Anda di halaman 1dari 4

Bani Kesuma 230210110014 Lokasi : 5013

Gambar 1. Peta Lokasi kode wilayah 5013 Samudera Pasifik Kecepatan suara dalam air laut bervariasi terhadap kedalaman, musim, posisi geografis dan waktu pada lokasi tertentu. Di perairan dangkal dekat pantai, profil kecepatan suara cenderung tidak teratur dan sulit diprediksi. Faktor fisik air laut yang paling menentukan dalam mempengaruhi kecepatan suara di dalam air laut adalah suhu, salinitas, dan tekanan. Di dalam air laut, kecepatan gelombang suara mendekati 1.500 m/detik (umumnya berkisar 1.450 m/detik sampai dengan 1.550 m/detik, tergantung suhu, salinitas, dan tekanan). Kecepatan suara diperoleh dengan menggunakan rumus : C = 1449,2 + 4,6T - 0,055T2 + 0,00029T3 + (1,34 - 0,010T)*(S-35) - 0,016Z dengan : C = Kecepatan suara (m/s) T = Suhu (oC) S = Salinitas (psu) Z = Kedalaman (m) dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kecepatan suara di laut dipengaruhi oleh suhu, salinitas, dan kedalaman laut.

Gambar 2. Musim Barat, 25 Januari 1991, Lat: 227.367 Long: 0 Pada grafik kecepatan suara diatas terlihat jelas bahwa pada suhu yang tinggi khususnya pada permukaan laut mengakibatkan kecepatan suara di dalam air semakin cepat, hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat. Hal ini juga sesuai dengan rumus yang tertera diatas, rumus tersebut terdapat variabel T (suhu) yang paling berpengaruh karena banyak variabel T pada rumus tersebut, belum lagi pada variabel tersebut terdapat pangkat yang meyakinkan bahwa suhu lah yang paling berpengaruh terhadap kecepatan suara di dalam air laut.

Gambar 3. Musim Peralihan 1, 13 Mei 2008, Lat: 220.061 Long: -4.967 Sedangkan pada variabel salinitas sama seperti suhu bahwa terlihat jelas semakin tinggi salinitas suatu kolom air atau perairan maka semakin tinggi juga kecepatan suaranya. Hal ini dikarenakan kenaikan salinitas meningkatkan modulus axial (larutan menjadi kurang kompres atau padat), sehingga tiap kenaikan salinitas akan meningkatkan cepat rambat bunyi. Cepat

rambat bunyi terhadap salinitas seharusnya berkurang seiring kenaikan salinitas karena meningkatnya densitas. Meskipun tidak sebesar suhu, salinitas ini cukup berpengaruh. Salinitas di permukaan umumnya tinggi bekisar pada 34-36 psu, dan pada lapisan deep layer salinitas ini akan cukup stabil berkisar pada 34,6-34,9 psu, yang membuat pada kedalaman lebih dari 1000 meter salinitas tidak akan berpengaruh banyak karena kestabilan tersebut. Akan tetapi pada perairan tropis nilai salinitas yang ada di permukaan laut lebih besar dibandingkan dengan yang ada di perairan dalam atau dilapisan air yang lebih dalam.

Gambar 4. Musim Timur, 3 Juli 1991, Lat: 224.997 Long: -0.832 Sedangkan variabel tekanan, pada permukaan laut tekanan tidak akan begitu berpengaruh karena yang paling berpengaruh ada lah suhu. Tekanan akan sangat mempengaruhi kecepatan pada saat bertambahnya kedalaman, maka kecepatan suara akan bertambah karena adanya tekanan hidrostatis yang semakin besar dengan bertambahnya kedalaman, pertambahan tekanan ini adalah 1 atm setiap 10m pertambahan kedalamannya dan rata-rata terjadi peningkatan kecepatan suara sebesar 0, 017 m/detik setiap kedalaman bertambah 1 meter. Setiap penambahan kedalaman maka tekanan akan semakin tinggi. Semakin tinggi tekanan maka akan semakin tinggi cepat rambat bunyinya. Pengaruh tekan akan lebih besar dari suhu dan salinitas pada lapisan Deep Layer. Hal tersebut karena partikel-partikel zat yang bertekanan tinggi terkompresi sehingga cepat rambat yang dihasilkan lebih besar. Pada kedalaman berdasarkan kecepatan suara dibagi dalam 3 zona, yaitu : 1. Zona 1 (mix layer) : Kecepatan suara cenderung meningkat akibat faktor perubahan tekanan mendominasi faktor perubahan suhu 2. Zona 2 (termochline) : Kecepatan suara menurun dan menjadi zona minimum kecepatan suara akibat terjadinya perubahan suhu yang sangat drastis dan mendominasi faktor perubahan tekanan. 3. Zona 3 (deep layer) : Kecepatan suara meningkat kembali akibat faktor perubahan tekanan mendominasi kembali faktor perubahan suhu.

Gambar 5. Musim Peralihan 2, 1 Oktober 1992, Lat: 227.067 Long: -2.007 Terlihat pada daerah yang sama dengan musim yang berbeda pada grafik diatas menhasilkan kecepatan suara yang berbeda pula dimulai dari musim barat hingga timur pada kecepatan suaranya cenderung meningkat terutama dibagian kedalaman lebih dari 1000 meter atau bagian deep layer.

Gambar 6. Perbandingan kecepatan suara terhadap musim. Musim pada wilayah tropis juga mempengaruhi kadar salinitas yang ada disuatu perairan. Di wilayah tropis nilai salinitas pada permukaan berkisar 36-37 psu. Salinitas maksimum pada wilayah perairan tropis terjadi pada kedalaman 100-200 m dekat dengan lapisan termoklin dimana kadar salinitas dapat mencapai lebih dari 37 psu. Di daerah laut dalam, kadar salinitas relatif seragam dengan nilai 34,6-34,9 psu. Salinitas di samudera seperti Atlantik, Pasifik, dan Hindia rata-rata 35 psu, di wilayah laut yang tertutup, nilai salitas rata-rata tidak jauh dari kisaran 35 psu tergantung dari penguapan yang terjadi. Hal in dikarenakan curah hujan yang terjadi pada daerah tropis tentu saja bebeda dengan curah hujan yang ada di bagian sub-tropis dan yang di 4 musim ataupun kutub.

Anda mungkin juga menyukai