BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian yang akan dilakukan
adalah untuk membuat peta tematik data monografi tentang peta sebaran kantor
desa dan kantor camat, peta sebaran rumah ibadah, peta sebaran fasilitas
pendidikan, peta sebaran fasilitas kesehatan, peta jumlah penduduk bedasarkan
jenis gender, dan peta jumlah penduduk berdasarkan agama, peta kepadatan
penduduk, peta topografi dan peta jenis tanah di Kecamatan Walenrang Timur
berbasis Sistem Informasi Geografis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Komponen SIG
Secara umum Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi
empat komponen yaitu perangkat keras, perangkat lunak, pengguna dan data
(Indarto dalam Nurfalaq dkk, 2018)
a) Perangkat Keras (hardware)
5
Perangkat keras SIG terdiri dari komputer, GPS, printer, plotter, dan lain-
lain. Dimana perangkat keras ini berfungsi sebagai media dalam
pemrosesan/pekerjaan SIG. Mulai dari tahap pengambilan data hingga produk
akhir, baik itu peta tercetak, compact disk dan lain-lain. SIG mengutamakan
perangkat keras komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi daripada sistem
informasi lain untuk menjalankan perangkat lunak SIG, seperti kapasitas
harddisk, prosesor dan kartu VGA. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1) Alat masukan (input) adalah alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan
komputer. Misalnya, scanner, digitizer, CD-ROM, floppy disk, hard disk, dan
pita magnetik.
2) Alat pengolah adalah alat dalam sistem komputer yang berfungsi untuk
mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.
Misalnya, CPU (Central Processing Unit), tape drive, dan disk drive.
3) Alat Keluaran adalah alat yang berfungsi untuk menampilkan informasi
geografis dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter,
dan printer.
b) Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak SIG adalah sekumpulan program aplikasi yang dapat
memudahkan kita untuk melakukan berbagai macam pengolahan data,
penyimpanan, pengeditan, hingga tata letak, atau analisis spasial. Perangkat lunak
adalah program yang merupakan modul sistem yang berfungsi untuk
mengoperasikan SIG. Saat ini sudah banyak tersedia software pengolah data SIG.
Mulai dari yang gratis hingga yang berbayar. Beberapa berbasis online, beberapa
offline. Beberapa contoh software yang digunakan antara lain Global Mapper,
Surfer, ArcGIS, ArcView, Mapinfo, ER Mapper, Google Earth, Google Maps dan
lain-lain.
c) Pengguna (user)
Pengguna dalam istilah bahasa Indonesia disebut sebagai sumber daya
manusia adalah manusia yang mengoperasikan perangkat keras dan perangkat
lunak untuk mengolah berbagai macam data keruangan (data spasial) untuk tujuan
tertentu. Pengguna itu sendiri bisa menjadi teknisi, analis dan manajer.
6
c. Subsistem SIG
Menurut Indarto (dalam Nurfalaq dkk, 2018) subsistem SIG dibagi kedalam
beberapa bagian sebagai berikut:
a) Subsistem masukan (input) adalah subsistem dalam SIG yang berfungsi
mengumpulkan dan menyiapkan berbagai data spasial dan atribut dari
berbagai sumber untuk diubah menjadi format data yang dapat digunakan
dalam SIG.
b) Subsistem penyimpanan (storage) adalah subsistem dalam SIG yang berfungsi
untuk mengorganisasikan data spasial atau data atribut ke dalam database
sehingga dapat dengan mudah dipanggil kembali untuk diedit, direvisi, dan
dimutakhirkan.
7
e. Data
Istilah data banyak ditemukan dalam bidang komputer atau dalam lingkup
suatu penelitian. Di bidang komputer pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah
database atau software pengolah data (Wahyuningrum, 2020)
Sistem informasi geografis, data yang diambil dengan berbagai cara seperti
melalui foto udara, penginderaan jauh, GPS, survei terestrial, peta sekunder dan
data pendukung lainnya disusun menjadi data geografis (Wibowo dkk dalam
Hidayatullah 2020).
a) Data Spasial
Data spasial merupakan data yang memiliki georeferensi dimana berbagai data
atribut berada dalam berbagai satuan spasial. Saat ini data spasial merupakan
8
2. Peta
a. Pengertian
Peta merupakan representasi/gambaran permukaan bumi yang digambarkan
pada bidang datar dan berskala tertentu. Peta juga dapat diartikan sebagai
informasi yang dikemas dari data baik dari data satelit, atribut, atau lainnya,
diubah menjadi gambar oleh pembuat peta dan disajikan kepada pengguna peta.
Pembuatan peta harus informatif dan tidak membingungkan pengguna peta.
Karena dari peta tersebut akan terjalin komunikasi antara pembuat dan pengguna
(Nugroho 2020)
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa (ICA (International Cartographic Association)
dalam Nugraha dan Purwidayanta, 2018)
Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari
permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu dan dijelaskaan dalam bentuk simbol dan dibuat
mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak dan sama arah (Nurjannah
(2020).
Jadi dapat disimpulkan bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi pada
bidang datar menggunakan skala tertentu yang dijelaskan dalam berbagai jenis
simbol.
b) Tujuan Peta
Menurut Nugroho (2020) tujuan peta diantaranya adalah:
1) Menyampaikan informasi.
2) Menganalisis data spasial, seperti kalkulasi volume, ukuran, dan query
basis data, dan sebagainya.
3) Menyimpan informasi.
4) Membantu dalam pembuatan desain seperti jalan perumahan, jalur
transportasi dan lain-lain.
c. Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, penghitungan, dan penggambaran
dengan menggunakan metode atau metode tertentu sehingga diperoleh hasil
berupa softcopy atau hardcopy peta berupa data spasial vektor dan raster
(Priatama dalam Nurjannah 2020).
Pemetaan penting dalam keilmuan sebagai cara untuk menyederhanakan dan
meringkas, yang semakin penting dalam sains dan teknologi, dengan kebutuhan
untuk menghasilkan model realitas yang masuk akal. Mengatasi pertumbuhan
eksponensial dalam data dan kompleksitas teoritis. Pemetaan dapat membantu
peneliti bekerja secara efisien dan juga mengeksplorasi masalah dari perspektif
baru. Pemetaan kemudian merupakan bagian dari "bekal bagi akademisi dalam
memanfaatkan ledakan informasi dan big data dengan harapan perkembangan
11
tersebut akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan perluasan ilmu
pengetahuan (Menurut Brunn dan Dodge 2017)
Pemetaan sendiri memiliki makna melakukan penggambaran geografis
sebagai representasi dari realitas di muka bumi dengan tujuan untuk memperoleh
peta. Pemetaan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik pengukuran.
Metode pengukuran yang sering digunakan dalam proses tersebut adalah
pengukuran stasiun total, pengukuran GPS, pengukuran jalur air, dan lain-lain
(Utami dalam Sudarsono dan Nugraha, 2018).
Menurut Nugroho (2020) agar informasi tersampaikan kepada pengguna
peta, pembuat peta harus memperhatikan beberapa syarat seperti:
a) Sebuah. Peta harus jelas dan tidak membingungkan Pengguna serta
melengkapi peta dengan legenda, skala peta, judul peta, dan area pemetaan.
b) Perhatikan tata letak warna, simbol peta, sistem proyeksi, dan sistem
koordinat agar mudah dipahami oleh pengguna peta.
c) Memiliki tingkat ketelitian yang sesuai dengan tujuan dan jenis peta, serta
memberikan gambaran yang benar dan nyata tanpa ada kebohongan
d. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menunjukkan (merepresentasikan) data atau
informasi kualitatif dan data kuantitatif dari tema, tujuan, konsep tertentu, dan
berkaitan dengan elemen/detail topografi tertentu sesuai dengan tema yang
dimaksud. Atau dalam pengertian yang lebih praktis dapat dikatakan bahwa peta
tematik adalah peta yang menampilkan jenis atau kelas informasi berdasarkan
tema tertentu, misalnya peta geologi, peta penduduk, peta kegiatan ekonomi, peta
hutan, hidrologi dan lain sebagainya (Heriyanti dan Hasbullah 2016)
Peta tematik adalah peta yang memperlihatkan informasi atau data
kualitatif dan atau kuantitatif suatu tema atau maksud atau konsep tertentu, dalam
hubungannya dengan unsur atau detail-detail topografi yang spesifik, terutama
yang sesuai dengan tema peta tersebut (Aziz dan Ridwan dalam Lestari, 2016),
Peta tematik selain data yang dibutuhkan, merupakan masalah lain yang
dihadapi oleh peta dasar. Secara umum peta dasar yang digunakan adalah peta
topografi, dan peta dasar ini merupakan data tematik yang akan dipetakan.
Sebenarnya semua elemen topografi dapat digunakan, namun hal ini sangat
12
bergantung pada skala, maksud, dan tujuan dari peta tematik itu sendiri, sehingga
pemilihan elemen topografi tentunya akan berbeda antara satu peta dengan peta
lainnya (Lestari, 2016)
b. Google Earth
Pada tahun 2001 Google merilis Google Earth, aplikasi bumi virtual dan
format KML (Keyhole Markup Language) yang dibeli dari Keyhole. KML
memungkinkan pengguna menambahkan data geospasial 2D dan 3D ke Google
Earth dan Google Map (Arifin, 2019)
Google Earth adalah perangkat lunak yang dapat digunakan pengguna
untuk berkeliling dunia ke berbagai permukaan Bumi. Aplikasi Google Earth ini
dapat memudahkan penggunaannya untuk mencari lokasi ke berbagai belahan
bumi, bahkan aplikasi ini pun bisa berikan visual tentang lokasi atau tempat yang
ingin anda lihat. Secara umum lokasi atau tempat yang ditampilkan di Google
Earth sesuai dengan aslinya dan juga menampilkan berbagai informasi tentang
lokasi dan tempat yang ingin anda lihat (Putraga dan Setiawan 2018)
Aplikasi google earth juga menyediakan fasilitas untuk dapat melihat
keadaan suatu tempat dan memberikan informasi terkait nilai titik koordinat pada
tempat tersebut, yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengambil data titik
lokasi.
