Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografis (SIG) sudah banyak dimanfaatkan untuk
peningkatan komunikasi serta kolaborasi dalam mengambil keputusan (decision
making), mengelola aset dan sumber daya secara efektif, peningkatan alur kerja
secara efisien, dan digunakan untuk perbaikan akses informasi. Komprehensif SIG
mencakup macam-macam penggunaan, seperti kompilasi dataset geografis,
membuat dan mengontrol alur kerja serta kualitas authoring peta dan model
analitik, dan untuk membuat dokumentasi metode kerja. SIG secara mendalam
menyedikan media serta sarana lengkap dalam pengelolaan, visualisasi serta
sebagai sarana komunikasi sebuah fenomena yang dikaji.
Kecamatan Walenrang Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada
di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan Walenrang Timur
terletak antara 2o50’00” – 2o57’00” Lintang Selatan dan 120o09'00" – 120o16'00"
Bujur Timur, batas Kecamatan Walenrang Timur yaitu sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Walenrang, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Lamasi Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone, dan sebelah Barat
berbatasan dengan Kota Palopo. Kecamatan Walenrang Timur memiliki luas
wilayah 63,65 km² yang terdiri dari 8 desa yakni, Desa Pangalli, Desa Tanete,
Desa Rante Damai, Desa Sukadamai, Desa Tabah, Desa Kendekan, Desa Seba-
seba, dan Desa Lamasi Pantai, yang terbagi atas 42 dusun dan 84 RT. (BPS,
Statistik Daerah Kecamatan Walenrang Timur, 2016).
Pembuatan peta saat ini mengalami perkembangan sangat pesat dengan
terciptanya teknologi pemetaan komputerisasi pada perangkat lunak komputer
yang menghasilkan sebuah peta digital. Bukan hanya jenis data yang bereferensi
geografis yang disajikan pada sebuah peta namun juga data non-geografis seperti
data jumlah penduduk juga bisa disajikan ke dalam sebuah peta. Salah satu data
non-geografi yang bisa dibuatkan dalam bentuk peta adalah data monografi
kecamatan. (Setiawan , 2015).

1
2

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 13


Tahun 2012 tentang Monografi Desa dan Kelurahan dalam Pasal 7 Ayat 1, yang
berbunyi Kepala Desa dan Lurah melaporkan monografi desa dan kelurahan
dalam bentuk buku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf (a) kepada
Bupati/Walikota melalui Camat.
Saat ini di Kecamatan Walenrang Timur untuk menampilkan Data
Monografi masih disajikan dalam bentuk tabel yang dipasang di papan informasi
Kantor Camat. Untuk membuat tampilan lebih menarik perlu disajikan dalam
bentuk visualisasi yang mudah dipahami, salah satunya dalam bentuk pemetaan
dimana tampilan peta terdapat berbagai jenis warna, simbol, dan informasi yang
diperlukan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, nantinya dalam
penelitian ini akan dibuatkan peta digital antara lain, peta lokasi kantor desa dan
kantor camat, peta lokasi rumah ibadah, peta lokasi sekolah, peta lokasi fasilitas
kesehatan, peta jumlah penduduk bedasarkan jenis gender, dan peta jumlah
penduduk berdasarkan agama, peta kepadatan penduduk, peta topografi dan peta
jenis tanah.
Berdasarkan hal ini penulis mengangkat judul “Pembuatan Peta Tematik
Data Monografi Kecamatan Walenrang Timur Berbasis Sistem Informasi
Geografis”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar berlakang yang telah diuraikan, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana membuat peta tematik data
monografi Kecamatan Walenrang Timur berbasis Sistem Informasi Geografis?”

