Anda di halaman 1dari 12

15

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Oseanografi


Secara umum kondisi perairan Pagatan di pengaruhi oleh Laut Jawa. Kondisi
oseanografi pada wilayah studi di Perairan Pagatan akan dijelaskan melalui beberapa
parameter fisik yang telah dilakukan pengukuran yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi Pasang Surut
Pasang surut air laut adalah peristiwa perubahan tinggi rendahnya permukaan
laut yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi benda-benda astronomi, terutama matahari
dan bulan. Bulan sebagai satelit bumi memiliki gaya gravitasi yang kuat sehingga
dapat mempengaruhi gerak air laut yang ada di bumi, begitu juga matahari, meskipun
jaraknya cukup jauh, gaya gravitasi matahari juga ikut mempengaruhi pergerakan air
laut di bumi. Pada saat pasang, arus pasut akan membawa sedimen mendekat ke arah
pantai atau sedimentasi dan sebaliknya pada saat surut arus pasut akan membawa
material menjauh dari pantai atau abrasi.
b. Kondisi Arus
Pengaruh arus terhadap sedimen ialah arus membawa sedimen menuju kearah
pantai dan meninggalkan pantai dengan dipengaruhi oleh gelombang. Arus yang
terjadi di perairan Pagatan juga dipengaruhi oleh topografi pantai yang landai dan
mengarah ke laut sehingga kecepatan gelombang tinggi pada musim-musim tertentu
dan membuat kecepatan arus juga relatif tinggi sehingga sedimen yang dari dasar
perairan akan terangkut oleh arus dan terbawa ke pantai. Kecepatan arus lebih cepat
pada saat surut dibandingkan pada saat pasang (Robbi, 2014).
Kondisi arus yang cepat pada daerah penelitian juga dicirikan dengan kondisi
tekstur sedimen perairannya yang lebih didominansi oleh butiran kasar yaitu sedimen
pasir berkerikil. Kondisi arus yang cepat umumnya mengangkut partikel-partikel
yang lebih halus menyebar ketempat lain sehingga partikel yang lebih kasar akan
tertinggal. Hal ini didukung oleh pendapat Rifardi (2008) yang menyatakan bahwa
arus juga merupakan kekuatan yang menentukan arah dan sebaran sedimen.
Kekuatan ini juga yang menyebabkan karakteristik sedimen berbeda sehingga pada
dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok populasi sedimen. Secara umum
partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari
sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari sumbernya.
Wibisono (2005), arus merupakan parameter yang sangat penting dalam
lingkungan laut dan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
lingkungan laut dan biota yang hidup didalamnya.
c. Prediksi Gelombang
Berdasarkan klasifikasi menurut Beaufort, pada hasil skala pengukuran
gelombang yang dilakukan pada beberapa stasiun membuktikan bahwa gelombang
yang terbentuk di Desa Pagatan adalah gelombang tipe/berjenis Gelombang Light
breeze dengan tinggi gelombang yang mencapai hingga 0,30 m dengan kecepatan 6 –
12 km. Jenis gelombang Light breeze ini merupakan jenis gelombang yang pendek.
Berikut akan disajikan grafik gelombang di Desa Pagatan

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


16

Tabel 4.1. Prediksi Gelombang Pada Perairan Pagatan

4.2. Ukuran dan Sebaran Butir Sedimen (megaskopis dan granulometry)


Dari hasil analisis ukuran butir sedimen dengan mengunakan software
Gradistat didapatkan nilai rata-rata (Mean) ukuran butir sedimen pada Perairan
Pagatan. Komposisi sedimen pada Perairan Pagatan termasuk dalam ukuran butir
pasir berkerikil, kemudian jenis sedimen yang tersebar di Perairan Pagatan akan
dijabarkan melalui Tabel 4.1. dibawah ini:

