Anda di halaman 1dari 5

Pada kesempatan ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai pentingnya

informasi geospasial dengan data-data akurat yang dapat digunakan dalam proses


pengambilan keputusan.  Pada pada perkembangan zaman sekarang memang hal
yang paling dibutuhkan adalah informasi yang akurat. Melalui informasi yang akurat
tentu akan mempermudah dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap suatu
permasalahan. Begitu juga dengan informasi mengenai pemetaan dari tiap-tiap
wilayah akan memberikan manfaat kepada setiap orang, instansi dan pemerintah.
Pertambahan penduduk yang luar biasa dan pembangunan dimana-mana akan
mengganggu keseimbangan kehidupan terutama lingkungan. Sehingga dibutuhkan
informasi yang tepat mengenai tiap-tiap lokasi dengan keadaan yang berbeda-beda
untuk mempermudah dalam melakukan aktiviatas. Contohnya adalah
mempermudah mendapatkan informasi lokasi yang tepat, pemilihan lokasi yang
tepat, dll. Salah satu solusi yang tepat untuk  mengetahui kondisi lingkungan adalah
dengan menggunakan metode geospasial. Apa itu Geospasial?
Berdasarkan undang undang nomor 4 tahun 2011 tentang informasi geospasial
pasal 1-4 menerangkan, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian
yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah
aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau
kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang
dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Koordinat ini yang akan mempermudah
dalam penentuan lokasi secara spesifik.
Perlu diketahui bahwa di Indonesia Badan pemerintah yang menangani informasi
geospasial ini adalah BIG (Badan Informasi Geospasial). Badan ini yang akan
menyediakan informasi kepada pemerintah dalam masyarakat dalam hal
pengambilan strategi untuk pembangunan nasional. Memang Hampir seluruh
kegiatan pemerintah berhubungan dengan elemen geospasial ini. Tugas utama dari
badan ini adalah mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan survei pemetaan
untuk menghasilkan peta. Pada perkembangan zaman saat ini, tugas BIG semakin
bertambah yaitu membangun Informasi Geospasial yang dapat
dipertanggungjawabkan dan mudah diakses, menjadi regulator, eksekutor,
koordinator pembangunan nasional.

Ketersediaan informasi geospasial yang akurat akan memberikan keputusan yang


tepat, efisien, efektif dan komunikatif. Untuk mendapat informasi yang tepat maka
dibutuhkan data-data yang akurat. Jenis data geospasial yang sering ditemukan
diantaranya, garis pantai hipsografi perairan, nama rupa bumi, batas wilayah,
transportasi, fasilitas umum serta penutup lahan.
Namun mirisnya, meskipun peran informasi geospasial sangat penting, pembaruan
sistem ini dilakukan 2 tahun sekali. Selain itu, masalah tenaga teknik yang kini
semakin berkurang baik di pusat maupun dilapangan sendiri semakin sedikit.
Negara Indonesia khususnya, sumber daya manusia yang menangani proses
pemetaan sudah semakin berkurang.

Pada tingkat provinsi hanya terdapat 4-5 orang SDM untuk memetakan keadaan
lingkungan dengan model geospasial. Untuk keadaan lingkungan yang pada saat ini
mengalami kondisi drastis berubah, dibutuhkan sumber daya manusia atau tenaga
teknik yang lebih. Kini yang dibutuhkan adalah tenaga di kabupaten/kota karena
sekarang Indonesia membutuhkan pemetaan skala 1:50000 dan untuk tingkat desa
dibutuhkan skala 1:5000.

Jika semua pemetaan wilayah dilakukan dengan baik maka masalah lingkungan
bahkan masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, tata ruang akan terselesaikan
dengan baik. Pada tulisan ini kita tidak membahas mengenai jumlah SDM yang tepat
pada tiap lokasi melainkan membahas peran penting dari geospasial ini.

Hal yang tentu penting selanjutnya adalah Kebijakan Satu Peta (KSP), yang
merupakan solusi sempurna untuk mengatasi masalah tumpang tindih izin
penggunaan lahan. Tujuan utama dari kebijakan satu peta adalah sebagai standar
referensi basis data Geo-Portal, serta bermanfaat sebagai acuan untuk memperbaiki
data spasial, akurasi perencanaan tata ruang, akurasi dalam penyusunan kebijakan
dan akurasi dalam pengambilan keputusan. KSP ini penting karena akan
mengurangi kerancuan informasi geospasial dalam pelaksanaan kebijakan
pemerintah, pengurusan perizinan, maupun proyek strategis dan kegiatan
masyarakat yang berhubungan dengan pemetaan. Kebijakan ini juga berguna untuk
meminimalisir duplikasi alokasi yang dilakukan oleh instansi dengan tujuan masing-
masing.

Geographical Information System (GIS)


Tahukah kamu teknologi baru yang digunakan untuk model geospasial? Saat ini
terdapat tools baru dalam pemetaan geospasial yang disebut dengan geographical
information system (GIS). GIS adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi
alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi,
menganalisa dan menampilkan kembali kondisi – kondisi alam dengan bantuan data
atribut dan spatial.
GIS menawarkan suatu sistem yang mengintegrasikan data yang bersifat keruangan
(spasial/geografis) dengan data tekstual yang merupakan deskripsi menyeluruh
tentang obyek dan keterkaitannya dengan obyek lain. Dengan sistem ini data dapat
dikelola, dilakukan manipulasi untuk keperluan analisis secara komprehensif dan
sekaligus menampilkan hasilnya dalam berbagai format baik dalam bentuk peta
maupun berupa tabel atau report. Terdapat beberapa alasan mengapa perlu
menggunakan GIS.
Pertama, GIS menggunakan data spasial yang terintegrasi. Kedua, GIS dapat
digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik untuk meningkatkan
pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur
geografi yang ada dipermukaan bumi. Kedua, GIS memiliki kemampuan
menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa faktor
data spasial, dan yang ketiga, GIS memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
memvisualisasikan data spasial.

Komponen kunci dalam GIS adalah Sistem komputer,Data geospasial dan Pengguna.


Sistem komputer GIS terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data, pengelolahan, analisa,
pemodelan dan penayangan data geospasial.
Pengguna pada komponen kunci GIS berfungsi untuk memilih informasi yang
diperlukan, membuat standar, update data yang efisien, analisa output untuk hasil
yang diinginkan serta merencanakan aplikasi.

Data geospasial berupa peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan
dokumen lain yang berhubungan.

Perkembangan GIS tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah geografi


saja tetapi sudah merambat ke berbagai bidang. Bidang tersebut adalah aplikasi GIS
di bidang sumber daya alam, aplikasi GIS di bidang perencanaan, aplikasi GIS
dalam bidang kelistrikan, aplikasi GIS di bidang telekomunikasi, aplikasi GIS di
bidang kependudukan atau demografi, aplikasi GIS di bidang pariwisata, dan masih
banyak lagi.

Untuk lebih memahami mengapa goespasial dengan menerapkan GIS dapat


membantu penanggulangan bencana alam dan covid-19 dapat dilihat dari penjelasan
berikut:
1. GIS dalam penanggulangan Bencana Alam

Mengapa GIS dapat menanggulangi bencana alam? Hal ini karena dalam
penanggulangan bencana harus didukung oleh suatu sistem informasi yang
memadai dan diharapkan mampu untuk: 1) Meningkatkan kemampuan perencanaan
logistik penanggulangan bencana bagi semua mekanisme penanggulangan
bencana, baik pada tingkat pusat maupun daerah, 2) Mendukung pelaksanaan
distibusi barang bantuan penanggulangan bencana, 3) Mendukung proses
pelaporan aktivitas distibusi barang bantuan penanggulangan bencana, 4)
Memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak yang terkait
dengan unsur-unsur logistik penanggulangan bencana baik di Indonesia maupun
negara asing melalui fasilitas jaringan global.

Melalui data gespasial yang akurat maka basis data akan menghasilkan informasi
yang tepat. Untuk menghasilkan GIS yang tepat diperlukan bantuan perangkat lunak
pengolah data spasial yang mempunyai fasilitas pertukaran data secara dinamis.
Misalnya dengan bantuan perangkat lunak ArcView, AutoCAD Map, atau Map Info.

Output yang dihasilkan dari perangkat lunak akan bertugas untuk menampilkan atau
menghasilkan produk akhir basis data manajemen logistik penanggulangan bencana
seperti: tabel, grafik, peta (rute transportasi), jenis dan jumlah komoditi yang
diperlukan didaerah terjadinya bencana, jenis dan jumlah komoditi yang akan
didistribusikan kedaerah terjadinya bencana.

Output basisdata tersebut harus dapat dipublikasikan melalui internet agar dapat
diketahui secara luas oleh masyarakat, agar respon penanggulangan terhadap
bencana yang terjadi dapat dilakukan secepat mungkin. Masyarakat luas yang
bermaksud menjadi donatur mengetahui komoditi yang diperlukan oleh korban
bencana, sehingga komoditi yang disampaikan kepada korban dilokasi bencana
merupakan komoditi yang benar-benar diperlukan oleh korban bencana. Hal ini yang
menjadi alasan mengapa GIS tersebut penting untuk dilakukan dalam
penanggulangan bencana.
2. GIS dalam penanganan Covid-19

Alat penting di dalam pencegahan penyebaran dan penekanan laju korban wabah
Covid-19 adalah model yang digunakan para pengambil kebijakan untuk
memutuskan rantai penyebaran dari virus ini. Teknologi
informasi geospasial merupakan salah satu model kebijakan yang diterapkan.
Penggunaan teknologi geospasial ini dirasa cukup efektif jika data yang diperoleh
merupakan data yang akurat. Untuk mendapat data yang akurat dibutuhkan kerja
sama yang baik antara instansi kesehatan yang menangani virus ini dan pemerintah
setempat. Hal ini bertujuan untuk agar data yang diolah dapat dijadikan sebuah
informasi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
Tidak hanya data jumlah kasus yang terjadi, data masyarakat yang mengalami
dampak akibat adanya virus ini, data lembaga kesehatan, data daerah yang terdapat
virus akan tersedia dengan adanya penerapan model menggunakan teknologi
informasi geospasial ini. Dengan informasi yang tersedia akan mempermudah
lembaga-lembaga dalam proses memberikan bantuan dan tentu akan tepat sasaran.

Bagi layanan kesehatan publik akan terbantu karena pengambil keputusan akan
mengetahui layanan publik kesehatan mana yang membutuhkan fasilitas dalam
penanganan virus ini. Bagi pemerintah juga akan dipermudah dalam hal proses
pengambilan keputusan yang tepat. Jika tiap daerah melakukan model ini maka
akan diketahui derah mana menjadi zona merah (sangat perlu penanganan), kuning
(perlu perhatian) dan hijau (kondisi daerah yang aman). Penerapan new normal juga
sangat terbantu dengan adanya GIS ini. Pemerintah akan mengetahui lokasi-lokasi
(daerah) yang dapat dikatakan new normal dan yang masih perlu penanganan lebih
lanjut. Hal ini dapat diketahui karena model geospasial yang dihasilkan yaitu berupa
data dan pemetaan yang dapat diakses oleh masyarakat pada suatu situs atau
halaman website tertentu.

Dengan melihat halaman website tersebut kita dapat melihat mapping penderita
virus corona di suatu wilayah. Tujuan utama dari pemodelan geospasial salah
satunya yaitu agar dapat menyusun dan mengembangkan data menjadi sebuah
bentuk informasi terkait suatu isu dalam hal ini adalah mengenai wabah virus corona
yang mudah dipahami oleh masyarakat umum sebagai salah satu bentuk mitigasi
penanganan Corona Virus Disease 2019.

Anda mungkin juga menyukai