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian yang akan dilakukan
adalah untuk membuat peta tematik data monografi tentang peta sebaran kantor
desa dan kantor camat, peta sebaran rumah ibadah, peta sebaran fasilitas
pendidikan, peta sebaran fasilitas kesehatan, peta jumlah penduduk bedasarkan
jenis gender, dan peta jumlah penduduk berdasarkan agama, peta kepadatan
penduduk, peta topografi dan peta jenis tanah di Kecamatan Walenrang Timur
berbasis Sistem Informasi Geografis.
3

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Penulis
Mengembangkan potensi diri dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu
permasalahan, dan mampu membuat peta tematik data monografi di Kecamatan
Walenrang Timur berbasis Sistem Informasi Geografis.
2. Manfaat bagi Universitas Cokroaminoto Palopo
Sebagai bahan acuan atau pedoman bagi institusi Prodi Informatika dalam
mengembangkan pengetahuan tentang pembuatan peta tematik data monografi di
Kecamatan Walenrang Timur berbasis Sistem Informasi Geografis.
3. Manfaat bagi Kantor Kecamatan Walenrang Timur
Memudahkan pihak kantor kecamatan dalam menyampaikan data
monografi Kecamatan Walenrang Timur dalam bentuk peta.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Sistem Informasi Geografis
a. Pengertian SIG
Awal mula pengenalan Sistem Informasi Geografis tidak lepas dari kemajuan
di bidang teknologi khususnya komputer. Selama perang dunia kedua pengolahan
data mengalami kemajuan pesat, terutama untuk memenuhi kebutuhan militer
dalam memprediksi lintasan balistik. Ahli meteorologi, geologi, dan geofisika
mulai menggunakan komputer dalam membuat peta.
Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem berbasis komputer yang
mampu menangani data bereferensi geografi, yaitu input, manajemen, manipulasi
dan analisis data, serta output. Hasil akhir (output) menjadi acuan untuk
mengambil keputusan masalah yang terkait dengan geografi (Arronof dalam
Nurfalaq dkk,2018). Menurut Borrough (dalam Nurfalaq dkk, 2018) Sistem
Informasi Geografis adalah alat yang berguna untuk pengumpulan, penimbunan,
pengambilan data yang diinginkan dan tampilan data spasial yang berasal dari
dunia nyata. Menurut Adil (2017) sistem informasi geografis adalah suatu
komponen yaitu terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan
sumber daya manusia bekerja sama secara efektif untuk masuk, menyimpan,
memperbaiki, memperbarui mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.
Definisi lain menurut Hidayatullah (2020) Sistem Informasi Geografis merupakan
sebuah komponen yang bekerja satu sama lain antara perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan sumber daya manusia yang mana termasuk
sebagai informasi yang efisien dalam proses pengelolaan informasi geografis.

b. Komponen SIG
Secara umum Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi
empat komponen yaitu perangkat keras, perangkat lunak, pengguna dan data
(Indarto dalam Nurfalaq dkk, 2018)
a) Perangkat Keras (hardware)
5

Perangkat keras SIG terdiri dari komputer, GPS, printer, plotter, dan lain-
lain. Dimana perangkat keras ini berfungsi sebagai media dalam
pemrosesan/pekerjaan SIG. Mulai dari tahap pengambilan data hingga produk
akhir, baik itu peta tercetak, compact disk dan lain-lain. SIG mengutamakan
perangkat keras komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi daripada sistem
informasi lain untuk menjalankan perangkat lunak SIG, seperti kapasitas
harddisk, prosesor dan kartu VGA. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1) Alat masukan (input) adalah alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan
komputer. Misalnya, scanner, digitizer, CD-ROM, floppy disk, hard disk, dan
pita magnetik.
2) Alat pengolah adalah alat dalam sistem komputer yang berfungsi untuk
mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.
Misalnya, CPU (Central Processing Unit), tape drive, dan disk drive.
3) Alat Keluaran adalah alat yang berfungsi untuk menampilkan informasi
geografis dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter,
dan printer.
b) Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak SIG adalah sekumpulan program aplikasi yang dapat
memudahkan kita untuk melakukan berbagai macam pengolahan data,
penyimpanan, pengeditan, hingga tata letak, atau analisis spasial. Perangkat lunak
adalah program yang merupakan modul sistem yang berfungsi untuk
mengoperasikan SIG. Saat ini sudah banyak tersedia software pengolah data SIG.
Mulai dari yang gratis hingga yang berbayar. Beberapa berbasis online, beberapa
offline. Beberapa contoh software yang digunakan antara lain Global Mapper,
Surfer, ArcGIS, ArcView, Mapinfo, ER Mapper, Google Earth, Google Maps dan
lain-lain.
c) Pengguna (user)
Pengguna dalam istilah bahasa Indonesia disebut sebagai sumber daya
manusia adalah manusia yang mengoperasikan perangkat keras dan perangkat
lunak untuk mengolah berbagai macam data keruangan (data spasial) untuk tujuan
tertentu. Pengguna itu sendiri bisa menjadi teknisi, analis dan manajer.
6

