1. TUJUAN TUGAS :
Mahasiswa mengetahui contoh-contoh aplikasi GIS untuk mendukung kegiatan
pertanian berlanjut di skala bentang lahan.
2. URAIAN TUGAS
1
untuk umum. File database peta sering diperoleh bersama dengan paket GIS, yang
lainnya dapat diperoleh baik dari vendor komersial dan instansi pemerintah
(BAKOSURTANAL). Beberapa data dikumpulkan di lapangan melalui survei lapangan
dan dilakukan penetapan unit global positioning yang melampirkan koordinat lokasi
(lintang dan bujur) dengan obyek yang dipetakan misalnya lokasi pasar tradisional
dengan alat GPS (Global Position System).
Peta GIS bersifat interaktif. Pada layar komputer, pengguna dapat menumpang-
tindihkan peta peta GIS ke segala arah, memperbesar atau memperkecil, dan
mengubah sifat dari informasi yang terdapat dalam peta. Mereka dapat memilih apakah
akan melihat jalan, berapa banyak jalan untuk dilihat, dan bagaimana jalan harus
digambarkan. Kemudian mereka dapat memilih apa item-item lainnya yang mereka
ingin dilihat, misalnya jalan-jalan digabungkan dengan saluran irrigasi, petak-petak
sawah, tanaman langka, atau pusat pasar induk produk pertanian. Beberapa program
GIS dirancang untuk melakukan perhitungan canggih untuk melacak wilayah yang
mengalami kekeringan akibat kemarau panjang atau memprediksi pola erosi. Aplikasi
GIS dapat dimasukkan ke dalam kegiatan-kegiatan umum seperti memverifikasi alamat
dan peta jalan. Dari kegitan rutin dapat juga membantu dalam kegiatan keiluman kita
dalam rangka menjelajahi yang kompleksitas rupa bumi. GIS memberikan bantuan
kepada kita dalam memahami, mengelola kondisi geografis, sehingga kita menjadi
lebih produktif, lebih menyadari, dan lebih responsif terhadap permasalahan kehidupan
di muka bumi ini.
GIS untuk Pertanian Berkelanjutan
Menyediakan kebutuhan pangan, sandang dan energi bagi penduduk di muka bumi ini
baik untuk generasi saat ini dan mendatang dengan pasokan yang semakin terbatas
membutuhkan kepedulian terhadap ekonomi lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
Teknologi sistem informasi geografis (GIS) memungkinkan mendukung petani untuk
kegiatan budidaya pertanian, pembangunan ekonomi, penguatan kelembagaan
masyarakat perencana masyarakat, untuk melakukan penelitian dan menyusun
kegiatan-kegiatan yang akan memungkinkan keberlanjutan produksi pangan, sandang
dan energi untuk menjamin kelangsungan perikehidupan masyarakat. Kegiatan ini
dapat melalui misalnya penerapan pertanian organik, penerapan presisi pertanian,
kajian lahan yang paling menguntungkan untuk usaha-usaha pertanian, dan penilaian
evaluasi lahan untuk pengembangan komoditi pertanian yang memiliki sistem pasar
yang prospektif, penetapan lahan-lahan pertanian yang potensial untuk mendukung
ketahanan pangan allotting lahan pertanian untuk pengawetan untuk mengamankan
produksi pangan dan konservasi sumber daya lahan melalui kegiatan mengumpulkan,
mengelola, menganalisa, melaporan, dan sejumlah besar data terkait pertanian
berkelanjutan. Data tersebut tentunya akan membantu dalam merumuskan,
menemukan dan membangun praktek-praktek pertanian berkelanjutan.
Pakar dan pelaku pertanian memanfaatkan perangkat lunak GIS digunakan dalam
agribisnis pertanian untuk penerapan presisi pertanian, manajemen lahan, operasi
bisnis, dan banyak lagi aspek terkait dengan pertanian berlanjut. GIS menyediakan
sarana untuk pemahaman spasial melihat variabel yang mempengaruhi hasil panen,
erosi dan resiko kekeringan, dan peluang bisnis. Petani kini dapat mengakses data
pertanian online dari layanan pemerintah seperti penilaian tanah dari Pusat Penelitian
2
Tanah Indonesia, Kementrian Pertanian, data atau cuaca dan data iklim dari BMG
terutama terkait perubahan iklim dan mengintegrasikannya ke dalam proyek pemetaan
mereka. Hal ini dapat membantu kita dalam membuat keputusan dengan
memanfaatkan informasi tersebut membantu meningkatkan produksi dan mengurangi
biaya yang kita pertanggung jawabkan melalui praktek-praktek pertanian berkelanjutan.
Aspek server berbasis GIS memungkinkan berbagi data penting di seluruh dunia dan
menghemat waktu yang berharga dan sumber daya. Teknologi ArcGIS yang mobile
menyediakan sarana untuk mengakses dan mengumpulkan data yang relevan dalam
bidang pertanian untuk pengendalian hama, perlakuan terhadap manajemen tanah, dan
pengendalian gulma.Teknologi GIS juga dapat digunakan untuk mendukung
perencanaan berkelanjutan untuk praktek pertanian yang efisien. Contoh-contoh
pemanfaat GIS adalah digunakan untuk:
1. Memprediksi kondisi kekeringan.
2. Memonitor sumber daya air.
3. Visualisasikan data remote sensing.
4. Model data dari berbagai sumber.
5. Mengevaluasi dampak ekonomi dan lingkungan.
6. Berbagi data dan peta antar lembaga / institusi.
7. Mematuhi peraturan perencanaan dan pelaporan.
8. Mendidik dan menyarankan masyarakat melalui layanan online.
Dalam tugas ini mahasiswa diharapkan mengetahui bahwa para pakar dan pelaku
pertanian menggunakan untuk aspek kegiatan (1) pemantauan produksi dibidang
pertanian, (2) penilaian resiko usaha pertanian, (3) pengendalian hama dan penyakit,
(4) pemantuan budidaya pertanian, (5) presisi pertanian, (6) pengelolaan sumberdaya
air dan (7) kajian biodiversitas bentang lahan (kusus untuk biodiversitas lahan telah
dikuliahkan minggu ke 4 sehingga tidak diberikan pengantar di uraian berikut).
1. Pemantauan Produksi
GIS menawarkan kesempatan petani untuk meningkatkan produksi, mengurangi biaya
produksi, dan mengelola tanah mereka lebih efisien. Dari kegiatan pemetaan di
lapangan dapat digunakan untuk analisis ilmiah data produksi di kantor dinas pertanian
misalnya, GIS dapat membantu memberikan informasi perbedaan dalam produksi
pertanian sehingga dapat memberikan keputusan untuk:
1. Mengurangi biaya input pertanian seperti pupuk, bahan bakar, benih, tenaga
kerja, dan transportasi.
2. Meningkatkan keberlanjutan sistem produksi biomassa baru dan output
tambahan biogas, namun tetap mempertahankan keuntungan sistem pertanian
yang telah dijalankan.
2. Penilaian Risiko
Karena risiko keuangan selalu melekat dan terlibat dalam produksi pertanian, petani
dapat mengasuransikan tanaman terhadap potensi risiko gangguan fisik seperti
kekeringan, serangan hama danpenyakit, kebanjiran dll.
3
Perusahaan asuransi yang menanggung risiko ini menghitung biaya untuk membeli
asuransi berdasarkan tabel penilaian risiko yang dikembangkan oleh perusahaan
asuransi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkat asuransi
termasuk risiko fisik, serta sejarah klaim atas sebidang tanah tertentu dan manajemen
saat ini dari sistem pertanian yang berjalan, untuk menilai apakah praktik terbaik yang
digunakan, sehingga mengurangi risiko.
Dengan pendekatan ini, data serangan hama dan penyakit dapat cepat dikumpulan /
dianalisis / diproses dan distribusikan untuk menyediakan informasi petani dengan data
terkini tentang lokasi wabah hama, potensi risiko, dan rekomendasi untuk
pengendaliannya.
Karena pestisida menimbulkan potensi bahaya terhadap lingkungan, dinas pertanian
atau perusahaan harus hati-hati mengelola aplikasi pestisida untuk mencapai suatu
keseimbangan yang memadai antara kepentingan ekonomi masyarakat pertanian dan
kesehatan masyarakat yang lebih besar. Menyimpan informasi ini dalam GIS
memungkinkan para pengambil keputusan untuk:
1. Lebih baik mengelola proses permohonan izin.
2. Melakukan pemantauan kualitas air.
3. Menyelidiki peristiwa titik sumber pencemaran.
4
Peralatan opsional, seperti kamera digital, range finders, dan perangkat GPS, dapat
dengan mudah ditambahkan ke mobile GIS untuk meningkatkan kecanggihan
pengumpulan data.
5. Presisi Pertanian
Teknologi informasi telah membuat dampak besar pada pertanian, khususnya dengan
menggunakan Global Positioning System (GPS) dalam hubungannya dengan alat GIS.
Dengan mengintergrasikan GPS ke dalam praktek pertanian yang telah berjalan,
petani, peneliti, dan konsultan mampu meningkatkan ketepatan kegiatan budidaya
pertanian dengan menerapkan kegiatan budidayanya pada skala sub petak. Presisi
pertanian dan keterkaitannya dengan teknologi variable rate adalah hasilnya. Potensi
faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman dapat diidentifikasi, dipetakan, dan
digunakan untuk memberikan solusi pelaksanaan budidaya pertanian yang lebih
produktif.
Presisi tingkat lapangan membuka jalan untuk lebih baik mengelola keragaman
dibanding kegiatan sebelumnya, dimana sebelum dikenalkan presisi pertanian dalam
hal perawatan, kondisi lapangan itu biasanya dianggap homogen.
Presisi pertanian (PF) dan teknologi variable rate (VRT) menggunakan spasial
database dalam variabel bidang lingkungan hidup dan pengelolaan dengan tujuan
menyamakan penerapan input lapangan sekaligus memaksimalkan produksi di seluruh
lahan.
5
3. PENYUSUNAN LAPORAN
Hasil dari tugas ini disusun dalam bentuk laporan tertulis dan presentasi untuk
dikumpulkan kepada dosen / assisten dosen di kelas masing-masing dengan susunan
sebagai berikut (1) halaman Judul tugas dan penulisnya, (2) masing-masing satu
contoh tentang aplikasi GIS untuk kegiatan (a) pemantauan produksi dibidang
pertanian, (b) penilaian resiko usaha pertanian, (c) pengendalian hama dan penyakit,
(d) pemantuan budidaya pertanian, (e) presisi pertanian, (f) pengelolaan sumberdaya
air dan (g) kajian biodiversitas bentang lahan untuk kegiatan pertanian berlanjut ; (3)
penjelasan aplikasi tersebut terkait dengan dimana kegiatan tersebut dilakukan, pada
sistem pertanian yang bagaimana penerapkan GIS tersebut dilakukan, macam data
spatial apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun contoh tersebut, bagaimana
manfaat penerapan GIS tersebut dalam menjalankan sistem pertanian (4) Uraian
bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di salah satu sistem
pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian berlanjut, (5) Pembahasan Umum
dan Kesimpulan.
Kegiatan ini dilakukan secara individu oleh masing-masing mahasiswa yang
mengambil matakuliah Pertanian Berlanjut. Selain dibuat dalam bentuk laporan
makalah, tugas ini juga harus dipresentasikan pada saat kegiatan tutorial kelas (pada
minggu ke 5 perkuliahan (16-20 September 2019). Sedangkan untuk tugas laporan
dalam bentuk makalah dikumpulkan paling lambat 2 minggu sejak penugasan ke
asisten masing-masing.
6
4. KRITERIA PENILAIAN