penambahan CTABr Sebagai Template Terhadap Pembentukan
TiO2 Anatase Dari Senyawa Natrium Titanat dan Aplikasinya Sebagai
Fotokatalis,” Berk. Sainstek, vol. 7, no. 2, p. 43, 2019, doi:
10.19184/bst.v7i2.12857.
[67] L. K. Lukman and C. Kusumawardani, “OPTIMASI WAKTU DAN SUHU
HIDROTERMAL PADA SINTESIS NANOTABUNG TiO 2
TERDOPING NITROGEN UNTUK APLIKASI FOTOKATALIS
OPTIMIZATION OF TIME AND TEMPERATURE HYDROTHERMAL
SYNTHESIS OF NITROGEN DOPED TiO 2 NANOTUBE FOR
PHOTOCATALYST APPLICATION Abstrak,” vol. 9, no. 2, pp. 66–72,
2020.

Anda mungkin juga menyukai