Kecerdasan manusia adalah kemampuan manusia untuk mengelola dan


menggunakan SIG secara efektif dan efisien. Manusia merupakan subjek yang
menguasai seluruh sistem sehingga kemampuan dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan SIG sangat dituntut. Selain itu,
diperlukan pula kemampuan untuk memadukan metode pengelolaan dengan
penggunaan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga
informasi yang dihasilkan tepat dan akurat.
d) Data
Data dan informasi keruangan atau spasial merupakan bahan dasar dalam
SIG. Data atau realitas di dunia/alam akan diolah menjadi informasi yang
dirangkum dalam suatu sistem berbasis spasial dengan tujuan tertentu.

Gambar 1. Komponen SIG


Sumber: https://pendidikan.co.id

c. Subsistem SIG
Menurut Indarto (dalam Nurfalaq dkk, 2018) subsistem SIG dibagi kedalam
beberapa bagian sebagai berikut:
a) Subsistem masukan (input) adalah subsistem dalam SIG yang berfungsi
mengumpulkan dan menyiapkan berbagai data spasial dan atribut dari
berbagai sumber untuk diubah menjadi format data yang dapat digunakan
dalam SIG.
b) Subsistem penyimpanan (storage) adalah subsistem dalam SIG yang berfungsi
untuk mengorganisasikan data spasial atau data atribut ke dalam database
sehingga dapat dengan mudah dipanggil kembali untuk diedit, direvisi, dan
dimutakhirkan.
7

c) Subsistem manipulasi dan analisis merupakan subsistem dalam SIG yang


berfungsi untuk mengolah dan memodelkan data guna menghasilkan data
yang diharapkan.
d) Subsistem keluaran (output) atau penyajian (display), yaitu subsistem pada
SIG yang berfungsi untuk menampilkan data hasil olahan. Data yang diolah
dapat berupa turunan, tabl, laporan, atau peta.
d. Manfaat SIG
Dalam SIG ini dimungkinkan untuk memetakan secara spasial sifat-sifat
fisik suatu wilayah seperti kelistrikan, kemagnetan dan sebagainya. SIG dapat
diaplikasikan di bidang fisika seperti geofisika, geolistrik, geomagnetisme dan
lain sebagainya serta di bidang teknik, bencana dan kesehatan. Contoh peta yang
dapat dihasilkan yaitu, peta daerah rawan longsor, peta kemiringan lereng, peta
administrasi, peta geomorfologi kecamatan (Indarto dalam Nurfalaq dkk, 2018).
Dengan SIG akan lebih mudah untuk melihat fenomena bumi dengan
perspektif yang lebih baik. SIG mampu memobilisasi penyimpanan, pengolahan
dan penyajian data spasial digital bahkan terkoneksi dengan berbagai data, mulai
dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan komputer dengan
spesifikasi yang sangat baik seperti saat ini, SIG akan dapat mengolah data
dengan cepat dan akurat serta menampilkannya. SIG juga memobilisasi dinamis
data, memperbarui data akan lebih mudah (Wibowo dkk dalam Hidayatullah,
2020).

e. Data
Istilah data banyak ditemukan dalam bidang komputer atau dalam lingkup
suatu penelitian. Di bidang komputer pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah
database atau software pengolah data (Wahyuningrum, 2020)
Sistem informasi geografis, data yang diambil dengan berbagai cara seperti
melalui foto udara, penginderaan jauh, GPS, survei terestrial, peta sekunder dan
data pendukung lainnya disusun menjadi data geografis (Wibowo dkk dalam
Hidayatullah 2020).
a) Data Spasial
Data spasial merupakan data yang memiliki georeferensi dimana berbagai data
atribut berada dalam berbagai satuan spasial. Saat ini data spasial merupakan
8

media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya


alam yang berkelanjutan dalam cakupan wilayah kontinental, nasional,
regional dan lokal.
1) Model data vektor yang dijelaskan dengan simbol atau dalam GIS dikenal
sebagai fitur, seperti fitur titik, fitur garis, dan area fitur.
2) Model data raster adalah data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi
disimpan dalam bentuk garis atau grid, yang membentuk suatu bidang. Grid
tersebut disebut pixel.

