Miftahul Huda
SARI
Indonesia mempunyai cadangan nikel laterit terbesar di dunia. Nikel kadar rendah ini dapat diolah
menggunakan blast furnace untuk menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI). Proses peleburan dengan
blast furnace membutuhkan kokas yang berfungsi sebagai energi proses peleburan dan pereduksi
oksida logam. Kokas dibuat dari coking coal kualitas tertentu melalui proses karbonisasi yaitu
pemanasan batubara tanpa udara sampai suhu tinggi (+ 1100oC) dalam suatu oven. Mengingat
pentingnya kokas dalam blastfurnace, ketersediaan coking coal domestik dalam jumlah yang
cukup dan kualitas yang memenuhi syarat diperlukan untuk menjamin kestabilan pasokan kokas
untuk industri NPI tersebut. Tujuan dibuat kajian ini adalah mengetahui potensi dan kualitas coking
coal di Indonesia serta teknologi karbonisasi yang sesuai untuk pembuatan kokas dari batubara
Indonesia. Hasil kajian menunjukkan Indonesia mempunyai potensi coking coal dalam jumlah yang
cukup untuk mendukung industri peleburan nikel dengan blast furnace bila ekspor coking coal
Indonesia dapat dikendalikan. Dari segi kualitas, indonesia mempunyai coking coal yang
dipersyaratkan untuk bahan baku pembuatan kokas yaitu coking coal dengan nilai vitrinite
reflectance 1.1-1.4 dan Crucible Swelling Number (CSN) > 3,5. Sebagai contoh batubara Asmin
Koalindo Tuhup (AKT) mempunyai reflectance >1.1 dan CSN >7 lebih dan batubara ini berdasarkan
nilai coke strength after reaction/reduction (CSR) dapat digolongkan sebagai hard coking coal.
Dalam hal teknologi karbonisasi direkomendasikan untuk menggunakan heat recovery coke oven
karena oven ini dapat menggunakan coking coal dengan kualitas lebih rendah dan mempunyai by-
product berupa energi panas yang dapat dikonversi menjadi energi listrik sehingga cocok untuk
kondisi Indonesia yang umumnya masih kekurangan energi listrik.
Kata kunci : blastfurnace, coking coal, heat recovery coke oven, nickel pig iron
Nama Perusahaan/proyek
Parameter
AKT MGM KSM BBM1 BBM2 Mamahak
Total Moisture, % (ar) 9 7-8 NA NA NA 3
Moisture, % (adb) 1,8 3-5 0,9-3,88 0,.3-0,4 0,2-0,3 1,9
Ash, % (adb) 7,5 5-7 2,72-11,3 4,6-5,7 3,6-4,2 8
Volatile matter, % (adb) 26,5 38-40 30,8-37,3 15,4-15,7 18,2-19,3 41
Fixed Carbon, % (adb) 64 54 49,2-60,6 78,5-79,4 76,5-77,4 49
Sulfur, % (adb) 0,85 0,7-0,8 0,5-3,9 0,33-0,35 0,4-0,49 0,9
CSN, - 9 2-4 6-9 4,5-7 9 7,5
Fluidity, ddpm 450 < 500 Max 1000 NA NA 13500
Reflectance, Ro Max 1,22 NA NA NA NA 0.7
Hasil analisis batubara di laboratorium PT 1996 di areal seluas 62,190 + Ha. Pada tahun
Geoservice Balikpapan dan Australian Coal 2000, PT. KSM melakukan studi kelayakan dan
Industry Research Laboratory (ACIRL) di analisis dampak lingkungan (ANDAL) di lokasi
Ipswich, Australia menunjukkan bahwa batubara paling potensial yang meliputi luas sekitar 17,550
metalurgi AKT adalah kokas berkualitas tinggi, Ha. Sumber daya batubara di konsesi PT.KSM
ditunjukkan dengan nilai CSN sebesar 8 hingga adalah sekitar 53,7 juta ton. Umumnya sifat
9, kandungan vitrinite tinggi (lebih dari 90%), caking batubara KSM sangat tinggi seperti dapat
kandungan abu dan belerang kategori rendah dilihat dari nilai Crucible Swelling Number (CSN)
sampai menengah, nilai CSR tinggi,dan memiliki tetapi dengan kandungan zat terbang tinggi pula.
Ro(max) cukup yaitu 1,22% (Borneo Lumbung
Energy & Metal, 2010). Cokal (ASX: CKA) merupakan perusahaan yang
terdaftar di Australia yang mempunyai ambisi
PT. Marunda Grahamineral (PT. MGM) adalah menjadi produsen batubara metalurgi yang
perusahaan multinasional yang sahamnya dikenal secara global. Cokal memiliki
sebagian (23,5%) dimiliki Itochu Corp Jepang. ketertarikan dengan empat konsesi tambang
PT MGM memperoleh kontrak PKP2B untuk batubara di Kalimantan Tengah, yaitu konsesi
mengembangkan konsesi pertambangan milik PT. Barito Bumi Mineral (BBM), PT.