Tabel 4.2. Ukuran Sebaran Sedimen di Perairan Pagatan


ST. X Y D₅₀ Bentuk Tekstur Persentase (%)
Gravel Sand Mud
1 115,992 -3,5605 566,03 Very Fine Pasir 28 73,5 0,2
3 33319 Gravelly Berkerikil
Coarse
Sand
2 116,003 -3,5426 275,75 Very Fine Pasir 5,4281 94,1 0,43
4 79768 Gravelly Berkerikil 42213 3506 6796
Fine Sand 165 136
3 116,015 -3,5413 262,00 Very Fine Pasir 8,2607 91,5 0,17
8 34016 Gravelly Berkerikil 38961 6060 8653
Fine Sand 75 544
4 116,000 -3,5804 159,11 Slightly Pasir 4,7226 95,2 0,05
8 78605 Very Fine Sedikit 6881 1757 9760
Gravelly Berkerikil 057 616
Fine Sand
5 116,011 -3,5818 277,84 Slightly Pasir 0,2604 99,7 0,00
9 40535 Very Fine Sedikit 9494 2966 9843
Gravelly Berkerikil 177 291
Fine Sand
6 116,016 -3,5586 157,73 Very Fine Pasir 7,3321 92,6 0,00
69558 Gravelly Berkerikil 9966 5797 9827
Fine Sand 28 537
7 115,993 -3,5422 262,25 Very Fine Pasir 17,943 81,7 0,34
7 29549 Gravelly Berkerikil 58872 1248 3929
Fine Sand 191 376

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


17

8 116,015 -3,5518 288,95 Very Fine Pasir 5,1 94,9 0,1


7 60998 Gravelly Berkerikil
Fine Sand
9 116,013 -3,5723 164,74 Slightly Pasir 0,4014 99,5 0,01
3 04258 Very Fine Sedikit 04917 7870 9894
Gravelly Berkerikil 086 218
Fine Sand
10 116,001 -3,5662 340,48 Slightly Pasir 3,5 96,5 0
7 82818 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Medium
Sand
11 116,004 -3,5529 285,15 Slightly Pasir 3,2 96 0,8
3 30196 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Fine Sand
12 116,010 -3,5765 154,67 Slightly Pasir 4,9 98,4 0,1
3 66967 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Fine Sand
13 116,01 -3,5468 156,66 Slightly Pasir 0,2 99,6 0,3
5165 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Fine Sand
14 116,010 -3,559 166,31 Slightly Pasir 3,1 96,6 0,2
5 921 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Fine Sand
15 115,995 -3,5539 263,29 Very Fine Pasir 15,7 84,2 0,1
1 12661 Gravelly Berkerikil
Fine Sand
16 115,997 -3,5663 323,05 Very Fine Pasir 21 78,4 0,7
6 52963 Gravelly Berkerikil
Fine Sand
17 115,989 -3,5796 259,68 Very Fine Pasir 8,5 79,5 0,1
4 81735 Gravelly Berkerikil
Fine Sand
18 116,001 -3,5662 171,58 Slightly Pasir 3,8 95,7 6
7 1036 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Fine Sand
19 116,004 -3,5472 160,42 Slightly Pasir 0,2 99,5 0,3
95424 Very Fine Sedikit
Gravelly Berkerikil
Fine Sand
20 116,005 -3,5596 278,20 Very Fine Pasir 7,8 91,7 0,5
4558 Gravelly Berkerikil
Fine Sand
ST. X Y D₅₀ Bentuk Tekstur Persent
ase (%)
Berdasarkan nilai D50 Bentuk yang didapatkan ada 2 jenis yaitu pasir
berkerikil dan pasir sedikit berkerikil, dimana pasir berkerikil sebanyak 10 stasiun

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


18

dan pasir sedikit berkerikil sebanyak 10 stasiun. Tekstur yang didapatkan ada 2 jenis
yaitu pasir berkerikil dan pasir sedikit berkerikil, dimana pasir berkerikil sebanyak
10 stasiun dan pasir sedikit berkerikil sebanyak 10 stasiun. Maka dari itu dapat
disimpulkan sedimen yang tersebar di lokasi penelitian didominasi oleh pasir
berkerikil dan pasir sedikit berkerikil.
Dari hasil analisis ukuran butir sedimen dengan menggunakan perangkat
lunak Gradistat didapatkan peta sebaran sedimen dasar perairan Pagatan, sebagai
berikut:

Gambar 4.1. Peta Sebaran D₅₀ di Perairan Pagatan


Berdasarkan Gambar 4.1. dapat diketahui bahwa ukuran butir sedimen di
perairan Pagatan berkisar dari ukuran 140 – 580 mm. Ukuran butir yang besar
ditunjukkan dengan warna hijau, sedangkan perairan dengan ukuran butir yang kecil
ditunjukkan dengan warna ungu. Dari peta sebaran tersebut perairan sebelah timur
memiliki substrat yang lebih kasar dibandingkan dengan perairan di sebelah barat.