Gambar 2. Model Data Vektor dan Raster


Sumber: https://1.bp.blogspot.com
b) Data non spasial
Data non spasial merupakan data yang berbentuk tabel dimana tabel tersebut
berisi informasi yang dimiliki oleh objek pada data spasial. Data tersebut
berupa data tabel yang terintegrasi dengan data spasial yang ada.

Gambar 3. Data non spasial


Sumber: https://cdn.lancangkuning.com
9

2. Peta
a. Pengertian
Peta merupakan representasi/gambaran permukaan bumi yang digambarkan
pada bidang datar dan berskala tertentu. Peta juga dapat diartikan sebagai
informasi yang dikemas dari data baik dari data satelit, atribut, atau lainnya,
diubah menjadi gambar oleh pembuat peta dan disajikan kepada pengguna peta.
Pembuatan peta harus informatif dan tidak membingungkan pengguna peta.
Karena dari peta tersebut akan terjalin komunikasi antara pembuat dan pengguna
(Nugroho 2020)
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa (ICA (International Cartographic Association)
dalam Nugraha dan Purwidayanta, 2018)
Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari
permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu dan dijelaskaan dalam bentuk simbol dan dibuat
mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak dan sama arah (Nurjannah
(2020).
Jadi dapat disimpulkan bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi pada
bidang datar menggunakan skala tertentu yang dijelaskan dalam berbagai jenis
simbol.

Gambar 4. Contoh Peta


Sumber: https://www.kindpng.com
10

b. Fungsi dan Tujuan Peta


a) Fungsi Peta
Menurut Prihandito (dalam Nurjannah, 2020) fungsi peta diantaranya adalah:
1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (lokasi suatu tempat dalam
kaitannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
2) Menunjukkan ukuran (dari peta area dapat diukur dan jarak di atas
permukaan bumi.
3) Menunjukkan bentuk (misalnya bentuk benua, negara, pegunungan dan
lain-lain), sehingga dimensinya bisa terlihat di peta.
4) Mengumpulkan dan pilih data dari suatu tempat dan menampilkannya di
peta.

b) Tujuan Peta
Menurut Nugroho (2020) tujuan peta diantaranya adalah:
1) Menyampaikan informasi.
2) Menganalisis data spasial, seperti kalkulasi volume, ukuran, dan query
basis data, dan sebagainya.
3) Menyimpan informasi.
4) Membantu dalam pembuatan desain seperti jalan perumahan, jalur
transportasi dan lain-lain.

c. Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, penghitungan, dan penggambaran
dengan menggunakan metode atau metode tertentu sehingga diperoleh hasil
berupa softcopy atau hardcopy peta berupa data spasial vektor dan raster
(Priatama dalam Nurjannah 2020).
Pemetaan penting dalam keilmuan sebagai cara untuk menyederhanakan dan
meringkas, yang semakin penting dalam sains dan teknologi, dengan kebutuhan
untuk menghasilkan model realitas yang masuk akal. Mengatasi pertumbuhan
eksponensial dalam data dan kompleksitas teoritis. Pemetaan dapat membantu
peneliti bekerja secara efisien dan juga mengeksplorasi masalah dari perspektif
baru. Pemetaan kemudian merupakan bagian dari "bekal bagi akademisi dalam
memanfaatkan ledakan informasi dan big data dengan harapan perkembangan
11

