Oleh:
CADANGAN VOLUME
STRIPPING
No. LOKASI BLOK PROBABLE PROVEN OB
RATIO
(JUTA TON) (JUTA TON) (JUTA BCM)
Blok A
1 1.00 8.40 42.0 5.0
(Muara 10)
Blok B
2 0.60 4.20 21.0 5.0
(Sunda)
Blok C
3 1.80 13.2 66.0 5.0
(Permata)
4 TOTAL 3.40 25.62 129.0 15.0
Secara megaskopis, terlihat berwarna hitam sedikit kusam, kecoklatan,
berlapis, ringan dan sedikit kompak, pirit ditemukan secara tak merata. Dari
kenampakan megaskopis dapat diperkirakan bahwa secara umum batubara disini masih
tergolong low grade atau Brown coal, berkadar abu dan sulfur yang rendah.
Pengamatan fisik batubara dan hasil análisis kimia, menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kualitas antara batubara didaerah Sepakat dengan batubara di sub blok
lainnya.
Kajian Geoteknik
Lokasi daerah Kajian Kelayakan PKP2B PT. Projectile Unity Energy
KW06PB0078 setelah perubahan terakhir, secara administratif terletak di Kabupaten
Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan dengan koordinat geografis pada koordinat
antara 3o45’ – 4o00’ Lintang Selatan (LS) dan antara 103o15’ – 103o30’ Bujur Timur
(BT).
Lokasi tersebut dapat dicapai dengan rute perjalanan Dari Palembang yakni
dapat dicapai dari Palembang kearah Barat daya melalui Muara Enim yang
berjarak sekitar 300 Km. Lokasi kegiatan eksplorasi dapat dicapai dari Jakarta
menuju Kota Muara Enim dilakukan dengan perjalanan darat menggunakan
kendaraan roda 4 dengan lama perjalanan sekitar 12 jam. Jalan yang dilalui
menuju lokasi penyelidikan merupakan jalan Propinsi dan jalur lintas Sumatera.
Lokasi penyelidikan terletak pada jalur trans Sumatra sehingga akses menuju
lokasi cukup mudah. Sarana perhubungan dari Kota Muara Enim menuju lokasi
penyelidikan telah tersedia dengan adanya angkutan darat menggunakan kendaraan
roda empat dan juga bisa dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua yang
ditunjang oleh fasilitas jalan Kabupaten dan jalan Kecamatan.
Kajian Geohidrologi
maksimum rata - rata 30,47oC dan suhu minimum yaitu rata-rata 22,16oC. Variasi
curah hujan pertahun rata-rata 251,27 mm atau 425 mm perbulan dengan jumlah
hari hujan sebanyak 79 hari atau rata-rata 11 hari setiap bulannya. Kelembaban udara
rata-rata sebesar 78,50% dengan rata-rata kecepatan angin 4,66 Km/jam. Musim
kemarau umumnya berkisar antara bulan April sampai dengan Oktober setiap
tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan Oktober sampai
dengan bulan April. Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun
sekali, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan dengan
suhu udara bervariasi minimum 21,37o C sampai dengan 32,39oC, bermuara kearah
Timur.
Keadaan iklim di daerah penyelidikan dipengaruhi oleh iklim tropis basah
seperti halnya didaerah lain di Indonesia yang terletak di sekitar ekuator. Suhu udara
berkisar antara 23°C - 34°C. Data curah hujan 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 -
2005, menunjukkan musim kemarau mulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan
September, sedangkan musim penghujan mulai bulan Oktober sampai bulan April.
Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Maret tahun 2004 yaitu 459 mm selama 17 hari
dan curah hujan terkecil pada bulan Juli tahun 2001 - 2002 dengan tanpa ada hujan.
Curah hujan rata-rata terbesarumumnya terjadi pada bulanJanuari tahun 2004, sedang
kancurah hujan rata - rata terendah umumnya pada bulan Juli di tahun yang sama.
Jumlah hari hujan terpanjang terjadi pada bulan Januari tersebut yaitu 24 hari. Fluktuasi
ketinggian muka air sungai antara musim kemarau dan musim penghujan sekitar 0,5
hingga 3,0 meter. Intensitas curah hujan dan jumlah hari hujan ini sangat berpengaruh
terhadap kegiatan pertambangan, karena sangat berpengaruh baik pada kegiatan
pengangkutan overburden dan batubara maupun pola penanganan air tambang.
Kajian Penambangan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola
pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar alat. Pola
pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan
serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang
datang, mangkuk (bucket) alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap
ditumpahkan.
Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat
angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat
angkut maupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa
keadaan yang ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:
a. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang berada di
atas atau di bawah jenjang.
1) Top Loading, yaitu alat gali-muat melakukkan penggalian dengan
menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah alat
gali-muat.
2) Bottom Loading, yaitu alat gali-muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.
b. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk
dimuati terhadap posisi alat gali-muat.
1) Single Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada
satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat alat
angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga
menunggu, dan begitu seterusnya.
2) Double Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada
dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah satu alat angkut sampai
penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan diri
di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga
memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan
seterusnya.
TABEL IV. 2
PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
No Jenis Kegiatan Keterangan
1 Pelayanan Masyarakat Penyediaan sarana pendidikan
Renovasi gedung sekolah
2 Penyerapan Tenaga Tenaga Ahli
Tenaga Terampil
Buruh Harian
3 Pendidikan Bantuan Beasiswa
Kesempatan Tenaga Lokal
4 Partisipasi Keagamaan Bantuan sarana ibadah dan
pengelolaannya
Buku Agama dan perayaan hari besar
Agama
5 Infrastruktur Perbaikan Jalan Desa
Penerangan Jalan desa
Perbaikan saluran air desa
Kajian Ekonomis
Umur Tambang Eksplorasi
Berdasarkan hasil Eksplorasi yang dilakukan pada tahun 2006 diketahui data
jumlah cadangan batubara tertambang 25.600.000 MT. Dengan angka Mining Recovery
85%, dan target produksi pertahun pertama sebesar 1.000.000 MT, atau 83.333,33 MT
perbulan, maka didapatkan umur tambang dari rencana proyek ini, yaitu sebagai berikut
Perhitungan Umur Tambang
Dari data lapangan hasil Eksplorasi didapatkan sebagai berikut :
Cadangan Terukur = 27.500.000 MT
Faktor Kehilangan = 15 %
Cadangan Tertambang= 25.600.000 MT
Rencana Produksi = 100.000 MT / Year
Maka,
Umur Tambang (UT) dapat diperkirakan sebagai berikut :
UT = Cadangan Tertambang : Rencana Produksi
= 25.600.000 MT : 1.000.000 / Year
UT = 25,6 Year
UT = 768 Months
Jadi, Umur tambang kira-kira 25,6 Tahun.