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


19

Gambar 4.2. Peta Sebaran Mean di Perairan Pagatan

Mean (rata-rata) dapat dianggap sebagai pusat matematis dari sekumpulan


data. mean / rata-rata dapatdihitung dengan berbagai pendekatan. Mode, median dan
mean adalah samadalam sekumpulan data berdistribusi normal simetris (tidak
miring), tetapitidak sama pada sedimen kerikil fluvial yang memiliki distribusi yang
miring. Terlihat pada Gambar 4.2. diatas bahwa mean (rata-rata) di Perairan Pagatan
berkisar antara 180 – 600.

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


20

Gambar 4.3. Peta Sebaran Sorting di Perairan Pagatan

Sortasi adalah standar deviasi yang menunjukkan batas distribusi ukuran butir
suatu sedimen, tipe dan karakteristik serta waktu sedimentasi dari suatu populasi
sedimen (Folk, 1957). Sortasi yang baik jika mempunyai penyebaran ukuran butir
ratarata yang pendek, sedangkan penyebaran ukuran butir rata-rata yang panjang
akan memiliki nilai sortasi yang jelek. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.3. diatas
bahwa nilai sorting di Perairan Pagatan berkisar antara 1,5 – 3,5. Nilai Sorting yang
paling tinggi berada di daerah tenggara, dan untuk yang rendah berada di daerah
barat.

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


21

Gambar 4.4. Peta Sebaran Skewness di Perairan Pagatan


Skewness adalah nilai kesimetrian kurva suatu frekuensi akibat
penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap distribusi normal. Distribusi normal
adalah suatu distribusi ukuran butir dimana pada bagian tengah dari populasi
mempunyai jumlah ukuran butir paling banyak, dan ukuran butir yang lebih kasar
dan lebih halus tersebar di sebelah kiri dan kanannya dalam jumlah yang sama.
Terlihati pada Gambar 4.4. diatas bahwa nilai skewness di Perairan Pagatan berkisar
antara -0,25 – 0,6. Nilai skewness ini jika cenderung memuncak sebelah tenggara
yang bernilai negatif maka akan didominasi oleh partikel berukuran kasar, jika
memuncaknya cenderung sebelah Barat Daya yang bernilai positif maka didominasi
oleh partikel berukuran halus.

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


22

Gambar 4.5. Peta Sebaran Kurtosis di Perairan Pagatan


Kurtosis menunjukkan kepuncakan atau kedataran distribusi dalam
perbandingan kepada distribusi normal. Ukuran ini tidak sering digunakan untuk
mengukur distribusi ukuran partikel pada sungai-sungai dengan dasar kerikil.
Terlihat pada Gambar 4.5. diatas bahwa nilai kurtosis di Perairan Pagatan berkisar
antara 0,5 – 3,1. Untuk distribusi ukuran partikel dalam satuan, Folk (1957)
mengusulkan untuk sementara distribusi dengan kemiringan positif adalah miring ke
arah sisi tinggi dari ekor distribusi. Derajat kemiringan distribusi dapat dilihat
sebagai derajat penyimpangan dari normalitas. Nilai Kurtosis lebih memuncak di
arah Tenggara dan lebih kecil di arah utara
4.3. Stratifikasi Sedimen dan Geomorfologi Pantai
Daerah pesisir Pagatan merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan,
karena disebabkan bertemunya dua kekuatan dari daratan (aliran sungai) dan lautan.
Perubahan lingkungan pesisir Pagatan ini terjadi secara cepat, karena adanya
pengaruh oleh imbang daya antara topografi dan gelombang.
Pasir Halus (30 cm)

1m Pasir Kasar (65 cm)

Pasir Berlumpur (5 cm)

Gambar 4.6. Stratifikasi Sedimen di Pesisir Pagatan

Berdasarkan Gambar 4.6. diatas stratifikasi sedimen yang mendominasi pada


perairan Pagatan adalah jenis pasir kasar dengan ketebalan 65 cm dari 1 meter pada
lapisan kedua, sedangkan pada lapisan pertama yang berada diatas permukaan pesisir
merupakan jenis pasir halus sampai kedalaman 30 cm dari 1 meter. Pada lapisan
ketiga terdapat jenis pasir berlumpur 5 cm dengan warna substrat kehitam-hitaman.