14
c. Global Mapper
Global Mapper merupakan sebuah software yang cukup populer dan sering
digunakan oleh para praktisi SIG (atau orang-orang yang bekerja di bidang
pemetaan. Salah satu fitur dari program ini adalah kompatibilitasnya dengan
berbagai format file. Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari berbagai
latar belakang pengetahuan perangkat lunak (Sobatnu dkk, 2017).
yang sebenarnya yang kita sebut dengan proyeksi. Proyeksi tersebut kami uraikan
dalam sistem koordinat kartesius yang umumnya kita kenal dalam satuan X dan
Y. Disini kita akan membahas 2 sistem proyeksi yang sering digunakan pada SIG,
yaitu proyeksi latitude dan longitude dan UTM. Georeferensi adalah proses
penempatan objek berupa raster atau gambar yang belum memiliki referensi
sistem koordinat ke dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu.
b) Digitasi
Digitasi secara umum dapat diartikan sebagai proses mengubah data analog
menjadi format digital. Objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain
yang sebelumnya dalam format raster pada citra satelit resolusi tinggi dapat
diubah menjadi format digital dengan cara digitasi.
c) Editing
Dalam melakukan digitasi ada beberapa hal dalam proses editing yang
dapat memudahkan proses digitasi.
d) Atributing
Bagian penting dari SIG adalah pengetahuan tentang database atau yang
biasa disebut dengan data atribut. Data atribut berbentuk tabel, dan juga biasa
disebut dengan tabel atribut. Tabel atribut memiliki kolom (field) dan baris
(record). Format data yang digunakan adalah dbf (dbase file) dan txt. Semua
program aplikasi SIG menggunakan atribut fitur untuk menghasilkan informasi
dan memanipulasi tampilan. Tanpa adanya data yang disimpan dalam atribut fitur,
maka data tersebut tidak memiliki banyak arti karena hanya memberikan
informasi mengenai bentuk dari fitur tersebut.
e) Layout
Dalam proses pembuatan peta, tahap terakhir adalah penyajian peta
(layout), yang lebih dikenal dengan tata letak peta. Pada tahap tata letak peta harus
mengikuti aturan dan komponen kartografi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam penyajian peta, yaitu kejelasan informasi dan keteraturan tampilan. Hal ini
dimaksudkan agar peta yang dihasilkan dapat dengan mudah dibaca atau
diinterpretasikan oleh orang lain yang menggunakannya. Peta yang menarik,
informatif dan akurat tentunya menjadi salah satu komponen penting dalam
merepresentasikan data untuk berbagai keperluan.
16
b. GPS Essentials
GPS Essentials adalah aplikasi sederhana yang memberikan bantuan bagi
penggunanya untuk mengetahui di mana mereka berada. Sederhana sehingga
penggunaannya tidak terlalu sulit. Hanya dengan mengaktifkan fungsi gps di
smartphone Anda dan menerapkan aplikasi GPS Essentials, rasanya seperti
memiliki gadget GPS yang canggih.
Aplikasi ini memiliki banyak fungsi yang ditawarkannya. Untuk
kemampuan standar GPS asli, aplikasi ini memiliki semua kemampuan, mulai dari
accuracy, altitude, speed, battery, bed, climb, course, date, declination, distance,
ETA, latitude, longitude, max speed, min speed, actual speed, true speed, sunrise,
sunset, moon set, moon issue, moon phase, target, time, TTG, hingga turn. Selain
informasi dasar seperti akurasi, ketinggian, dan posisi (X, Y, Z), aplikasi ini juga
17
5. Monografi Kecamatan
Monografi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang luas dan
mendetail tentang suatu topik atau pokok bahasan dengan tingkat pembahasan
yang mendalam dan/atau berkaitan dengan berbagai pendekatan ilmiah. Dalam
monografi kecamatan memberikan informasi mengenai keadaan suatu wilayah
kecamatan yang dimana salah satunya melalui pendekatan geografi. Selain bidang
ilmu statistika, ilmu geografi juga digunakan dalam pembuatan monografi
kecamatan diantaranya keadaan penduduk, letak geografis, penggunaan lahan, dan
sebagainya (Menurut Taum dkk, 2020)
Monografi Kecamatan merupakan himpunan data yang dilakukan oleh
pemerintah kecamatan yang disusun secara sistematis, lengkap, akurat, dan
terpadu dalam menyelenggarakan pemerintahan. Monografi kecamatan ini
memberikan gambaran informasi mengenai keadaan kecamatan yang disajikan per
sub wilayah (Menurut Prasetiana, 2019)
Menurut Setiawan (dalam Prasetiana, 2019) tujuan penyusunan Monografi
Kecamatan yaitu :
a) Memberikan pedoman penyusunan perencanaan peembangunan.
b) Sebagai sarana pembinaan serta pengawasan penyelenggaraan kecamatan.
c) Sebagai kontrol data dan keberadaan masyarakat hokum adat dan lembaga
pemerintahan.
18