batubara di Laung Tuhup, Kabupaten Murung Kalimantan Bara Prima (BBP), PT. Anugerah
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Alam Katingan (AAK) dan PT. Anugerah Alam
hasil eksplorasi batubara yang dilakukan antara Manuhing (AAM). Saat ini Cokal memiliki saham
tahun 1994-1999 cadangan tertambang MGM 60% di PT. BBM dan PT. BBP dan 75% di PT.
adalah sekitar 39,6 juta ton (open-cut), AAK dan PT. AAM (SRK consulting, 2010). PT.
sedangkan sumber daya batubara tereka adalah BBM mempunyai konsesi seluas 19.920 ha,
sekitar 150 juta ton. Saat ini kapasitas produksi berdekatan dengan konsesi Juloi milik BHP
penambangan terbuka MGM adalah 2.000.000 Billiton yang dekat dengan Sungai Barito. Pada
ton per tahun yang terdiri dari 80% semi-soft 28 Desember 2011 Cokal Ltd mempublikasikan
coking coal dan 20% batubara termal (MGM laporan geologi awal untuk Bumi Barito Mineral
company brochure). (BBM). Berdasarkan standard JORC, BBM
mempunyai sumber daya batubara tereka
PT. Kartika Selabumi Mining (PT. KSM) didirikan sebesar 60 juta ton. Batubara BBM mempunyai
pada tahun 1990. Pada perusahaan ini kualitas batubara metalurgi yaitu Coking Coal
eksplorasi batubara telah dilakukan sejak tahun (60%) dan PCI (40%). Coking coal tersebut
Gambar 2. Sketsa by-product recovery (kiri) dan heat recovery coke oven (kanan)
(Hein &Kaiser, 2012)
Heat recovery coke ovens mempunyai dimensi lingkungan. Umumnya sisa energi panas dalam
yang melebar dan tidak tinggi. Umumnya setiap COG dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
oven mempunyai panjang sekitar 14,0-15,5m listrik sehingga menambah keunggulan teknologi
(45 dan 50 kaki), lebar 3,4-3,7m (11 sampai 12 ini terutama bila akan diaplikasikan di daerah
kaki) dan tinggi sekitar 2 meter. Batubara terpencil atau ditempat-tempat yang tidak ada
dimasukkan ke dalam oven melalui pintu jaringan listrik di Indonesia.
samping atau bukan melalui bagian atas oven
seperti umumnya dilakukan pada by-product 3.3. Pemilihan Jenis Oven Untuk Karbonisasi
coke oven. COG yang keluar dari oven Batubara di Indonesia
langsung dibakar pada ruang pembakaran yang
ada di atas batubara dan di ruang pembakaran Ketersediaan infrastruktur termasuk infrastruktur
yang ada di bawah oven. Dengan demikian, ketenagalistrikan sangat penting untuk
pemanasan batubara dari ruang pembakaran mendorong tumbuhnya industri peningkatan nilai
bagian atas adalah pemanasan langsung tambah mineral. Tetapi tidak dapat dipungkiri
melalui panas radiasi dan konveksi sedangkan bahwa di beberapa daerah tempat ditemukannya
pemanasan dari bagian bawah oven melalui mineral, energi listrik yang tersedia tidak
pemanasan tidak langsung cara konduksi. mencukupi atau bahkan terkadang tidak ada
jaringan listrik. Padahal industri peleburan
Pada heat recovery coke oven tekanan dalam mineral terutama yang menggunakan tungku
furnace adalah negatif sehingga gas-gas listrik bukan hanya memerlukan listrik dalam
berbahaya tidak keluar dari coke oven selain itu jumlah yang cukup tetapi juga jaringan listrik yang
karena COG langsung dibakar maka tidak ada handal sehingga mampu menanggung fluktuasi
proses pendinginan COG yang memerlukan beban dalam waktu singkat karena dinamika
banyak air dan berpotensi mencemari beban yang terjadi pada tungku listrik tersebut.
Diez, M.A., Alvarez, R., Barriocanal, C., (2002), Towsey, P.S., Cameron, I., Gordon, Y., 2010,
Coal for Metallurgical Coke Production: Comparison of Byproduct and Heat-
Predictions of Coke Quality and Future Recovery Cokemaking Technologies,
Requirements for Cokemaking, International Proceedings of The Iron & Steel Technology
Journal of Coal Geology, Vol.50, p 389- 412 Conference and Exposition, Pittsburgh
Hein, M., Kaiser, M., 2012, Environmental Worldsteel Association, 2012 , World Steel In
Control and Emission Reduction for Coking Figures 2012, Bulletin, ISSN 1379-9746
Plants, in Air pollution - a comprehensive Zimmerman, R.E., 1979, Evaluating And Testing
perspective book edited by Budi Haryanto, The Coking Properties of Coal, Miller
ISBN 978-953-51-0705-7, InTech Croatia Freeman Publications Inc., San Francisco.
Platts McGraw Hill Financial, 2010, Methodology
and Specifications Guide Metallurgical Coal,
www.platts.com.
SRK consulting, 2010, Independent Geologist's
Report on Coal Projects in Central
Kalimantan Indonesia, Report.