Definisi Kompetensi:
1. Kemampuan untuk menjelaskan tentang product baik itu heavy equipment maupun support
equipment mengenai kelebihan dan kekurangannya.
2. Kemampuan untuk menghitung kebutuhan equipment serta cara dan teknik operasi yang benar
dan efisien yang disesuaikan dengan kondisi proyek.
Jakarta, 10 10 2003
Ditetapkan Oleh :
Surya Lesmana
Logistic Department Head
Product knowledge adalah pengetahuan dasar tentang produk alat-alat berat yang
harus dimiliki setiap karyawan PAMA. Guna melengkapi pengetahuan ini, maka perlu
juga diketahui mengenai medan kerja dari alat-alat berat tersebut. Dengan demikian
bahan training ini akan terdiri dari modul-modul berikut:
Sifat Fisik
Material
Proyek Perhitungan Jenis Alat dan
Pertambangan Kapasitas Attachementnya
Proses Produksi
Penambangan
Yang Dimiliki
PAMA
Pelaksanaan
Penambangan
(SEWA)
1. Logistic DH
2. Site Logistic DH
3. Procurement DH
4. Subcon Mgt DH
5. Inventory Mgt SH
6. Catalogue SH
7. Warehouse SH
8. Warehouse GL
9. Inventory GL
10. Warehouse (site) GL
11. FAO GL
12. Procurement GL
13. Prod Support GL
14. Data Mgt
15. Inv. Analyst
16. Cataloguer
17. Inv. Control
18. Cataloguer (site)
19. Supplier Resources
20. Procurement Officer
21. Distr Off (traffic)
22. Distr Off (Import)
23. Product Specialist
24. Procurement Admin
25. Project Support Admin
-o0o-
1. PENGANTAR
Modul 1 ini adalah bagian pertama dari 6 modul Bahan Training No. 1, Product
Knowledge, dan akan menjelaskan beberapa hal pokok berikut :
1. Mineral yang hendak ditambang.
2. Lapisan tanah.
3. Jenis penambangan.
4. Proses penambangan batu bara.
2. SASARAN TRAINING
4. METODE TRAINING
5. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan kemajuan teknologi dewasa ini keterlibatan alat-alat berat tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan penambangan, telah diuji bahwa cara mekanis lebih populer
dan ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis kegiatan penambangan secara
mekanis lebih menguntungkan.
2. Pada hydraulic excavator sering terjadi crack (retak) pada komponen bucket, arm,
boom, dan kerusakan yang tidak normal pada komponen-komponen lainnya.
Umumnya penyebab terbesar ialah kurang sesuainya spesifikasi alat dan
attachment yang digunakan dengan kondisi pekerjaannya.
3. Penggunaan Wheel Loader yang sering menjungkit pada saat operasi pemuatan
(loading), bucket yang retak-retak, penggunaan ban yang boros, seringnya timbul
kerusakan pada komponen lazimnya, hal ini merupakan suatu tanda bahwa klas
dan attachment wheel loader tidak sesuai dengan kondisi kerja yang dihadapi.
4. Apa yang sering terjadi pada dump truck pun demikian, pemakaian brake yang
boros, ban yang sering pecah, dump truck yang tidak mampu menanjak, sering
terguling pada jalan tikungan, hal ini juga karena kurang sesuainya antara dump
truck dengan kondisi pekerjaan.
5. Kombinasi antara alat muat (loader) dengan alat angkut (hauler/ dump truck) yang
tidak tepat, baik klasnya maupun jumlahnya merupakan handicap yang sering
dijumpai dilapangan. Klas loader yang terlalu besar dibanding dengan kelas
angkut, menyebabkan sering tejadi beban kejut dari akibat material yang jatuh dari
loader sewaktu pemuatan, karena dumping clearance (height) terlalu tinggi
dibanding dengan tinggi body trucknya. Hal ini juga dapat menyebabkan seringnya
terjadi dump truck over load. Sebaliknya jika ukuran dump truck terlalu besar
dibanding dengan ukuran alat muat (loader), selain dapat menyebabkan kesulitan
sewaktu pengisian dump truck, jumlah bucket pengisian guna melapisi dump truck
sampai penuh terlalu banyak mengakibatkan cycle time menjadi lama.
6. Sering terjadi antrian panjang bagi dump truck di lokasi pemuatan (loading area),
hal ini disebabkan oleh klas loader dan klas dump truck tidak cocok atau jumlah
dump truck dan jumlah alat muat tidak sesuai.
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
Masih banyak lagi permasalahan yang mungkin timbul pada aplikasi alat-alat berat di
proyek pertambangan. Semuanya itu akan menyebabkan berbagai dampak negatif
yang sangat merugikan. Akibat dari permasalahan itu antara lain ialah:
Kandungan mineral di dalam bumi banyak jenisnya, namun dilihat dari proses
terjadinya mineral tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: mineral bijih dan
mineral non bijih. Keterangan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
6.1.Mineral Bijih
Dari proses pembentukannya, mineral bijih terbentuk dari lelehan magma dari perut
bumi yang menyusut ke lapisan-lapisan bumi. Oleh karena tekanan lapisan bumi
yang sangat besar dan berlangsung sangat lama maka magma tersebut menjadi
lapisan batuan.
Dari proses pembentukannya mineral non bijih terbentuk dari timbunan tumbuhan
yang ada dilapisan bumi. Karena tekanan, dan suhu yang tinggi di dalam bumi dan
berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka timbunan
tumbuhan ini membentuk batuan. Contoh dari mineral non bijih ini adalah: batu bara,
minyak bumi dan sebagainya.
Jika lapisan tanah ini dipotong melintang, maka akan terdapat banyak lapisan. Dalam
dunia pertambangan jenis lapisan batuan ini dikelompokkan kedalam single seam
(satu lapis) dan multi seam (banyak lapis). Kedua jenis ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Rock Base
Rock Base
Nickle kebanyakan berupa single seam, sedangkan batu bara berupa multi seam.
8. JENIS PERTAMBANGAN
Jenis pertambangan ini di pengaruhi oleh letak keberadaan mineral yang hendak
ditambang tersebut. Jika letak mineral relatif berada dipermukaan lapisan bumi, maka
jenis penambangannya terbuka. Sedangkan jika letak mineral berada di lapisan bumi
yang dalam, maka jenis penambangannya tertutup (under ground). Kondisi ini
mempengaruhi proses penambangan. Perhatikan tahap-tahap berikut:
Mendasarkan kepada keterangan diatas, maka untuk tambang luar dikenal istilah
waste removal (memindahkan tanah waste) dan ore winning (mendapatkan
tambang). Untuk tambang dalam hanya mengenal istilah ore winning saja.
Proses penambangan batu bara secara garis besarnya secara terurut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Exploration.
Kegiatan ini dimulai dengan survei geologi untuk mengetahui kandungan tambang
batu bara yang ada didalam area yang hendak ditambang. Informasi yang perlu
diketahui dalam tahap ini setidaknya adalah: jenis batu bara, kedalaman, tekstur
endapan (pola lapisan), volume dsb. Informasi ini diperlukan untuk membuat
rencana detil penambangannya.
Proyek pertambangan ini selalu memakan waktu yang lama, rata-rata lebih dari
sepuluh tahun. Gambar berikut menunjukkan contoh kerangka waktu proses
penambangan.
Scoping Estimate
Concept 1,0-6,0 bln
Preliminary Decision
Pada gambar ini untuk sampai dengan feasibility study bisa memerlukan waktu
sampai 5 tahun. Penambangannya sendiri bisa baru dimulai tahun ke 10. Minimum
masa mulai produksi / penambangan adalah tahun ke 4,5 sejak mulai konsep
bisnisnya, dan maksimum masa mulai produksi/penambangan adalah tahun ke 14.