tersebut akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan perluasan ilmu
pengetahuan (Menurut Brunn dan Dodge 2017)
Pemetaan sendiri memiliki makna melakukan penggambaran geografis
sebagai representasi dari realitas di muka bumi dengan tujuan untuk memperoleh
peta. Pemetaan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik pengukuran.
Metode pengukuran yang sering digunakan dalam proses tersebut adalah
pengukuran stasiun total, pengukuran GPS, pengukuran jalur air, dan lain-lain
(Utami dalam Sudarsono dan Nugraha, 2018).
Menurut Nugroho (2020) agar informasi tersampaikan kepada pengguna
peta, pembuat peta harus memperhatikan beberapa syarat seperti:
a) Sebuah. Peta harus jelas dan tidak membingungkan Pengguna serta
melengkapi peta dengan legenda, skala peta, judul peta, dan area pemetaan.
b) Perhatikan tata letak warna, simbol peta, sistem proyeksi, dan sistem
koordinat agar mudah dipahami oleh pengguna peta.
c) Memiliki tingkat ketelitian yang sesuai dengan tujuan dan jenis peta, serta
memberikan gambaran yang benar dan nyata tanpa ada kebohongan

d. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menunjukkan (merepresentasikan) data atau
informasi kualitatif dan data kuantitatif dari tema, tujuan, konsep tertentu, dan
berkaitan dengan elemen/detail topografi tertentu sesuai dengan tema yang
dimaksud. Atau dalam pengertian yang lebih praktis dapat dikatakan bahwa peta
tematik adalah peta yang menampilkan jenis atau kelas informasi berdasarkan
tema tertentu, misalnya peta geologi, peta penduduk, peta kegiatan ekonomi, peta
hutan, hidrologi dan lain sebagainya (Heriyanti dan Hasbullah 2016)
Peta tematik adalah peta yang memperlihatkan informasi atau data
kualitatif dan atau kuantitatif suatu tema atau maksud atau konsep tertentu, dalam
hubungannya dengan unsur atau detail-detail topografi yang spesifik, terutama
yang sesuai dengan tema peta tersebut (Aziz dan Ridwan dalam Lestari, 2016),
Peta tematik selain data yang dibutuhkan, merupakan masalah lain yang
dihadapi oleh peta dasar. Secara umum peta dasar yang digunakan adalah peta
topografi, dan peta dasar ini merupakan data tematik yang akan dipetakan.
Sebenarnya semua elemen topografi dapat digunakan, namun hal ini sangat
12

bergantung pada skala, maksud, dan tujuan dari peta tematik itu sendiri, sehingga
pemilihan elemen topografi tentunya akan berbeda antara satu peta dengan peta
lainnya (Lestari, 2016)

3. Aplikasi pengolah data SIG


Aplikasi desktop merupakan aplikasi yang dapat berjalan sendiri atau
mandiri tanpa menggunakan browser atau koneksi internet pada komputer otonom
(Omenn dalam Ardyanto, 2020)
a. ArcGIS
ArcGIS desktop adalah salah satu perangkat lunak SIG profesional yang
komprehensif yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Science & Research
Institute) dan dikelompokkan menjadi tiga komponen, yaitu: ArcView (komponen
yang berfokus pada penggunaan data, pemetaan dan analisis yang komprehensif),
ArcEditor (lebih fokus pada pengeditan data spasial) dan Arclnfo (lebih lengkap
dalam menyajikan fungsi-fungsi SIG termasuk untuk keperluan analisis
geoprosesing) (Nurfalaq dkk, 2018).
ArcGIS adalah perangkat yangsangat populer dan andal dalam melakukan
tugas-tugas Sistem Informasi Geografis (SIG). Kehandalan ArcGIS tidak hanya
dalam pembuatan peta, namun juga lebih utama adalah memudahkan praktisi SIG
menganalisis, memodelkan, dan mengelola data spasial secara efektif dan efisien
(Raharjo dan Ikhsan dalam Putranto dan Alexander, 2017)
ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
pengolahan data spasial. ArcGIS adalah perangkat lunak desktop dan pemetaan
sistem informasi geografis yang dikembangkan oleh Environmental Systems
Research Institute (ESRI) (Heriyanti dan Hasbullah 2016).