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


23

Jenis substrat yang ada di Pesisir Pagatan umumnya adalah Pasir berkerikil,
pasir halus dan pasir berlumpur. Dimana pasir kasar, kerikil dan pecahan cangkang
yang ada berasal dari pecahan-pecahan gastropoda yang terbawa oleh ombak dan
terakumulasi pada suatu tempat. Jenis pasir yang didapatkan pada kawasan pesisir
Pagatan terbentuk oleh proses akumulasi pasir pada lapisan teratas (pasir kasar,
kerikil dan pecahan cangkang) yang kemudian terendapkan. Kemudian jenis substrat
pada lapisan terbawah yaitu pasir berlumpur terbentuk dari lamanya waktu pasir
halus yang terendapkan dalam suatu wilayah dan pergerakan air yang terjadi relatif
rendah.
Geomorfologi pantai di perairan Pagatan berbentuk pantai landai (cenderung
rata). Pembentukan pantai ini merupakan hasil sedimentasi gelombang air laut yang
berada pada zona muka air laut, sedangkan garis pantai maju ke arah darat sebagai
akibat sedimentasi gelombang laut. Singkapan-singkapan batuan yang berada di
sepanjang pantai menghasilkan akan mengalami pelapukan yang kemudian diangkut
ke sepanjang garis pantai dan diendapkan di wilayah pantai membentuk stratifikasi
sedimen.

Gambar 4.7. Keadaan Geomorfologi di Perairan Pagatan


Kondisi profil kedalaman di muara Selat Laut (terutama Tanjung Petang)
menunjukkan lebih dalam dan curam (>2o ), dimana kedalaman 10 m hanya berjarak
100 m dari garis pantai dan kedalaman maksimum mencapai 20 m, hal ini
disebabkan karena pengaruh gelombang dan arus yang sangat besar di daerah ini,
sehingga menyebabkan sedimen jauh terbawa ke daerah lain. Profil kedalaman di
bagian selatan lebih beragam, dimana pada kedalaman 5 m berkisar pada jarak 1-5
Km dan kedalaman 10 m pada jarak 6 - 16 km. Ini menunjukkan pengaruh
gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama pada musim timur (angin
dominan dari arah tenggara).
Proses perubahan garis pantai dan kedalaman sangat tergantung oleh
dinamika hidrooseanografi baik dari laut maupun dari darat yang melalui aliran
sungai. Akibat proses ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini tidak beraturan,

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


24

di mana banyak terdapat sand dune (gumuk pasir) yang tidak beraturan sebagai
akibat pengaruh gelombang dan arus pasut baik dari sungai maupun laut. Selain itu
profil batimetri juga sangat dipengaruhi oleh pola sebaran sedimen dari laut maupun
daratan yang menyebabkan adanya sedimentasi yang mengendap pada daerah-daerah
tenang (pada daerah dengan kecepatan arus sangat lemah). Bentuk kontur kedalaman
dan garis pantai pada daerah ini sering berubah-ubah, akibat proses sedimentasi
maupun abrasi pada setiap perubahan musim. Adanya pohon mangrove dengan
ketebalan yang sangat besar di sepanjang pantai, cukup besar pengaruhnya dalam
meredam gelombang maupun kecepatan arus. Mangrove tersebut sebagai perangkap
sedimen, dengan hal ini akan menyebabkan sedimentasi yang cukup besar terutama
di Pulau Tampakan dan sekitarnya.
4.4. Transport Sedimen
Transport sedimen pantai adalah gerakan sedimen yang disebabkan oleh
gelombang dan arus yang dibangkitkan (Triatmodjo, 1999). Transport sedimen dapat
diklasifikasikan menjadi transport menyusur pantai (longshore transport) dan
transport tegak lurus pantai (onshore-offshore transport). Perbedaan kecepatan arus
berpengaruh terhadap transport sedimen, dimana semakin besar arus yang terbentuk
maka transport sedimen juga besar, baik berupa bed load (sedimen dasar) maupaun
suspended load (sedimen tersuspensi) selain faktor lain seperti karakteristik butir
sedimen dan kemiringan pantai. Data volume transport sedimen di perairan Pagatan
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.3. Volume Transport Sedimen di Perairan Pagatan


Lama
Volume Sedimen Trap
S Lintan Jam Pemasangan
Bujur
T g Pemasang Pengambil Men Utar Tim Selata Bar Ata
an an Jam it a ur n at s
-
1 115,99
3,560 605 635 635 595 185
A 23
5 17:40 07:25 61 15
-
2 115,99
3,542 270 170 220 200 40
A 37
2 17:57 08:37 62 20
-
2 115,99
3,542 535 625 690 630 250
B 51
6 18:00 06:40 60 40
-
3 115,99
3,553 535 600 510 550 160
A 51
9 17:36 07:00 61 24
-
3 115,99
3,554 250 155 185 150 25
B 66
1 18:07 07:00 60 53
-
4 115,99
3,566 640 600 140 450 400
A 76
3 17:20 07:50 62 30
-
4 115,99
3,566 600 310 435 700 50
B 89
7 17:40 07:50 62 10
-
5 115,98
3,579 245 415 240 370 160
A 94
6 18:45 09:16 62 31
-
5 115,99
3,579 345 580 325 520 240
B 06
8 19:20 07:25 60 5

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


25

Berdasarkan perhitungan volume total angkutan sedimen yang terangkut


selama ± 3 hari yang dilakukan di perairan Pagatan didapatkan hasil bahwa volume
sedimen pada 9 stasiun, dimana 3 stasiun berada pada muara dan 6 stasiun berada
pada perairan Pagatan. Dimana volume transport tertinggi berada pada stasiun 4B
dengan nilai 700 ml dan volume transport terendah berada pada stasiun 3B dengan
nilai 25 ml. Dan jika dilihat dari arah datang transport sedimen umumnya nilai
tertinggi datang dari arah Barat yaitu sebanyak 4165 ml, sedangkan transport
sedimen terendah umumnya datang dari arah Atas yaitu senilai 1510 ml.
Transpor sedimen menyusur pantai banyak menyebabkan permasalahan pada
daerah pantai, sehingga pemahaman akan hal tersebut sangat penting diketahui dan
kemungkinan permasalahan dalam dampak pemanfaatan pantai dapat diketahui dan
dapat mengurangi dampaknya bagi pantai itu sendiri.

Gambar 4.8. Arah Transport Sedimen di Perairan Pagatan

4.5. Budget Sedimen


Analisis budget sedimen pantai digunakan untuk mengevaluasi
volume/jumlah sedimen yang masuk dan keluar dari suatu sel pantai yang ditinjau
berdasarkan pengaruh gelombang yang membangkitkan arus menyusur pantai,
sehingga menyebabkan transport sedimen sejajar/menyusur pantai tanpa mencakup
pengaruh transport sedimen dalam arah tegak lurus pantai (onshore transport),
transport sedimen dari sungai, erosi tebing (sea-cliff erosion), pengaruh reklamasi
pantai (beach nourishment), maupun faktor-faktor yang mempengaruhi budget
sedimen lainnya. Namun demikian analisis pengaruh transport sedimen menyusur
pantai yang dominan terjadi di surf zone cukup memadai untuk menjelaskan kondisi
dan stabilitas suatu garis pantai apakah mengalami sedimentasi, erosi atau stabil.
Transport sedimen menyusur pantai merupakan penyebab utama terjadinya
perubahan garis pantai (Triatmodjo, 1999). Data prediksi transport sedimen di
perairan Pagatan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Laporan Praktek Sedimentologi Laut


26

Tabel 4.4. Prediksi Transport Sedimen di Perairan Pagatan


Musim (2009 Sedime
– 2019) Abrasi n
Barat 8% 54%
Peralihan 1 6% 21%
Timur 36% 7%
Peralihan 2 50% 17%
Total
100% 100%
Persentase

Hasil analisis pada tabel di atas dimana menunjukan perubahan budget


sedimen pada tahunn 2009-2019.
Berdasarkan data analisis sedimen trap di perairan Pagatan mendapatkan hasil
bahwa sedimentasi yang diambil dari 10 stasiun (3 dimuara dan 6 diperairan
Pagatan) yang kemudian dianalisis kembali dalam data fetch selama 10 tahun (2009
– 2019
Sedimentasi terjadi sepanjang tahun sejak tahun 2009 hingga tahun 2019.
Tingkat sedimentasi tertinggi pada tahun musim angin barat dan terendah pada tahun
musim Timur, sedangkan tingkat abrasi tertinggi pada musim angin peraliha 2 dan
terendah pada tahun musih peralihan 1. Hal ini dipengaruhi oleh gelombang dan arus
yang membawa substrat sedimen.

Laporan Praktek Sedimentologi Laut

Anda mungkin juga menyukai