Lama waktu produksinya sendiri bermacam-macam, bisa lima tahun dan bisa juga
dua puluh lima tahun. Hal ini tergantung dari jumlah kandungan batu baranya.
-o0o-
1. PENGANTAR
Modul 2 ini adalah bagian kedua dari 6 modul Bahan Training No. 1, Product
Knowledge, dan akan menjelaskan delapan hal pokok, yaitu :
5. Pengembangan Material.
6. Berat Material.
7. Bentuk Material.
8. Kohesifitas Material.
9. Kekerasan Material.
10. Daya Dukung Tanah.
11. Jarak Angkut.
12. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan penambangan.
2. SASARAN TRAINING
Untuk mengikuti training ini, peserta tidak diharuskan secara khusus mengikuti bahan
training lainnya.
4. METODE TRAINING
Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis,
bentuk, dan lain sebagainya. Oleh karenanya alat yang dapat dipergunakan untuk
memindahkanpun beraneka ragam pula. Yang dimaksud dengan material dalam
pekerjaan pemindahan tanah (earth moving), meliputi tanah, bebatuan, vegetasi
(pohon, semak belukar dan alang-alang).
Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh besar terutama dalam
hal:
1. Menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas
produksinya.
2. Perhitungan volume pekerjaan
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada
Jadi dengan tidak sesuainya alat dengan kondisi material, akan menimbulkan
kesulitan berupa tidak efisiensinya alat berat, yang otomatis akan menimbulkan
kerugian karena banyaknya waktu yang terbuang (loss time).
Beberapa sifat fisik material dan kondisi kerja yang penting untuk diperhatikan dalam
pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Material
2. Berat Material
3. Bentuk Material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material
6. Daya Dukung Tanah.
Keterangan secara terinci adalah sebagai berikut:
6. PENGEMBANGAN MATERIAL
Dalam perhitungan produksi, material yang didorong/ digusur dengan blade, yang
dimuat dengan bucket atau vessel, kemudian ditebar adalah dalam kondisi gembur.
Untuk menghitung suatu volume tanah yang telah diganggu dalam bentuk aslinya,
dengan melakukan penggalian material tersebut, atau melakukan pemadatan dari
material yang sudah gembur menjadi padat, perlu dikalikan dengan faktor yang
disebut faktor konversi. Faktor ini dapat dibaca dengan mudah pada tabel 1:
Contoh 1 : Bila 300 BCM (Bank Cubic Meter) tanah biasa asli digali sehingga
menjadi gembur, maka berapa volumenya sekarang?
Jawab: Dari tabel konversi, didapat data, bahwa tanah berpasir faktor konfersi
dari asli ke gembur adalah 1.25, maka volume sekarang menjadi,
Contoh 2 : Ada 400 LCM tanah berpasir dalam keadaan gembur. Apabila
kemudian tanah ini dipadatkan dengan compactor, maka berapakah
volumenya sekarang?
Jawab : Kembali lihat tabel. Kemudian akan diperoleh faktor konversi tanah
berpasir dari gembur ke padat = 0.72, maka:
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
Volume padat = Volume gembur x faktor
= 400 x 0.72
= 288 CCM ( Compacted cubic meter )
SOAL 1.
Untuk keperluan menaksir biaya yang dibutuhkan seorang petugas bagian
perencanaan meminta bantuan anda untuk bersama-sama menghitung. Dan
datanya adalah sebagai berikut:
7. BERAT MATERIAL
Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat
untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain-
lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebut. Seperti yang dialami oleh alat
pada gambar di bawah ini:
Waktu mengangkut tanah dengan berat 1.5 ton/ m3, alat dapat bekerja dengan baik.
Tetapi pada saat mengangkut tanah dengan berat 1.8 ton/m3, ternyata alat angkut
mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat untuk menggelinding.
Faktor ini harus dipahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya
material tersebut dapat menempati suatu ruangan tertentu. Mengingat material yang
kondisi butirannya kecil, kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai) dengan
volume ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah
akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempatinya.
Oleh karena itu, pada material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang
memakan sebagian isi ruangan. Berapa material yang mampu ditampung oleh suatu
ruangan dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan tersebut dengan suatu
faktor yang disebut “Faktor Muat” : “Bucket Factor” atau “Pay Load Faktor.
9. KOHESIVITAS MATERIAL
Yang disebut kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling
mengikat di antara butir-butir material itu sendiri.
Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila material ini
berada pada suatu tempat, akan munjung. Volume material yang menempati ruangan
ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya tanah liat.
Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, misalnya pasir, apabila
menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan cenderung peres/
rata (struck).
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat berat. Hal
ini akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material yang umumnya tergolong
keras adalah batu-batuan. Aplikasi alat berat yang paling umum untuk material batu-
batuan ialah pembongkaran batu dengan cara ripping.
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
Oleh karena itu sebelum menentukan jenis alat berat yang akan digunakan untuk
meripping batuan, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat rippabilitasnya. Metode
untuk menentukan rippabilitas:
a. Batuan sedimen
- Berbentuk lapisan-lapisan
- Semakin tipis lapisan semakin mudah di ripping
- Contoh: Sand stone, limestone, shale, konglomerate
b. Batuan Beku
- Tidak berbentuk lapisan
- Relatif lebih sulit di ripping
- Contoh: Granite, basalt, andesite, dll
c. Batuan Metamorfik
- Berbeda-beda rippabilitasnya tergantung pada : tebal pelapisan dan kekuatan
ikatan kristalnya
- Contoh: Gneiss, schist, Kwarsit, dll
a. Metoda :
- Pengujian cepat rambat gelombang (seismic wave velocity/ rippermeter test)
- Pengujian hambatan listrik
- Pengujian mekanis di lapangan.
b. Cara Pengetesan.
Dengan menempatkan /sedikit tertanam alat geophone a b c d e dengan jarak
tertentu kemudian dirangkaikan sedemikian rupa, ujung kabel pada power
source, satu lagi dihubungkan dengan peralatan khusus (Signal Stacking
Seismograph).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka akan diperoleh gambaran
mengenai kekerasan material tersebut. Sehingga dapat disimpulkan tipe alat
berat yang cocok.
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat berat yang
berlalu-lalang diatasnya. Apabila suatu alat berat berada di atas tanah, maka alat
berat tersebut akan memberikan “Ground Pressure”, sedangkan perlawanan yang
diberikan adalah “Daya Dukung”. Jika ground pressure alat lebih besar dari daya
dukung tanah, maka alat berat tersebut akan terbenam.
Dump Truck
Wheel Loader
Dozer Shovel
Mtr Scrapper
Twd Scrapper
Hyd. Excavator
Buldozer
Crawler Dump
Swam Dozer
Man
Pemilihan alat-alat berat untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut dan
kondisi jalan yang akan dilalui. Pengangkutan suatu material dengan menggunakan
dump truck, akan berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel loader atau motor
screper.
Skematik pemilihan alat-alat besar berdasarkan jarak angkut adalah sebagai berikut:
Dalam memilih alat-alat berat yang harus diperhatikan juga adalah tentang iklim dan
curah hujan, karena ini disamping untuk mengetahui sampai batasan mana landasan
kerja itu bila terkena air hujan akan rusak atau tidak, juga melihat hal ini cukup
mengganggu kelangsungan alat-alat berat nantinya. Dari iklim dan curah hujan akan
terlihat berapa waktu tersedia yang sebenarnya mengingat adanya curah hujan di
daerah tersebut.
Besarnya curah hujan dan hari hujan akan membatasi hari kerja pengoperasian
alat-alat berat. Jumlah hari hujan dan curah hujan perlu dicatat untuk mengetahui
jumlah hari kerja efektif yang benar-benar tersedia di daerah yang bersangkutan.
Tabel 3 berikut ini menunjukkan jumlah hari kerja yang hilang selama menunggu
tanah menjadi kering setelah hujan, agar alat-alat besar dapat dioperasikan
kembali.
Jenis Tanah
Curah hujan
(mm/hari) Batu kerikil batu tidak Tanah pasir Tanah liat Tanah
tersaring. lempung
<3 0 0 0 0 – 0,5
3 – 10 0 0 1.0 – 1.5 1,5 – 2,0
11 – 30 0 – 0,5 0,5 – 1 1,5 – 20 2,0 – 3,0
> 30 1 1,5 - 2 2,0 – 3,3 3,0 – 4,0
Dengan catatan: Saluran drainase baik, nilai ini dapat berubah sesuai dengan
kondisi topografi.
2. Waktu penyelesaian.
Waktu penyelesaian pekerjaan atau sering disebut dengan target waktu yang
ditetapkan untuk mengerjakan suatu proyek pemindahan materi secara mekanis,
sangat dipengaruhi oleh iklim/curah hujan. Karena dari data curah hujan dapat
diketahui hasil kerja yang efektif untuk operasi alat-alat berat biasanya dihitung
dengan menggunakan kalkulasi sebagai berikut:
Jumlah hari kerja efektif = Jumlah/ total hari kalender dari target waktu yang tersedia – jumlah hari libur
resmi/ nasional – hari kerja yang hilang (karena hujan)
Keterangan:
Hari kerja yang hilang tidak beroperasinya alat-alat berat karena hujan sehingga
diperlukan waktu untuk menunggu tanah menjadi kering kembali, agar alat-alat
berat dapat beroperasi lagi. Hari kerja yang hilang ini, umumnya digunakan untuk
melakukan perawatan alat-alat berat.
Yaitu jumlah material yang harus dipindahkan, dihitung dalam satuan ton atau m 3.
Dengan menggabungkan data volume pekerjaan dengan data waktu pengerjaan
(penyelesaian pekerjaan) akan didapat target volume pekerjaan.
Volume Pekerjaan
Target volume pekerjaan = = ton/ jam atau m3/ jam
Waktu pengerjaan
- o0o -
1. PENGANTAR
Modul 3 ini adalah bagian kedua dari 6 modul Bahan Training No. 1, Product
Knowledge, dan akan menjelaskan dua hal pokok, yaitu :
13. Proses kerja proyek pertambangan.
14. Keterlibatan alat-alat berat untuk proses pertambangan.
2. SASARAN TRAINING
Untuk mengikuti training ini, peserta tidak diharuskan secara khusus mengikuti bahan
training lainnya.
4. METODE TRAINING
Secara garis besar tahapan kerja pada proyek pertambangan digambarkan seperti
diagram alir (flow chart) berikut :
Tidak
Ada overburden? Penambangan
Ada
Tidak
Ada vegetasi ?
Ada
Earth moving Land clearing
Batu Tidak
Jenis material Dapat diripping
?
Tanah
>6 Blasting
Cone Index Dapat
6<
Dozing Dozing (Middle or large Dozing & Ripping
(Swamp bulldozer) bulldozer) (large bulldozer)
Loading (Wheel
loader or Excavator)
Leveling in loading area
Road mainenance (bulldozer)
(motor garder & compactor)
Hauling (Dump truck)
PENAMBANGAN
Tidak
Dapat di ripping
?
Dapat
Blasting
Dumping
Perlu Breaking ?
Ya Tidak
Breaking (Excavator +
Hydraulic Breaker)
(large bulldozer)
Perlu Crushing?
Ya Tidak
Crushing (Crusher)
Finishing
Kegiatan alat-alat berat dalam proses pengupasan tanah penutup dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:
1. Pengupasan dan penggalian tanah penutup
2. Pemuatan dan pengangkutan hasil galian tanah penutup
3. Penggusuran dan perataan buangan tanah penutup di lokasi pembuangan
1. Material lunak
Yaitu material yang paling mudah digali, bila dideteksi ripabilitasnya
mempunyai nilai 0 sampai 500 m/second (kecepatan getar rambatnya),
seperti:
5. Material keras
Misalnya batuan beku adesit, granit atau batuan metamorphic seperti slate,
kwarsit, silisfied limestone. Mempunyai nilai rippabilitas antara 3000 sampai
dengan 4000m/second. Material jenis ini cara pembongkarannya harus
diledakkan.
6. Material masif
Yaitu bahan batuan yang keras, kompak seperti batuan beku berbutir halus
dan silisified rock. Termasuk kategori material yang harus diledakkan untuk
pembongkarannya.
Bila hasil ledakkan material keras dan masif, ukurannya melebihi dari yang
dikehendaki (over size) maka diperlukan proses memperkecil untuk
memudahkan dalam pengangkutannya, dengan cara:
1. Pemuatan (loading)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang suksesnya operasi
pemuatan, antara lain adalah:
a. Karakteristik material.
b. Medan kerja. Jika medan kerjanya berlumpur maka lebih sesuai
menggunakan crawler loader (dozer shovel). Untuk medan kering dan
permukaannya relatif baik, lebih sesuai dengan menggunakan wheel
loader.
c. Fleksibilitas. Jika permukaan penambangannya berpindah-pindah maka
lebih sesuai menggunakan alat yang mobilitasnya tinggi seperti wheel
loader.
2. Pengangkutan (hauling)
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dan menentukan alat transportasi antara
lain ialah:
a. Karakteristik material yang diangkut
b. Jarak angkut
c. Kondisi jalan dan kemiringan maksimum
d. Skala produksi yang akan dicapai
-o0o-
1. PENGANTAR
Modul 4 ini adalah bagian kedua dari 6 modul Bahan Training No. 1, Product
Knowledge, dan akan menjelaskan dua hal pokok, yaitu :
15. Alat berat yang termasuk production equipment dan attachmentnya.
16. Alat berat yang termasuk support equipment dan attachmentnya.
2. SASARAN TRAINING
Untuk mengikuti training ini, peserta tidak diharuskan secara khusus mengikuti bahan
training lainnya.
4. METODE TRAINING
5.1. Pengantar.
Buldozer adalah traktor beroda rantai yang digunakan di berbagai jenis pekerjaan
konstruksi, seperti menggali, mendorong, menggusur, dan menarik beban. Dapat
dipasang bermacam-macam attachment (peralatan tambahan), seperti blade, ripper,
winch dan lain-lain sehingga menjadi multi fungsi. Kelas bulldozer ditentukan menurut
ukuran (size) atau berat operasi dan tenaga enginenya.
Penggerak utama bulldozer disebut Power Train. Beberapa type power train tersebut
adalah:
5.3. Attachment.
5.3.1. Blade.
1. Straight-tiltdozer:
a. Straight Tilt Blade adalah blade yang dapat ditinggikan sebelah untuk
kemiringan hasil pemotongan. Disamping itu pada medan tanah lembek, blade
dengan tilt ini dapat bekerja efektif.
b. Mempunyai daya dorong dan daya gali
yang besar guna meningkatkan
produktivitasnya.
c. Tidak dapat membentuk sudut, tetapi bisa
dinaikkan pada salah satu sisinya
sehingga diperoleh kemiringan hasil
potongan.
d. Sangat cocok untuk pekerjaan penggalian
/ mendorong material yang memerlukan Gambar 5. Straight Tiltdozer
tenaga besar, seperti material yang
berbatu
3. Dual Tiltdozer.
a Dilengkapi hydraulic tilt cylinder pada
kedua sisi bladenya
b. Guna mendapatkan sudut potong yang
optimal, kemiringan blade dapat
dengan mudah disetel. Dengan
demikian produktivitas mesin dapat
ditingkatkan.
c Bila kedalaman penggalian diperlukan,
maka dengan hydraulic control, posisi Gambar 8. Dual Tiltdozer
dan besar sudut tilt dapat cepat dicapai.
4. Semi U-tiltdozer.
Konstruksinya menyerupai Straight blade dengan penambahan sayap pada kedua
ujung end bitnya, guna meningkatkan kemampuan menggali dan kapasitas
produksinya.
5. U-tiltdozer
a. U – Blade adalah blade dengan bentuk
U, kelebihannya dengan yang lainnya
adalah pada efisien waktu mendorong
karena sedikit tanah yang terbuang ke
samping.
b. Sayap pada kedua sisi blade berguna
untuk meminimalkan tumpahnya
material pada saat menggusur,
sehingga blade ini kapasitasnya jauh Gambar 9 U-Tiltdozer
lebih besar dibanding dengan Straight
blade.
c. Sangat cocok untuk menggusur material yang ringan dengan jarak gusur yang
relatif lebih jauh, seperti pekerjaan reklamasi, stock pile dan pekerjaan lainnya
yang sejenis.
5.3.2. Ripper.
Ripper adalah peralatan yang berbentuk taji, dipasang pada bagian belakang
Buldozer. Ripper digunakan untuk memecah batu, tanah keras menjadi
bongkahan-bongkahan dan selanjutnya dapat didorong. Ripper digunakan untuk
membongkar material yang keras dengan cara diripping, umumnya terdiri dari
batuan, tanah berbatu, cadas, atau tanah yang keras. Tipe-tipe ripper adalah
sebagai berikut:
1. Variable Angle Type Giant Ripper.
2. Parallelogram (rigid) type multi shank ripper.
3. Variable type multishank ripper. Keterangan rincinya adalah sebagai berikut:
Sebenarnya tipe ripper ini sama dengan yang sebelumnya (nomer 2) hanya pada
ripper ini sudut galinya dapat dirubah-rubah dalam selang waktu 30. Jika operasi
ripping ditemukan bongkah kayu yang terpendam, maka dengan merubah sudut
ripper, batuan tersebut dapat dengan mudah dibongkar. Sedangkan
penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Untuk permukaan yang miring
b. Untuk memecah lapisan aspal
c. Membongkar bongkah kayu yang terpendam
d. Membongkar akar dan tonggak pohon.
Jenis shoe sebagai komponen untuk meningkatkan unjuk kerja Bulldozer ialah:
1. Single-Grouser Shoe
a. Merupakan tipe shoe yang dapat
memberikan traksi besar, dan
dirancang untuk daerah operasi kasar
dan berbatu.
b. Dirancang dengan grouser yang tinggi
(disebut Extreme Service shoe)
sehingga lebih tahan terhadap Gambar 13. Single-Grouser Shoe
keausan dan tidak mudah bengkok.
2. Scoria-Disposal Shoe
a. Dibuat dari baja mangan, tahan panas.
b. Untuk beroperasi pada suhu yang tinggi.
3. Rockbed Shoe
a Digunakan pada bulldozer untuk
beroperasi didaerah berbatu
b Telah diperkuat agar tidak mudah
retak dan bengkok
c Dibuat dari besi mangan agar berdaya
tahan tinggi
d Didesain khusus dengan penulangan Gambar 15. Rockbed Shoe
untuk menghindari slip kesamping.
4. Swamp Shoe
a. Digunakan pada daerah berlumpur
(swampy area).
b. Shoe dengan bentuk segitiga dan
mempunyai bidang kontrak dengan
tanah yang lebih besar,
Gambar 16. Swam Shoe
memungkinkan berdaya apung lebih
besar.
Gambar 17. Flat Shoe Gambar 18. Semi-Double- Gambar 19. Triple-Grouser-
Grouser Shoe Shoe
6.1. Pengantar
Dozer shovel adalah mirip dengan bulldozer namun dilengkapi dengan bucket yang
berfungsi sebagai alat angkut jarak pendek dan efisien untuk daerah kerja yang rata
dan kering. Misalnya memindahkan material dari lokasi ke Dump Truck.
6.2. Attachment
Gambar 23. Large Bucket Gambar 24. Rock Bucket Gambar 25. Log Clamp
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
4. Side-Dump Bucket.
5. Three-Way Bucket.
7.1. Pengantar
Hydraulic Excavator merupakan alat serba guna yang dapat dipergunakan untuk
menggali, memuat, dan mengangkat material. Teristimewa dipergunakan untuk
menggali parit-parit saluran air atau jaringan pipa (pipe line). Dengan mengganti
attachment (kelengkapan tambahan) maka alat ini dapat juga dipakai untuk memecah
batu, mencabut tanggul, membongkar aspal dan lain-lain. Konstruksi bagian atas dari
unit ini dapat berputar (swing) 360, sehingga memungkinkan alat ini bekerja di
tempat yang relatif sempit sekalipun. Secara umum, hydraulic excavator dapat dibagi
menjadi dua type yaitu:
1. Type Backhoe, yang mana bucket yang dipasang mengarah masuk kedalam.
2. Type shovel, yang mana bucket yang dipasang mengarah keluar.
Gambar 30. Shovel Type Excavator. Gambar 31. Backhoe Type Excavator.
Bucket mengarah keluar. Bucket mengarah kedalam.
1. Bucket
2. Bucket cylinder
3. Arm
4. Arm cylinder
5. Boom
6. Boom cylinder
7. Sprocket
8. Track frame
Gambar 32. Bagian-bagian Penting
9. Idler Excavator.
10. Track shoe
7.3.1. Bucket
Gambar 33. Large Bucket. Gambar 34. Narrow Bucket. Gambar 35. Side Cutter.
Gambar 36. Clamshell Bucket. Gambar 37. Ejector Bucket. Gambar 38. Side Cutter.
Biasanya dipakai untuk penggalian Digunakan untuk penggalian Digunakan untuk tanah yang
yang vertikal, seperti pada tanah yang lunak. keras atau areal yang berbatu.
penggalian pondasi jembatan
Gambar 39. Slope Finishing Bucket Gambar 40. Trapezodial Bucket Gambar 41. Single-Shank Ripper
Digunakan untuk pembuatan atau Digunakan untuk irigasi dan Digunakan untuk penggalian dan
finishing slope. drainase. penghancuran batu.
7.3.2. Shoe.
Gambar 43. Tripple-Grouser Shoes Gambar 44. Flat Shoes. Gambar 45. Swamp Shoe.
Sesuai digunakan untuk tanah yang Digunakan untuk daerah- Digunakan untuk daerah-daerah
lunak. daerah yang rata. yang berlumpur.
7.3.3. Arm.
Gambar 46. Short Arm. Gambar 47. Long Arm. Gambar 48. Extension Arm.
Digunakan untuk areal yang Digunakan untuk menambah Dipasangkan pada arm standar
terbatas. working range dan kedalaman untuk jangkauan yang lebih
digging (gali). panjang.
7.3.4. Boom.
Gambar 49. Two Piece Boom. Gambar 50. Single Piece Boom. Gambar 51. Offset Boom.
7.3.6. Factor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memillih Back Hoe Type atau
Shovel Type.
1. Bench height.
Ditinjau dari sudut pandang kemudahan pekerjaan pemuatan ke atas dump truck,
bahwa sebagai pedoman untuk memilih model excavator yang cocok sebagai
berikut :
Model loading shovel cocok dipergunakan untuk ketinggian bench lebih dari 5
meter.
Model backhoe excavator cocok untuk operasi pemuatan yang ketinggian
benchnya kurang dari 5 meter.
Untuk mengisi dump truck secara efisien, sebaiknya ketinggian bench lebih rendah
dibanding dengan tinggi body truck.
2. Digging function:
8.1. Pengantar
Wheel Loader adalah alat pemuat beroda karet (ban), penggunaannya hampir sama
dengan dozer shovel. Yang membedakannya adalah terletak pada landasan
kerjanya, bagi wheel loader diisyaratkan harus relatif rata, kering dan kokoh.
Dipergunakan terutama, bila pengoperasiannya dituntut agar kerusakan landasan
kerja harus minimal, disertai mobilitas yang tinggi serta tidak diperlukan traksi yang
besar (material dalam keadaan gembur dan tidak berat). Tidak disarankan
mengambil sendiri tanah dalam keadaan asli (bank), tanpa dibantu dozing/ stock
piling lebih dahulu oleh bulldozer.
Ada tiga metoda pemuatan material ke atas dump truck baik dozer shovel maupun
wheel loader yang umum diterapkan, yaitu:
1. I shape/ cross loading
2. V shape loading
3. Pass loading
Pada pekerjaan pemindahan material yang harus dilakukan oleh loader sendiri tanpa
melibatkan alat angkut ialah metoda load and carry, dan masih efisien sampai pada
jarak 100 meter.
1. Bucket
2. Tilt lever
3. Lift cylinder
4. Lift arm
5. Head lamp
6. Turn signal lamp
7. Front wheel Gambar 54. Bagian-bagian Penting Wheel Loader
8. Rear Wheel
1. Engine
2. Damper
3. Universak joint
4. Torque converter
5. Torqflow transmission
6. Transfer gear
Gambar 55. Bagian-bagian Penting Power Train
Bucket ini digunakan untuk memuat material dengan berat jenisnya ringan kurang
dari 1,2 ton/m³, seperti salju, pupuk, makanan ternak.
Bentuk dasarnya seperti general purpose
bucket, dilengkapi cutting edge yang
diperpanjang dan lebar, guna memperoleh
kapasitas yang besar. Seperti halnya large
bucket yang digunakan untuk operasi
pemuatan batubara curah dengan berat Gambar 58. Like Material Bucket
jennis kurang dari 1 ton/ m³.
Jenis bucket ini juga digunakan untuk pembongkaran dan pemuatan batuan hasil
peledakan. Mempunyai spesifikasi (1-class-larger and a ticker wear plate, large
corner edge/side guard, and strengthened spill guard).
Umumnya dipasang pada WA700 atau
WA800. bila dipasang pada wheel loader
dibawah klas tersebut, untuk menjaga
kestabilan mesin, harus ditambah
counterweight dan orifice (retainer) guna
meredam kejutan (shock) bucket pada saat Gambar 60. Heavy Duty Bucket
dumping.
6. Skeleton Bucket.
1. Operating Weight, Adalah total berat mesin dalam kilogram (pound) dengan
spesifikasi tangki bahan bakar harus terisi penuh, tangki minyak pelumas sesuai
standar ditambah berat operator.
3. Rated Load (Operating Load), Adalah beban operasi dalam kg (pound) pada
bucket dimana wheel loader tidak boleh lebih 50% dari straight static tipping load,
dan bagi crawler loader tidak boleh lebih dari 35% dari static tipping load.
5. Static Tipping Load Adalah berat minimum dalam kg (pound) pada pusat titik
berat (center of gravity) beban dalam bucket yang dapat menggerakkan mesin
pada suatu titik (jungkit), dimana roda bagian belakang dari wheel loader terangkat
dari landasan kerjanya. Static tipping load dicapai dalam kondisi sebagai berikut:
Adalah berat maksimum (kg/pound) pada pusat titik berat beban (std SAE) dalam
bucket yang dapat terangkat sampai ketinggian maksimum (specified height),
dimana persyaratan adalah:
a. Mesin bagian belakang diikat mati ke bawah
b. Erat operasi mesin dan peralatannya sesuai dengan specifikasi
a. Raising time,
adalah waktu (second) yang diperlukan untuk menaikkan bucket, roll back, dari
posisi rata tanah (landasan kerja) ke posisi tinggi maksimum (full height) dengan
beban operasi sesuai standar SAE
b. Lowering time,
Adalah waktu (second) yang diperlukan untuk menurunkan bucket kosong dari
posisi tinggi ke posisi rata tanah
c. Dumping time,
Adalah waktu (second) yang diperlukan untuk menggerakkan bucket dengan
beban dari posisi maksimum height ke posisi full dumping
a. Dumping clearance
Adalah jarak vertikal dalam mm (inches) dari tanah (landasan kerja) ke titik
terendah cutting edge dari bucket pada posisi tinggi maksimum dan 45 o dumping.
Jika sudut dumping kurang dari 45o, maka disesuaikan dengan spesifikasinya.
b. Dumping reach
Adalah jarak horizontal dalam mm (inches) dari bagian paling depan pada role
mesin (loader) ke titik paling belakang bucket cutting edge pada posisi tinggi
maksimum, dimana posisi bucket 45o dumping. Jika sudut dumping kurang dari
45o, maka disesuaikan dengan spesifikasinya.
9. Carry possition
Adalah jarak vertical dari tanah (landasan kerja) dalam mm (inches) ke garis tengah
dari bucket membentuk sudut 150. Lihat gambar dibawah
A : Carry height
B : Max. tilt – back angle (at SAE Carry Possition)
Kombinasi antara loader dan dump truck yang benar adalah sebagai berikut:
9.1. Pengantar.
Spesifikasi dump truck (contoh) yang harus dipahami dalam manajemen aplikasi adalah
sebagai berikut :
PERFORMANCE
Maximum speed Km/h 70
Turning Radius m 7.20
DIMENSION :
Overall length mm 8365
Overall width 3660
Overall height 3950
Loading height 3200
Wheelbase 3750
Tread (front) 3150
(rear) 2550
TIRES :
Front tire 18.00-33-28PR X 2
Rear tire 18.00-33-28PR X 4
Note : * Weight includes lubricants, coolant, full fuel tank and standard body.
** Max. gross vehicle weight, including optional equipment, lubricants, coolant, full
fuel tank and payload, with large tires installed, shall not be exceeded.
a. Empty vehicle weight * : Berat kendaraan tanpa muatan termasuk minyak pelumas, tangki
bahan bakar penuh dan standard body = 28700 kg.
b. Distribution (front) : distribusi berat yang tertumpu pada ban kanan & kiri bagian depan =
13780 kg, berarti beban setiap ban depan = 6890 kg (dua ban).
c. Distribution (rear) : distribusi berat yang tertumpu pada ban kanan & kiri bagian belakang =
14920 kg, berarti berat setiap ban belakang = 3730 kg (4 ban).
d. Gross vehicle weight : empty vehicle weight + rated load + operator weight = 28700 kg +
32000 + 80 kg = 60780 kg.
e. Distribution (front) : 19450 kg, beban per ban = 19450 kg/2 ban = 9725 kg.
f. Distribution (rear) : 41330 kg, beban per ban = 41330 kg / 4 ban = 10332.50 kg.
g. Max gross vehicle weight ** : Berat kendaraan termasuk optional equipment + minyak
pelumas + tangki bahan bakar penuh + max. load yang diijinkan, dengan dipasang ban
yang lebih besar (optional).
j. Heaped capacity : volume material yang dapat mengisi vesel (dump) sampai munjung
(heaped) = 24 m3
k. Maximum speed : kecepatan maximum yang dapat dicapai sebesar 70 km/jam, pada jalan
datar dan rolling resistant kurang dari 2%.
l. Turning radius 7,2 meter: radius putar kendaraan sangat terkait dengan desain jalan,
persiapan lokasi untuk loading dan unloading.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guna menetukan jenis dump body yang cocok
dengan kondisi pekerjaan. Antara lain ialah : jenis aplikasinya, ukuran batuannya, berat jenis
materialnya, alat muat dan faktor lainnya secara lengkap lihat bagan berikut.
1 2 3 4
Selection of body Selection of body Selection of canopy Selection of
extention Spill guard Tailgete
Loading Machines
Kinds of Materials
9.4 Jenis Dump body Komatsu off-highway Dump Trucks dan Aplikasinya.
1. Liner-less body
Jenis body ini cocok digunakan untuk
mengangkut material berupa pasir dan
tanah yang kasar.
