Berbagai perangkat dapat berfungsi sebagai elemen optik yang mentransmisikancahaya
tetapi memodifikasi keadaan polarisasi. Mekanisme fisik yang mendasarioperasi mereka akan dibahas dalam bab berikutnya. di sini cukup untukmengkategorikan polarizer seperti dalam hal efeknya, yang pada dasarnya berjumlahtiga LINIER POLARIZER (POLARISATOR LINIER)
Polarizer linier secara selektif menyerap
E yang diberikan dan meneruskan getaran dalam arah semua atau sebagian besar arah getaran ⃗ tegak lurus arah rambat. Dalam banyak kasus, selektivitas tidak 100% efisien, sehingga cahaya yang dipancarkan sebagian terpolarisasi. Gambar mengilustrasikan operasi secara skematis dimana cahaya tak terpolarisasi yang bergerak di lintasan melalui polarizer linier, sumbu transmisi (TA), adalah vertikal. Cahaya yang tidak terpolarisasi diwakili oleh dua getaran tegak lurus (x dan y), karena setiap arah getaran yang ada dapat dipecahkan kembali menjadi komponen di sepanjang arah ini. Cahaya yang ditransmisikan mencakup komponen hanya di sepanjang arah TA dan karena itu terpolarisasi secara linier dalam arah vertikal, atau y. Komponen horizontal dari cahaya asli telah dihilangkan dengan absorpsi. Pada gambar tersebut, proses tersebut diasumsikan 100% efisien. PHASE RETARDER (PENGHAMBAT PHASE) Penghambat fase tidak menghilangkan salah satu dari komponen getaran ⃗E ortogonal tetapi menunjukkan perbedaan fase antara keduanya . Jika cahaya yang sesuai dengan setiap getaran yang merambat bergerak dengan kecepatan yang berbeda melalui bidang penghambat, maka akan ada perbedaan fase ∆ φyang bertambah-tambah antara dua gelombang yang muncul. Gambar menunjukkan efek bidang penghambat pada cahaya yang tidak terpolarisasi di mana komponen vertikal bergerak melalui bidang lebih cepat daripada komponen horizontal. Hal ini ditunjukkan oleh pemisahan skematis dari dua komponen pada sumbu optic dimana kedua gelombang baru secara bersamaan hadir di setiap titik sepanjang sumbu. Arah-arah sumbu cepat (FA) dan sumbu lambat (SA) dari pelat juga ditunjukkan. Ketika jumlah beda fase ∆ φ=π /2 bidang penghambat disebut bidang seperempat gelombang. Ketika jumlah beda fase ∆ φ=π bidang penghambat disebut bidang setengah gelombang.