Pertambangan
Diselenggarakan oleh:
BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH, BPSDM, KEMENTERIAN ESDM
Bekerja Sama dengan
PUSAT STUDI HUKUM ENERGI DAN PERTAMBANGAN (PUSHEP)
MALADMINISTRASI DALAM PELAYANAN
PUBLIK DI SEKTOR PERTAMBANGAN
Pola Pikir
Kompetensi
berdasar
SDM yang
Rules of
kurang
Based
Tinjauan Normatif Peran Negara dalam Pelayanan
Publik
1. Telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik serta
peraturan pelaksananya guna mendorong penguatan dan peningkatan kualitas pelayanan
publik, termasuk melalui penguatan Pengawas Internal/APIP dan Pengawas Eksternal
termasuk KPK dan Ombudsman serta optimalisasi peran NGO/LSM.
2. Negara telah memberikan kebijakan dan terobosan dalam pelayanan publik guna melayani
setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
rangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Dalam tingkat teknis pelayanan publik yang diwujudkan dalam peraturan internal sampai
dengan tingkat SOP Pelayanan publik.
4. Meskipun demikian, masih terdapat celah kelemahan dari regulasi yang membuka peluang
terjadinya Maladministrasi pelayanan publik oleh karena itu Pemerintah perlu dan terus
melakukan evaluasi terhadap regulasi dan kebijakan terkait pelayanan publik agar dapat
meningkatkan responsivitas terhadap dinamika masyarakat.
PERAN NEGARA, BIROKRASI DAN PELAYANAN
PUBLIK DI SEKTOR PERTAMBANGAN
NEGARA SEBAGAI
REGULATOR BIROKRASI
MEMASTIKAN SEBAGAI MESIN
NEGARA PRAKTIK BISNIS PENGGERAK
MENDAPATKAN PELAYANAN
PERLINDUNGAN PUBLIK SERTA
DALAM MENENTUKAN
KEPASTIAN KEBERHASILAN
BERINVESTASI DALAM UPAYA
BISNIS RAKYAT SERTA PADA SISI PERBAIKAN
LAIN JUGA PELAYANAN
MELINDUNGI HAK PUBLIK
MASYARAKAT
Maladministrasi dan Bentuknya dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
■ Perbuatan melawan hukum dan pelanggaran etika dalam proses
administrasi pelayanan publik. Berbagai macam bentuk
Maladministrasi seperti penyimpangan prosedur, penyalahgunaan
wewenang, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum,
tindakan diskriminatif, permintaan imbalan, tidak melayani dan
lainnya. Maladministrasi tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah,
namun bisa juga dilakukan oleh BUMN, BUMD, BHMN maupun badan
swasta atau bahkan perseorangan (vide Pasal 1 angka 3 UU No 37
Tahun 2008).
Munculnya Sengketa di Bidang
Pertambangan
■ Pemberian kewenangan demikian besar kepada pemerintah kabupaten/kota, dan
Pemerintah Provinsi serta lemahnya pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah.
■ Perubahan Regulasi dalam pengelolaan pertambangan mengakibatkan terjadinya
perubahan/peralihan kewenangan.
■ Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dalam
proses peralihan kewenangan pengelolaan pertambangan berdampak pada
sengketa di bidang pertambangan.
■ Terabaikannya kesejahteraan rakyat, sehingga menyebabkan konflik sosial.
■ Belum terwujudnya konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SDA
dibidang pertambangan (aspek ekonomi, sosial dan lingkungan)
■ Pelaku usaha dan masyarakat sebagai pihak yang sangat merasakan dampak dari
munculnya sengketa di bidang pertambangan.
■ Sengketa pertambangan terjadi baik sesama pelaku usaha atau pelaku usaha
dengan Pemerintah.
Permasalahan Yang Sering Terjadi dalam
Pelayanan Publik di Sektor Pertambangan
■ Peningkatan Status IUP
■ Perpanjangan IUP
■ Pencatatan IUP
■ Pencabutan IUP
■ Penerbitan IUP
MALADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK
■ Peralihan Kepemilikan IUP
■ Tumpang Tindih WIUP
■ Penggunaan kawasan hutan disektor
pertambangan tanpa IPPKH
■ Lemahnya aparat penegak hukum
dalam menindak pelanggaran di sektor
pertambangan baik administrasi
maupun tindak pidana
Penyelesaian permasalahan pelayanan
publik di sektor pertambangan
Melalui Ombudsman RI
(LAHP/Rekomendasi)
NON LITIGASI
Melalui Pertimbangan Hukum
Kejaksaan (Legal Opinion) ???
MARI BERDISKUSI