Tidak dipasang liner.
2. Rock body
Sangat cocok digunakan untuk
mengangkut batu-batuan seperti batu
macadam atau batu kapur dan juga untuk
pekerjaan sipil lainnya.
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Gambar 73. Rock Body Halaman:
Seluruh permukaan body bagian dalam
dipasang steel liners.
6. Special dump body with full liner (except sides) for quarry use (option 2).
Digunakan pada daerah kerja yang
materialnya didominasi oleh batu.
Untuk mengangkut batu berukuran kecil
sampai besar dan batuan yang keras.
Dipasang stell liner kecuali pada kedua
sisi sampingnya.
Interval penggantian steel linernya
dapat mencapai 8000 jam. Gambar 77. Special dump body with full
liner (except sides) for quarry
Tabel 3. Dump Body Yang Tersedia Untuk Komatsu Off-Highway Dump Truck
Model HD255-5 HD325-6
Body type Linerless body Linerles body Rock body Rubber linerbody
(STD) (STD) (OP) (OP)
Liner Steel Rock type - О ● ●
Liner
Liner (case 1) - - - -
Liner (Case 2) - - - -
Rubber liner t = 105 mm - О X ●
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
Body 200 mm (7,9 in) - О О О
Extention 250 mm (9.8in) - - - -
300 mm (11.8in) - - - -
Canopy spill 150 mm (5.9in) О О ● ●
Guard 200 mm(7.9in) - - - -
250 mm (9.8in) - О О О
300 mm (11.8in) - - - -
Tailgate О О X
Tabel 3. Dump Body Yang Tersedia Untuk Komatsu Off-Highway Dump Truck
Model HD985-3
Body type Linerless Liner Linerless Liner
body body body body
(STD) (OP) (STD) (OP)
Liner Steel Liner Rock type - О - О
Liner (Case 1) - - - -
Liner (Case 2) - - - О
Rubber liner t = 105mm x x x x
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
Body 200mm(7.9in) x x x x
Extension
250mm(9.8in) x x x x
300mm(11.8in) x x x x
Canopy spill guard 150mm(5.9in) - - - -
200mm(7.9in) ● ● ● ●
250mm(9.8in) - - - -
300mm(11.8in) О О О О
Tailgate - - О -
Gambar 78. Body Extension Gambar 79. Canopy Split Guard Gambar 80. Tail Gate.
Motor Grader dapat digunakan diberbagai jenis pekerjaan, misalnya : untuk perawatan jalan,
penggalian parit, pemotongan tanah, dan lain-lain. Maka dari itu kapasitas produksi motor
grader dapat bervariasi tergantung dari jenis pekerjaannya.
11. COMPACTOR
Compactor adalah alat yang digunakan untuk memadatkan tanah atau material lainnya,
sehingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Jenis roda bisa dari besi seluruhnya
atau ditambahkan pemberat berupa air atau pasir, bisa terbuat dari roda ban karet, ada yang
berbentuk sheep food. Ada tipe towed compactor yang operasinya harus ditarik dengan
mesin lain, ada yang tipe swa gerak. Untuk yang berukuran kecil dikendalikan secara manual
kearah daerah yang akan dipadatkan.
Untuk pemadatan pengaspalan biasanya menggunakan road roller, tire roller, tetapi untuk
material tanah, biasanya menggunakan sheep foot roller/drum roller.
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
Gambar 82. Compactor
Pemadatan adalah proses fisik dimana berat jenis dari material yang dipadatkan akan
bertambah. Umumnya bahwa kekuatan dari tanah dapat ditambah dengan proses
pemadatan.
Peralatan pemadatan dapat menggunakan satu atau kombinasi dari tipe-tipe usaha
pemadatan sebagai berikut :
1. Static weight or pressure : Road roller
2. Feeding action or manipulation : Sheep Foot Roller
3. Impact or Sharp blow : Penumbuk
4. Vibration or shaking : Vibration roller.
-o0o-
1. PENGANTAR
Modul 5 ini adalah bagian kelima dari 6 modul Bahan Training No. 1, Product
Knowledge, dan akan menjelaskan tentang alat-alat berat yang digunakan oleh
PAMA. Penjelasan ini disertai beberapa contoh gambar dan spesifikasinya.
2. SASARAN TRAINING
Setelah mengikuti training ini peserta mendapatkan mengetahui sebagian besar alat-
alat berat yang digunakan oleh PAMA, beserta spesifikasi (untuk beberapa alat berat
tertentu, khususnya yang bermerek Komatsu).
Untuk mengikuti training ini, peserta tidak diharuskan secara khusus mengikuti bahan
training lainnya.
4. METODE TRAINING
Berikut adalah datar sebagian besar alat-alat berat yang digunakan oleh PAMA.
Dozer D11R
- Fly Wheel = 770 HP.
- Operating Weight = 214.800 Lb
Super EX2500:
- Operating Engine = 1.300 HP
- Operating Weight = 238.500 kg
- Bucket Capacity = 14.0 m3
- Max Digging Force = 918 kN
Engine = 6 silinder, 4 stroke, diesel. Power = 360 HP. Capacity 32.000 kg.
Beberapa contoh unit alat berat dari Komatsu dapat dilihat pada gambar-gambar
berikut:
- Bucket Capacity = 21 m3
- Power = 1875 HP
- Displacement = 60,2 liter
- Jumlah Silinder = 6 silinder
- Boom = 1,5 m
- Arm = 4,9 m
4. Dozer D275
- Operating Weight = 37,68 ton
- Engine Power = 410 HP/2000 RPM
- Displacement = 11,04 liter
- Jumlah Silinder = 6 silinder
- Blade Capacity = 16,5 m3 (semi U-tilt)
- Blade Capacity = 18,0 m3 (U-tilt)
Model
DIMENSION
DOZER EQUIPMENT
Type Coal dozer with
power tilt
Weight (included hydraulic control unit) Kg 3430 10540 4390
Length mm 4370 4695 5300
Height mm 1070 2265 2125
Max. lift above ground mm 1255 1660 1495
D Max. drop below ground mm 485 715 565
E Max tilting adjustment mm 400 1065 1270
F Digging angle degree 56
PC3000 PC4000
pieces no 2 2
shoe width mm 800 1200
length mm 7860 8450
Undercarriage
width mm 1640 2700
height mm 2160 2420
weight t 31.9 52
pieces no 2 2
shoe width, option mm 1000 1500
Undercarriage, length mm 7860 8450
Option width mm 1840 2850
height mm 2160 2420
weight t 34 54.5
length mm 3520 4420
width mm 3940 4130
Car body Center
height mm 2180 2350
weight t 16.6 29
Counterweight, pieces 1 1
length mm 5050 6150
Counterweight width mm 800 3420
height mm 2860 700
weight t 27.7 33.8
length mm 7945 8420
width mm 5400 4440
Upper structure
height mm 3700 3900
weight t 61.5 57.7
length mm 2250 2400
width mm 1650 2100
Fuel-tank
height mm 2800 3230
weight t 2.25 3.6
length mm 2140 2280
width mm 1950 2100
Cab Base
height mm 2650 3000
weight t 3.1 3.4
length mm 2800 4000
width mm 2100 3500
Case with cab
height mm 3200 3000
weight t 2.25 5
length mm 2810 2810
width mm 1920 1920
Cab Guard
height mm 2450 2450
weight t 1.4 1.4
with arm cylinder mm yes two no
length mm ~ 9200 10500
Backhoe Boom width mm ~ 2600 2600
height t ~ 4000 3700
weight mm 27.3 39.1
with kinematics yes yes
length mm ~ 5700 6300
Backhoe Arm width mm ~ 1700 1250
height mm ~ 2400 2400
weight t 15.5 19.8
capacity SAE m3 15 15
length mm ~ 3500 ~ 3500
Backhoe Bucket width mm ~ 3400 ~ 3400
height mm ~ 2900 ~ 2900
weight t 16.5 16.5
Model
GD705A – 4 GD825A – 2
Item
OPERATING WEIGHT* Kg 17620 26350
FLYWHEEL HORSEPOWER:
SAE HP/rpm 200/2000 280/2100
DIN PS/rpm 202/2000 284/2100
PERFORMANCE
Travel speeds km/h
Forward 1st 3.9 4.0
2nd 5.2 5.4
3rd 7.6 8.0
4th 11.5 11.5
5th 15.0 15.8
6th 20.5 21.4
7th 30.0 31.3
8th 43.0 44.9
Reverse (Max.) 45.9 47.9
Max. traction (Drawbar pull) Kg 10180 14705
Min. turning radius** mm 7500 7900
DIMENSIONS:
Treads: Front mm 2300 2620
Rear mm 2300 2620
Articulation angle (each) degree 26 25
ENGINE:
Model KOMATSU KOMATSU
S6D125 S6D140E
No. of cylinders-borexstroke mm 6 – 125 x 150 6 – 140 x 165
Piston displacement ltr 11.05 15.24
CAPACITY
Fuel tank ltr 400 500
-o0o-
1. PENGANTAR
Modul 6 ini adalah bagian terakhir dari 6 modul Bahan Training No. 1, Product
Knowledge, dan akan membahas masalah perhitungan kapasitas produksi dari alat-
alat berat yang dipakai, serta bagaimana mengkombinasikan dua alat berat supaya
seimbang dalam melakukan produksi, atau agar tidak ada alat berat yang under
utilize.