Gambar 5. Logo ArcGIS


Sumber: https://i1.wp.com
13

ArcGIS sebenarnya terdiri dari beberapa aplikasi dasar, yaitu: ArcMap,


ArcCatalog, ArcToolbox, ArcScene dan ArcGlobe.
a) ArcMap adalah aplikasi utama yang digunakan untuk memproses, membuat,
menampilkan, memilih, mengedit, dan memetakan tata letak.
b) ArcCatalog adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengelola berbagai macam
data spasial pada ArcMap, antara lain browsing, mengatur, mendistribusikan,
menghapus fungsi data spasial.
c) Arctoolbox adalah aplikasi alat bantu dalam melakukan analisis geospasial
d) ArcScene adalah aplikasi yang mengolah dan menampilkan peta dalam bentuk
3D
e) Arcglobe merupakan aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan peta 3D ke
dalam globe dan dapat langsung terkoneksi dengan internet.

b. Google Earth
Pada tahun 2001 Google merilis Google Earth, aplikasi bumi virtual dan
format KML (Keyhole Markup Language) yang dibeli dari Keyhole. KML
memungkinkan pengguna menambahkan data geospasial 2D dan 3D ke Google
Earth dan Google Map (Arifin, 2019)
Google Earth adalah perangkat lunak yang dapat digunakan pengguna
untuk berkeliling dunia ke berbagai permukaan Bumi. Aplikasi Google Earth ini
dapat memudahkan penggunaannya untuk mencari lokasi ke berbagai belahan
bumi, bahkan aplikasi ini pun bisa berikan visual tentang lokasi atau tempat yang
ingin anda lihat. Secara umum lokasi atau tempat yang ditampilkan di Google
Earth sesuai dengan aslinya dan juga menampilkan berbagai informasi tentang
lokasi dan tempat yang ingin anda lihat (Putraga dan Setiawan 2018)
Aplikasi google earth juga menyediakan fasilitas untuk dapat melihat
keadaan suatu tempat dan memberikan informasi terkait nilai titik koordinat pada
tempat tersebut, yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengambil data titik
lokasi.
14

Gambar 6. Tampilan Google Earth


Sumber: https://cdn.vox-cdn.com

c. Global Mapper
Global Mapper merupakan sebuah software yang cukup populer dan sering
digunakan oleh para praktisi SIG (atau orang-orang yang bekerja di bidang
pemetaan. Salah satu fitur dari program ini adalah kompatibilitasnya dengan
berbagai format file. Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari berbagai
latar belakang pengetahuan perangkat lunak (Sobatnu dkk, 2017).

Gambar 7. Tampilan Global Mapper


Sumber: https://crackify.net

d. Tahapan Pembuatan Peta di ArcGis


Nurfalaq dkk (2018) menjelaskan beberapa tahapan dalam pembuatan peta
pada aplikasi ArcGis sebagai berikut:
a) Georeferensi
Georeferensi juga bisa disebut dengan rektifikasi yaitu suatu kegiatan untuk
mendeskripsikan objek atau fitur permukaan bumi pada layar komputer,
diperlukan suatu sistem penggambaran yang merepresentasikan keadaan bumi
15

yang sebenarnya yang kita sebut dengan proyeksi. Proyeksi tersebut kami uraikan
dalam sistem koordinat kartesius yang umumnya kita kenal dalam satuan X dan
Y. Disini kita akan membahas 2 sistem proyeksi yang sering digunakan pada SIG,
yaitu proyeksi latitude dan longitude dan UTM. Georeferensi adalah proses
penempatan objek berupa raster atau gambar yang belum memiliki referensi
sistem koordinat ke dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu.
b) Digitasi
Digitasi secara umum dapat diartikan sebagai proses mengubah data analog
menjadi format digital. Objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain
yang sebelumnya dalam format raster pada citra satelit resolusi tinggi dapat
diubah menjadi format digital dengan cara digitasi.
c) Editing
Dalam melakukan digitasi ada beberapa hal dalam proses editing yang
dapat memudahkan proses digitasi.
d) Atributing
Bagian penting dari SIG adalah pengetahuan tentang database atau yang
biasa disebut dengan data atribut. Data atribut berbentuk tabel, dan juga biasa
disebut dengan tabel atribut. Tabel atribut memiliki kolom (field) dan baris
(record). Format data yang digunakan adalah dbf (dbase file) dan txt. Semua
program aplikasi SIG menggunakan atribut fitur untuk menghasilkan informasi
dan memanipulasi tampilan. Tanpa adanya data yang disimpan dalam atribut fitur,
maka data tersebut tidak memiliki banyak arti karena hanya memberikan
informasi mengenai bentuk dari fitur tersebut.
e) Layout
Dalam proses pembuatan peta, tahap terakhir adalah penyajian peta
(layout), yang lebih dikenal dengan tata letak peta. Pada tahap tata letak peta harus
mengikuti aturan dan komponen kartografi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam penyajian peta, yaitu kejelasan informasi dan keteraturan tampilan. Hal ini
dimaksudkan agar peta yang dihasilkan dapat dengan mudah dibaca atau
diinterpretasikan oleh orang lain yang menggunakannya. Peta yang menarik,
informatif dan akurat tentunya menjadi salah satu komponen penting dalam
merepresentasikan data untuk berbagai keperluan.
16

