Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AGENDA 2 SELF LEARNING JOURNAL

Nama : Fatmawati, A.Md.Keb


Gelombang :3
Angkatan : XV
Kelompok : II

Tingkatkan Pelayanan Publik, Pemprov Kaltara Rilis SP4N-LAPOR!

Tanjung Selor- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara)


melalui Biro Organisasi Sekretariat Daerah Pemprov Kaltara adakan kegiatan
Sosialisasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Layanan Aspirasi dan
Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR!) dan Standar Pelayanan. Kegiatan ini
berlangsung secara daring di Ruang Sekretaris Daerah pada Selasa, (22/6) ini
merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik serta dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pelayanan.

Kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kaltara Suriansyah ini
menghadirkan Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa, Analis Kebijakan
Madya Kementerian PANRB Aris Samson, serta Rosikin selaku Analis Kebijakan
Muda Kementerian PANRB Rosikin sebagai narasumber.

Dalam sambutannya, Suriansyah menjelaskan bahwa pelayanan publik


merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan aturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dana atau pun pelayanan yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.

1
“Dengan berlakunya aturan tersebut dalam memberikan pelayanan publik harus
memahami tentang kesetaraan antara hak dan kewajiban sesuai dengan undang-
undang tentang pelayanan publik,” terangnya.

Menurutnya setiap kritikan yang disampaikan oleh masyarakat merupakan


suatu masukan, sudah semestinya masukan-masukan tersebut menjadi koreksi
untukmeningkatkan pelayanan yang lebih baik. “Oleh karena itu, untuk mewujudkan
pelayanan publik semakin baik perlu adanya penyedia layanan publik yang harus
menangani serta menindaklanjuti segalabentuk pengaduan dari masyarakat dengan
terus melalukan inovasi,” ujarnya. Sehingga besar harapan agar kegiatan SP4N-
LAPOR! ini dapat meningkatkan hubungan pengelolaan pengaduan kepada seluruh
pemerintah daerah.

“Melalui kegiatan sosialisasi SP4N-LAPOR! saya berharap dapat


meningkatkan hubungan dan keaktifan pengelolaan pengaduan oleh seluruh
pemerintah daerah dengan aplikasi SP4N-LAPOR! serta melakukan sosialisasi
kepada masyarakat agar lebih mengerti adanya tempat pengaduan masyarakat
terhadap pelayanan publik,” beber Suriansyah.

“Saya menyadari bahwa pemerintah pusat sangat mendukung daerah-


daerah yang berkomitmen dalam melakukan perbaikan pelayanan publik dengan
menyediakan pelayanan publik berbasis digital dan dapat digunakan seluruh
instansipemerintahan ini,” pungkasnya. (saq/dkispkaltara).
https://diskominfo.kaltaraprov.go.id/tingkatkan-pelayanan-publik-pemprov-kaltara-rilis-sp4n-lapor/

2
Sabagaimana kita ketahui atau kita pelajari bersama tentang berorientasi
pelayanan. Dimana dijelaskan bahwa berorientasi pelayanan memiliki 3 kata kunci
yaitu:

1. Responsbilitas
2. Kapabilitas
3. Kepuasan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Menurut


Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mendefinisikan bahwa pelayanan publik
sebagai bentuk kegiatan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang
disesuaikan oleh perundang-undangan bagi setiap warga negara, baik itu berupa
barang, jasa maupun dalam bentuk pelayanan administrasi Pelayanan publik
dikatakan baik jika memenuhi beberapa asas-asas kepentingan umum, kepastian
hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, profesional, partisipatif,
persamaan perlakuan/tindak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan
perlakukan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, serta kecepatan
kemudahan dan keterjangkauan. Dengan demikian, jelas bahwa seharusnya
pelayanan publik tetap memperhatikan keadilan dan ramah terhadap masyarakat
berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas sebagai salah satu kelompok
rentan selain lanjut usia, wanita dan anak-anak. Berdasarkan Keputusan Menteri
Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Panduan perilaku dari nilai periorientasi pelayanan yaitu :

1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat


2. Rahma, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti

Komponen standar pelayanan publik ini didesain untuk memberikan akses


informasi seluas-luasnya kepada publik sehingga masyarakat dimudahkan
menjangkau pelayanan dasar yang mengarah kepada kesejahteran masyarakat. Di
samping itu, dengan terpenuhinya standar pelayanan tersebut, dapat meminimalisir
tindakan-tindakan maladminsitrasi seperti pungutan liar, penyimpangan prosedur,
penudaan berlarut dan sebagainya yang merupakan celah terjadinya tindakan
3
korupsi. Adanya standar pelayanan publik memberikan keterbukaan akses
informasi kepada masyarakat sehingga dalam sebuah pelayanan baik persyaratan,
prosedur, biaya dan jangka waktu dapat diukur dan diketahui masyarakat tanpa
mengalami kebingungan serta menuntut pengawasan masyarakat dalam
penyelenggaraannya. Dengan terpenuhnya standar pelayanan publi tersebut,
harapannya adalah mewujudkan Indonesia menjadi welfare state yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar sebagai bentuk mekanisme pemerataan terhadap
kesenjangan yang ada.

Sejurus dengan hal tersebut, Undang-Undang tersebut juga mengatur 9 hak


masyarakat/pengguna pelayanan publik. Salah satunya, masyarakat berhak untuk
mengawasi pelaksanaan pelayanan publik. Hak inilah yang menjadi bekal bagi
masyarakat untuk mengawal dan mengendalikan penyelenggaraan pelayanan publik.
Tanpa pengaturan hak ini pun, sebenarnya fungsi pengawasan pelayanan publik telah
melekat kepada masyarakat. Ini dikarenakan sumber pembiayaan pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan hasil pajak yang disetorkan
masyarakat sehingga secara otomatis masyarakat memiliki andil dan peran dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.

Mengacu indeks pelayanan publik berikut ini

Menurut saya dalam artikel “Tingkatkan Pelayanan Publik, Pemprov Kaltara


4
Rilis SP4N-LAPOR! ” telah memenuhi berorientasi pelayanan public dimana
pemprov kaltara meliris inovasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR) ini tentu sangat
memenuhi

Dalam lingkungan pemerintah ada banyak sekali faktor mempengaruhi


perkembangan inovasi pelayanan public antaranya:

1. komitmen dan pimpinan


2. adanya budaya inovasi
3. dukungan regulasi

Perlu diingat adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat


dan stake holder terkait akan mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya inovasi
pelayanan public. Serta sebagai aktifitas organisasi yang didesan untuk
menciptakan dan memberikan pelayanan prima. Orintasi pelayanan merupakan
pilihan strategi untuk menyelenggarakan pelayanan prima.

Anda mungkin juga menyukai