2. SASARAN TRAINING
Setelah mengikuti training ini peserta dapat menghitung kapasitas produksi dari alat-
alat berat yang dipakai, dan mengkombinasikan dua alat berat untuk
mengurangi/menghilang under utilize.
Untuk mengikuti training ini, peserta tidak diharuskan secara khusus mengikuti bahan
training lainnya.
4. METODE TRAINING
Untuk mengetahui beberapa banyak produksi kerja bulldozer yang telah dicapai
dapat dilakukan dengan cara mengukur langsung ke lapangan berapa meter kubik
tanah yang telah digusur dan berapa jam kerja yang diperlukan untuk menggusur
tanah tersebut. Pengukuran dapat dilakukan pada lokasi bekas galian atau material
hasil gusuran. Dengan membagi hasil kerja dengan jam kerja, maka didapatlah
kapasitas kerja alat per jam.
Tetapi umumnya estimasi kapasitas kerja alat sudah harus diperoleh sebelum alat
tersebut beroperasi. Hal ini diperlukan untuk tujuan perencanaan baik yang bersifat
teknis maupun ekonomis. Secara teori, estimasi kapasitas produksi bulldozer dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus :
60
Q = q x --------------------------------- x e x E
D/F + D/R + Z
Sesuai grafik diatas, maka estimasi produksi perjam adalah sebagai berikut :
Sesuai grafik diatas maka estimasi produksi per jam adalah sebagai berikut :
= 600 x 0,75 x 1,1 x 0,93 = 460,35 LCM/jam
Produksi ripping sangat besar variasinya tergantung pada jenis batuan, kondisi
kekerasannya, metoda ripping dan skill operator. Oleh karenanya agak sulit untuk
memperkirakan secara akurat berapa besar produksi ripping yang dapat
diselesaikan. Secara teori untuk menghitung produksi ripping ialah :
P x W x D x 60
Q = --------------------------------- x E D
D/F + D/R + Z
Untuk menghitung produksi gabungan ripping dan dozing hanya dapat dilakukan
pada unit (mesin) dan batuan yang sama.
QR x QD
Q = ---------------------
QR + QD
D275A beroperasi ripping dan dozing untuk material lime stone yang
datanya seperti diatas. Berapa produksi gabungan ?
6. HYDRAULIC EXCAVATOR
Ada dua kriteria untuk menentukan kapasitas bucket, yaitu kapasitas struck (rata
bucket) dan kapasitas heaped (munjung).
2 1
1 1
Heaped
Capacity
Struck
capacity
Adalah kapasitas angkat hidrolis dari excavator. Beban operasi (berat material)
excavator yang akan dihadapi harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai terjadi
over load, karena akan mengakibatkan kerusakan yang tidak wajar dari
komponennya. Secara keseluruhan juga menyebabkan berkurangnya umur
penggunaan dari mesin tersebut. Tanda-tanda bahwa beban operasi terlalu berat
diantaranya ialah excavator sering menjungkit pada saat excavating maupun loading.
Demikian sebaliknya, jika beban kerja terlalu ringan, hal ini akan mengakibatkan
inefisiensi. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui kesesuaian klas excavator dan
beban kerja yang akan dihadapi, spesifikasi excavator harus dipahami. Tabel 4
merupakan data spesifikasi dari hydraulic excavator PC400-6 Custom.
a. Pada A (reach from swing center) maksimum dan B : 7,6 m (bucket hook
height) gambar 9, beban yang dapat ditahan sebesar 5800 kg pada posisi
over front dan 5800 kg pada posisi over side dan merupakan tipping load.
Over-front position
3600
Q = q x --------- x E
Cm
Cycle time = Excavating time + swing time (loaded) + dumping time + swing time
(empty)
PC400-6 CUSTOM (backhoe) sedang memuat pasir keatas dump truck. Sudut
swing pemuatan 1800. Berapa kapasitas produksi perjam excavator tersebut jika
diasumsikan bucket factor = 0,9 dan efisiensi kerja = 0,75.
q’ x K x 3600 x E
Jawab : Q = - ----------------------------- (m3/jam)
CM
Menghitung kapasitas produksi wheel loader secara teori tidak banyak berbeda
dengan menghitung kapasitas produksi pada jenis alat-alat berat lainnya. Pada
prinsipnya harus dihitung kapasitas produksi per trip(cycle), kemudian berapa jumlah
trip dalam waktu 1 jam. Maka hasil penggalian produksi per trip dengan jumlah trip
perjam akan diperoleh kapasitas produksi alat per jam. Untuk mendapatkan hasil
yang mendekati kapasitas produksi aktual dilapangan, ada beberapa faktor yang
harus diperhitungkan.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan estimasi kapasitas produksi alat adalah
sebagai berikut :
60
Q = q x --------- x E
Cm
1. Bucket Factor
Besarnya bucket factor sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja, yang pada
umumnya seperti tabel berikut:
2. Cycle time
Gambar 11. Metode (a) V-Shape loading, (b) Cross loading, (c) Pass loading.
Rumus untuk menghitung cycle time sama dengan metode cross loading
hanya bedanya terletak pada jarak kerja (D). karena jarak kerja pada metode
load and carry bisa mencapai 100 m
Untuk menetukan travel speed guna menghitung taksiran kapasitas produksi pada
metoda load and carry dapat berpedoman pada tabel 15 dibawah ini.
Wheel loader WA800-2 dilengkapi kapasitas bucket 10.5 m3 (bucket factor = 0.90),
static tipping load straight sebesar 47,705 kg, digunakan untuk memuat batu hasil
ledakan (berat jenis 1.85 ton/m3 loose yang dikumpulkan oleh bulldozer, keatas
q’ x K x 60
Q = --------------------- x E (m3 /jam)
CM
a. Loading time : waktu yang diperlukan oleh loader guna mengisi penuh
dump truck.
b. Hauling time : waktu angkut muatan dari loading area ke unloading area.
c. Dumping time : waktu yang diperlukan untuk buang muatan, termasuk
waktu standby untuk antri buang.
d. Returning time : waktu yang diperlukan oleh dump truck untuk kembali
dalam kondisi kosong,
e. Spot and delay time: waktu yang diperlukan untuk atur posisi di loading area.
a. Cycle time loader tergantung pada tipe loader yang digunakan (excavator, dozer
shovel, wheel loader dll)
b. Jumlah cycle yang diperlukan oleh loader untuk mengisi dump truck (n), sesuai
dengan kapasitas muat dump truck dan kapasitas bucket loader.