4. GPS (Global Position System)


a. Pengertian
Salah satu aplikasi sederhana dari teknologi SIG adalah penggunaan GPS
(global position system), yaitu suatu sistem untuk menentukan posisi di
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit dengan mengirimkan
sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini diterima oleh penerima di permukaan
bumi, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu
(Kalidin dalam Octavia dkk, 2020)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi berbasis satelit
yang saling berhubungan dan mengorbit. Satelit-satelit ini milik Departemen
Pertahanan Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1978
dan pada tahun 1994 sudah memiliki 24 satelit. GPS adalah sistem navigasi yang
menggunakan teknologisatelit yang dapat menerima sinyal dari satelit (Haryono
dan Ramadhani (2016)
Akurasi GPS (Global Positioning System) posisi yang ditunjukkan oleh
suatu GPS (Global Positioning System) mempunyai faktor kesalahan atau juga
disebut tingkat akurasi. Sebagai contoh suatu alat GPS (Global Positioning
System) menunjukkan titik koordinat dengan tingkat akurasi 5 meter, itu berarti
posisi pengguna bisa berada dalam range radius 5 meter dari titik yang
ditunjukkan tersebut (Rombot dkk, 2020).

b. GPS Essentials
GPS Essentials adalah aplikasi sederhana yang memberikan bantuan bagi
penggunanya untuk mengetahui di mana mereka berada. Sederhana sehingga
penggunaannya tidak terlalu sulit. Hanya dengan mengaktifkan fungsi gps di
smartphone Anda dan menerapkan aplikasi GPS Essentials, rasanya seperti
memiliki gadget GPS yang canggih.
Aplikasi ini memiliki banyak fungsi yang ditawarkannya. Untuk
kemampuan standar GPS asli, aplikasi ini memiliki semua kemampuan, mulai dari
accuracy, altitude, speed, battery, bed, climb, course, date, declination, distance,
ETA, latitude, longitude, max speed, min speed, actual speed, true speed, sunrise,
sunset, moon set, moon issue, moon phase, target, time, TTG, hingga turn. Selain
informasi dasar seperti akurasi, ketinggian, dan posisi (X, Y, Z), aplikasi ini juga
17

memiliki banyak informasi tambahan, seperti navigasi (jarak, waktu, dan


kecepatan) (Dikdok, 2017)

Gambar 8. Tampilan GPS Essentials


Sumber: https://readthetech.com

5. Monografi Kecamatan
Monografi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang luas dan
mendetail tentang suatu topik atau pokok bahasan dengan tingkat pembahasan
yang mendalam dan/atau berkaitan dengan berbagai pendekatan ilmiah. Dalam
monografi kecamatan memberikan informasi mengenai keadaan suatu wilayah
kecamatan yang dimana salah satunya melalui pendekatan geografi. Selain bidang
ilmu statistika, ilmu geografi juga digunakan dalam pembuatan monografi
kecamatan diantaranya keadaan penduduk, letak geografis, penggunaan lahan, dan
sebagainya (Menurut Taum dkk, 2020)
Monografi Kecamatan merupakan himpunan data yang dilakukan oleh
pemerintah kecamatan yang disusun secara sistematis, lengkap, akurat, dan
terpadu dalam menyelenggarakan pemerintahan. Monografi kecamatan ini
memberikan gambaran informasi mengenai keadaan kecamatan yang disajikan per
sub wilayah (Menurut Prasetiana, 2019)
Menurut Setiawan (dalam Prasetiana, 2019) tujuan penyusunan Monografi
Kecamatan yaitu :
a) Memberikan pedoman penyusunan perencanaan peembangunan.
b) Sebagai sarana pembinaan serta pengawasan penyelenggaraan kecamatan.
c) Sebagai kontrol data dan keberadaan masyarakat hokum adat dan lembaga
pemerintahan.
18

d) Memberikan pedoman dan pelatihan.

e) Sebagai sarana yang menentukan dalam lomba-lomba tingkat kecamatan.


f) Sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan program dan kegiatan
akselerasi kesejahteraan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan,
penanganan bencana, peningkatan sarana dan prasarana, memanfaatkan
sumber daya dan teknologi tepat guna serta pengembangan sosial budaya
masyarakat.
Jika monografi kecamatan ini dipetakan, maka peta yang dihasilkan
merupakan peta tematik yaitu peta yang memberikan informasi berdasarkan tema-
tema tertentu (Setiawan, 2015).

2.2 Penelitian Yang Relevan


Hasil penelitian relevan pada penilitian ini adalah:
1. Penelitian Nurjannah (2020) dengan judul pemetaan sebaran kebutuhan guru
geografi SMA di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk adalah untuk mengetahui informasi tentang persebaran
kebutuhan guru geografi di setiap SMA di Kota Tangerang Selatan Pada
Tahun 2019.
2. Penelitian Sudarsono dan Nugraha (2018) dengan judul kajian pendampingan
aparat desa dalam kemandirian pemetaan infrastruktur dan potensi desa (studi
kasus: Desa Katonsari, Kabupaten Demak). Tujuan Penelitian ini adalah
tersedianya sumber daya manusia aparatur yang mampu mengoperasionalkan
Pemetaan dan SIG untuk kebutuhan pembangunan di Desa Katonsari.
3. Penelitian Setiawan (2015) dengan judul pemetaan data monografi Kecamatan
Pringsewu tahun 2014. Penelitian ini bertujuan menampilakan informasi data
monografi Kecamatan Pringsewu pada tahun 2014 dalam bentuk visualisasi
peta.
4. Penelitian Jumardi dkk (2017) dengan judul Penerapan Modul Pratikum SIG
Untuk Memberikan Keterampilan Pemetaan Bagi Mahasiswa Fisika Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk
meningkatkan keterampilan pemetaan bagi mahasiswa Program Studi Fisika
Sains melalui penerapan modul pratikum Sistem Informasi Geografis
19

5. Penelitian Yumame dkk (2020) dengan judul Membangun Kampung Berbasis


Data (Pendampingan Penyusunan Monografi Dan Profil Kampung Yobeh
Distrik Sentani Kabupaten Jayapura). Penelitian ini bertujuan untuk
menanamkan pemahaman kepada mitra melalui pelatihan penyusunan dan
penginputan yang kaitannya dengan profil dan monografi kampung.

2.3 Kerangka Pikir


Kerangka pikir dari penelitian yang akan dibuat ini adalah sebagai berikut:

Kecamatan Walenrang Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada di


Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan Walenrang Timur terletak
antara 2o50’00” – 2o57’00” Lintang Selatan dan 120o09'00" – 120o16'00" Bujur
Timur

Saat ini di Kecamatan Walenrang Timur untuk menampilkan Data Monografi


masih disajikan dalam bentuk tabel yang dipasang di papan informasi Kantor
Camat.

Pihak kantor Camat Walenrang Timur membutuhkan penyampain informasi data


monografi dalam bentuk visualisasi peta agar tampilan lebih menarik dan mudah
dipahami bagi yang melihatnya.

Dengan dibuatnya pemetaan data monografi ini, diharapkan dapat bermanfaat


untuk pihak kantor Camat dan masyarakat Kecamatan Walenrang Timur dalam
penyampaian informasi mengenai data monografi.

Gambar 9. Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai