Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang berdasar pada data
keruangan dan merepresentasikan obyek di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi
merupakan perangkat yang membantu dalam menyimpan data, memproses data,
menganalisa data, mengelola data dan menyajikan informasi. Meningkatnya pemanfaatan
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), memicu banyaknya studi yang menggunakan
pendekatan spasial untuk menyajikan informasi dalam bentuk peta. Studi ini dilakukan
untuk melihat potensi pemanfaatan SIG untuk mengelola berbagai sumber data terkait
demografi. Jika dilihat dari sisi pengguna, telah banyak stakeholder yang telah
menggunakan SIG. Institusi pemerintah seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, Kementerian Kesehatan dll sudah menggunakan SIG dalam kegiatan
mereka.
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) saat ini telah berkembang dengan cepat.
Bahkan pemanfaatannya tidak hanya terbatas di bidang geografi saja tetapi telah merambah
ke berbagai bidang, tidak terkecuali dalam bidang kependudukan. Penduduk adalah warga
negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Kependudukan
adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Lonjakan demografi dipahami sebagai suatu kondisi di mana komposisi atau struktur
penduduk sangat menguntungkan dari segi pembangunan karena jumlah penduduk usia
produktif sangat besar, sementara proporsi penduduk yang tidak produktif (berusia
kurang dari 14 tahun dan di atas 64 tahun) semakin kecil dan belum banyak. Demografi
sendiri memiliki pengertian
Dilihat dari struktur demografi Indonesia dewasa ini, maka pada tahun 2020-2030
Indonesia berpeluang untuk mengalami lonjakan demografi, di mana negara ini akan
memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sementara yang tidak produktif berkurang
menjadi 60 juta jiwa. Ini berarti 10 orang usia produktif hanya akan menanggung 3-4
orang usia tidak produktif. Dampaknya pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
jelas: terjadi peningkatan tabungan masyarat dan tabungan nasional, yang akan bermuara
pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Namun lonjakan demografi ini tidak

9
secara otomatis memberikan dampak positif bagi tujuan pembangunan nasional. Ibarat
pedang bermata dua, lonjakan demografi bisa memberikan dampak positif tetapi juga
dampak negatif pada upaya pembangunan bangsa.
Ketika negara tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong periode
lonjakan demografi tersebut, konsekuensi yang terjadi adalah dampak negatif yang harus
dipikul oleh semua pihak. Tanpa dibekali dengan kualitas sumber daya manusia yang
memadai, maka proporsi penduduk usia produktif yang sedemikian besar pada saat itu
hanya akan menciptakan dampak buruk pada pembangunan nasional. Salah satu dampak
negatif yang bisa diprediksi adalah jumlah pengganguran yang tidak terkendali karena tidak
terserap ke dalam lapangan kerja yang ada akibat kualifikasi dan kualitas yang tidak
memenuhi standar pekerjaan yang tersedia.
Dari perspektif pembangunan manusia, tidak pelak lagi rentang waktu menjelang
tahun 2020-2030 merupakan periode yang paling tepat mempersiapkan fondasi kokoh bagi
periode lonjakan demografi tersebut. Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah kita
sudah benar-benar mempersiapkan diri dari berbagai segi untuk dapat memanfaatkan
periode lonjakan demografi tersebut secara optimal.

B.Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk untuk memberikan pemahaman
tentang Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Menangani Lonjakan
Demografi. 

9
BAB II

METODE

Makalah ini bertujuan mendeskripsikan pemanfaatan sistem informasi geografis pada


proses analisis data kependudukan. Tahapannya diawali dengan pengumpulan data, data
yang digunakan adalah data sekunder yang peroleh dari Data kependudukan dari BPS
Propinsi setempat. Data tersebut akan ditabulasi ulang , di klasifikasi, di beri skoring dan
dirubah kedalam format CSV Delimeted agar dapat di implementasikan dalam sistem yang di
gunakan. Perangkat lunak yang di gunakan dalam ini adalah Software GIS. Sedangkan peta
dasar propinsi di peroleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Data setiap variabel akan
di petakan lebih dahulu untuk memvisualisasikan data tersebut kedalam peta dasar dengan
gradasi warna yang menunjukkan sebaran penduduk pada tiap Kabupaten/Kota berdasarkan
skoring dari setiap variabel tersebut. Selanjutnya pada peta dasar tersebut akan di lakukan
analisis spasial menggunakan teknik analisis overlay. Teknik overlay adalah salah satu teknik
dalam geospasial untuk melihat kombinasi informasi antar peta dasar (Indarto, 2012).

Pengambilan data deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif


melalui survey, pengamatan dan studi dokumentasi, bertujuan untuk memberikan gambaran
secara sistematis, cermat dan akurat mengenai kondisi data yang ada di suatu tempat.

Pengumpulan dan analisis data dilakukan untuk memperoleh data yang dilakukan secara
sistematis dengan beberapa cara yaitu :

1. Melakukan pengamatan langsung atau observasi langsung secara terstruktur. Secara


umum kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Melakukan survey objek pengamatan dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik yang
dapat diamati.

b. Pengamatan pada sarana dan prasarana/ infrastruktur sesuai dengan kualifikasi yang
telah ditentukan sebelumnya.

c. Pengamatan kondisi kawasan secara umum untuk mengetahui aspek-aspek non fisik,
menyangkut kondisi sosial ekonomi dan sebagainya.

2. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui dokumen dokumen dari instansi,
jawatan, kantor yang relevan dengan tujuan penelitian ini seperti laporan RTRW dan
RDTR dan dokumen lain berupa Peta topografi, peta tata guna tanah, citra satelit dan
lain lain.

9
3. Wawancara, selain dari pengamatan langsung dan studi dokumentasi dilakukan juga
pengumpulan data melalui interview atau wawancara. Dalam hal ini informasi atau
keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka
dan bercakap-cakap. Untuk penelitian ini teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh
informasi atau data tambahan mengenai kondisi administrasi, kawasan permukiman dan
kawasan pemanfaatan sarana prasarana/infrastruktur daerah penelitian.

Jenis data yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian berasal dari 2 (dua) jenis data
yaitu:

1. Data Primer, bersumber dari observasi langsung di lapangan meliputi berbagai aspek
termasuk pula data hasil observasi pada beberapa station pengamatan yang tersebar.

2. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber lain yang telah tersedia
antara lain: data geografis dan administrasi pemerintahan, aspek spasial, data demografi
kependudukan dan dan data-data lain yang menunjang analisis penelitian.

Metode analisis data

Penelitian ini menerapkan analisis deskriptif dalam pengelolaan data dengan memuat
analisis non fisik sarana prasarana dan unsur fisik sarana prasarana . Jenis data dilihat dari
format atau isinya dapat dikelompokkan sbb:

Data grafis terdiri dari Peta (lokasi, topografi, tata guna tanah, penggunaan sarana
prasarana, dan sebagainya), citra satelit dan foto, Data tekstual meliputi Tabel Data (format
manual atau digital), Data Atribut serta Data Teknis.

Analisis data dilakukan berdasarkan 2 (dua) bentuk analisis yaitu:

1. Analisis deskriptif data non fisik sarana prasarana (sosial ekonomi), analisis ini dilakukan
dengan membuat tabulasi data terutama untuk mengolah data-data hasil survey.

2. Analis deskriptif fisik sarana prasarana secara spasial dilakukan dengan menggunakan
teknologi piranti lunak Sistim Informasi Geografis (GIS) meliputi pengolahan data vektor dan
raster terutama dengan menggunakan aplikasi GIS untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.

9
BAB III
PEMBAHASAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang berdasar pada data
keruangan dan merepresentasikan obyek di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi
merupakan perangkat yang membantu dalam menyimpan data, memproses data,
menganalisa data, mengelola data dan menyajikan informasi
Dalam bidang kependudukan SIG berperan untuk menyusun data pokok, penyediaan
informasi kependudukan dan sosial ekonomi, sistem informasi untuk pemilihan umum dan
sebagainya.
Penyedian informasi kependudukan:
Dalam kependudukan di bagi menjadi 3 fokus:
1. Kelahiran
2. Kematian
3. Migrasi
a. Kependudukan
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur,
jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas
dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana
untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan
dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh
keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran dapat memengaruhi jumlah penduduk. Kelahiran adalah banyaknya jumlah
bayi yang dilahirkan oleh seorang wanita. Selama periode suburnya, yaitu berkisar antara
usia 15–45 tahun, seorang wanita normal memiliki kemampuan untuk melahirkan sejumlah
34 bayi. Kemampuan untuk melahirkan ini disebut dengan Fekunditas. Namun, kemampuan
wanita untuk melahirkan biasanya lebih besar dari kenyataan jumlah bayi yang pernah
dilahirkan.

9
2. Kematian (mortalitas)
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-
rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki
penyakit selama periode waktu tertentu.
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang
lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat
nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada
pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
b. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat
yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi
seseorang dalam masyarakat yaitu;
1. Tingkat pendidikan.
2. Jenis pekerjaan.
3. Tingkat pendapatan.
4. Keadaan rumah tangga.
5. Tempat tinggal.
6. Kepemilikan kekayaan.
7. Jabatan dalam Organisasi.
8. Aktivitas ekonomi
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam menangani lonjakan
demografi adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan
tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan

9
dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan
merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data
atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis
spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi ruang
yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang
berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk
garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang
koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi
pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk
suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area
adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen,
misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.
Proses dalam penggunaan SIG terbagi menjadi 3:
a) Input (data yang di masukan)
b) Proses (manejemen dan analisis data)
c) Output (keluaran)
1. Input
Jenis jenis data yang di masukan adalah data tentang kependudukan, misalnya data
tentang berapa banyak jumlah penduduk yang menempati suatu wilayah tertentu, berapa
besar jumlah kelahiran pertahun di daerah tersebut, berapa besar jumlah kematian per
tahun di daerah tersebut dan berapa besar jumlah migrasi(perpindahan) di daerah
tersebut.
2. Proses
Proses yang di gunakan dalam sistem informasi geografi di bidang kependudukan adalah
manipulasi data dan analisis data,pada manipulasi dilakukan untuk menyamakan standar.
Penyamaan standar ini dilakukan dengan cara skoring. Metode skoring yang biasa di
lakukan adalah metode menyampan minimal dan maksimal, skoring dengan model linier
dan skoring dengan model non linier. setelah di lakukan manipulasi data, data tesebut
tidak lah dapat langsung di gunakan, data yang di dapat haruslah di analisi dulu, pada
analisis data kependudukan di lakukan dua macam, yaitu analisis proximity dan analisis
overlay, setelah di lakukan proses ini barulah di lakukan visualisasi.
3. Output
Keluaran, penyajian data bisa berupa data yang sudah di cetak atau di print out

9
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara,
huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan
sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep
Data yang di olah dalam SIG di bagikan menjadi dua tipe, yaitu: data spasial dan data
atribut. Data spasial adalah data yang memiliki referensi geografi atas representasi objek
bumi, data atribut adalah data yang terdapat dalam objek data spasial, misalnya luas wilayah
desa, jumlah penduduk dalam suatu desa, besar kemiringan lereng, koordinat, dan lainnya.
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini
dapat di terapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu
Penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam bidang kependudukan tentu akan
sangat membantu dalam berbagai tahapan diantaranya mendata (sensus), manajemen
(pengolahan data), dan memperbarui data (updating). Dalam keperluan mendata contohnya
masyarakat bisa langsung menggunakan smartphone-nya untuk mengisi data - data yang
diperlukan, hal ini juga berlaku saat proses updating data. Selain kedua proses tersebut, saat
manajemen data tentu akan lebih membantu lagi sebab dalam pengolahan data
membutuhkan banyak analisis seperti overlay (tumpang susun), buffering (mencari tahu
jangkauan jarak), dan sebagainya yang akan rumit apabila belum dibantu dengan SIG. Dari
pengolahan menggunakan SIG akan menghasilkan beragam peta (contoh: peta persebaran
kepadatan penduduk), tabel (contoh: tabel pertumbuhan penduduk), dan informasi digital.

9
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang berdasar pada data
keruangan dan merepresentasikan obyek di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi
merupakan perangkat yang membantu dalam menyimpan datas, memproses data,
menganalisa data, mengelola data dan menyajikan informasi

Proses dalam SIG ada 3, yaitu:


1. Input (masukan)
2. Proses (manipulasi dan analisis)
3. Output (keluaran)
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk
mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Data yang di olah dalam SIG di bagikan menjadi dua tipe, yaitu:
data spasial dan data atribut. Data spasial adalah data yang memiliki referensi geografi atas
representasi objek bumi, data atribut adalah data yang terdapat dalam objek data spasial,
misalnya luas wilayah desa, jumlah penduduk dalam suatu desa, besar kemiringan lereng,
koordinat, dan lainnya.

Sistem informasi geografis pemetaan tingkat pertumbuhan penduduk dapat melakukan


proses manajemen data pertumbuhan penduduk dalam bentuk digital yang dapat disimpan,
diakses dan diubah sewaktu-waktu. Proses pencarian dan penambahan data telah melalui
proses validasi sehingga mampu meminimalisir kesalahan saat melakukan penambahan
maupun pencarian data penduduk. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tingkat
Pertumbuhan Penduduk memberikan informasi berupa data pertumbuhan penduduk yang
ditampilkan secara spasial pada peta dengan indikator warna yang beragam kepekatannya
pada setiap wilayah. Perbedaan warna diakibatkan intensitas pertumbuhan penduduk antar
wilayah berbeda pada setiap tahunnya sehingga warna yang tampil dalam peta juga
berbeda. Informasi pertumbuhan penduduk dalam peta ditampilkan dalam Info Window
pada wilayah yang dipilih seperti data penduduk, angka kematian, angka kelahiran, dan
angka perpindahan penduduk.

Anda mungkin juga menyukai