2. Hauling time.
Untuk dapat menghitung waktu yang diperlukan untuk hauling dump truck baik
sewaktu bermuatan maupun sewaktu kosong, kecepatan kendaraan sangat
dipengaruhi oleh roolling resistance (tahanan gelinding) dan grade resistance
(tahanan kelandaian). Yang rinci adalah sebagai berikut :
Untuk menghitung beberapa nilai rolling resistance dan grade resistance, dibagi
menjadi beberapa seksi sesuai dengan perubahan kondisi slope jalan. Jumlah
kedua tahanan yang terjadi pada seksi jalan tertentu akan berbeda pada seksi
jalan yang lainnya, hal ini akan mempengaruhi terhadap kecepatan laju kendaraan
pada setiap seksi jalan tersebut.
Besar rolling resistance dapat dilihat pada tabel 16 dan grade resistance pada
tabel 17.
- Tarik garis vertikal dari titik A (loaded) ke tanda titik B yang merupakan
jumlah dari rolling resistance dan grade resistance.
- Tarik garis horizontal dari titik B sampai memotong garis kurva kecepatan(C).
Dari titik C ditarik horizontal ke garis rimpul dan titik pertemuan E merupakan
rimpull. Untuk menetukan kecepatan maksimum dari titik B tarik garis vertikal
kebawah, hingga diperoleh titik D, yang merupakan kecepatan dari laju truck
tersebut.
- Contoh kurva tersebut menggambarkan bahwa kondisi kelandaian jalan 8%,
rolling resistance 5%, dan beban muatan 32 ton serta berat kendaraan
kosong 28 ton. Sedangkan kecepatan 13 km/jam pada rimpull 8 ton. Berarti
truck tersebut melaju dengan menggunakan transmisi 2.
Jarak angkut dalam setiap seksi dibagi dengan kecepatan rata-rata, maka
akan diperoleh waktu angkut dalam setiap seksi jalan. Jika seluruh waktu
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman:
(untuk hauling dan returning) tersebut ditambahkan, maka didapatlah waktu
yang diperlukan untuk hauling dan returning.
Asumsi total resistance = -14% yang terdiri dari (gradient resistance sebesar –
16% dan rolling resistance + 2%):
6. Dumping time.
Waktu yang diperhitungkan ialah sejak truck memasuki dumping area untuk
memulai membuang (dumping) muatan sampai selesai dump body kembali
semula. Lama waktu dumping tergantung pada kondisi kerja.
Waktu yang diperlukan truck untuk mengatur posisi di loading area, tergantung juga pada
kondisi kerja yang ada. Pada umumnya seperti tabel 20 :
Dalam pekerjaan pemuatan jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas
loader. Hal ini sangat penting, guna memperoleh efisiensi kerja yang optimum.
Untuk menghitung jumlah dump truck yang diperlukan dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
Cycle time of a dump truck Cmt
M = ------------------------------------------- = ------------
Loading time n x Cms
60
P = C x ----------- Et
Cmt
Jika beberapa dump truck beroperasi secara bersamaan, maka estimasi produksi
perjam,
60
P = C x -------- x Et x M M : Jumlah dump truck yang beroperasi
Cmt
Yang dimaksud disini ialah keselarasan antara loader dan dump truck, sehingga
operasi pemuatan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tentunya untuk mencapai
hal tersebut perlu dilakukan pengkajian yang layak dalam menentukan cara kerja,
jenis alat, ukuran dan kemampuannya baik untuk loader maupun dump trucknya.
Pengkajian ini lebih dikenal dengan istilah sinkronisasi alat (pengaturan pola
kegiatan kerja dan penyesuaian kemampuan alat yang berlainan jenis yang
bekerja sama dalam satu sistem sehingga mencapai keselarasan alat itu sendiri).
Karena hasil kegiatan kerja yang optimal hanya dapat dicapai bila masing-masing
alat yang berlainan jenis bekerja secara optimum.
Kenyataan ini sangat sukar dicapai, sehingga bila nilai MF dapat mendekati
dengan toleransi yang relatif kecil maka penyimpangan-penyimpangan pengaturan
kerja dapat terhindarkan, seperti mengecilnya efek “Bunching “ yaitu
mengecilnya kesempatan alat angkut (dump truck) datang secara bersamaan.
Karena harus disadari bahwa sistem kerja pengangkutan bukan secara konvoi,
melainkan secara siklus.
Cara lain untuk memperoleh tingkat utilisasi yang optimum baik loader maupun dump
truck, dapat dianalisa menggunakan persamaan berikut :
60 60
C = ---------- x Et x M q x K x -------- x Es
Cmt Cms
Sebuah dump truck HD325, beroperasi mengangkut tanah yang diisi oleh loader
WA600. jarak angkut dari loading area ke disposal dumping area 500 meter. Berapa
kapasitas kerja dari HD325 tresebut?
Speed
Loaded 40 km/jam
Flat
Unloaded 60 km/jam
Loaded 20 km/jam
Uphill
Unloaded 40 km/jam
Loaded 20 km/jam
Downhill
Unloaded 40 km/jam
Jawab :
a. Loading time :
Jarak angkut dan kalkulasi waktu tempuh dibagi per seksi jalan, yaitu :
- Hauling : (1) Flat 330 m
(2) Uphill 50 m
(3) Flat 120 m
9. MOTOR GRADER
Keterangan : Umumnya motor grader operasi dalam jarak yang cukup jauh,
oleh karena itu waktu yang diperlukan untuk pindah gigi diabaikan
Kecepatan kerja motor grader tergantung dari jenis pekerjaan yang dihadapi, tetapi
yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
3. Efisiensi kerja
Rumus:
NxD
T = ----------
VxE
Apabila motor grader operasi pada areal yang lebar atau dengan kata lain
lebar areal yang harus dikerjakan beberapa kali lebih besar dari panjang efektif
blade, maka jumlah trip dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
W
N = -------------- x n
Le – Lo
Dimana :
W : Total lebar areal yang harus di grading (m)
Le : Panjang efektif blade (m)
Lo : Lebar overlap (m)
n : Jumlah lintasan yang diperlukan untuk memperoleh tingkat kerataan yang
diinginkan.
Contoh soal :
Pertanyaannya ialah :
- Berapa rata-rata luasan yang dapat dikerjakan dalam waktu 1 jam oleh
GD510R sampai pada tingkat kerataan yang diinginkan?
- Berapa jam dapat diselesaikan seluruh pekerjaan tersebut?
Jawab :
a. Kapasitas produksi
44 x 5 220
T = ------------- N = ---------- = 131 jam
2,8 x 0,60 1,68
Ada dua (dua) versi untuk menghitung kapasitas produksi pemadatan yaitu
:
W x V x H 1000 x E
Q = ------------------------------
N
Dimana :
Q : Kapasitas Produksi (m3/jam) dalam kondisi padat
V : Kecepatan kerja (km/jam)
W : Lebar efketif pemadatan perlintasan (m)
H : Tebal lapis pemadatan (m)
N : Jumlah lintasan pemadatan
E : Efisiensi kerja
e. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja pemadatan yang mendekati aktual = 0,65
W x V x 1000 x E
QA = ---------------------------- = (m2/jam)
N
-o0o-
Nomer Bahan: Judul Bahan :
0
Revisi:
001 PRODUCT KNOWLEDGE 10 10 03
Tgl.
Nomer Modul Judul Modul:
Kode: 110010
Halaman: